LP Waham Budi
LP Waham Budi
KEPERAWATAN JIWA
DENGAN WAHAM
NPM : 204291517008
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
1
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
(Direja, 2011).
internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu
keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan
realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul
perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya
ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain. Waham merupakan bagian dari
gangguan orientasi realita pada isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham
dalam hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan
perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan
2
2. Rentang respon
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Pikiran kadang Gangguan proses
Persepsi akurat menyimpang illusi pikir: Waham
Emosi konsisten Reaksi emosional Halusinasi
dengan pengalaman berlebihan dan Kerusakan emosi
Perilaku sosial kurang Perilaku tidak sesuai
3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi
a. Biologi
` Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas otak yang
menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru mulai dipahami, ini
luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area frontal, temporal dan limbik
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang diadopsi
mempunyai angka kejadian yang tinggi pada skizofrenia dari pada pasangan saudara
kandung yang tidak identik penelitian genetik terakhir memfokuskan pada pemotongan
gen dalam keluarga dimana terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi.
b. Psikologi
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang
jiwa profesional).
c. Sosial budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan gangguan
psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.Seseorang yang merasa
4. Faktor presipitasi
Faktor Presipitasi
a. Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang maladaptif termasuk:
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan
c. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan episode
baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon neurobiologik yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu
(Direja, 2011).
5. Manifestasi klinis/tanda gejala
Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain melakukan
percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif, gelisah, tidak biasa diam,
tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada gangguan eliminasi, merasa cemas,
takut. Kadang-kadang panik perasaan bahwa lingkungan sudah berubah pada klien
depersonalisasi (Stuart,2007).
6. Psikodinamika
7. Mekanisme koping
Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri
3. Menarik diri
8. Sumber koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat
berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping
dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua
harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan
koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber
keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup,
ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan
secara berkesinambungan.
9. Penatalaksanaan umum
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) penanganan pasien dengan gangguan
jiwa waham antara lain:
1) Psikofarmalogi
a) Litium karbonat Jenis litium yang paling sering digunakan untuk
mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian litium sitial. Litium masih
efektif dalam menstabilkan mood pasien dengan gangguan bipolar. Gejala hilang
dalam jangka waktu 1-3 minggu setelah minum obat litium, obat ini juga
digunakan untuk mencegah atau mengurangi intensitas serangan ulang pasien
bipolar dengan riwayat mania.
b) Haloperidol Merupakan obat antipsikotik pertama dari turunan
butirofenol. Mekanisme kerjanya yang pasti tidak diketahui. Haloperidol efektif
untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat pada anak-anak yang sering
membangkang dan eksplosif. Haloperidol juga efektif untuk pengobatan jangka
pendek, pada anak yang hiperaktif juga melibatkan aktivitas motoric berlebih
disertai kelainan 18 tingkah laku, seperti : impulsive, sulit memusatkan
perhatian, agresif, suasana hati yang labil dan tidak tahan frustasi.
c) Karbamazepin Karbamazepin terbukti efektif, dalam pengobatan kejang
psikomotor, serta neuralgi trigeminal. Karbamazepin secara kimiawi tidak
berhubungan dengan obat antikolvusan lain maupun obat-obat lain yang
digunakan untuk mengobati nyeri pada neuralgi trigeminal.
2) Pasien hiperaktif atau agitasi anti psikotik low potensial
Penatalaksanaan ini berarti mengurangi dan menghentikan agitasi untuk
pengamanan pasien. Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat anti psikotik
untuk pasien waham.
a) Antipsikosis atipikal (olanzapine, risperidone) pilihan awal Risperidone
table 1 mg, 2 mg, 3 mg atau Clozapine tablet 25 mg, 100 mg.
b) Tipikal (Chlorpromazine, haloperidol), chlorpromazine 25-100 mg,
efektif untuk menghilangkan gejala positif.
3) Penarikan diri high potensial Selama seorang mengalami waham, dia
cenderung menarik diri dari pergaulan dengan orang lain dan cenderung asyik
dengan dunianya sendiri (khayalan dan pikirannya sendiri). Oleh karena itu,
salah satu penatalaksanaannya ditekankan pada gejala dari waham itu sendiri,
yaitu gejala penarikan diri yang berkaitan dengan kecanduan morfin biasanya
dialami sesaat sebelum waktu yang dijadwalkan berikutnya, penarikan diri dari
lingkungan sosial. 19
4) ECT tipe katatonik Electro Convulsive Terapi (ECT) adalah sebuah
prosedur dimana arus listrik melewati otak untuk memicu kejang singkat. Hal ini
tampaknya menyebabkan perubahan dalam kimiawi otak yang dapat mengurangi
gejala penyebab mental tertentu, seperti skizofrenia katatonik. ECT bisa menjadi
pilihan jika gejala yang parah atau jika obat-obatan tidak membantu meredakan
katatonik episode.
5) Psikoterapi Walaupun obat-obatan penting untuk mengatasi pasien
waham, namun psikoterapi juga penting. Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk
semua orang, terutama jika gejala terlalu berat untuk terlibat dalam proses terapi
yang memerlukan komunikasi dua arah. Yang termasuk dalam psikoterapi
adalah terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi suportif.
2. Waham
3. Menarik Diri
1. Waham Curiga
2. Menarik diri.
Menarik diri merupakan salah satu pohon masalah dari Waham : Curiga, yaitu akibat dari Waham curiga. Dimana seseorang yang
sudah mengalami Waham Curiga, kemungkinan besar bisa terjadi Menarik diri. Berikut rencana asuhan keperawatan menarik
diri :
Tgl Dx.keperawata
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
2. Menarik diri TUM : Setelah 1 x interaksi pasien menunjukkan 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan : 1.1 Membina hubungan
Pasien dapat tanda-tanda percaya kepada / terhadap a. Beri salam setiap berinteraksi saling percaya.
berinteraksi perawat : b. Perkenalkan nama, nama Kontak yang jujur,
dengan orang singkat, konsisten
lain 1. Wajahcerah, tersenyum panggilan perawat dan tujuan dengan perawat
perawat berkenalan dapat membantu
TUK : 2. Mau berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama klien membina
1.Pasien dapat 3. Adakontakmata kesukaan pasien kembali interaksi
membina penuh percaya
4. Bersediamenceritakanperasaan d. Tunjukkan sikap jujur dan
hubungan saling dengan orang lain.
menepati janji setiap kali
percaya. 5. Bersediamengungkapkanmasalah berinteraksi
e. Tanyakan perasaan pasien dan
masalah yang dihadapi pasien
f. Buat kontak interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien
Lingkungan perawatan mengintegrasikan klien
c. Apa yang membuat pasien dekat kembali kedalam jaringan
dengan orang tersebut sosial
a. Pengertianmenarikdiri
b. Tandadangejalamenarikdiri
c. Penyebabdanakibatmenarikdiri
d. Cara merawat pasien menarik
diri
e. Latihkeluarga cara
merawatpasien menarikdiri.
f. Tanyakanperasaankeluargasetela
hmencoba cara yang dilatihkan
g. Beri motivasi keluarga agar
membantu pasien untuk
bersosialisasi
h. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat pasien
dirumah sakit.
Harga Diri Rendah merupakan penyebab terjadinya Waham Curiga. Berikut intervensi dari harga diri rendah .
keperawatan
3. Harga diri rendah TUM : 1.1 Klien dapat 1.1 Bina hubungan saling percaya : 1.1 Hubungan saling percaya
Klien dapat melakukan mengungkapkan a. Sapa klien dengan ramah, baik akan menimbulkan
hubungan sosial secara perasaanya verbal maupun nonverbal kepercayaan klien pada
bertahap. perawat sehingga akan
1.2 Ekspresi wajah b. Perkenalkan diri dengan sopan memudahkan dalam
TUK : bersahabat pelaksanaan tindakan
c. Tanya nama lengkap klien dan nama
1.Klien dapat membina 1.3 Ada kontak mata panggilan yang disukai klien selanjutnya.
hubungan saling
percaya. 1.4 Menunjukkan rasa d. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
senang menepati janji
2.Klien dapat
mengidentifikasi 1.5 Mau berjabat tangan e. Tunjukkan sikap empati dan
kemampuan dan aspek menerima klien apa adanya
1.6 Klien mau
positif yang dimiliki. 1.2 Beri kesempatan untuk
mengutarakan masalah mengungkapkan perasaanya
yang dihadapi
3.Klien dapat menilai
tentang penyakit yang dideritanya
kemampuan yang dapat
digunakan. 4.Klien 1.3 Sediakan waktu untuk
dapat menetapkan dan mendengarkan klien
merencanakan kegiatan
sesuai dengan 1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah
kemampuan yang seorang yang berharga dan
dimiliki. bertanggungjawab serta mampu
menolong dirinya sendiri.
5.Klien dapat
melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
6.Klien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
2.1 Klien mampu 2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek 2.1 Pujian akan
mempertahankan aspek positif yang dimiliki kllien dan meningkatkan harga diri
yang positif. beri pujian / reinforcement atas klien.
kemampuan mengungkapkan
perasaannya
2.2 Saat bertemu klien, hindarkan
memberi penilaian negatif.
Utamakan memberi pujian yang
realistis.
3.1 Kebutuhan klien 3.2 Diskusikan juga kemampuan yang 3.1 Peningkatan kemampuan
terpenuhi dapat dilanjutkan penggunaan di mendorong klien untuk
rumah sakit dan di rumah nanti. mandiri.
1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan
waham.
Tujuan umum : Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus :
Tindakan :
Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat
ini yang realistis.
Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya
saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih
benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan
waham yang ada.
Tindakan :
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan
waktu).
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
2. Diagnosa 2: Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.
Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran
Tujuan khusus :
Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan kriteria
evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.
Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan
orang lain.
a. Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat
mengenali tanda-tanda menarik diri.
Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga
memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama penyebab
prilaku menarik diri.
Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku menarik diri dapat
membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang dilakukan.
c. Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian bila tidak mau berhubungan dengan orang lain.
Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau berhubungan
dengan orang lain.