Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH AFEKSI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI

MAHASISWA UIN MALANG PADA MASA PANDEMI

PROPOSAL PENELITAN

Oleh

Anindhya Faza Arzaqi (20040111005)


Muhammad Charismawan (200401110011)
Muhammad Ajril Sabillah (200401110016)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
D. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................5
A. Prestasi Mahasiswa......................................................................................5
1. Pengertian Prestasi Mahasiswa................................................................5
2. Faktor-Faktor Prestasi Mahasiswa...........................................................5
3. Aspek-Aspek Prestasi Mahasiswa............................................................8
B. Afeksi Orang Tua.........................................................................................9
1. Pengertian Afeksi Orang Tua...................................................................9
2. Aspek-Aspek Afeksi Orang Tua..............................................................10
C. Pengaruh Afeksi Orang Tua terhadap Prestasi Mahasiswa....................11
D. Kerangka Konseptual..................................................................................12
E. Hipotesis Penelitian......................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................13
A. Desain Penelitian..........................................................................................13
B. Identifikasi variable Penelitian...................................................................13
C. Definisi Operasional.....................................................................................14
D. Subjek Penelitian..........................................................................................15
1. Populasi...................................................................................................15
2. Sample.....................................................................................................15
E. Metode Pengumpulan Data.........................................................................15
1. Wawancara..............................................................................................16
2. Observasi.................................................................................................16
3. Dokumentasi............................................................................................16
4. Skala........................................................................................................16
F. Analisis Data.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan afeksi orang tua sangat tinggi dalam menentukan prestasi mahasiswa,
dalam hal ini orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya tentu akan selalu
memperhatikan kebutuhan belajar anaknya ketika dalam masa pandemi seperti
sekarang. Kepedulian tersebut dapat berbentuk perhatian, rasa hormat, tanggung
jawab dan pemahaman orang tua terhadap prestasi mahasiswa. Sementara upaya dari
pemerintah dalam penanganan terus berjalan kami menyoroti dampak jangka
Panjang dari pandemic pada sektor Pendidikan yang selama ini masih diberlakukan
pembelajaran dalam jaringan dimana nantinya peran dari generasi bangsa seperti
mahasiswa akan dibutuhkan di kemudian hari. Menurut Hasbullah (2001) orang tua
memiliki sebuah peranan penting dalam Pendidikan anak adapun dasar-dasar
tanggung jawab meliputi (1) memberikan motivasi atau dorongan cinta kasih yang
dapat mendekatkan hubungan orang tua terhadap anak. Perhatian orang tua dengan
secara ikhlas dan dari hati nurani akan cepat mendorong terhadap sikap dan tindakan
tanggung jawab untuk mengorbankan kehidupannya dalam memberikan pertolongan
kepada anaknya menjadikan orang tua benteng pertama anak dalam bahaya, (2)
memberikan dukungan motivasi merupakan hal yang harus dilakukan orang tua
sebagai kedudukannya di keluarga dalam memberikan semangat tak lupa tanggung
jawab terhadap moral anak meliputi nilai spiritual dan nilai agama, (3) menjaga dan
mendidik anaknya, tanggung jawab ini merupakan sebuah dorongan alami untuk
dilakukan karena anak membutuhkan makan, minum dan perawatan agar bisa
tumbuh dengan baik dalam memenuhi kebutuhan sumber vitamin, (4) memberikan
Pendidikan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan ilmu keterampilan yang
berguna bagi kehidupan anaknya nanti.
Perhatian adalah memfokuskan tenaga psikis terhadap suatu objek tertentu dan
banyak sedikitnya kesadaran yang mengiringi suatu kegiatan yang dilaksanakan
(Suryabrata,2014). Perhatian pada prestasi mahasiswa ditujukan kepada orang tua
dimana peran perhatian dimasa pandemic sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.
Sedangkan menurut Nasution (dalam Martsiswati dan Suryono,2014) menjelaskan

1
bahwa orang tua adalah orang yang berada di kehidupan sehari-hari yang disebut
sebagai bapak dan ibu yang memiliki tanggung jawab terhadap keluarga dan rumah
tangga, yaitu untuk memberikan Pendidikan, mengasuh, dan membimbing anak-
anaknya dalam meraih suatu tahapan-tahapan tertentu supaya anak siap untuk hidup
bermasyarakat. Tanpa adanya pendampingan serta perhatian dari keluarga tentu akan
menurunkan minat dan semangat mahasiswa dalam proses pembelajaran
berlangsung. Menurut Koyimah (2016) bentuk perhatian tidak harus memenuhi
kebutuhan pokok saja akan tetapi bentuk perhatian yang lain juga harus diberikan
berikut macam-macam perhatian: pengawasan terhadap anak, memenuhi kebutuhan
belajar anak, memberikan reward dan memberikan nasehat. Bentuk perhatian orang
tua yang bisa diberikan kepada anak selama pembelajaran dalam jaringan (daring)
yakni orang tua harus mampu menyediakan waktunya secara maksimal untuk
memberikan pengawasan dan memberi bimbingan belajar terhadap anaknya. Dimana
orang tua merupakan guru pertama yang mengajarkan anak dalam lingkungan
keluarga menjadikan salah satu factor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Orang
tua juga harus menentukan atau mengarahkan tujuan masa depan anaknya meskipun
hal tersebut bertolak belaka dengan keinginan sang anak agar tidak terjadi hal yang
tidak di inginkan dengan memberikan perhatian yang cukup.
Rasa hormat, anak adalah tiruan orang tua kalimat tersebut merupakan sebuah
ucapan yang sering terdengar di masyarakat, dimana orang tua yang bersikap sopan
dan hormat terhadap orang lain, secara tidak langsung menanamkan kebiasaan baik
pada anak. Orang tua harus menanamkan sikap hormat dan sopan sejak dini pada
anak. Setiap orang tau mendambakan anak yang mempunyai sikap santun dan
menghormati orang lain. Namun tidak bisa dipungkiri, tingkah anak-anaknya
terkadang sungguh di luar harapan orang tua. Kadang sikap anak menurut dan manis,
dilain waktu anak bertingkah jahil, nakal, tidak sopan dan tidak menghormati orang
lain. Ada juga sopan dihadap orang lain tidak sopan terhadap orang tua sendiri hal
demikian yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak. Menurut Popov dkk. (1997:
221) menyatakan “respect is an attitude of honoring people and caring about their
right” (karakter hormat merupakan sikap memuliakan manusia dan mempedulikan
hak mereka).
Tanggung jawab menurut Widagdho (1999) adalah manusia memiliki kesadaran
atas tingkah laku perbuatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja.
Tanggung jawab memiliki keterkaitan dengan sebuah kewajiban, kewajiban adalah
2
sesuatu tugas atau perintah yang dibebankan kepada individu. Artinya orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal
yang menjadi tanggung jawabnya dan tanggung jawab terhadap orang lain. Orang tua
yang memilki sifat tanggung jawab berarti orang tua yang mau berkorban untuk
kepentingan anaknya dalam pemenuhan pendidikannya dan mengawasi anaknya
dalam kehidupannya. Banyak dari orang tua yang meninggalkan tanggung jawab
untuk mendidik anaknya dikarenakan sudah merasa menyekolahkan anaknya dan
sudah memenuhi kebutuhan terhadap Pendidikan.
Pemahaman menurut Widiasworo (2017) bahwa pemahaman merupakan sebuah
kemampuan untuk menghubungkan atau mengasosiasikan informasi-informasi yang
dipelajari menjadi satu pemikiran. Pada dasarnya pemahaman merupakan salah satu
bentuk dari hasil belajar. Pemahaman ada dikarenakan adanya sebuah proses
interaksi dan proses belajar, karena proses untuk memahami sebuah ilmu
pengetahuan peril diikuti dengan interaksi belajar dan juga berfikir. Pemahaman
orang tua dalam hal ini dimaksudkan untuk memahami kondisi anak dan pemahaman
terhadap kegiatan belajar. Memahami kondisi anak dimana tidak semua anak
memilki intelegensi dan kepribadian yang sama sebagai orang tua sebaiknya
mengetahui terhadap hal tersebut dan men-support. Sebagai orang tua jangan terlalu
memaksakan agar anak faham terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan
dan jangan menekan terlalu berlebih agar anak merasa nyaman dan merasa di-
support oleh orang tuanya.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses
kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang
diberikan oleh seorang pengajar pendidik di masing-masing instansi dari jumlah
bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran
tentunya selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal (A
Syafii, 2018). Tercapainya sebuah prestasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena
keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak factor yang dapat
mempengaruhinya, antara lain factor internal dan factor eksternal.
Motivasi dalam belajar yang tinggi memungkinkan akan memperoleh hasil
belajar yang tinggi, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya.
Motivasi belajar terdiri dari tiga komponen penggerak yaitu kebutuhan, dorongan,
dan tujuan. Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi
3
terhadap prestasi mahasiswa, dukungan orang tua merupakan tokoh yang sangat
berperan dalam perkembangan kepribadian maupun keberhasilan anak. Kepribadian
yang memiliki efikasi diri yang sangat tinggi akan lebih termotivasi untuk mencapai
tujuan. Semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang maka tingkat motivasinya akan
semakin tinggi. Hal ini dicerminkan dengan besarnya usaha yang dilakukan serta
ketekunannya dalam mengatasi rintangan yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang hanya untuk melihat seberapa
besar dampak dari pengaruh pembelajaran daring dimasa pandemi terhadap prestasi
belajar mahasiswa, maka dari itu kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “pengaruh afeksi orang tua terhadap prestasi mahasiswa UIN Malang pada
masa pandemi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan


masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan, yaitu “Seberapa besar pengaruh afeksi
orang tua terhadap prestasi mahasiswa UIN Malang pada masa pandemi?".

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang disajikan pada sub bab rumusan


masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan besarnya pengaruh
afeksi orang tua terhadap prestasi mahasiswa UIN Malang pada masa pandemi.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang disajikan pada sub bab di atas,
maka manfaat dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penelitian
tentang pengarh afeksi orangtua terhadap prestasi mahasiswa UIN Malang pada masa
pandemi.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Prestasi Mahasiswa

1. Pengertian Prestasi Mahasiswa

Definisi prestasi menurut Marjono (2018), yaitu hasil yang didapatkan oleh
seseorang setelah suatu kegiatan baik secara individual maupun berkelompok.
Menurut Djamarah (1994) dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,
mengemukakan bahwa prestasi merupakan sesuatu yang telah diciptakan, dicapai,
hasil pekerjaan, hasil yang memuaskan hati yang didapat dengan usaha dan jalan
keuletan kerja. Sementara Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian atau
pencapaian belajar pada pendidikan tentang proses dan kemajuan siswa mengenai
pemahaman penguasaan bahan ajar yang disampaikan guru kepada siswa serta nilai-
nilai yang didapatkan siswa dalam kurikulum. Sedangkan definisi mahasiswa dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan orang yang sedang menuntut
ilmu di perguruan tinggi.
Berdasarkan pengertian sebagaimana dikemukakan diatas, dapat diambil suatu
pemahaman tentang hakikat prestasi mahasiswa. Hakikat dari prestasi adalah sebuah
hasil, perkembangan, dan kemajuan. Jadi, prestasi mahasiswa merupakan sebuah
hasil, perkembangan, dan kemajuan yang terjadi pada mahasiswa. Prestasi
Mahasiswa merupakan hasil perolehan belajar di perguruan tinggi baik di bidak
akademik maupun non-akademik. Prestasi Mahasiswa diperoleh dari pengalaman-
pengalaman mahasiswa atas usahanya belajarnya.

2. Faktor-Faktor Prestasi Mahasiswa

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Syah (2012), Prestasi belajar
dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal (bakat, sikap, minat, motivasi,
inteligensi) dan faktor eksternal (afeksi orang tua, guru, dan teman) individu.

a. Faktor Internal

5
1) Inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan potensi umum (general potential
ability). Inteligensi juga biasa disebut sebagai kecerdasan. Dalam ilmu
psikologi, inteligensi diartikan sebagai suatu kemampuan berfikir abstrak,
kemampuan menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan
berbagai masalah, kemampuan mengarahkan serta mengubah arah pikiran,
perasaan, dan perilaku yang rasional, dan kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Dengan demikian, inteligensi atau kecerdasan
merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa.
2) Bakat
Bakat merupakan kemampuan potensi khusus (specific potential
ability). Bakat juga biasa disebut juga sebagai talenta. Bakat sudah ada sejak
individu lahir atau bawaan. Akan tetapi, juga masih perlu mengasah potensi
khusus ini untuk bisa disebut dengan bakat. Bakat ini menjadi faktor yang
mempengaruhi prestasi mahasiswa karena dalam diri individu memiliki
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan keterampilannya. Oleh
karena itu, individu yang memiliki bakat di bidang tertentu, maka
diperkirakan akan mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang tersebut.
3) Sikap
Sikap merupakan bagaimana tindakan atau individu mengekspresikan
dari hasil pemikiran dan perasaan individu tentang diri sendiri, seseorang,
obyek, serta masalah-masalah dalam lingkungannya. Sikap ini dipelajari,
bukan muncul begitu saja. Sikap mengacu pada serangkaian emosi,
keyakinan, dan perilaku individu terhadap sesuatu. Tentu setiap individu
memiliki sikap yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sikap mempengaruhi
prestasi mahasiswa karena kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu
sesuai dengan yang dihadapinya. Jika sikap yang positif, maka mahasiswa
dapat mengembangkan prestasi yang diinginkan dan sebaliknya.
4) Minat
Minat merupakan perasaan suka, nyaman, dan keinginan untuk
menetap di suatu aktivitas atau kegiatan tertentu. Minat membuat
kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah. Minat bisa
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa karena jika mahasiswa tidak
memiliki minat untuk mencapai tujuannya, maka mahasiswa tidak

6
bersemangat untuk dapat mencapai sebuah prestasi yang tinggi. Sebaliknya,
mahasiswa yang memiliki dorongan minat menyukai sesuatu dalam belajar,
maka bisa menghasilkan prestasi yang optimal.
5) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan penggerak untuk menciptakan
serangkaian usaha sesuai tujuannya. Motivasi mahasiswa diadakan sebagai
perubahan perilaku dan pengarah mahasiswa untuk membangun sistem
pembelajaran lebih bermakna. Mahasiswa yang memiliki motivasi lebih
tinggi akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi daripada mahasiswa
yang memiliki motivasi rendah atau tidak memiliki motivasi sama sekali.
Dengan demikian, hal ini mempengaruhi keberhasilan atau prestasi
mahasiswa.

b. Faktor Eksternal

1) Afeksi Orang Tua


Afeksi atau kasih sayang orang tua merupakan faktor penting dalam
pencapaian prestasi mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki afeksi yang tinggi
dari orang tuanya akan diberikan fasilitas, ruang, dan waktunya kepada
mahasiswa agar bisa berprestasi. Afeksi orang tua yang tinggi terhadap
mahasiswa akan rela berkorban demi mencapai hasil yang terbaik. Bentuk-
bentuk afeksi orang tua ialah perhatian, rasa hormat, tanggung jawab, dan
pemahaman terhadap anaknya. Mahasiswa yang memiliki afeksi orang tua
yang tinggi akan mendapat fasilitas-fasilitas untuk belajar, kebutuhan fisik,
psikis, dan pendidikannya terpenuhi, serta selalu menghargai hasil belajar
anaknya. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki afeksi orang tua yang
tinggi akan membentuk individu yang percaya diri. Hal ini mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa.
2) Guru atau dosen
Guru atau dosen merupakan pembimbing di instansi sekolah untuk
murid-muridnya. Guru merupakan pendidik profesional untuk mengajar
materi pelajaran, moralitas, mendidik, membimbing, melatih, menilai, dan
mengevaluasi murid-muridnya. Peran guru ialah membentuk dan
membangun kepribadian siswa menjadi seseorang yang berprestasi dan
berguna bagi nusa dan bangsa. Hal ini membuat guru biasa disebut juga

7
sebagai orang tua siswa di sekolah. Kehadiran guru mutlak diperlukan di
dalamnya. Oleh karena itu, sebuah instansi yang memiliki guru-guru yang
berkualitas tinggi, maka akan menghasilkan siswa yang berprestasi tinggi
pula, dan sebaliknya.
3) Teman
Lingkungan pertemanan membentuk kepribadian anak karena dalam
pergaulan sehari-harinya, individu akan menyesuaikan diri dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Apabila peserta didik berada di
lingkungan pertemanan yang positif, saling mendukung, rajin belajar,
memiliki moral dan kecerdasan yang baik, maka kemungkinan besar akan
berpengaruh terhadap prestasi individu tersebut juga.

3. Aspek-Aspek Prestasi Mahasiswa

Prestasi setiap mahasiswa tidak selalu sama. Menurut Sawiji (2008), prestasi
mahasiswa dibagi menjadi dua yaitu prestasi akademik dan prestasi non-akademik.

a. Prestasi Akademik

Prestasi akademik yang dimaksud di sini merupakan prestasi keilmuan yang


berkaitan dengan nilai-nilai matakuliah mahasiswa di kampus. Biasanya, prestasi
akademik mahasiswa ditetapkan melalui rangkaian tes tertentu di dalam
universitas. Jadi, bentuk prestasi akademik berupa nilai mata kuliah, IP (Indeks
Prestasi) dan IPK (Indeks Prestasi Komulatif). Pengukuran tinggi rendahnya
prestasi akademik mahasiswa yaitu diperoleh dari angka yang sesuai mahasiswa
dapatkan dari bentuk-bentuk di atas. IP merupakan nilai hasil belajar dalam satu
semester, sedangkan IPK merupakan keseluruhan hasil pembelajaran mahasiswa
dari semester satu hingga semester akhir.
Nilai IP dan IPK berada pada 0-4. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran
prestasi akademik bisa dikatakan tinggi atau rendah yaitu perlu memahami
tentang ketetapan ukuran yang tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Dalam dokumen tersebut diuraikan bahwa pelaporan
penilaian berupa kualifikasi kapabilitas mahasiswa dengan kisaran sebagai
berikut:

8
 Huruf A sama dengan angka 4, artinya kategori sangat baik
 Huruf B sama dengan angka 3, artinya kategori baik
 Huruf C sama dengan angka 2, artinya kategori cukup
 Huruf D sama dengan angka 1, artinya kategori kurang
 Huruf E sama dengan angka 0, artinya kategori sangat kurang

c. Prestasi Non Akademik

Prestasi non-akademik merupakan prestasi yang dicapai melalui berkegiatan,


organisasi, dan bersosialisasi dengan orang lain. Prestasi non akademik
mencakup banyak hal dan bentuk seperti prestasi pada bidang kesenian, olahraga,
sastra, kepemimpinan, teknologi, dan sebagainya yang di luar dari IP dan IPK
mahasiswa. Biasanya, prestasi non-akademik ini diapresiasikan dengan
memberikan trophy atau piala, piagam penghargaan, dan sertifikat dari kegiatan-
kegiatan di luar akademik. Maka dari itu, prestasi non akademik dapat diartikan
sebagai kemampuan mahasiswa dalam mengasah dan mengembangkan soft skill
yang dimilikinya di luar dari kemampuan akademiknya. Wadah untuk
mengembangkan prestasi non akademik di sebuah universitas juga sangat banyak
sekali, misalnya seperti organisasi kampus, organisasi fakultas, UKM (Unit
Kegiatan Mahasiswa), dan lain-lain.

B. Afeksi Orang Tua

1. Pengertian Afeksi Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), afeksi artinya rasa kasih
sayang atau perasaan dan emosi yang lunak. Afeksi juga dapat diartikan sebagai
kebutuhan yang paling dasar. Menurut Cronbach dalam Dirgagunarsa (1989),
kebutuhan afeksi merupakan kebutuhan dimana seseorang ingin memperoleh respon
atau perlakuan hangat dari orang lain, misalnya orang tua, guru, ataupun teman-
teman. Sedangkan orang tua merupakan ayah dan ibu dari seorang anak, baik melalui
hubungan biologis maupun sosial. Orang tua juga merupakan orang yang
bertanggung jawab atas pendidikan dan perkembangan anak dari segala aspek
kehidupannya. Seperti definisi dari Nasution & Nasution (1989), mendefinisikan

9
orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah
tangga, yang dalam kehidupan sehari-harinya lazim disebut sebagai bapak-ibu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa afeksi
orang tua merupakan perasaan cinta, kasih, dan sayang dari orang tua untuk
memenuhi kebutuhan hubungan emosi.

2. Aspek-Aspek Afeksi Orang Tua

Afeksi atau kasih sayang orang tua mempunyai beberapa aspek. Fromm
(2005:33) menyebutkan bahwa cinta atau kasih sayang tersebut mencakup empat
aspek, yaitu:

a. Perhatian
Perhatian sangat berkaitan dengan cinta dan kasih sayang. Adanya perhatian
dari orang tua terhadap anaknya baik yang bersifat fisik, psikis, maupun
pendidikan akan membuat anak mengetahui kalau ia dicintai dan disayangi oleh
orang tuanya. Bentuk perhatian dari orang tua ialah rela berkorban dan bekerja
keras demi pencapaian terbaik untuk anaknya. Anak yang memiliki perhatian
khusus oleh orang tua akan mendapatkan fasilitas-fasilitas yang menunjang
kemampuan anak untuk berkembang. Secara mental, orang tua juga mengajari
mana yang baik, buruk, benar, dan salah untuk anaknya melalui bimbingan serta
nasihat-nasihat yang disampaikan dengan baik. Selain itu, orang tua juga akan
mengawasi bagaimana dan dimana lingkungan sekolah yang tepat, lingkungan
teman, maupun lingkungan yang lain untuk anak bisa menjadi pribadi yang baik
dan berkualitas. Penghargaan atas pencapaian apapun yang dihasilkan oleh anak
juga termasuk perhatian orang tua, misalnya penghargaan dengan ekspresi verbal
dan hadiah-hadiah lainnya.
b. Rasa hormat
Rasa hormat menunjukkan tidak adanya eksploitasi. Rasa hormat adalah
penghargaan kepada orang yang dicintai dan disayangi, tumbuh dan berkembang
demi orang yang disayang tersebut. Orang tua yang menyayangi anaknya akan
menghormati sekecil apapun pencapaian yang diraihnya. Rasa hormat terhadap
anak akan memberikan kepribadian yang baik dan menanamkannya secara tidak
langsung. Hal ini membuat hati anak menjadi damai dan tidak tertekan, sehingga

10
bisa lebih mengoptimalkan kemampuannya dengan rasa percaya diri karena telah
dihormati.
c. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan suatu tindakan orang tua yang sepenuhnya
bersifat sukarela. Maksudnya ialah, dalam tanggung jawab ada ketulusan untuk
melakukan sesuatu dengan sukarela. Misalnya orang tua menyayangi,
membimbing dengan sabar, mengeluarkan banyak uang untuk anak itu adalah
kewajiban yang tidak untuk mendapat pujian dari orang lain, tetapi dilakukan
karena benar-benar tulus sepenuh hati.
d. Pemahaman
Orang tua harus memahami bahwa setiap manusia adalah makhluk yang unik
dan tidak sama dengan yang lain. Orang tua yang menyayangi anaknya tidak akan
menuntut anaknya untuk menjadi orang lain, menuntut yang menjadikan anak
stres, atau menuntut anak dengan cepat tetapi tidak sesuai dengan kemampuan
anak. Orang tua yang bisa memahami anaknya akan mau menerima anak dengan
segala kelebihan dan kekurangannya. Orang tua yang paham juga bisa
mengarahkan anak untuk mencapai kemampuan anak menjadi lebih optimal
sehingga mempengaruhi prestasi-prestasinya.

C. Pengaruh Afeksi Orang Tua Terhadap Prestasi Mahasiswa

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zulifah (2011), menunjukkan hasil


bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa sangat bergantung dengan keterlibatan orang tua
di rumah. Selain itu, Maslow juga mengemukakan bahwa tanpa cinta dan kasih sayang,
maka seseorang akan mengalami keterlambatan perkembangan atau pertumbuhan
kemampuannya akan terhambat, dan sebaliknya, jika kebutuhan afeksi terpenuhi, maka
akan mengalami kemajuan pada pertumbuhan kemampuannya (Goble, 1987). Didukung
oleh bukti lain bahwa Miftah dkk (2019) juga menemukan pengaruh variabel kebutuhan
afeksi, pengasuhan dan dukungan finansial terhadap hasil belajar.
Di masa pandemi, orang tua yang memberikan kasih sayang kepada anaknya
akan berpengaruh dalam pencapaian di bidang akademik maupun non-akademik. Ketika
mahasiswa diberikan perhatian oleh orang tua di rumah, maka akan timbul rasa bahagia,
nyaman, aman, dan tidak mudah stress. Mental mahasiswa menjadi percaya diri, bebas
dari rasa cemas dan takut yang berlebihan, serta menjadi pribadi yang tangguh karena

11
kebutuhan afeksi sudah terpenuhi. Selain itu, mahasiswa juga menjadi pribadi yang
berkarakter dan peduli ataupun perhatian terhadap orang sekitar maupun diri sendiri.
Oleh karena itu, dengan adanya kepedulian, perhatian, dan keterlibatan orang tua
menimbulkan motivasi dan perilaku belajar yang benar, sehingga tercipta sebuah prestasi
yang maksimal.

D. Kerangka Konseptual

Berdasarkan dari penjelasan kajian-kajian teori di atas, dapat kita simpulkan dalam
kerangka konseptual ini bahwa perhatian orang tua dalam prestasi belajar siswa sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, jika afeksi orang tua terhadap mahasiswa baik,
maka hasil belajar mahasiswa akan baik begitu pula sebaliknya.

Gambar 1.
Skema Kerangka Konseptual

E.
Aspek-aspek afeksi orang tua
Aspek-aspek prestasi mahasiswa
a. Perhatian
b. Rasa Hormat a. Akademik
c. Tanggung Jawab b. Non-Akademik
d. Pemahaman

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka hipotesis yang peneliti


gunakan merupakan hipotesis berarah atau hipotesis alternatif. Jadi, hipotesis
penelitiannya adalah ada pengaruh afeksi orang tua terhadap prestasi mahasiswa UIN
Malang pada masa pandemi.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendektan yang di dalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data
sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan,
rumus dan kepastian. Pendekatan kuantitatif memiliki bentuk-bentuk eksperimental,
yaitu pre eksperimen, eksperimen penuh, faktorial, kuasi eksperimen, dan time-
series.

Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, sehingga


penelitian ini sering disebut penelitian naturalistic. Obyek yang alami adalah
objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada
saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek dan keluar dari objek relatif
tidak berubah. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menjadi instrumen. Oleh
karena itu dalam penelitian kuantitatif instrumennya adalah Human instrument.
Untuk menjadi instrumen peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang
luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkontruksi
objek yang diteliti menjadi jelas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan


tujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Dari jenis masalah yang ingin dikaji, penelitian ini merupakan penelitian
korelasi. Dimana penelitian korelasi, menurut Arikunto, adalah penelitian yang
dimaksud untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan atau pengaruh antara dua
variabel atau lebih.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

13
Istilah variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian. Bahkan sering dinyatakan variabel penelitian itu
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
1. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang variasinya mempengaruhi variabel
lain atau dapat juga dikatakan variabel yang pengaruhnya terhadap variabel
lain ingin diketahui. Penelitian ini yang menjadi varibel bebasnya adalah
afeksi orang tua
2. Variabel Terikat (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain atau variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Penelitian ini yang menjadi variabel
terikatnya adalah prestasi mahasiswa.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang


dirumuskan berdasarkan karakteristi-karakteristik variabel tersebut yang dapat
diamati. Peneliti harus memilih dan menentukan definisi operasional yang paling
relevan bagi veriabel yang di telitinya (Azwar, 2011). Berikut adalah definisi
operasional dalam penelitian:
1. Afeksi orang tua merupakan kasih sayang orangtua yang mengakibatkan
rekonstruksi terhadap anaknya (mahasiswa). Kehadiran orangtua untuk
membeikan support system atau stimulus yang mendorong anaknya untuk
lebih baik dari sebelumnya merupakan sebuah apresiasi besar untuk
membangun keototentikan di masa depan. Maka dari itu, kehadiran orangtua
sangat diperlukan bagi seorang anaknya yang sedang menempuh pendidikan
sebagai mahasiswa.
2. Prestasi mahasiswa dalam menyusun kematangan kepribadiannya. Karena
dalam konteks prestasi tidak selalu dikaitkan dalam bentuk kompetisi di
medan perlombaan. Melainkan berkompetisi dari masa lalu, sehingga lebih
dari sebelumnya merupakan sebuah apresiasi besar yang patut untuk
dibanggakan dari setiap individu mahasiswa. Karena setiap orang memiliki
kepribadian istimewanya sendiri yang perlu dihargai. Jikalau mahasiswa
mampu merekontruksi kepribadinnya sendiri, maka dapat dinyatakan
berhasil dalam menggapai prestasinya.

14
D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam


sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang
digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi, sampel, dan
teknik sampling yamg digunakan.
1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang


memiliki beberapa karakteristikk yang sama (Latipun, 2011). Sedangkan
menurut Azwar populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak
dikenai generelisasi hasil penelitian. Subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok
subjek yang lain (Azwar, 2011). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa UIN Malang.
Adapun karakteristik populasi yang menjadi sasaran penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Mahasiswa aktif UIN Malang


b. Mahasiswa angkatan 2020 UIN Malang
c. Mahasiswa Ma’had Sunan Ampel Al’aly
2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).


Apabila subjek penelitian kurang dar 100, maka lebih baik diambil semua.
Jikalau subjek yang lebih dari 100, maka ada baiknya diambil antara 10-15%
atau 20-25% (Arikunto, 2006).
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling
atau sampel acak. Dalam pengambilan sampelnya dengan mencampur subjek-
subjek di dalam populasi, sehingga semua subjek dianggap sama. dengan itu,
maka peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2010).

E. Metode Pengumpulan Data

15
Arikunto menjelaskan metode pengumpulan data adalah cara bagaimana data
mengenai variabel-variabel dalam penelitian dapat diperoleh. Pengumpulan data
merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian karena data ini akan
digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian.
1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk


memperoleh informasi dari subjek (Arikunto, 2006). Adapun tujuan dari
metode wawancara ini digunakan untuk menggali data awal dalam
penelitian dan untuk melengkapi data. Untuk memperoleh informasi
mengenai afeksi orangtua terhadap prestasi mahasiswa.
2. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi diartikan sebagai pengamatan dan


pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indra (Arikunto, 2006: 156). Observasi dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi nonpartisipan, dimana pengamat berada di
luar subyek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang
mereka lakukan. Observasi yang dilakukan di awal penelitian ini bertujuan
untuk menggali data awal. Untuk memperoleh gambaran mengenai afeksi
orangtua terhadap prestasi mahasiswa.
3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang variabel yang


berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda rapat,
dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi dari data tertulis
yang ada pada subyek penelitian dan yang mempunyai relevansi dengan
data yang dibutuhkan.
4. Skala

Skala merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk


mengungkap suatu konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan
aspek kepribadian individu (Azwar, 2007).

16
Penelitian ini menggunakan dua jenis skala, yaitu skala tentang stress
mahasiswa yang menyusun skripsi dan skala tentang self-efficacy.
Menurut (Azwar, 2007) skala yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan modifikasi skala Likert, dimana masing-masing skala memiliki
ciri-ciri empat alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan
favorable danpernyataan unfavorable, dengan cara penilaian dengan
menggunakan empat kategori jawaban yaitu sebagai berikut:

Tabel

Skoring Skala Liketrt

Kategori Jawaban Favourable Unfavourable

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

STS (Sangant Tidak Setuju) 1 4

Penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan


menghilangkan alternatif jawaban “ragu-ragu”, hal tersebut dilakukan
karena “ragu-ragu” mengindikasikan subjek tidak yakin dengan jawaban
yang diberikan (Azwar, 2007). Penghilangan alternatif jawaban “ragu-
ragu” dilakukan peneliti sebagai upaya agar subjek hanya memberikan
jawaban yang diyakini oleh subjek.
Penilaian skor bergerak mulai dari satu sampai empat, hal ini
dilakukan peneliti dengan alasan ada beberapa pendapat bahwa nilai nol
dapat diartikan bahwa subjek tidak memiliki hal yang disebutkan dalam
suatu pernyataan dalam skala.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan


masalah dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil

17
penelitian. Teknis analisis data yang digunakan adalah kuantitatif korelasi yang
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara dua
variabel atau lebih. Adapun untuk mengetahui pengaruh afeksi orangtua terhadap
prestasi mahasiswa, maka perlu menggunakan kategorisasi berdasar model
distribusi normal (Azwar, 2007).

18
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Metode Penelitian Masyarakat. Metode Penelitian.

Arikunto. (2010). Metode Penelitian Filsafat. Metodologi Peneltian. Bandung.

Azwar. (2007). Pengantar Metodologi Penelitian. Metodologi Penelitan. Jakarta.

Azwar. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Metodologi Penelitian. Jakarta.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Afeksi pada KBBI Daring. Diambil 07
Maret 2022, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/afeksi

Black, S. R., Evans, M. L., Aaron, L., Brabham, D. R., & Kaplan, R. M. (2021). Covariance
between parent and child symptoms before and during the COVID-19 pandemic.
Journal of Pediatric Psychology, 46(10), 1182–1194.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsab086

Dirgagunarsa, S. (1989). Pengantar Psikologi. Mutiara.


Djamarah, S., B. (1994). Prestasi belajar dan kompetensi guru. Usaha Nasional.
Fromm, E. (2005). The art of loving: Memaknai hakikat cinta. Gramedia Pustaka Utama.
Goble, G., F. (1987). Mazhab Ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Kanisius.

Grumbach, G., Johnson, A. H., Engel, E., & Campos-moreira, L. D. (2021). Penghentian
Virtual di tengah COVID-19: Strategi untuk Magang Pekerjaan Sosial Sekolah dan.
216–223. https://doi.org/10.1093/cs/cdab008V

Grumbach, G., Johnson, A. H., Engel, E., & Campos-Moreira, L. D. (2021). Virtual
Termination amid COVID-19: Strategies for School Social Work Interns and Field
Instructors. Children and Schools, 43(4), 216–223. https://doi.org/10.1093/cs/cdab008

Latipun. (2011). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Penelitian. jakarta.

Lindert, J., Jakubauskiene, M., & Bilsen, J. (2021). The covid-19 disaster and mental health-
assessing, responding and recovering. European Journal of Public Health, 31, IV31–
IV35. https://doi.org/10.1093/eurpub/ckab153

Marjono. (2018). Sembilan kiat sukses siswa berprestasi. LPPM Institut Agama Islam
Ibrahimy.

Masalah, A. L. B. (2014). Niken Dwi Cahyani, 2014 Efektivitas Bimbingan Pribadi-Sosial


Untuk Mengembangkan Karakter Hormat Peserta Didik Universitas Pendidikan
Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. 1–12.

19
Miftah, M. F., Sari, T. T., & Meita, N. M. (2019). Pengaruh Peran Ayah Dalam Keluarga
Terhadap Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Iva Di Min 2 Sumenep. Alpen: Jurnal
Pendidikan Dasar, 3(1). https://doi.org/10.24929/alpen.v3i1.25
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 49 tahun 2014
Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
http://faperta.ugm.ac.id/2014/site/fokus/pdf/permen_tahun2014_nomor049.pdf

Ramadanti, E., Mukhlis, I., & Hadi Utomo, S. (2021). Dampak pandemi COVID-19 terhadap
pendidikan tinggi di Kota Malang. Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Pendidikan, 1(3), 209–
218. https://doi.org/10.17977/um066v1i32021p209-218

Rahmawati, L. (2015). Khuruj Dan Komitmen Pada Keluarga (Studi Deskriptif Pada
Jamaah Tabligh). http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/6871

Sawiji. (2008). Pendamping materi kewarganegaraan. Penerbit Agung

Suleman, S., Ratnani, Y., Stockley, K., Jetty, R., Smart, K., Bennett, S., Gander, S., & Loock,
C. (2020). Supporting children and youth during the COVID-19 pandemic and beyond:
A rights-centred approach. Paediatrics and Child Health (Canada), 25(6), 333–336.
https://doi.org/10.1093/pch/pxaa086

Syah, M. (2012). Psikologi belajar. Raja Grapindo Jakarta


Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution. (1989). Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Anak. PT. BPK Gunung Mulia.
Zulifah, N. (2011). Hubungan keterlibatan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.

20

Anda mungkin juga menyukai