BAB I
PENDAHULUAN
(2002) telah disepakati luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang sehat, minimal
30% dari total luas kota secara keseluruhan. Hal ini telah diadopsi dalam Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 29 ayat 1 – 3 tentang Penataan Ruang dimana
ditetapkan bahwa luas RTH perkotaan minimal sebesar 30% dari luas kota
2011). Besaran 30% tersebut terdiri dari 20% untuk RTH Publik dan 10% untuk RTH
Privat. Pembagiannya terdiri dari jalur hijau jalan 6%, RTH Taman 12,5% dan RTH
fungsi tertentu 1,5%. Taman Pemakaman Umum adalah bagian dari RTH tertentu.
Kondisi yang ada RTH Publik yang dimiliki sebagai asset Pemerintah Kota
Medan misalnya saja untuk RTH Taman adala 0,08% (Dinas Pertamanan Kota
Medan, tahun 2010). Hal ini jauh dari luasan yang ditetapkan. Taman Pemakaman
Umum sebagai salah satu unsur Ruang Terbuka Hijau sama kedudukannya seperti
fasilitas umum dan sosial lainnya seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan yang
dll), dimana swasta atau masyarakat boleh ikut berperan dalam penyediaan tetapi
1
Universitas Sumatera Utara
18
selain memiliki fungsi sosial (fasilitas sosial) yaitu tempat memakamkan jenazah
yang kedua juga berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (fasilitas umum) untuk
peresapan air, mengurangi polusi udara, suara, penyerap panas dan penyerap
penduduk 2.121.053 jiwa pada akhir tahun 2009 (BPS Kota Medan, 2010)
berbanding lurus dengan angka kematian. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
tersebut telah diikuti dengan pertambahan fasilitas perumahan tetapi tidak diikuti
Pada tahun 2010 tercatat Kota Medan memiliki 9 (sembilan) lokasi Taman
Pemakaman Umum yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan dimana 8 (delapan)
Simalingkar B yang masih memiliki sisa lahan kosong. Disamping TPU terdapat 117
(seratus tujuh belas) lokasi Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) yang dikelola
oleh badan/yayasan (Data Musrenbang Dinas Pertamanan Kota Medan, tahun 2010).
Perlu ditegaskan disini antara TPU dan TPBU dimana TPU adalah pemakaman yang
dikelola oleh pemerintah dan TPBU adalah pemakaman yang dikelola oleh
masyarakat atau yayasan (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 1989
TPBU khususnya TPBU Muslim umumnya adalah hasil tanah wakaf yang
sudah puluhan tahun dan banyak yang sudah penuh. Pada makam hasil tanah wakaf
tersebut banyak ditemukan satu makam ditempati oleh lebih dari 1 jenazah yang
biasanya adalah makam kerabatnya terdahulu yang sudah berumur lebih dari 15
tahun (sistem tumpang). Satu kavling dengan kavling berikutnya tidak memiliki
jarak, tidak tertata dan pengunjung sangat sulit untuk berjiarah karena tidak adanya
lokasi bahwa karena adanya keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah masyarakat
secara swadaya membeli tanah untuk pemakaman di luar wilayah administrasi Kota
Medan. Kondisi ini sangat bertentangan dengan adanya kewajiban pemerintah untuk
penduduknya.
Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis mencoba
Perumusan masalah disusun atas dasar latar belakang yang ada. Adapun
1. Berapa luas TPU yang dibutuhkan saat ini maupun 20 tahun mendatang (tahun
4. Bagaimana contoh perhitungan luas TPU yang perlu ditambah sampai tahun
1. Menganalisis berapa luas TPU yang dibutuhkan saat ini maupun 20 tahun
TPU.
sampai tahun 2031 apabila luasan pemakaman TPBU yang tersisa masih
diperhitungkan?
1. Menemukan metode yang tepat secara alamiah dalam menentukan standard dan
Indonesia;
tempat pemakaman tetapi juga sebagai fungsi RTH yang sangat dibutuhkan bagi
daerah selain memenuhi kebutuhan yang berfungsi sosial bagi masyarakat juga
telah berupaya memenuhi RTH perkotaan yang ditetapkan minimal sebesar 30%
Medan dalam penelitian selanjutnya terutama dalam hal penentuan lokasi dengan