Dosen Pengampu :
Fajar Destari, S.E, M.M.
Penyusun :
Anis Lalla Febiona (190810201091)
Chindy Indiari Yulia Widyaningrum (190810201152)
Ispha theresia Br gurusinga (190810201160)
Ikke Shululatus Kurnia Diningrum (190810201171)
Dilla Melani Kory (190810201197)
Duwi Ajeng Septiani Putri (190810201214)
3. Untuk menilai potensi yang ada di dalam diri seorang karyawan sehingga
dapat merencanakan perkembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang
bersangkutan.
Keterangan:
(365 – (12 hari libur nasional – 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 = 255
hari)
(365 – (12 hari libur nasional – 12 hari libur cuti tahunan) x 4/5 = 273
hari)
(365 – (52 hari libur Minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti
tahunan) = 289 hari)
(365 – (104 hari libur Saptu & Minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari
libur cuti tahunan) = 237 hari)
Dalam menggunakan metode ini perlu dihitung jumlah hari kerja efektif ,yaitu
jumlah hari setahun dikurangi jumlah hari cuti tahunan dan hari libur nasional
dikali dengan indeks.Indeks ini berdasarkan karakteristik jadwal kerja di suatu
instansi.Contoh ,jika seorang personel bekerja selama 4 hari ,terdiri 2 hari
dinas pagi, 1 hari dinas sore, 1 hari dinas malam ,setelah itu mendapatkan 1
hari libur, maka indeks yang didapat 4/5.
1. Kuesioner
2. Pedoman Wawancara
Selain itu dalam suatu penelitian, data yang dihasilkan haruslah data yang
baik yaitu data yang valid, reliable, dan akurat, berikut penjelasan tentang
validitas, realiabilitas, dan akurasi data yang dikumpulkan:
1. Validitas
Berikut tiga hal penting yang harus dipenuhi dalam menentukan validitas
pengukuran:
Isi pengukuran yang relevan merupakan hal yang sangat komplek karena
satu dependen variable selalu dipengaruhi banyak variable bebas
Cara pengukuran yang dimaksud dalam validitas ini adalah kepada siapa
peneliti menanyakan kuisonernya
2. Reliabilitas
Berikut tiga cara pengukuran yang dapat dipakai untuk melihat reabilitas:
3. Keakuratan
O. Studi Kasus
Perusahaan Coca-Cola merupakan salah satu perusahaan multinasional
yang sukses. Dengan cabang- cabang mendekati 200 negara dan lebih kurang 80
% lebih pendapatannya datang dari bisnis di luar Amerika, Coca Cola diterima
sebagai perusahaan global. Bagaimanapun Coca cola, cenderung menggambarkan
dirinya sebagai perusahaan “multi lokal” seperti yang terjadi pada kantor pusat di
Atlanta tetapi kantor pusatnya dapat berada dimana-mana yang menghadirkan
image Coca cola dengan “wajah local” disetiap Negara tempat mereka berbisnis.
Philosophy Coca cola adalah “berpikir global dan bertindak lokal” yang
menggambarkan mentalitas manajemen coca cola. Strategi bisnis utama Coca cola
adalah kebebasan meniru operasional yang cocok sesuai dengan tingkah laku dari
pasar sasaran. Pada saat yang sama, perusahaan mencoba membangun pola pikir
yang sama tentang pembagian karyawan.
Coca cola mengatur operasi globalnya melalui 25 divisi operasi yang
terorganisasi dibawah 6 kelompok regional: Amerika Utara, Eropa, Asia Pasifik,
Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin. Fungsi perusahahaan manajemen
sumber daya manusia adalah menyatukan semua divisi yang berbeda kedalam
keluarga Coca cola. Pencapaian manajemen sumber daya manusia perusahaan
dengan dua cara:
1. Mempropagandakan philosophi umum sumber daya manusia diantara
perusahaan.
2. Membangun kelompok internasional level eksekutif untuk tanggung
jawab manajemen senior dimasa datang.
Salah satu misi kelompok sumber daya manusia perusahaan dengan
membangun dan mendirikan sebuah philosopi di seluruh dunia yang mana bisnis
lokal dapat membangun pelatihan sumber daya manusianya. Contohnya, untuk
mendapatkan kebijakan standar kompensasi untuk semua operasi nasional, coca
cola memiliki philosopi kompensasi yang sama, total kompensasi harus kompetitif
dengan perusahaan terbaik di pasar lokal.
Dua kali setahun kelompok manajemen sumber daya manusia perusahaan
juga menerapkan sesi pelatihan manajemen sumber daya manusia dua kali
seminggu untuk staff sumber daya manusia dari setiap 25 divisi operasional. Sesi
ini memberikan gambaran dari philosopi manajemen sumber daya manusia
perusahaan dan membicarakan bagaimana bisnis lokal bisa mengartikan philosopi
itu pada kebijakan manajemen sumber daya manusia. Coca cola menemukan
bahwa pembagian informasi adalah salah satu keuntungan yang baik dari
membawa manajemen sumber daya manusia professional secara bersama-sama.
Contohnya, alat-alat yang dikembangan di Brazil cocok dengan masalah spesifik
dari manajemen sumber daya manusia yang mungkin berguna juga di Australia.
Sesi ini menyediakan sarana untuk manajemen sumber daya manusia profesional
berkomunikasi dan belajar satu sama lain, dan memfasilitasi tukar informasi yang
cepat dari inovasi dan alat nilai-nilai manajemen sumber daya manusia dari
regional ke regional. Sebanyak mungkin, coca cola menjalin hubungan antara
staff operasionalnya dengan staff lokal. Menurut seorang eksekutif senior: “kami
mencoba membatasi jumlah dari expatriat di suatu wilayah karena umumnya
orang lokal mempunyai persiapan yang lebih baik untuk melakukan bisnis di
tempat lokasi mereka sendiri.” Bagaimanapun, expatriat lebih dibutuhkan karena
dua alasan utama:
pertama, untuk mengisi kebutuhan skill yang spesifik yang mungkin tidak
ada di beberapa lokasi. Contohnya: ketika coca cola memulai operasi di Eropa
Timur, mereka membawa ekpatriat dari Chicago untuk mengisi manajer
keuangan. Alasan kedua, dengan menggunakan expatriat untuk meningkatkan
kemampuan dasar mereka sendiri. Coca cola percaya bahwa karena mereka
perusahaan global, manajer-manajer senior harus memiliki pengalaman
internasional. Kelompok manajemen sumber daya perusahaan memiliki lebih
kurang lima ratus manajer level atas yang terlibat dalam “program pelayanan
global” karakter dari manajer
Coca cola ini sebagai seorang yang memiliki pengetahuan atas beberapa
pengalaman mereka di lapangan, ditambah pengetahuan tentang perusahaan, dan
bisa melakukan dua hal di suatu lokasi internasional, nilai tambah lainnya dengan
pengalaman internasional yang mereka bawa ke perusahaan mereka dapat
membagi informasinya di perusahaan. Dari 500 peserta program, sekitar 200
orang pindah setiap tahun. Untuk mengurangi biaya transfer untuk karyawan ini,
Coca cola memberikan program pelayanan global “sistem kompensasi dasar
Amerika”. Mereka dibayar menurut standar gaji dari Amerika, berlawanan dengan
standar gaji yang ditetapkan di Negara dimana mereka ditempatkan. Seperti,
seorang manajer india pada program ini yang bekerja di Inggris akan dibayar
menurut standar gaji Amerika dan tidak menurut standar gaji India maupun
Inggris. Tujuan utama dari program ini adalah membangun kader-kader eksekutif
internasional yang akan menjadi manajer senior dimasa akan datang pada
perusahaan Coca Cola.
DAFTAR PUSTAKA