Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH


4.1 Dasar Teori
Berat jenis (specific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai
perbandingan berat volume butiran padat (V s ) dengan berat volume air (
V w ).
Vs
Gs =
Vw
Gs tidak berdimensi, Meskipun begitu terdapat kisaran besar dalam kisaran
kerapatan mineral tanah, gambaran untuk kebanyakan tanah mineral biasanya
bervariasi antara batas yang sempit yaitu antara 2,60 sampai 2,75 gram
persentimeter kubik. Nilai-nilai berat jenis dan berbagai jenis tanah diberikan
dalam tabel 2.3 (Hardiyatmo, 2006).
Tabel 4.1. Berat Jenis Dari Beberapa Jenis Tanah
Macam Tanah Berat Jenis (Gs)
Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65-2,68
Lanau anorganik 2,62-2,68
Lempung organik 2,58-2,65
Lempung anorganik 2,68-2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25-1,80
Sumber : Hardiyatmo (2006)

4.2 Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah


dengan menggunakan tanah yang dimasukan air tertentu pada pikrometer.

4.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan


Batas-batas Atterberg dilaksanakan pada :
Tempat : Lab. Geoteknik Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Palangka Raya.
Hari/Tanggal : Senin - Selasa, 18 - 19 Februari 2021
Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
4.4 Alat Dan Bahan
4.4.1 Alat
Berikut adalah beberapa peralatan yang digunakan dalam
Pemeriksaan Berat Jenis Tanah, antara lain:
1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur
dengan kapasitas minimum 50 ml.
2. Oven yang suhunya dapat konstan 1050 - 1150.
3. Neraca dengan ketelitian 0,10 gram.
4. Pompa hampa undara (vacum, 1-1 ½ PK) atau tungku listrik
(kopplate).
5. Termometer ukuran 0 – 500C dengan ketelitian 10C.
6. Saringan No.4, No.10, No.40 beserta penadahnya.

Gambar 4.1 Piknometer Gambar 4.2 Oven Laboratorium

4.4.2 Bahan
1. Contoh tanah dari daerah Kecamatan Tumbang Rungan
Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Air
4.5 Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan benda uji
a. Bahan yang diuji, disaring dengan saringan No.4 dan penadah.
b. Benda uji dikeringkan pada temperatur 1050 – 1150C dan didinginkan
dalam desikator. Benda uji dibuat sebanyak 2 sample.
2. Pelaksanaan pemeriksaan
a. Dengan air suling piknometer dicuci dan dikeringkan,kemudian
ditimbang piknometer kosong dan tutupnya (W ₁).
b. Benda uji (contoh tanah kering) dimasukkan ke dalam piknometer dan
ditimbang bersama tutupnya (W 2 ).
c. Air suling dituangkan 2/3 piknometer. Untuk bahan yang mengandung
lempung benda uji direndam minimal 24 jam.
d. Isi piknometer dididihkan dengan hati-hati selama minimal 10 menit,
dan botol piknometer dikeringkan. Sekali-kali air ditambahkan
secukupnya untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang
tersekap.
e. Tekanan udara diperiksa di dalam piknometer tidak boleh dibawah 110
mmHg.
f. Piknometer diisi dengan air suling dan dibiarkan untuk mencapai suhu
konstan. Piknometer ditutup, kemudian dikeringkan bagian luarnya dan
ditimbang (W 3 ) sekaligus ukur suhu piknometer dengan ketelitian 10C.
g. Piknometer dikosongkan dan dibersihkan.Piknometer diisi dengan air
suling yang suhunya sama, dengan ketelitian 10C dan tutupnya
dipasang. Bagian luarnya dikeringkan, kemudian ditimbang dan
dikoreksi terhadap suhunya (W 4).
h. Langkah prosedur diatas diulangi untuk benda uji yang lain dengan
bahan (sampel) yang sama.
4.6 Rumus Perhitungan
4.6.1 Rumus
Dari uraian tersebut diatas, dapat dirumuskan bahwa dalam
pemeriksaan berat jenis tanah, dihitung dengan:
W 2−W ₁
Berat jenis Gs= x Faktor Koreksi dan Suhu
( W 4−W 1 )−(W 3−W 2)
W 4=W 25 ×k
Dimana :
Gs = Berat jenis
W₁ = Berat piknometer (gram)
W2 = Berat tanah basah + berat benda uji (gram)
W3 = Berat tanah kering + berat benda uji + air (gram)
W4 = Berat piknometer + air (gram)
W 25 = Berat piknometer + air pada suhu 25º C
k = Faktor koreksi pada suhu 28º (0,9992)

Apabila hasil pemeriksaan jauh berbeda lebih dari 0,03


pemeriksaan harus diulang.
1. Diambil harga rata-rata dari kedua pemeriksaan tersebut.
2. Untuk memenuhi faktor koreksi dan suhu dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2 Faktor Koreksi dan Suhu
T 18 19 20 21 22 23 24
K 1,0016 1,0014 1,0012 1,0010 1,0010 1,0005 1,0003

T 25 26 27 28 29 30 31
K 1,0000 0,9997 0,9995 0,9992 0,9989 0,9986 0,9983
Sumber : Hardiyatmo (2006)

4.6.2 Perhitungan
1. Gs Sampel 1
99,35−73,74 gr
=2,54 3
( 219,51−73,74 ) −(235,03−99,35) cm
2. Gs Sampel 2
90,04−70,45 gr
=2,61 3
( 216,35−70,45 )−(228,45−90,04) cm
3. Gs Sampel 3
98,23−73,12 gr
=2,68 3
( 219,33−73,12 )−(235,09−98,23) cm
4.7 Hasil Dan Pembahasan
4.7.1 Hasil
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Berat Jenis Tanah

Sumber : Praktikum Berat Jenis Tanah di Lab. Geoteknik Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
4.7.2 Pembahasan
Perhitungan berat jenis dilakuakan menggunakan 2
piknometer, pada pengujian piknometer I diperoleh hasil sebesar
2,54, pada pengujian piknometer II diperoleh hasil sebesar 2,61,
dan pada pengujian piknometer III diperoleh hasil sebesar 2,68.
Sehingga didapatkan nilai berat jenis rata-rata sebesar 2,61.

Anda mungkin juga menyukai