Anda di halaman 1dari 18

Pusat Makalah idris

MINGGU, 09 JANUARI 2011

MAKALAH TENTANG HUKUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi perubahan masyarakat perlu dikaji
dalam rangka mendorong terjadinya perubahan sosial. Pengaruh peranan hukum ini bisa bersifat
langsung dan tidak langsung atau signifikan atau tidak. Hukum memiliki pengaruh yang tidak langsung
dalam mendorong munculnya perubahan sosial pada pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu
yang berpengaruh langsung terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah
institusi pokok atau lembaga kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh langsung, yang
kemudian sering disebut hukum digunakan sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat.

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum
Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa
kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah
jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar
masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama
di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum
Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya
yang ada di wilayah Nusantara.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Pengertian Hukum

b. System peradilan nasional

c. Peranan Lembaga-Lembaga peradilan


C. Tujuan Makalah

Dengan adanya makalah ini, para mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami hal-hal di
bawah ini:

a. Mengetahui Pengertian Hukum

b. Mengetahui System peradilan nasional

c. Mengetahui Peranan Lembaga-Lembaga peradilan

BAB II

PEMBAHASAN

A. HUKUM

1. Pengertian Hukum

a. Prof. E. M Meyers

Hukum adalah aturan yang mengadung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku
manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melakukan tugasnya.

b. Drs. E. Utrres, S.H.

Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib masyarakat, oleh
karena itu harus ditaati oleh masyarakat

c. J. C. T. Simorangkir

Hukum adalah peraturan – peraturan yang bersifat memeaksa yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan – badan resmi yang berwajib dan pelanggaran
terhadap pereturan tadi berakibat diambilnya tindakan dengan hukum tertentu.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hokum adalah “ sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah
dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sangsi bagi pelanggarnya.
2. Ciri – Ciri Negara Hukum

a. Fridrich Julius Sthal

1. Adanya hak asasi manusia

2. Adanya trias politika

3. Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan.

b. A. V. Dicey

1. Supremasi hokum dalam arti tidak boleh ada kesewenang – wenangan sehingga seseorang bisa
dihukum jika melanggar hukum.

2. Kedudukan yang sama di depan hokum baik bagi masyarakat biasa ataupun pejabat.

3. Terjaminya hak – hak manusia oleh undang – undang dan keputusan – keputusan pengadilan.

3. Asas Hukum

a. Asas Hukum Umum

Asas Hukum Umum Adalah Asas yang berlaku pada seluruh bidang hukum, Misalnya :

1. Asas lex spesialis derogate generalis

2. Asas lex superior gerogat legi inferior

3. Asas lex posteriore derogate lex priori

4. Asas restitio in tintegrum

Seholten berpendapat mengenai lima asas hukum umum yang berlaku universal pada seluruh system
hukum yaitu asas kepribadian

b. Asas Hukum Khusus

Hukum khusus adalah hukum yang hanya berlaku pada lapangan hukum tertentu,misalnya:

1. Asas Pacta Sunt Servanda, abus de droit, dan konsesualisme, berlaku pada hukum perdata.

2. Asas praduga tak bersalah dean nebis in idem berlaku pada hukum pidana.
Seorang ahli filsafat Jerman bernama Gustav Radbruch mengemukakan bahwa suatu hukum memiliki
ide dasar hukum yang mencakup unsure keadilan, kemanfaatan, dan kepastian.

4. Tujuan Hukum

a. Prof . Soebekti, S. H. Tujuan hukum adalah menyelenggarakan keadilan dan ketertiban untuk
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan.

b. Prof. I. J. Apeldron Hukum bertujuan untuk mengatur pergaulan hidup secara damai.

c. Prof. Notohamidjoyo Hukum memiliki tiga tujuan yaitu :

1. Mendatangkan tata dan damai dalam masyarakat

2. Mewujutkan keadilan

3. Menjaga agar manusia diperlakukan, sebagai manusia.

Tujuan yang penting dan hakiki dari hukum adalah memamusiakan manusia, dalam hukum terdapat
teori tujuan hukum sebagai berikut :

a. Teori Etis, meneurut teori ini tujuan hukum adalah untuk mencapai keadilan.

b. Teori Utilitas, menurut teori ini tujuan hukum adalah memberikan faedah sebanyak – banyaknya
bagi masyarakat.

c. Campuran dari teori etis dan utilitas, menerut teori ini hukum bertujuan untuk memjaga ketertiban
dan untuk mencapai keadilan dalam masyarakat.

5. Penggolongan Hukum

a. Berdasarkan Bentuknya :

1. Hukum Tertulis

2. Hukum Tidak Tertulis

b. Berdasarkan Wilayah Berlaku :

1. Hukum Lokal

2. Hukum Nasional

3. Hukum Internasional

c. Berdasarkan Fungsinya :
1. Hukum Marerial

2. Hukum Formal

d. Berdasarkan Waktu Berlakunya :

1. Hukum Positif atau hukum yang berlaku sekarang

2. Hukum yang berlaku pada masa yang akan dating

3. Hukum antar waktu ( hukum trasitor )

e. Berdasarkan Isi Masalah :

1. Hukum Privat ( hukum sipil )

2. hukum Publik ( hukum Negara )

f. Berdasarkan Sumbernya :

1. Undang – undang

2. Kebiasaan

3. Traktat

4. Yurisprudensi.

6. Tata Urutan Perundang – undangan Negara Republik Indonesia

Tata Urutan Perundang – undangan Negara republic Indonesia diatur dalam ketetapan MPR
No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan yang
meliputi :

a. UUD 45

b. Tap. MPR RI

c. Undang – undang

d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang

e. Peraturan Pemerintah

f. Keputusan Presiden

g. Peraturan Daerah
7. Pengertian Sistim Hukum Nasional

Sistim hukum nasional adalah keseluruhan unsur – unsur hukum nasional yang saling berkait guna
mencapai tatanan sosial yang berkeadilan. Adapun sistim hukum meliputi dua bagian yaitu :

a. Stuktur Kelembagan Hukum

Sistim berserta mekanisme kelembagaan yang menopang Pembentukan dan Penyelenggaraan hukum di
Indonesia.

Sistim Kelembagan Hukum meliputi :

1. Lembaga – lembaga peradilan

2. Apatatur penyelenggaraan Hukum

3. Mekanisme penyelenggaraan hokum

4. Pengawasan pelaksanaan hokum

b. Materi Hukum yaitu Kaidah – kaidah yang dsituangkan dan dibakukan dalam persatuan hukum baik
yang tertulis ataupun yang tidak tertulis.

c. Budaya Hukum yaitu: Pembahasan mengenai budaya hukum meniti beratkan pada pembahasan
mengenai kesadaran hukum masyarakat.

B. Sistim Peradilan Nasional

Sistim Peradilan Nasioanl diartikan sebagai suatu keseluruhan kompenen Peradilan Nasioanal yang
meliputi pihak – pihak dalam proses peradilan, Hirerki Peradilan, maupun aspek – aspek yang bersifat
procedural dan saling berkaitan sedemkian rupa, sehingga terwujut kwadilan hukum.

Untuk mewujutkan tujuanya, seluruh komponen dalam system peradilan harus berfungsi dengan baik ,
adapun komponen tersebut meliputi :

1. Materi Hukum Marterial dan Formal ( Hukum Acara )

Hukum material adalah hukum yang berisi tentang perintah dan larangan,. Sedangkan hukum formal
adalah hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan mempertahankan hukum material.

2. Prosedur Peradilan ( Komponen yang bersifat Prosedural )

Yaitu bagaimana proses pengajuan perkara mulai dari penyelidikan – penyelidikan penuntutan sampai
pada pemeriksaan di siding pengadilan. Prosedur pengadilan yang berlaku meliputi :
a. Penyelidikan

b. Penyidikan

c. Penuntutan

d. Mengadili

Secara umum peranan lembaga peradilan adalah menerima, memaksa, dan sekaligus memutuskan
suatu perkara di sidang pengadilan dalam rangka untuk menegakkan hukum dan keadilan.

3. Budaya Hukum

Komponen yang sangat penting dan menentukan tegaknya keadilan adalah kesadaran hokum

4. Hierarki Kelembagaan Peradilan

Susunan lembaga perradilan yang secara hierarki memiliki fungsi dan kewenangan peradilan masing –
masing.

C. Peranan Lembaga – Lembaga Peradilan

Lembaga – lembaga kekuasaan kehakiman yang berada di Indonesia

1. Mahkamah Agung ( MA )

MA adalah lembaga Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan pengadilan yang dalam
melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah atau pengaruh – pengauruh lain.

Susunam MA terdiri dari Pimpinan, Hakikm Anggota ( hakim agung) panitera dan seorang sekretaris.

MA berwenang memeriksa dan memutuskan :

· Permohonan kasasi.

· Sengketa tenyang kewenangan mengadili.

· Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memeperoleh kekuatan hokum
yang tetap.

2. Mahkamah Konstitusi ( MK )

MK adalah salah satu badan negara yang melakukan kekuassan kehakiman yang merdeka, untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan kedilan. Kedudukan MK adalah di Ibu Kota
Negara Republik Indonesia.

Wewenang MK menurut UU No. 24 Tahun 2003 adalah :


1. Menguji Undang – Undang terhadap undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

2. Memutus sengketa kewenagan lembaga negara yang kewenanganya diberikan oleh Undang –
Undang Dasar Republik Indonsia Tahun 1945

3. Memutus pembubaran partai politik

4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum

5. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan / Wakil Prtesiden diduga telah
melakukan pelanggaran hukum.

Prinsip dari kewenangan Makamah Konstitusi adalah cheks and balances yang menempatkan semua
lembaga dalam kedudukan setara.

3. Komisi Yudisial ( KY )

Tujuan dari pembentukan komisi Yudiasial adalah dalam rangka mewujudkan lembaga peradilan dan
lembaga penegak hukum dan lainya yang mandiri, bebeas dari pengaruh penguasa ataupun pihak lain,
KY berkedudukan di Ibu Kota Negara RI.

Wewenang Komisi Yudisial adalah :

1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR

2. Menegakkan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim diseluruh lingkungan peradilan.

KY mempunyai tugas melekukan pengawasan terhadap perilaku hakim. Tugas pengawasan tersebut
meliputi :

a. Menerima laporan masyarakat mengenai perilaku hakim

b. Meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan tentang perilaku hakim.

c. Memeriksa pelanggaran perilaku hakim yang diduga melangggar kode etik perilaku hakim.

d. Memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode etik perilaku hakim.

e. Membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi yang akan disampaikan kepada MA
dan / MK yang terdasar disampaikan kepada presiden dan DPR.

4. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah salah satu pelaku penguasaan bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pengadilan Negeri

Pengadilan negeri kedudukanya di kota madya atau di ibu kota kabupaten, adapun susunan Pengadilan
Negeri terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita,. Pengadilan Negeri
bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di
tingakat pertama.

b. Pengadilan Tinggi

Merupakan pengadilan tinggi banding yang berkedudukan di ibu kota provinsi, dan daerah yang
hukumnya meliputi wilayah provinsi. Susunan Pengadilan Tinggi meliputi Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, dan Sekretaris, Adapun tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi adalah :

1. Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding.

2. Mengadili di tingkat pertama terahkir mengenai sengketa kewenangan mengadili antar pengadilan
negeri di wilayah hukumnya.

3. Menjaga jalanya pengadilan di tingkat Pengadilan Negeri agar peradilan diselenggarakan dengan
seksama dan sewajarnya.

4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah
bil;a diminta.

5. Tugas atau kewenangan berdasarkan undang – undang.

Ketua Pengadilan juga bertugas mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakm,
panitera, sekretaris dan jurusita di daerah hukumya.

5. Peradilan Agama

Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam. Pengadilan Agama terdapat di setiap
ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi. Susunan
Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita.
Sedangkan susunan PENGADILAN Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan
Sekretaris. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :

· Perkawinan

· Kewarisan,wasiat dan hibah yang di lakukan berdasarkan hokum Islam

· Wakaf dan sodakoh


Tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Agama adalah :

· Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding.

· Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama
di daerah hukumnya.

· Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang
hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

6. Peradilan Militer

Dalam peradilan militer pengadilan adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan militer. Peradilan militer merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman di
lingkungan Angkata Bersenjata untuk menegakkan hukum dan keadilan dengan memperhatikan
kepentinga penyelenggara pertahanan keamanan Negara.

7. Peradilan Tata Usaha Negara

Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul
dalam tata usaha negara antara orang /badan hukum perdata dengan badan / pejabat tata usaha negara
baik di pusat maupun daerah. Dan yang dimaksud dengan tata usaha Negara adalah administrasi Negara
yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun
daerah.Pengadilan tata usaha Negara

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa
dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan untuk mengatur ketentraman
dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat
dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar hokum. Selain masyarakat pemerintahpun juga harus sadar
hokum. Maka tercapailah ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran
hokum yang terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili
masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejaba
Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam. Pengadilan Agama terdapat di setiap
ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi. Susunan
Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita.
Sedangkan susunan PENGADILAN Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan
Sekretaris. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam

Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul
dalam tata usaha negara antara orang /badan hukum perdata dengan badan / pejabat tata usaha negara
baik di pusat maupun daerah. Dan yang dimaksud dengan tata usaha

Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Pengadilan tata usaha Negara merupakan pengadilan
tingkat pertama dan pengadilan tinggi tata usaha negara merupakan pengadilan tingkat banding.

B. Saran-Saran.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan untuk dapat menambah
pengetahuan dalam hal ini system hokum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Dan juga penulis mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyesunan makalah berikutnya yang lebih sempurnah lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Septina Damayanti, SPd. dan Siti Nurjanah, SPd. Kreatif, Jawa Tengah Viva Pakarindo

Abdulkarim Aim, Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA, Bandung : Grafindo Media Pratama,
2006

http://www.sanancity.co.cc/2010/06/tugas-pkn-sistem-hukum-dan-peradilan.html
MAKALAH

SISTEM HUKUM DAN LEMBAGA PERADILAN


Di Susun Oleh
NAMA : KURNIA

NIM : 002 10 023

JURUSAN : KESMAS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES BARAMULI PINRANG

JURUSAN KESMAS

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan salah satu tuntutan kampus yaitu menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “
SISTEM HUKUM DAN LEMBAGA PERADILAN “

Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada Pembina atas segala sumbangsinya baik
yang berupa moral maupun material sehingga tugas ini dapat hadir dikalangan para mahasiswa pada
khususnya, semoga allah memberikan pahala yang berlipat ganda amin.

Saya yakin bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik/saran dari pembaca sangat saya
harapkan, pada akhirnya permohonan maaf atas segala keterbatasan, kekurangan dan kesalahan saya
dalam penyusunan makalah ini.

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1. Latar Masalah .................................................................................. 1

2. Rumusan Masalah............................................................................ 2

3. Tujuan Makalah .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3

1. Hukum............................................................................................ 3

2. Sistem Peradilan Nasioanal............................................................. 8

3. Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan.............................................. 9

BAB III Penutup........................................................................................... 14

1. Kesimpulan..................................................................................... 14

2. Saran-Saran..................................................................................... 15

Daftar Pustaka

pusat makalah di 20.19

Berbagi

10 komentar:

Unknown20 Juni 2014 15.42


Thaks gan... :)

Membantu bngt .. :)

Balas

Anonim14 Agustus 2014 05.29

thank's banget bang.. :)

Balas

Selens Seren30 Oktober 2015 22.28

Agen Judi | Agen Bola | Agen Sbobet

Agen Sbobet

Agen Judi

Agen Bola

Agen Judi Online

Agen Casino

Prediksi Bola

Agen Tangkas

Agen Poker

Agen IBCBET

Agen 1sCasino

Balas
Baher Lincoln14 Desember 2015 18.54

TQ.

Balas

donny19 April 2016 22.55

bagus sekali artikelnya dan bermanfaat

Sosialisasi BERAKSI 2016

Balas

Unknown4 Mei 2016 00.00

menarik kunjungi juga

Dep. Perdata FH UII Selenggarakan Kuliah Umum Hadapi MEA Soal Perlindungan Konsumen

Balas

Unknown18 Desember 2017 02.03

Terima kasih

Kunjungi

Balas
Unknown30 Agustus 2018 00.54

Makalah ini kurang lengkap

Balas

Unknown22 Oktober 2019 03.31

terima kasih

Balas

Unknown22 Oktober 2019 03.31

Makalah atletik

Makalah Tugas Mandiri PPKN

Balas

Beranda

Lihat versi web

MENGENAI SAYA

pusat makalah

Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai