Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam bidang farmasi zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan
berukuran kecil dan jarang yang berada dlam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan
obat padat mempunyi peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu
bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut. Dalam
pembuatan sediaan-sediaan seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering tentu
mempertimbangkan ukuran partikelnya. Ukuran partikel juga akan mempengaruhi
kecepatan disolusi atau kelarutan dari suatu sediaan obat sehingga efek yang akan
ditimbulkan dapat dengn cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama sangat
berpengaruh pada sediaan-sediaan obat yang mempunyai bentuk seperti, kapsul, tablet,
granul, atau sediaan lain yang bersifat padat.
Mikromeritika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
ukuran suatu partikel, yang mana ukuran partikel ini cukup kecil. Masalah seperti ukuran
partikel ini dalam bidang farmasi sangat diperhitungkan.
Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka mahasiswa farmasi
seharusnya memahami mengenai mikromeritik ini, termasuk cara-cara dalam melakukan
pengukuran ukuran partikel suatu zat.

B. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para mahasiswa
mengenai mikromeristika. Makalah ini juga dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Selain itu makalah bahasa indonesia ini untuk
memenuhi tugas farmasi fisika.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan mikromeritik?
2. Bagaimana ukuran partikel dan distribusi ukuran dalam mikromeritik?
3. Bagaimana bentuk partikel dan luas permukaan suatu zat dalam mikromeritik?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MIKROMERITIK


Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil.
Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran
luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah
ukuran diameter rata-rata.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh Della Valle yang
dinamakan “Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyyai sifat karakteristik yaitu partikel-
partikelnya tidak dapat dilihat dibawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari
emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan
mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau
granulat garam, ukurannya berada dalam jarak pengayakan.
                 Kisaran ukuran kira-kira dari partikel dalam farmasi terdapat dalam tabel 1.1

Tabel 1.1. Dimensi Partikel dalam Sistem Oispersi Farmasetik

Satuan ukuran partikel yang sering dipakai dalam mikromeritik adalah mikrometer, µm,
juga disebut mikron, dan µ sarna dengan 10-6 m. Jangan mencampuradukkan µm dengan mµ,
-9
yang terakhir ini adalah simbol untuk satu milimikron atau 10 m. Milimikron sekarang
paling umum dikatakan sebagai nanometer (nm).
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-
partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau perkiraan kisaran
ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari
sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut.

2
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab
ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap
efek fisiologisnya.

Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu


1. Menghitung luas permukaan
2. kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan
topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting
dalam farmasi. Sehingga luas permukaan dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti
pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu
obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara
oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet,
dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung pada  ukuran partikel
yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul,
pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan
pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini
harus mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik .

B.     UKURAN PARTIKEL DAN DISTRIBUSI UKURAN


Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (polidispers), dua sifat penting
yaitu :
1. Bentuk dan luas partikel
2. Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada dan karenanya luas
permukaan total
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dalam garis tengahnya. Tetapi,
begitu derajat ketidaksimetrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran
dalam garis tengah yang berrti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik
untuk suatu partikel. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah
buatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatanyang

3
mempunyai luas permukaan, volume dan garis tengah yang sama. Jadi garis tengah
permukaan / d3 adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang
sama seperti partikel yang diperiksa. Garis tengah suatu bulatan yang mempunyai volume
yang sama seperti partikel adalah garis tengh volume / dv.
Garis tengah yang diproyeksikan /dp adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai
luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang tegak lurus ke bidangnya yng
paling stabil. Ukuran tersebut bisa juga dinyatakan sebagai garis tengah  Stokes, dst, yaitu
garis tengah suatu bulatan yang mengalami sedimentasi pada laju yang sama seperti partikel
tidak simetris tersebut. Selalu jenis garis tengah yang digunakan mencerminkan metode yang
dipakai untuk memproleh garis tengah tersebut. Seperti akan terlihat kemudian, garis tengah
yang diproyeksikan didapatkan dengan teknik mikroskopik, sedang garis tengah Stokes
ditentukan dari penelitian sedimentasi pada partikel-partikel tersuspensi.
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-
partikel dengan ukuran yang sama ada di dalam sampel. Jadi kita perlu suatu perkiraan
kisaran ukuran yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel. Ini
adalah distribusi ukuran partikel, dan dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata
untuk sampel tersebut.
Ukuran Partikel Rata-rata, Misalkan kita telah melakukan suatu pemeriksaan
mikroskopik dari suatu sampel serbuk dan mencatat banyaknya partikel yang terletak dalam
berbagai kisaran ukuran. Data penentuan seperti itu ditunjukkan dalam table 5-2. Untuk
membandingkan harga ini dengan harga dari, katakanlah batch kedua dari bahan yang sama,
kita biasanya menghitung suatu garis tengah rata-rata sebagai dasar untuk perbandingan.
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
1. Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak
diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah
mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk
memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat
diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau
pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar
untuk diukur .
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua
dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang

4
bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini.
Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan
suatu perkiraan  yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu
dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu
dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena
adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi
dengan metode ini.
2. Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik
partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala
ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas
dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala
yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka  membentuk bahan halus (lolos). Partikel
yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan
tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui
penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada
setiap ayakan.
3. Dengan cara sedimentasi
Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks. Metode yang
digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode
hidrometer dan metode malance.
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang
lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran
koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar,
maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderately
coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu melalui
lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu
periode waktu tertentu ketika
diadakan pengadukan dan
biasanya pada alat pengaduk ayakan
secara mekanis.

5
C.     BENTUK PARTIKEL DAN LUAS PERMUKAAN
Pengetahuan mengenai bentuk partikel dan luas pemukaan sangat diperlukan. Bentuk
partikel mempengaruhi  aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk, juga mempunyai
beberapa pengaruh terhadap luas  permukaan. Luas permukaan per satuan berat atau
volume  merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika kita akan mempelajari
adsorpsi permukaan dan laju disolusi.
1. Bentuk Partikel
Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan volume. Makin tidak
simetris suatu partikel, makin besar luas permukaan per satuan volumenya. Seperti telah
dibicarakan sebelumnya, suatu partikel berbentuk bola diberi ciri sempurna dengan garis
tengahnya.  Jika partikel menjadi lebih tidak simetris, semakain sulit untuk menetapkan
garis tengah yang berarti bagi partikel tersebut. Oleh karena itu seperti telah kita lihat,
perlu sekali garis tengah bola ekuivalen dengan partikel tersebut. Adalah suatu hal yang
mudah untuk memperoleh luas permukaan atau volume dari suatu bola, karena untuk
partikel seperti itu :  luas permukaan =  d2    dan       volume =  d3 / 6   
Dimana d adalah garis tengah (diameter) partikel. Oleh karena itu luas permukaan
dan volume dari partikel bulat (berbentuk bola)  berbanding lurus dengan garis tengah
kuadrat (d2) dan garis tengah pangkat tiganya (d3). Namun demikian untuk mendapatkan
suatu perkiraan dari luas permukaan atau voume suatu partikel (atau sekumpulan partikel)
yang bentuknya tidak bulat, seseorang harus memilih suatu garis tengah yang merupakan
karakteristik dari partikel tersebut dab menghubunkan garis tengah ini dengan luas
permukaan atau volumenya, dengan menggunakan suatu faktor koreksi. Misalkan partikel-
partikel tersebut dilhat di bawah mikroskop, dan diingikan untuk menghitung luas
permukaan dan voume dari garis tengah yang diproyeksikan, dp, dari partikel tersebut.
Kuadrat atau pangkat tiga dari dimensi yang dipilih ini (dalam hal ini dp) berturut-turut

6
sebanding dengan luas permukaan dan volume. Dengan memakai konstanta perbandingan,
maka kita dapat menuliskan :
luas permukaan = sdp2 =  d  s2    
s adalah faktor luas permukaan dan Dimana ds adalah diameter permukaan
ekivalen (equivalent surface diameter)
2. Luas Permukaan Spesifik
Luas permukaan spesifik adalah luas permukaan per satuan volume (Sv) atau per
satuan berat (Sw)  dan bisa diturunkan dari persamaan (11) dan (12).
3. Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan
Luas permukaan suatu sampel serbuk dapat dihitung dari hasil distribusi ukuran
partikel yang diperoleh dengan menggunakan salah satu metode yang telah dibicarakan
diatas.Ada dua metode yang biasa digunakan untuk menghitung luas permukaan secara
langsung.
Metode pertama, didasarkan atas jumlah gas atau solut dari cairan yang diabsorpsi
pada sampel serbuk untuk membentuk lapisan tunggal (monolayer) yang merupakan
fungsi langsung dari luas permukaan.
Metode kedua berdasarkan pada kenyataan, bahwa kecepatan gas atau cairan
merembes (fermeasi) melalui suatu bentangan (bed) serbuk  yang berhubungan dengan
luas permukaan serbuk tersebut.
a. Ukuran pori
Bahan-bahan yang mempunyai luas spesifik tingi bisa mempunyai retakan-
retakan dan pori-pori yang mengabsorpsi gas dan uap, seperti air, ke dalam sela-
selanya. Serbuk obat yang relatif tidak larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang
cepat dalam medium air bergantung pada absorpsinya terhadap kelembaban atau udara.
Cara untuk mengukur pori yakni :
  Penggunaan aseton sehingga meningkatkan absorpsi air dan jumlah tempat untuk
serapan air.
   Menggunakan alat Permeabilitas udara sehingga dapat diperoleh garis tengah pori-
pori rata-rata dari tablet.
b. Sifat – sifat turunan serbuk
Telah dibicarakan sebelumya tertama berhubungan dengan distribusi ukuran dan
luas permukaan serbuk, ini merupakan dua sifat dasar dari tiap kmpulan partikel.

7
Sebagai tambahan pada dua sifat tersebut, ada banyak sifat turunan yang berhubungan
dengan farmasi, sebagai berikut :
 Porisitas
Misalkan suatu serbuk sebagai contoh zink oksid, ditempatkan dalam glas ukur
dan volume totalnya dicatat. Volume yang ditempatkan dikenal sebagai volume
bulk,Vb.  Jika serbuk tidak berpori, yakni tidak mempunyai pori-pori dalam (pori-
pori internal) atau ruang kapiler, voume serbuk bulk terdiri dari volume partikel-
partikel padat sebenarnya ditambah volume ruang antara partikel-partikel
tersebut.  Volume ruang tersebut dikenal sebagai volume rongga v, diberikan oleh
persamaan :  
v = Vb – Vp
Dimana Vp adalah volume sebenarnya dari partikel-partikel tersebut.
 Kerapatan Partikel
Kerapatan partikel-partikel dalam suatu keadaan tertentu dapat keras atau
lunak dan dalam keadaan ain kasar atau seperti spon, mk hendakya hati-hati dalam
menyatakan kerapatannya. Kerapatan secara universal didefinisikan sebagai bobot
per satuan volume. Kesukaran timbul jika seseorang mau menentukan volume
partikel yang mengandung “microscopic cracks”, pori-pori internal dan ruang-ruang
kapler.
Pada umumnya dapat didefinisikan tiga tipe kerapatan yaitu :
 kerapatan sesungguhnya dari bahanya sendiri tidak termasuk void-void dan pori-
pori interpartike yang lebih besar dari dimensi molekuler atau dimensi atomik di
dalm kisi-kisi kristal.
 Kerapatan granular seperti yang ditentukan dengan jalan pemindahan mercuri
yang tidak merembes pada tekanan-tekanan biasa didalam pori-pori yang lebih
kecil 10 mikron.
 Kerapatan bulk serbuk  seperti yang ditentkan dari volume bulk dn bobr suatu
serbuk kering di dalam gelas ukur silindris.
Bilamana zat padat tidak porous, maka kerapatan sesungguhnya dan kerapatan
granulya adalah identik dan dua-duanya dapat diperoleh dengan jalan
memindahkan helium atau zat cair seperti mercuri, benzena atau air.
c. Sifat alir Serbuk

8
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non-Newton yang menunjukkan aliran
plasik dan kadang-kadang aliran dilatan, diamana partikel-partikelnya dipengaruhi daya
tarik menarik sampai derajat yang bervariasi. Oleh karena itu serbuk bisa jadi mengalir
bebas (free-flowing) atau melekat. Neumann telah membicarakan faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat aliran dari serbuk. Terutama yang jelas adalah ukuran partikel,
porositas dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. Akan halnya partikel-partikel yang
relatif m), aliran partikel melalui lubang dihambatkecil (kurang dari 10 
karena gaya lekat (kohesif) antar partikel kurang lebih sama dengan gaya gravitasi.
Karena gaya gravitasi ini merupakan fungsi dari diameter pangkat tiga, maka pengaruh
gravitasi akan menjadi lebih jelas jika ukuran partikel bertambah sehingga terjadilah
aliran. Kecepatan alir maksimum dapat tercapai, kemudian berkurang jika ukuran
partikel mendekati ukuran lubang. Jika serbuk mengandung partikel-partikel kecil yang
jumlahnya cukup banyak, sifat alir serbuk itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan
“fines” atau mengabsorpsinya pada partikel-partikel yang lebih besar. Kadang-kadang
aliran yang jelek disebabkan adanya kelembaban, dalam hal ini pengeringan partikel
akan mengurangi sifat kohesifnya

9
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Mikromeritik adalah suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel yang
kecil.
2. Metode yang digunakan untuk menentukan ukuraan partikel adalah metode
mikroskopi optik, pengayakan,dan pengukuran volume partikel.
3. Sifat – sifat dari turunan serbuk diantaranya adalah porositas dan kerapatan partikel.

10
DAFTAR PUSTAKA

Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik jilid III. UI Press:Jakarta

http://arimjie.blogspot.com/2012/03/mikromeritik.html. diakses tanggal 5 April 2016

Ansel, Howard.1989.”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”. UI Press:Jakarta

http://iyanvalidasi.blogspot.com/2012/02/mikromeritik.html. diakses tanggal 5 April 2016

http://tutut-posangi.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-mikromeritik.html diakses
tanggal 5 April 2016

http://fitrirosdiana.blogspot.com/2010/12/mikromeritik.html diakses tanggal 5 April 2016

11

Anda mungkin juga menyukai