Anda di halaman 1dari 22

Contoh Kasus

Aggregat yang menjadi fokus intervensi yaitu siswa kelas 4-5 di SD swasta di
wilayah Cisalak Pasar meliputi SD Bright Kiddie, SD Lentera Insan dan SD
Istiqomah yang berjumlah ± 77 siswa. Hasil pengkajian mengenai PHBS siswa
didapatkan pengetahuan siswa tentang PHBS yang dikategorikan kurang mencapai
53%, sikap kurang dalam ber-PHBS 53,5%, dan perilaku kurang baik dalam ber-
PHBS mencapai 55,5%. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
belum melakukan PHBS dengan baik. Pengetahuan tentang PHBS yang rendah
mengakibatkan sikap dan PHBS siswa juga rendah. Hasil pengisian kuesioner
menunjukkan bahwa PHBS yang paling rendah yaitu mengukur berat badan dan
tinggi badan setiap bulan hanya 37,2% siswa yang melakukannya, selanjutnya adalah
kebiasaan mencuci tangan hanya 55,1%, kemudian memelihara rambut bersih dan
rapi 61,5%, memakai pakaian bersih dan rapi 64,1%, menggunakan jamban bersih
dan sehat 65,4%, memelihara kuku pendek dan rapi 75,6%, berolahraga teratur dan
terukur minimal 2-3x/minggu hanya 79,5% dan memakai sepatu bersih dan rapi
80,8%.

Kejadian penyakit siswa dalam 3 bulan terakhir didominasi oleh ISPA sejumlah
68,8%, sakit gigi 32,5%, ketombe/kutu rambut 32,5%, panas atau demam 28,6%,
gatal pada kulit 18,2%, diare 16,9%, cacingan 9,1% dan thypoid fever 3,9%.. Data
tersebut selaras dengan data Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2014 diketahui
bahwa pola penyakit terbanyak pasien rawat jalan di RS menurut golongan umur 5-
14 tahun adalah ISPA sebesar 32,8%, dermatitis 11%, dan thypoid 4,5%. Sedangkan
pola penyakit pasien rawat inap RS pada golongan umur 5-14 tahun terbanyak adalah
DHF 40%, Thypoid fever 31,7%, gastroenteritis 4,4%, dan ISPA 4,3%.

Hasil observasi terhadap PHBS siswa diketahui bahwa terdapat 6 dari 10 siswa yang
langsung memakan bekal atau makanan yang dibelinya di sekitar sekolah tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan, tampak sekitar 10 siswi tidak
mengikuti kegiatan olahraga ketika jam olahraga melainkan berkumpul dan jalan-
jalan di sekitar sekolah, terdapat sekitar 10 siswa yang sedang bermain bola di
lapangan ketika jam olahraga, sisanya jajan di sekitar lapangan olahraga, duduk-
duduk, dan bermain.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 siswa terkait motivasi dalam melakukan
PHBS didapatkan bahwa 6 dari 10 siswa menyatakan malas melakukan beberapa
kegiatan PHBS kecuali kalau dipaksa atau dimarahi oleh orang tua. Selain itu 8 dari
10 siswa mengatakan paham tentang beberapa tindakan PHBS seperti mencuci
tangan, membuang sampah, menggosok gigi namun tidak dilaksanakan dengan baik,
6 dari 10 siswa menyatakan jarang mencuci rambut dan kurang memperhatikan
kebersihan kuku, 8 dari 10 siswa menyatakan menggosok gigi dilakukan saat mandi
saja, sedangkan setelah makan atau sebelum tidur jarang dilakukan, 8 dari 10 siswa
menyatakan olahraga hanya dilakukan ketika jam olahraga di sekolah, selebihnya
jarang dilakukan di rumah. Anak-anak lebih suka bermalas-malasan, terbukti dari 10
siswa yang diwawancara, semuanya menyatakan bermain game online hampir setiap
hari dan menggunakan internet kurang lebih 3-4 jam/hari sehingga aktivitas siswa
rata-rata hanya duduk, mengakses internet, tidur, dan bermain bersama teman.

Data mengenai lingkungan sekolah didapatkan bahwa fasilitas cuci tangan di SD


Bright Kiddie dan SD Lentera Insan sudah tersedia meliputi wastafel air bersih,
sabun cair cuci tangan dan handuk untuk mengeringkan, sedangkan di SD Istiqomah
belum tersedia fasilitas cuci tangan. Terdapat ruang UKS di SD Bright Kiddie dan
SD Lentera Insan, sedangkan SD Istiqomah belum memiliki ruang UKS. Sarana dan
prasarana yang tersedia di ruang UKS meliputi: 1 Kotak obat, 1 Tensimeter, 1 tempat
tidur, poster, 1 buku pencatatan, 1 snellen chart, 1 timbangan BB, 1 Pengukur TB.

Terkait dengan keterlibatan komunitas, dari hasil wawancara dengan guru didapatkan
bahwa kegiatan UKS yang berjalan yaitu penjaringan, imunisasi dari Puskesmas,
pemeriksaan TB & BB oleh guru tiap semester, penyuluhan ketika ada kunjungan
dari Puskesmas. Wawancara dengan PJ UKS Puskesmas didapatkan hasil bahwa
kendala PJ UKS dalam menjalankan program UKS adalah keterbatasan SDM di
Puskesmas untuk menangani masalah kesehatan siswa, anggaran program untuk
siswa difokuskan hanya untuk kegiatan penjaringan, pelatihan dokter kecil sudah
pernah dilakukan meskipun tidak secara berkala, tindak lanjut hasil penjaringan
siswa salah satunya rujukan namun saat ini belum berjalan.
Analisis Masalah
Data Masalah
Survey: Perilaku kesehatan
1. Pengetahuan siswa tentang PHBS 53% kurang, sikap PHBS siswa 53,5% kurang baik, dan perilaku PHBS siswa 55,5% kurang baik. cenderung berisiko pada
2. Ditemukan keluhan kesehatan tiga bulan terakhir meliputi batuk, flu sejumlah 68,8%, sakit gigi 32,5%, ketombe/kutu rambut 32,5%, demam sebesar siswa SD swasta di
28,6%, gatal pada kulit 18,2%, diare 16,9%, cacingan 9,1% dan thypoid fever 3,9%. wilayah Cisalak Pasar
3. Perilaku mengukur berat badan dan tinggi badan setiap bulan 37,2% siswa yang melakukannya, kebiasaan mencuci tangan 55,1%, memelihara rambut (NANDA, 2015-2017)
bersih dan rapi 61,5%, memakai pakaian bersih dan rapi 64,1%, menggunakan jamban bersih dan sehat 65,4%, memelihara kuku pendek dan rapi 75,6%,
berolahraga teratur dan terukur minimal 2-3x/minggu 79,5% dan memakai sepatu bersih dan rapi 80,8%.
Wawancara:
1. 8 dari 10 siswa paham tentang beberapa tindakan PHBS seperti mencuci tangan, membuang sampah, menggosok gigi, namun tidak dilaksanakan dengan
baik
2. 6 dari 10 siswa menyatakan jarang mencuci rambut dan kurang memperhatikan kebersihan kuku
3. 8 dari 10 siswa menyatakan menggosok gigi dilakukan saat mandi saja, sedangkan setelah makan atau sebelum tidur jarang dilakukan
4. 8 dari 10 siswa menyatakan olahraga hanya dilakukan ketika jam olahraga di sekolah, selebihnya jarang dilakukan di rumah
Observasi:
1. Fasilitas cuci tangan dan sabun belum tersedia dengan baik
2. Terdapat sekitar 6 dari 10 siswa yang langsung memakan bekal makanannya tanpa mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan
Survey: Defisiensi kesehatan
1. Penyakit terbanyak yang dialami oleh anak usia sekolah dalam 3 bulan terakhir ISPA sejumlah 68,8%, panas/demam sebesar 28,6%, diare 16,9% dan komunitas pada siswa
thypoid 3,9% SD swasta di wilayah
Wawancara: Cisalak Pasar (NANDA,
1. Wawancara dengan guru: Kegiatan UKS yang berjalan yaitu penjaringan, imunisasi dari Puskesmas, pelathian Dokcil, pemeriksaan TB & BB oleh guru 2015-2017)
tiap semester, penyuluhan ketika ada kunjungan dari Puskesmas
2. Wawancara dengan PJ UKS Puskesmas: Keterbatasan SDM di Puskesmas untuk menangani masalah kesehatan siswa, anggaran program untuk siswa
salah satunya yaitu penjaringan, pelatihan dokcil secara berkala, tindak lanjut hasil penjaringan siswa salah satunya rujukan
Observasi:
1. Belum ada data hasil program PHBS siswa melalui kegiatan UKS
2. Belum ada rencana sampai evaluasi program UKS
3. Terdapat ruang UKS di SD Bright Kiddie dan SD Lentera Insan sedangkan SD Istiqomah belum memiliki ruang UKS
4. Sarana & Prasarana yg tersedia di ruang UKS: 1 Kotak obat, 1 Tensimeter, 1 tempat tidur, poster, 1 buku pencatatan, 1 snellen chart, 1 timbangan BB, 1
Pengukur TB
Survey : Gaya hidup monoton
1. Siswa berolahraga 2-3x/minggu baru mencapai 79,5% pada siswa SD Swasta di
Wawancara : wilayah Cisalak Pasar
1. 10 dari 10 siswa menyatakan bermain game online hampir setiap hari dan menggunakan internet kurang lebih 3-4 jam/hari sehingga aktivitas siswa rata- (NANDA, 2015-2017)
rata hanya duduk, tidur, dan bermain bersama teman.
Observasi :
1. Tampak sekitar 10 siswi tidak mengikuti kegiatan olahraga ketika jam olahraga melainkan berkumpul dan jalan-jalan di sekitar sekolah
2. Terdapat sekitar 10 siswa yang sedang bermain bola di lapangan ketika jam olahraga, sisanya jajan di sekitar lapangan olahraga, duduk-duduk, dan
bermain
WoC

Pola asuh orang tua yg belum Kurangnya sarana dan Belum optimalnya program
menanamkan nilai dan norma Kondisi sosial prasarana untuk berperilaku dalam meningkatkan PHBS
terkait perilaku sehat pd anak ekonomi hidup sehat siswa

Rendahnya pengetahuan dan sikap siswa mengenai perilaku hidup sehat

Perilaku kesehatan cenderung berisiko

Menurunnya aktivitas
fisik Defisit perawatan diri

Kondisi fisik Gaya hidup monoton Kondisi psikologis Kondisi sosial

- Risiko/gangguan kesehatan rambut: Hubungan dengan teman dan


Kutu, ketombe, rambut tidak sehat Meningkatnya orang di sekitar terhambat
Konsentrasi belajar
- Risiko/gangguan kesehatan kulit: Panu, risiko/gangguan
menurun
kadas, kurap, gatal-gatal tumbuh kembang
- Risko/gangguan kesehatan telinga: OMA
- Risiko/gangguan kesehatan gigi dan Harga diri rendah
mulut: Karies, sariawan
- Risiko terkena penyakit menular: ISPA, Kualitas pendidikan menurun
diare, cacingan, dan thypoid
- Risiko masalah nutrisi: Overweight,
Obesitas

Defisiensi kesehatan komunitas


Prioritas Masalah

MASALAH
No. A B C D E F G H I J K TOTAL PRIORITAS
KESEHATAN
Perilaku kesehatan
1. cenderung berisiko 4 3 5 4 3 5 4 3 3 3 4 41 1
terkontaminasi
Defisiensi kesehatan
2. 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 35 3
komunitas
3. Gaya hidup monoton 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 38 2

Keterangan Pembobotan
1. Sangat Rendah A = Risiko Terjadi F = Sesuai Dengan Program Pemerintah
2. Rendah B = Risiko Parah G = Tempat
3. Cukup C = Potensial Untuk Pendkes H = Waktu
4. Tinggi D = Minat Masyarakat I = Dana
5. Sangat Tinggi E = Mungkin Diatasi J = Fasilitas Kesehatan
K = Sumber Daya
Prioritas masalah:
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada siswa SD Swasta di wilayah Cisalak Pasar
2. Gaya hidup monoton pada siswa SD Swasta di wilayah Cisalak Pasar
3. Defisiensi kesehatan komunitas di SD Swasta wilayah Cisalak Pasar
Perencanaan
DATA DIAGNOSA NOC NIC
Survey: Domain 1: Promosi Prevensi Primer: Prevensi Primer:
1. Pengetahuan siswa tentang PHBS 53% Kesehatan Setelah dilakukan bimbingan antisipatif 5210: Bimbingan antisipatif (hal. 86)
kurang, sikap PHBS siswa 53,5% kurang diharapkan pengetahuan anak usia sekolah Aktivitas:
baik, dan perilaku PHBS siswa 55,5% Kelas 2: Manajemen meningkat 1. Bantu klien mengidentifikasi
kurang baik. Kesehatan
Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan kemungkinan dampak yang akan
2. Ditemukan keluhan kesehatan tiga bulan
terakhir meliputi batuk, flu sejumlah Perilaku kesehatan perilaku terjadi akibat perilakunya terhadap
68,8%, sakit gigi 32,5%, ketombe/kutu cenderung berisiko Kelas S: Pengetahuan kesehatan klien dan keluarga
rambut 32,5%, demam sebesar 28,6%, (001888) hal. 145 1805: Pengetahuan: Perilaku kesehatan 2. Berikan informasi mengenai harapan
gatal pada kulit 18,2%, diare 16,9%, (NANDA) Indikator: yang ingin dicapai dengan perubahan
cacingan 9,1% dan thypoid fever 3,9%. 1. Mengetahui strategi untuk mencegah perilaku
3. Perilaku mengukur berat badan dan tinggi penularan penyakit infeksi (25) 3. Pertimbangkan metode yang biasa
badan setiap bulan 37,2% siswa yang 2. Mengetahui teknik memeriksa kebersihan digunakan klien dalam pemecahan
melakukannya, kebiasaan mencuci tangan diri sendiri (25) masalah
55,1%, memelihara rambut bersih dan 4. Bantu klien untuk memutuskan
rapi 61,5%, memakai pakaian bersih dan
1823: Pengetahuan: Promosi kesehatan bagaimana masalah dipecahkan
rapi 64,1%, menggunakan jamban bersih
dan sehat 65,4%, memelihara kuku 1. Mengetahui perilaku untuk meningkatkan 5. Gunakan contoh kasus untuk
pendek dan rapi 75,6%, berolahraga kesehatan (25) meningkatkan kemampuan
teratur dan terukur minimal 2-3x/minggu 2. Mengetahui screening kesehatan yang pemecahan masalah klien dengan
79,5% dan memakai sepatu bersih dan direkomendasikan (25) cara yang tepat
rapi 80,8%. 3. Mengetahui cara pencegahan penyakit 6. Bantu klien mengidentifikasi sumber
Wawancara: infeksi (25) yang tersedia terhadap tindakan yang
akan dilakukan
1. 8 dari 10 siswa paham tentang beberapa 1855: Pengetahuan: Gaya hidup sehat 7. Latih teknik yang digunakan untuk
tindakan PHBS seperti mencuci tangan,
1. Mengetahui pentingnya melakukan beradaptasi terhadap perubahan
membuang sampah, menggosok gigi,
namun tidak dilaksanakan dengan baik aktivitas fisik teratur (25) perilaku
2. 6 dari 10 siswa menyatakan jarang 8. Sediakan bahan rujukan untuk klien
mencuci rambut dan kurang (bahan pembelajaran, pamflet)
memperhatikan kebersihan kuku 9. Libatkan keluarga maupun orang
3. 8 dari 10 siswa menyatakan menggosok terdekat klien jika memungkinkan
gigi dilakukan saat mandi saja, sedangkan
setelah makan atau sebelum tidur jarang
DATA DIAGNOSA NOC NIC
dilakukan Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan 10. 5520: Fasilitasi pembelajaran (hal. 106)
perilaku 11. Aktivitas:
5. 8 dari 10 siswa menyatakan olahraga Kelas R: Health beliefs 1. Pastikan klien siap menerima proses
hanya dilakukan ketika jam olahraga di
sekolah, selebihnya jarang dilakukan di
1700: Health beliefs pembelajaran
rumah Indikator: 2. Tentukan dan tulis tujuan
Observasi: 1. Menerima pentingnya melakukan PHBS pembelajaran yg jelas dan mudah
3. Fasilitas cuci tangan dan sabun belum 2. Menerima dampak apabila tidak melakukan dinilai
tersedia dengan baik PHBS 3. Sesuaikan pembelajaran dg tingkat
4. Terdapat sekitar 6 dari 10 siswa yang 3. Menerima keuntungan dari tindakan pendidikan dan perkembangan klien
langsung memakan bekal makanannya 4. Menerima kontrol internal dari tindakan 4. Buat isi pembelajaran sesuai dg
tanpa mencuci tangan terlebih dahulu 5. Menerima kontrol terhadap kesehatan kemampuan kognitif, psikomotor dan
sebelum makan 6. Menerima penurunan dampak apabila tidak afektif klien
melakukan PHBS 5. Berikan informasi dg urutan yg logis,
7. Menerima peningkatan gaya hidup dari dg cara yg tepat dan merangsang
tindakan melakukan PHBS perubahan perilaku
8. Memiliki kemampuan melakukan PHBS 6. Sesuaikan informasi dg gaya hidup
9. Mengetahui hambatan dalam melakukan dan rutinitas klien sehingga dapat
PHBS dipatuhi
7. Gunakan alat bantu untuk
menggambarkan materi yg penting
dan komplek
8. Gunakan metode yg sesuai dan
bahasa yg umum digunakan
9. Gunakan animasi, pamflet, atau
video dalam menyampaikan materi
dari internet
10. Dorong klien untuk berpartisipasi
aktif dan berbagi pengalaman dalam
proses pembelajaran
11. Gunakan demonstrasi yg sesuai
12.
DATA DIAGNOSA NOC NIC
Prevensi Sekunder Prevensi sekunder:
Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan 6520: Skrining kesehatan (hal.422)
perilaku 1. Promosikan pelayanan skrining
Kelas T: Kontrol resiko dan keamanan kesehatan untuk meningkatkan
1908: Deteksi Resiko kesadaran siswa
Indikator: 2. Berikan akses yang mudah untuk
1. Mengenali tanda dan gejala penyakit akibat melakukan skrining baik waktu
PHBS yg rendah (14) maupun tempat
2. Teridentifikasi faktor risiko yang 3. Gunakan alat yang valid dan reliabel
berpotensi menimbulkan masalah PHBS untuk melakukan skrining
(14) 4. Berikan lingkungan yang nyaman
3. Berparstisipasi dalam skrining PHBS selama melakukan skrining
secara berkala sesuai rekomendasi (14) 5. Lakukan pemeriksaan fisik pada
4. Menggunakan pelayanan kesehatan sesuai siswa
dengan kebutuhan (14) 6. Lakukan skrining PHBS siswa secara
rutin
1902: Kontrol Risiko 7. Sampaikan hasil test kepada siswa
Indikator: dan minta siswa untuk mengontrol
1. Mencari informasi saat ini tentang PHBS secara mandiri
(14) 8. Rujuk siswa ke pelayanan kesehatan
2. Teridentifikasi anak usia sekolah yang jika diperlukan
berisiko (14)
3. Teridentifikasi faktor risiko individu (14) Peningkatan efikasi diri (hal. 325)
4. Teridentifikasi kemampuan untuk merubah 1. Bantu siswa untuk berkomitmen
perilaku tentang PHBS (14) terhadap rencana tindakan untuk
5. Memonitor faktor risiko individu (14) mengubah perilaku
6. Komitmen terkait strategi mengontrol 2. Berikan penguatan kepercayaan diri
risiko (14) dalam membuat perubahan perilaku
7. Mengikuti strategi yg dipilih untuk dan mengambil keputusan
mengontrol risiko terkait PHBS (14) 3. Libatkan bermain peran untuk melatih
8. Modifikasi gaya hidup untuk menurunkan perilaku
faktor risiko (14) 4. Berikan penguatan positif dan
9. Berpartisipasi dalam screening PHBS dukungan emosi selama proses
DATA DIAGNOSA NOC NIC
(14) mengubah perilaku
5. Gunakan pernyataan persuasif yg
positif terkait dg kemampuan individu
untuk mengubah perilaku
6. Dukung interaksi dg teman sebaya yg
telah berhasil mengubah perilaku

Prevensi tersier: Prevensi tersier:


Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan 4360: Modifikasi perilaku
perilaku Aktivitas:
Kelas Q: Perilaku kesehatan 1. Tentukan motivasi untuk berubah
1606: Partisipasi terhadap keputusan 2. Pastikan intervensi dilakukan oleh
perawatan kesehatan semua kalangan
Indikator: 3. Gunakan periode waktu yang spesifik
1. Mengemukakan pemecahan masalah terkait ketika mengukur unit perilaku
PHBS 4. Kembangkan metode seperti grafik
2. Mencari informasi yang benar terkait atau chart untuk merekam PHBS yang
PHBS berubah
3. Teridentifikasi hasil kesehatan prioritas 5. Fasilitasi pelibatan keluarga dalam
4. Teriidentifikasi barier untuk meningkatkan proses modifikasi PHBS
PHBS 6. Golongkan perilaku yang berubah
5. Teridentifikasi dukungan yang tersedia dengan membandingkan hasil
untuk melakukan PHBS sebelum dan sesudah intervensi
7. Dokumentasikan dan sampaikan
Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan proses modifikasi
perilaku 8. Tindak lanjuti reinforcement dalam
Kelas Q: Perilaku kesehatan waktu jangka panjang
1603: Perilaku mencari fasilitas kesehatan
Indikator: Dukungan kelompok (hal.91)
1. Bertanya tentang masalah PHBS yang 1. Manfaatkan dukungan teman sebaya
lebih kompleks dalam membantu mengubah perilaku
2. Melakukan aktivitas sehari-sehari tentang 2. Tentukan tujuan kelompok
PHBS secara konsisten pendukung serta tugas setiap anggota
DATA DIAGNOSA NOC NIC
3. Menjelaskan strategi untuk mengurangi kelompok
perilaku yang tidak sehat 3. Buat kelompok dengan jumlah
4. Melakukan PHBS atas kemauan sendiri anggota yg sesuai
5. Menggunakan informasi kesehatan yang 4. Atur jadwal, tempat pertemuan, dan
tersedia waktu
6. Mencari fasilitas kesehatan apabila 5. Monitor keaktifan setiap peserta
diperlukan kelompok
6. Pertahankan suasana positif untuk
mendukung perubahan gaya hidup
7. Tekankan pentingnya koping yg
efektif
8. Identifikasi topik-topik yg mungkin
muncul dalam kegiatan kelompok
9. Bantu kelompok melalui semua tahap
dalam proses, mulai dari orientasi
sampai terbangun kedekatan antar
anggota

5240: Konseling (hal.135)


Aktivitas:
1. Tunjukkan empati, bersikap hangat,
dan bersahabat
2. Tentukan lama dari proses konseling
3. Tetapkan tujuan
4. Jaga privasi dan pastikan kerahasiaan
5. Gunakan teknik refleksi dan
klarifikasi untuk memfasilitasi
ungkapan klien
6. Jelaskan bagaimana perilaku keluarga
berpengaruh terhadap anggota
keluarga yang lain
7. Gunakan pedoman konsultasi seperti
buku dan bolpoin, audiotape,
DATA DIAGNOSA NOC NIC
videotape, dll
8. Tingkatkan keterampilan yang baru
bisa dilakukan keluarga
9. Berikan reinforcement positif

7910: Konsultasi
Aktivitas:
1. Libatkan semua anggota dalam
program konsultasi
2. Gunakan model yang sesuai untuk
proses konsultasi
3. Kembangkan kontrak waktu secara
tertulis untuk persetujuan dan
mengurangi kesalahpahaman
4. Promosikan kemampuan untuk
mencari bantuan ke fasilitas kesehatan
jika mengalami masalah kesehatan
5. Siapkan laporan akhir yang akan
direkomendasikan
6. Berikan respon secara profesional atas
penerimaan atau penolakan dari klien

Survey: Domain 1: Promosi Prevensi primer Prevensi primer


2. Penyakit terbanyak yang dialami oleh Kesehatan Domain VII: Kesehatan komunitas 8500: Pengembangan kesehatan
anak usia sekolah dalam 3 bulan terakhir Kelas BB: Community well-being komunitas
ISPA sejumlah 68,8%, panas/demam Kelas 2: Manajemen 2701: Status kesehatan komunitas (hal. 170) Aktivitas:
sebesar 28,6%, diare 16,9% dan thypoid Kesehatan
Indikator: 1. Identifikasi fokus masalah PHBS, dan
3,9%
Wawancara: 00215: Defisiensi 1. Status kesehatan anak usia sekolah prioritaskan bersama masyarakat
3. Wawancara dengan guru: Kegiatan UKS kesehatan komunitas meningkat dari 2 (sedang)  3 (baik) sekolah
yang berjalan yaitu penjaringan, 2. Tingkat partisipasi program pelayanan 2. Cari peluang agar semua segmen
imunisasi dari Puskesmas, pelathian preventif meningkat dari 1 (rendah)  3 berpartisipasi dalam komunitas
Dokcil, pemeriksaan TB & BB oleh guru (baik) 3. Identifikasi anggota masyarakat
tiap semester, penyuluhan ketika ada 3. Pembentukan program promosi kesehatan sekolah yang mampu meningkatkan
DATA DIAGNOSA NOC NIC
kunjungan dari Puskesmas tentang PHBS meningkat dari 1 (rendah) penghargaan dari problem kesehatan
4. Wawancara dengan PJ UKS Puskesmas:  3 (baik) dan PHBS
Keterbatasan SDM di Puskesmas untuk 4. Angka penyakit ISPA, diare dan thypoid 4. Lakukan dialog untuk mendefinisikan
menangani masalah kesehatan siswa, menurun dari 3 (tinggi)  2 (sedang) fokus PHBS dan mengembangkan
anggaran program untuk siswa salah
rencana kegiatan
satunya yaitu penjaringan, pelatihan
dokcil secara berkala, tindak lanjut hasil 5. Fasilitasi implementasi rencana di
penjaringan siswa salah satunya rujukan komunitas
Observasi: 6. Tingkatkan jaringan pendukung di
5. Belum ada data hasil program PHBS komunitas
siswa melalui kegiatan UKS 7. Identifikasi dan kembangkan
6. Belum ada rencana sampai evaluasi pemimpin yang potensial di
program UKS komunitas
7. Terdapat ruang UKS di SD Bright Kiddie 8. Pertahankan komunikasi yang terbuka
dan SD Lentera Insan sedangkan SD dengan masyarakat sekolah
Istiqomah belum memiliki ruang UKS
9. Perkuat kontak komunikasi antara
8. Sarana & Prasarana yg tersedia di ruang
UKS: 1 Kotak obat, 1 Tensimeter, 1 perawat dan masyarakat sekolah
tempat tidur, poster, 1 buku pencatatan, 1 10. Buat komitmen dengan
snellen chart, 1 timbangan BB, 1 mendemonstrasikan bagaimana
Pengukur TB partisipasi masyarakat sekolah akan
meningkatkan kesehatan individu juga
kelompoknya

Proteksi risiko lingkungan


Aktivitas:
1. Analisis level risiko yang
berhubungan dengan lingkungan
2. Informasikan populasi berisiko
tentang kondisi lingkungan yang
berhubungan dengan PHBS
3. Monitor angka kesakitan yang
berhubungan dengan PHBS rendah
4. Kolaborasi dengan pemerintah
setempat untuk program PHBS
DATA DIAGNOSA NOC NIC
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
Domain VII: Kesehatan komunitas Manajemen Risiko komunitas:
Kelas BB: Community well-being Skrining kesehatan (6520)
2701: Status imun komunitas (hal. 172) 1. Promosikan pelayanan skrining
Indikator: kesehatan untuk meningkatkan
1. Surveilance penyakit ISPA, diare dan kesadaran masyarakat
thypoid meningkat dari 1 (rendah)  3 2. Berikan akses yang mudah untuk
(baik) melakukan skrining baik waktu
2. Screening populasi berisiko untuk penyakit maupun tempat
infeksi meningkat dari 1 (rendah)  3 3. Gunakan alat yang valid dan reliabel
(baik) untuk melakukan skrining
4. Berikan lingkungan yang nyaman
Domain VII: Kesehatan komunitas selama melakukan skrining
Kelas CC: Proteksi kesehatan komunitas 5. Lakukan pemeriksaan fisik pada AUS
2802 Kontrol risiko komunitas (hal. 176) 6. Lakukan skrining PHBS AUS secara
Indikator: rutin
1. Screening semua target kelompok berisiko 7. Sampaikan hasil test kepada klien dan
AUS meningkat dari 1 (rendah)  3 (baik) minta klien dan keluarga untuk
2. Keberadaan pelayanan pengobatan untuk mengontrol secara mandiri
AUS yang mengalami ispa, diare, thypoid 8. Rujuk AUS ke pelayanan kesehatan
meningkat dari 3 (baik)  4 (sangat baik) jika diperlukan
3. Peningkatan kebijakan tentang PHBS
meningkat dari 2 (sedang)  4 (baik) Pengembangan program
1. Bantu komunitas untuk
Domain VII: Kesehatan komunitas mengidentifikasi kebutuhan kesehatan
Kelas CC: Proteksi kesehatan komunitas 2. Prioritaskan kebutuhan kesehatan dari
2807: Efektivitas screening kesehatan hasil identifikasi masalah
komunitas 3. Identifikasi pendekatan yang
Indikator: dibutuhkan untuk mengatasi masalah
1. Seleksi screening yang berfokus pada 4. Monitor kemajuan dari program
deteksi dini penyakit AUS meningkat dari implementasi yang dilakukan
1 (rendah)  3 (baik)
2. Identifikasi screening yang dibutuhkan
DATA DIAGNOSA NOC NIC
untuk AUS meningkat dari 1  3 (baik)
Prevensi Tersier Prevensi tersier
Domain VII: Kesehatan komunitas 7970: Monitoring kebijakan kesehatan
Kelas BB: Community well-being (hal. 212)
2700: Kompetensi komunitas (hal. 165) 1. Review tujuan kebijakan dan standar
Indikator: organisasi pemerintahan
1. Isu masalah kesehatan yg dibahas dalam 2. Kaji implikasi dan pengembangan
forum komunitas meningkat dari 1 (rendah) tujuan kebijakan dan standar untuk
 3 (baik) kualitas pelayanan kesehatan
2. Partisipasi pemerintah lokal tentang PHBS 3. Bandingkan pengembangan kebijakan
meningkat dari 2 (sedang)  3 (baik) dan standar dengan kondisi saat ini
3. Kolaborasi di sekolah terjalin dengan baik 4. Kaji efek negatif dan positif kebijakan
untuk program PHBS kesehatan dan standar dalam praktik
4. Penggunaan sumber daya eksternal dan keperawatan, masyarakat, dan
pemanfaatan faskes untuk mencapai tujuan hasilnya
peningkatan kesehatan masyarakat 5. Lobi pembuat kebijakan untuk
membuat perubahan terkait kebijakan
kesehatan tentang PHBS
Survey : Domain 1 : Promosi Prevensi Primer Prevensi Primer
2. Siswa berolahraga 2-3x/minggu baru Kesehatan 1855 : Pengetahuan ; Gaya hidup sehat 1. Pengajaran : peresepan latihan
mencapai 79,5% Indikator: 2. Bermain terapeutik
Wawancara : Kelas 1 : Kesadaran 1. Mengetahui pentingnya melakukan 3. Terapi rekreasi
2. 10 dari 10 siswa menyatakan bermain Kesehatan
aktifitas fisik secara teratur (dari 2 ke
game online hampir setiap hari dan
menggunakan internet kurang lebih 3-4 00168 : Gaya hidup 5)
jam/hari sehingga aktivitas siswa rata- monoton
rata hanya duduk, tidur, dan bermain Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
bersama teman. 1633 : Partisipasi dalam Latihan 1. Stimulasi kognisi : brain gym
Observasi : Indikator :
3. Tampak sekitar 10 siswi tidak 1. Menyeimbangkan aktivitas sehari-hari
mengikuti kegiatan olahraga ketika jam dengan olah raga (dari 2 ke 5)
olahraga melainkan berkumpul dan 2. Melakukan olahraga secara teratur
jalan-jalan di sekitar sekolah (dari 2 ke 5)
4. Terdapat sekitar 10 siswa yang sedang
3. Melakukan olahraga dengan tepat (dari
bermain bola di lapangan ketika jam
DATA DIAGNOSA NOC NIC
olahraga, sisanya jajan di sekitar 2 ke 5)
lapangan olahraga, duduk-duduk, dan
bermain Prevensi Tersier Prevensi Tersier
0001 : Daya tahan ditingkatkan 1. Peningkatan latihan
Indikator : 2. Peningkatan latihan : peregangan
1.Aktivitas fisik ditingkatkan (dari 2 ke 4) 3. Peningkatan latihan : latihan kekuatan
2. Konsentrasi ditingkatkan (dari 2 ke 4)

Implementasi, Evaluasi, dan RTL


Diagnosis Analisis
No Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan Pendukung Penghambat
1. Perilaku kesehatan 1. Memfasilitasi a. Struktur a. Dukungan dari a. Ruang kelas di SD Jangka Pendek:
cenderung berisiko pembelajaran 1) Waktu dan tempat kegiatan telah kepala sekolah, guru istiqomah cukup sempit a. Memfasilitasi
pada siswa SD (standar 1) dikoordinasikan dengan kepala UKS, dan guru dan panas menjadikan pembelajaran ke standar 2
swasta di wilayah a. Hubungan sekolah, guru UKS, dan guru olahraga dalam kegiatan kurang b. Koordinasi lebih lanjut
Cisalak Pasar perilaku sehat olahraga 2 hari sebelum kegiatan intervensi nyaman. dengan guru olahraga
dengan intervensi. sangat baik b. Jadwal KBM yang untuk keberlangsungan
kesehatan 2) Sarana dan prasarana yang b. Partisipasi aktif dari cukup padat cukup intervensi ke sesi
individu mendukung proses pelaksanaan guru olahraga dan banyak menjadikan berikutnya
b. Gambaran tindakan keperawatan seperti guru UKS sumber daya waktu
kesehatan kelas, audio visual, dan LCD menunjang kegiatan yang kurang memadai Jangka Panjang:
mental, fisik, telah disiapkan 1 hari sebelum c. Sarana dan prasarana untuk memberikan a. Materi pembelajaran
dan sosial intervensi. seperti LCD dan pelayanan kepada siswa tentang PHBS (Standar 1-8)
c. Gambaran 3) Siswa telah diberikan informasi speaker tersedia c. Materi kesehatan belum terintegrasi dengan mata
kapan waktu yg mengenai intervensi 1 hari terintegrasi dg mata pelajaran olahraga sehingga
penting untuk sebelum kegiatan. pelajaran olahraga menjadi acuan dalam telaah
mencari 4) Siswa telah dipastikan tidak ada sehingga ada kurikulum agar terintegrasi
bantuan yg memiliki kontraindikasi kecenderungan siswa dg mata pelajaran siswa
kesehatan dalam mengikuti sesi intervensi untuk lebih sehingga dapat
1 hari sebelum kegiatan. mementingkan diaplikasikan untuk
pelajaran lainnya meningkatkan status
b. Proses dibanding tentang kesehatan dan kualitas
1) LCD dapat digunakan dengan kesehatan pendidikan siswa
Diagnosis Analisis
No Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan Pendukung Penghambat
posisi yg strategis dan jelas
2) Media audiovisual dapat terlihat
dan terdengar dg jelas
3) Kelas terbagi menjadi 4
kelompok dan masing-masing
kelompok mendiskusikan kasus:
- Hubungan perilaku sehat dg
kesehatan individu
- Gambaran kesehatan mental,
fisik, dan sosial dg video
- Gambaran waktu yg penting
dalam mencari bantuan
kesehatan dg studi kasus
4) 95% (73 siswa) aktif berdiskusi
dengan kelompoknya
5) 25% (19 siswa) di ketiga
sekolahan aktif bertanya selama
proses kegiatan.
6) 95% (73 siswa) antusias dan
gembira ketika mengikuti
diskusi kelompok

c. Hasil
1) 98% (75 siswa) mengikuti
intervensi, dan 2 siswa ijin sakit
2) Peningkatan pengetahuan siswa
mengenai hubungan perilaku
hidup sehat dg kesehatan
individu, gambaran kesehatan
fisik, mental, dan sosial, serta
waktu penting mencari bantuan
layanan kesehatan

2. Memfasilitasi b. Struktur a. Kemampuan siswa a. Materi kesehatan Jangka Pendek:


pembelajaran 1) Waktu dan tempat kegiatan telah dalam kegiatan belum terintegrasi dg a. Memfasilitasi
Diagnosis Analisis
No Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan Pendukung Penghambat
(standar 2) disepakati dg guru olahraga di diskusi kelompok mata pelajaran pembelajaran ke standar 4
a. Pengaruh pertemuan sebelumnya sebaya sangat baik olahraga sehingga ada b. Koordinasi lebih lanjut
keluarga 2) Sarana dan prasarana yang sehingga dapat kecenderungan siswa dengan guru olahraga
terhadap mendukung proses pelaksanaan menyampaikan untuk lebih untuk keberlangsungan
kesehatan dan tindakan keperawatan seperti pesan dg baik mementingkan intervensi ke sesi
perilaku sehat kelas, audio visual, dan LCD b. Partisipasi aktif dari pelajaran lainnya berikutnya
d. Identifikasi telah disiapkan 1 hari sebelum seluruh siswa dibanding tentang
dampak teman intervensi. menjadikan kegiatan kesehatan Jangka Panjang:
sebaya 3) Siswa telah diberikan informasi berjalan dengan baik a. Materi pembelajaran
e. Dampak media mengenai intervensi pada sesi tentang PHBS (Standar 1-
terhadap cara sebelumnya. 8) terintegrasi dengan
berpikir dan mata pelajaran olahraga
perilaku sehat b. Proses sehingga menjadi acuan
f. Pemanfaatan 1) Siswa dalam kelas dibagi dalam telaah kurikulum
teknologi untuk menjadi 5 kelompok diskusi agar terintegrasi dg mata
meningkatkan dengan media kartu bergambar pelajaran siswa sehingga
perilaku sehat 2) Video mengenai perilaku hidup dapat diaplikasikan untuk
Standar 3: bersih dan sehat dapat terlihat meningkatkan status
a. Mengakses dan terdengar jelas kesehatan dan kualitas
informasi yg 3) LCD dapat digunakan dengan pendidikan siswa
benar posisi yg strategis dan jelas
4) 20% (15 siswa) aktif bertanya
selama proses kegiatan.
5) 95% (73 siswa) antusia ketika
diskusi kelompok pemutaran
video

c. Hasil
1) 100% (77 siswa) mengikuti
intervensi
2) Peningkatan pengetahuan siswa
dalam mengidentifikasi dampak
positif dari perilaku hidup bersih
dan sehat
Diagnosis Analisis
No Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan Pendukung Penghambat
3. Memfasilitasi a. Struktur a. Partisipasi aktif dari a. Materi kesehatan Jangka Pendek:
pembelajaran 1) Waktu dan tempat kegiatan telah seluruh siswa belum terintegrasi dg a. Memfasilitasi
(standar 4) disepakati dg guru olahraga di menjadikan kegiatan mata pelajaran pembelajaran ke standar 7
a. Komunikasi pertemuan sebelumnya berjalan dengan baik olahraga sehingga ada b. Koordinasi lebih lanjut
verbal dan non 2) Sarana dan prasarana yang b. Dukungan sarana kecenderungan siswa dengan guru olahraga
verbal untuk mendukung proses pelaksanaan dan prasana seperti untuk lebih untuk keberlangsungan
menolak tindakan keperawatan seperti LCD, speaker, dan mementingkan intervensi ke sesi
perilaku kelas, audio visual, dan LCD peralatan bermain pelajaran lainnya berikutnya
berisiko telah disiapkan 1 hari sebelum oleh pihak sekolah dibanding tentang
b. Demonstrasi intervensi. kesehatan Jangka Panjang:
kemampuan 3) Siswa telah diberikan informasi a. Materi pembelajaran
menolak mengenai intervensi pada sesi tentang PHBS (Standar 1-
perilaku sebelumnya. 8) terintegrasi dengan
berisiko b. Proses mata pelajaran olahraga
Standar 5: 1) Terapi bermain untuk sehingga menjadi acuan
a. Penyakit yang meningkatkan komunikasi verbal dalam telaah kurikulum
dapat dicegah dan non verbal, siswa terbagi agar terintegrasi dg mata
dg perilaku menjadi 4 kelompok di kelas pelajaran siswa sehingga
sehat 2) 100% (77 siswa) mengikuti dapat diaplikasikan untuk
b. Membuat kegiatan bermain untuk meningkatkan status
keputusan yg melakukan screening kebersihan kesehatan dan kualitas
tepat dan diri dalam kelompok pendidikan siswa
menjalaskan 3) 4 kelompok siswa melakukan
dampaknya diskusi mengenai perilaku hidup
terhadap bersih dan sehat yang sudah
kesehatan dilakukan dan yang belum
Standar 6: dilakukan, kelompok yang
Kemampuan mendapatkan nilai tertinggi
mencapai tujuan mendapatkan reward dan
kelompok dg nilai terendah
mendapatkan punihsment
4) 30% (23 siswa) aktif bertanya
selama proses kegiatan.
5) 100% (77 siswa) antusia ketika
diskusi dan bermain
Diagnosis Analisis
No Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan Pendukung Penghambat
c. Hasil
1) 100% (42 siswa) mengikuti
intervensi
2) Peningkatan pengetahuan siswa
> 2 SD tentang penyakit yg dapat
dicegah dengan perilaku sehat
3) 80% (34 siswa) mampu
mendemonstrasikan komunikasi
verbal dan non verbal dalam
menolak perilaku berisiko

4. Memfasilitasi a. Struktur a. Partisipasi aktif dari a. Materi kesehatan Jangka Pendek:


pembelajaran 1) Waktu dan tempat kegiatan telah seluruh siswa belum terintegrasi dg c. Memfasilitasi
(standar 7 dan 8) disepakati dg guru olahraga di menjadikan kegiatan mata pelajaran pembelajaran ke standar 3
a. Demonstrasi pertemuan sebelumnya berjalan dengan baik olahraga sehingga ada d. Koordinasi lebih lanjut
menjaga 2) Sarana dan prasarana yang b. Dukungan sarana kecenderungan siswa dengan guru olahraga
kebersihan mendukung proses pelaksanaan dan prasana seperti untuk lebih untuk keberlangsungan
kuku,rambut, tindakan keperawatan seperti LCD, speaker, oleh mementingkan intervensi ke sesi
pakaian dan kelas, audio visual, dan LCD pihak sekolah pelajaran lainnya berikutnya
sepatu telah disiapkan 1 hari sebelum dibanding tentang
b. Demonstrasi intervensi. kesehatan Jangka Panjang:
cuci tangan dan 3) Siswa telah diberikan informasi 1 b. Materi pembelajaran
gosok gigi hari sebelumnya mengenai tentang PHBS (Standar 1-
peralatan yang harus dibawa 8) terintegrasi dengan
seperti sikat gigi, pasta gigi, dan mata pelajaran olahraga
gelas plastik untuk sikat gigi. sehingga menjadi acuan
b. Proses dalam telaah kurikulum
1) 95% (73 siswa) mengikuti agar terintegrasi dg mata
kegiatan coaching dan diskusi pelajaran siswa sehingga
dengan baik dapat diaplikasikan untuk
2) 20% (15 siswa) aktif bertanya meningkatkan status
selama proses kegiatan. kesehatan dan kualitas
3) 95% (73 siswa) antusia ketika pendidikan siswa
demonstrasi cuci tangan dan
sikat gigi bersama
Diagnosis Analisis
No Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan Pendukung Penghambat
c. Hasil
1) 100% (77 siswa) mampu
mempraktikkan 6 langkah cuci
tangan
2) 100% (77 siswa) mampu
mempraktikkan cara gosok gigi
yang benar

2. Defisiensi 1. Skrining a. Struktur a. Motivasi dan a. Belum ada kader Jangka Pendek:
kesehatan kesehatan 1) Waktu dan tempat kegiatan telah antusiasme dari kesehatan sekolah a. Pelatihan terhadap kader
komunitas di SD dikoordinasikan dengan kepala semua pihak yang sehingga pelayanan kesehatan sekolah untuk
swasta wilayah sekolah, guru UKS, dan guru terlibat kesehatan yang keberlangsungan kegiatan
Cisalak Pasar olahraga 2 hari sebelum b. Adanya dukungan diberikan kepada siswa skrining kesehatan di
intervensi. yang baik dari pihak belum optimal sekolah
2) Sarana dan prasarana yang sekolah b. Belum tercatnya hasil b. Melakukan supervisi atau
mendukung proses pelaksanaan c. Sarana dan prasarana penimbangan BB dan pendampingan terhadap
tindakan keperawatan seperti yang cukup memadai pengukuran TB secara kader dalam melakukan
kelas, penlight, microtoise, yang terdapat di teratur dan rapi. skrining kesehatan terkait
timbangan BB, telah disiapkan 1 sekolah memberikan c. SD Itiqomah belum kondisi kebersihan diri
hari sebelum intervensi. kontribusi yang baik memiliki ruang UKS siswa
3) Siswa telah diberikan informasi dalam melakukan sehingga tempat c. Koordinasi dengan pihak
mengenai kegiatan skrining 1 berbagai kegiatan. pemeriksaan kesehatan puskesmas untuk
hari sebelum kegiatan. terbatas. melakukan supervisi
terhadap kegiatan UKS
b. Proses d. Memberikan motivasi
1) Siswa antusias dan aktif yang kuat bagi guru dan
mengikuti proses kegatan kader kesehatan sekolah
untuk melakukan
c. Hasil pencacatan pengukuran
1) Teridentifikasi kondisi BB dan TB dengan rapi
kebersihan rambut, kuku, gigi dan teratur.
dan mulut
Jangka Panjang:
a. Pihak puskesmas untuk
Diagnosis Analisis
No Implementasi Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Keperawatan Pendukung Penghambat
melakukan supervisi
secara berkala dan
berkelanjutan terhadap
program UKS di sekolah
b. Pihak Puskesmas
melakukan pelatihan
secara berkala dan
berkelanjutan bagi kader
kesehatan sekolah untuk
peningkatan SDM kader
sekolah
c. Pihak puskesmas
melakukan pendampingan
selama kegiatan skrining
minimal 6 bulan sekali

3. Gaya hidup 1. Brain gym a. Struktur a. Motivasi dan a. Jadwal KBM yang Jangka Pendek:
monoton pada 1) Waktu dan tempat kegiatan telah antusiasme dari padat menjadikan Koordinasi dg guru olahraga
siswa SD swasta di dikoordinasikan dengan guru semua pihak yang sumber daya waktu terkait keberlanjutan brain
Cisalak Pasar olahraga di pertemuan terlibat yang kurang memadai gym dilakukan ketika jam
sebelumnya. b. Adanya dukungan untuk memberikan pelajaran olahraga
2) Siswa telah diberikan informasi yang baik dari pihak pelayanan kepada
mengenai kegiatan 1 hari sekolah siswa sehingga Jangka Panjang:
sebelum kegiatan. c. Sarana dan prasarana kegiatan brain gym Koordinasi dengan Puskesmas
yang cukup belum dapat terlaksana khususnya PJ UKS terkait
b. Proses memadai yang di SD Bright Kiddie keberlanjutan intervensi
1) Siswa antusias dan aktif terdapat di sekolah dan SD Lentera Insan
mengikuti proses kegatan memberikan dan baru dapat
kontribusi yang baik terlaksana 2 kali di SD
c. Hasil dalam melakukan Istiqomah
1) 50% (38 siswa) mampu berbagai kegiatan.
mendemosntrasikan brain gym

Anda mungkin juga menyukai