C. Masa Modern
Masanya materialisme dan imperialism. Pada masa ini menyingkirkan Tuhan.
Dan psikologi yang kita anut mengikuti masa modern ini. Manusia dibedakan
menjadi : raga saja, raga dan jiwa. Jiwa dibedakan menjadi nafsu saja (id, ego,
superego) dan akal saja. Capaian manusia pada masa ini kebebasan dalam
individu dan caranya yaitu melepaskan diri dari Tuhan.
D. Masa Kontemporer
Masih mengadopsi masa modern. Manusia dibedakan menjadi : raga saja, raga
dan jiwa (yang meliputi IQ, EQ, dan SQ). capaian manusia pada masa ini yaitu
kebebasan dan komunitas. Caranya bersikap profesionalitas dan menjaga
komunikasi dengan baik.
A. Materialisme
- Hakikat manusia bersifat materi (fisik).
- Jiwa di materialisme merupakan segala sesuatu yang bisa diamati.
- Lebih mementingkan aspek formal.
C. Dualisme
- Memadukan fisik dan jiwa
- Pemahaman lebih penting daripada nilai
- Pertama kali disampaikan oleh Thomas Hid
- Baik dan buruk bukan kualitas tetapi posisi
D. Sosialisme
- Hakikat manusia bukan individu tetapi relasinya terhadap orang lain
IV. MANUSIA SEBAGAI KESATUAN JIWA DAN FISIK
1. Ketika kita sebagai hamba ada kewajiban untuk beribadah, harus kita
lakukan kita tidak bisa menawar. Namun, pada posisi sebagai khalifah kita
bisa menawar ada kaitannya dengan kebebasan dan jabariah, kita mengatur
hal-hal yang terkait diluar bentuk ibadah karena itu sudah baku.
2. Tuhan menyampaikan bahwa ketika kita dipercayai sebagai khalifah
namun kemudian kita kufur (kata kafaro diulang 400 lebih dalam al-quran,
itu bisa bermakna orang tidak melakukan kebenaran atau menutupi
kebenaran, contohnya korupsi) maka janji Allah, Allah akan mengganti dia
dengan yang lain.
Terkait sebagai hamba Allah, kita harus beribadah dan beriman kepada
Allah. Terkait ke khalifahan, pointnya adalah komitmen kita terhadap
kebenaran dan amanah yang diberikan kepada kita. Sehingga persoalannya
bukan iman atau tidak namun apakah kita punya komitmen atau
kompetensi terkait dengan itu. Siapa yang memegang amanah namun dia
tidak kompeten walaupun dia muslim, persoalannya bukan iman atau
tidak, maka hadits nabi mengatakan “fantahtirin sa’ah”. Ketika beberapa
ulama bisa menerima pemimpin yang tidak seagama, sepanjang dia adil,
dan punya kompetensi, namun mungkin tetap membutuhkan diskusi lain.
1. Tugas manusia sebagai hamba adalah beribadah hanya kepada Allah swt.
Kita harus ikhlas hanya kepada Allah swt, tidak dicampuri dengan yang
lain.
2. Ibadah yang dilakukan kepada Allah itu dilakukan sebagai rasa
syukur/tanda syukur. (banyak ayat yg menyuruh kita untuk beribadah
sebagai tanda tasyakur kepada Allah, sehingga kita bisa pahami bahwa
ibadah bukan kewajiban ibadah itu kebutuhan kita sebagai rasa syukur
kepada Allah swt. Walaupun ada di beberapa ayat kata ‘amr’
memerintahkan ibadah itu benar, tetapi sesungguhnya dalam konteks yg
lebih luas ibadah yg diperintahkan oleh Allah yg dilakukan dengan cara
ikhlas itu tidak berhenti pada bahwa ibadah itu diperintahkan namun ada
ayat seterusnya bahwa kita diperintahkan oleh Allah untuk beribadah
secara ikhlas itu adalah sebagai syukur kepada Allah yg sering dilupakan,
sehingga kita puasa yg bukan merupakan kewajiban tetapi kebutuhan kita
sebagai tanda syukur kepada Allah swt. Seperti shalat tahajud, puasa,
jamaah shalat 5 waktu itu bukan kewajiban itu adalah kebutuhan sebagai
rasa syukur kepada Allah, jadi jika kita paham ini kita akan menyesal
apabila tidak beribadah karena dengan demikian asupan spiritualitas kita
berkurang. Kebutuhan kita terhadap ibadah sama dengan kebutuhan kita
terhadap makan, berbuka, dan saur. Ada perintah ibadah secara ikhlas dan
perintah ibadah sebagai syukur, kita sebagai hamba tuhan hal yang terkait
dengan perintah)
3. Beberapa ayat terkait dengan larangan Allah berulang2 mengatakan,
“karena ibadah kita kepada Allah itu adalah kebutuhan kita masing-
masing, maka jangan lupa ibadah karena jika terjadi maka kita sendiri
yang menanggung implikasi dampaknya. Sama seperti saat kita lupa sahur.
Kemudian al-qur’an mengatakan “jangan pernah lupakan ibadah karena itu
kebutuhanmu sendiri”
4. Ibadah dilakukan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan kita, jika
kita beribadah kepada Allah dengan tulus maka implikasi manfaatnya akan
kembali pada kita, karena itu Allah mengingatkan yg bisa memberikan
balasan atas ibadah yg kita lakukan adalah Allah maka jangan pernah
beribadah selain kepada Allah. Diistilahkan oleh Al-qur’an adalah tauhud,
karena ketika kita beribadah selain kepada Allah maka yang selain Allah
itu tidak akan mampu memberikan kontribusi balik sehingga apa yg kita
lakukan tidak ada manfaatnya jadi kita sendiri yang akan rugi.
5. Karena ibadah adalah kebutuhan kita maka jangan pernah menggunakan
ibadah sebagai kesombongan. Orang sombong itu bermacam-macam, ada
yang sombong karena hartanya, pinternya, dan keturunannya. Kalo kita
belajar al-qur’an, iblis diusir dari surga karena dia sombong aka asal-
usulnya, ketika dia disuruh sujud kepada Adam dia menolak alasannya
jelas dalam al-qur’an dikatakan iblis beragumen “kenapa saya harus sujud
kepada adam, adam itu diciptakan dari tanah, sedangkan aku diciptakan
dari api, api itu lebih utama dari tanah”. Jika dibandingkan dengan kita,
misalnya kita menyombongkan asal-usul kita karena orang tua kita itu
kiyai, pejabat, tokoh, kemudian ketika di kampus kita merasa hebat
dibanding yang lain karena orang tua kita lalu apa bedanya kesomobongan
itu dengan iblis. Kalo kita menyombongkan diri karena orang tua,
keturunan, nasab, maka berarti kita sudah mengulang kesombongan iblis,
dan iblis karena kesombongan itu diusir oleh Allah dari surga. Tetapi kita
diingatkan oleh Allah bahwa kesombongan itu bisa jadi bukan karena
masa lalu, keturunan, kepinteran namun karena ibadahnya merasa dia lebih
rajin baca qur’an, tahajud, kemudia dia merasa lebih hebat. Al-Qur’an
kemudian mengingatkan “jangan pernah sombong dengan ibadahmu,
jangan pernah mau menggunakan ibadah sebagai kesombongan, karena
ibadah itu pada dasarnya pengakuan posisi kita dihadapan Allah sebagai
hamba, sebagai hamba tidak layak menyombongkan ibadahnya.”
Terkait dengan Abdullah dan khalifahtullah kita bisa mengaitkan dimana sifat
jabariah manusia yang tidak bisa ditentukan itu terkait dengan posisi kita
sebagai Abdullah, sementara kebebasan kita terkait dengan khalifahtullah.
X. ISU-ISU KONTENPORER
A. Kloning Manusia
Kloning menciptakan manusia buatan, bukan hanya kecerdasan buatan, maka
akan melahirkan problem moral yang luar biasa, terkait dengan identitas
manusia, dengan nasab dan banyak hal. Kemudian di barat objek yang dibuat
untuk kloning itu ditentang keras karena memiliki dampak moral kloning yang
luar biasa. Sementara penolakan terhadap AI (kecerdasan buatan) tidak sekuat
penolakan kloning manusia, karena dalam konteks tertentu kita butuh
membantu aspek-aspek pekerjaan manusia yang tidak bisa dikerjakan oleh
manusia.
B. Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence)
Kecerdasan buatan dibuat untuk membantu tugas-tugas manusia atau
membantu kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dilakukan manusia secara cepat,
yang didasarkan pada pemikiran matematis empiric basis keilmuwan di barat
yang positivistic. Yang biasanya membantu untuk analisis matematis, seperti
SPSS, membantu menjadi lebih cepat, membantu memprediksi beberapa
kemungkinan contohnya prediksi matematis pada langkah catur. Tetapi disisi
lain ada hal yang mengkhawatirkan :
1. Aspek sosial : pada aspek sosial ketika kecerdasan muncul kemudian
menggantikan kerja manusia dan melahirkan pengangguran.
2. Secara psikologis : secara sains kerja kecerdasan buatan sangat luar biasa
tetapi karena hanya berdasarkan analisis matematis kerja ini tidak
berdasarkan rasa.
3. Kemungkinan ketika kecerdasar buatan semakin canggih bahwa
kemungkinan dia akan mandiri dan tidak bisa dikendalikan lagi oleh
manusia. Karena bisa memprediksikan dalam segala hal, dan menjadi
sebuah sistem yang mandiri yang tidak terkendalikan oleh manusia.
C. Kehidupan Ekstraterestrial
- Alien atau piring terbang
Di dalam al-quran hanya mengatakan bahwa makhluk yang diciptakan
tuhan bukan hanya manusia, tapi ada makhluk lain dan berada di tempat
lain. Allah mengatakan sebagian ada yang diceritakan dan ada yang tidak.
Dan ini menjadi tantangan besar manusia terkait dengan kesiapan
teknologi untuk berinteraksi dengan mereka jika benar ada.
- Tentang masa depan manusia
Adanya kehawatiran bagaimana jika Amerika datang kepada kita
kemudian menjajah. Maka kemudian itu akan berpikir bagaimana masa
depan manusia terkait dengan itu.
D. Kerusakan Lingkungan
Kemajuan teknologi, eksploitasi alam yang dilakukan secara besar-besaran
akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Menurut PBB ini merupakan salah
satu perhatian besar bagi PBB bagaimana untuk mengatasinya. Dampak dari
kerusakan lingkungan :
- Munculnya beberapa penyakit, karena lingkungan yang tidak kondusif
maka penyakit tidak terkendalikan.
- Kematian dini. PBB mencatat 1 dari 5 anak di Afrika akan mengalami
kematian dini karena kerusakan lingkungan. Seharusnya masalah ini bisa
diatasi dan dicegah.