Anda di halaman 1dari 20

RESUME STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK TEKNIS / OPERASI

DOSEN PENGAMPU:
Fajar Destari, S.E, M.M

DISUSUN OLEH:
Sarah Ayu Fernanda (190810201020)
Gita rahmawati (190810201021)
Laily Nurdy (190810201043)
Mita Aisa Ramadhani (190810201044)
Nanda Unzila Aulia (190810201144)
Alfina Widi Safitri (190810201183)
Indri Rachmawati (190810201196)

S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021
1. Pengertian Aspek Teknis / Operasi
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Menurut
Boone & Kurtz (2007:41) Manajemen produksi dan operasi
adalahpengelolaan karyawan dan mesin untuk mengubah bahan baku dan
sumber-sumber daya menjadi barang dan jasa.
Menurut Kasmir & Jakfar (2012), Analisis dari aspek operasi adalah untuk
menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai
ketepatan lokasi, luasproduksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang
akan digunakan.
Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek teknis atau operasi sangat
penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan
teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
teknis atau operasi, apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat
fatal bagi perusahaan.
2. Tujuan Aspek Teknis / Operasi
Secara umum tujuan yang hendak di capai dalam penilaian aspek teknis /
operasi adalah sebagai berikut:
a. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
b. Agar perusahaan dapat menetukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
c. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
d. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
e. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan datang.
3. PenentuanLokasi Usaha
Secara umum, penentuan lokasi usaha harus memikirkan masukan proses,
proses, serta keluaran proses. Bagi perusahaan yang proses produksinya
tergantung dari bahan mentah dalam jumlah yang besar biasanya dibangun di
dekat sumber bahan mentah. Industri jenis ini disebut sebagai industri
analitis, Contohnya seperti industi kilang minyak. Dilain pihak, industri
sintetis yaitu yang mengkombinasikan berbagai bahan. Biasanya industri jenis
ini diletakkan dekat pasar (market-based), seperti pabrik bir.Demikian pula
perusahaan yang bersifat padat karya, biasanya diletakkan di
lokasidimanaupahrendah.
Keluaran proses juga mempengaruhi lokasi pabrik. Industri jasa biasanya
diletakkan dekat pasar karena bahan dikumpulkan dari berbagai tempat dan
diproses menjadi 1 unit. Tetapi untuk perusahaan penelitian dan
pengembangan biasanya ditempatkan di daerah yang nyaman, jauh dari
keramaian agar yang bekerja dapat mengkonsentrasikan diri menemukan hal-
hal baru.
 Pemilihan Strategi Lokasi
Hal pertama yang harus dipikirkan sebelum menjalankan kegiatan
usaha yaitu menentukan lokasi dimana bisnis tersebut akan dijalankan.
Pemilihan lokasi dapat menentukan keberhasilan suatu usaha.
Menurut Maarif (2003) secara garis besar, tujuan dari strategi
lokasi adalah benefit dari lokasi, yang terdiri dari:
1) Efisiensi waktu
2) Biaya yang minimum
3) Citra perusahaan
4) Keuntungan
5) Kredibilitas
Pemilihan lokasi tergantung dari sifat bisnisnya. Ada yang memilih
di daerah pinggiran kota (untuk usaha pabrik), di kawasan industri, di
daerah pedesaaan, dan di luar negeri.
Yang termasuk kajian lokasi adalah:
a. Tidak pindah lokasi tetapi memperluas fasilitas yang ada, dengan
demikian bisa dibuat kantor cabang di berbagai tempat.
b. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain atau
’RELOKASI’ karena lokasi yang ada ternyata tidak menguntungkan
lagi.
c. Budaya dan adat kebiasaan masyarakat yang berubah.
d. Keuntungan perusahaan yang semakin turun.
e. Perubahan Perda (Peraturan Daerah).
f. Berpindahnya pusat kegiatan bisnis.
g. Berpindahnya konsentrasi pemukiman.
h. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi:
1) Keputusan Negara
a) Peraturan Pemerintah, sikap dan pendirian pemerintah, stabilitas
dan insentif pemerintah. Misalnya seperti bagaimana keadaan
stabilitas Indonesia, ada tidak rangsangan dari pemerintah sehingga
investor memilih Indonesia sebagai tempat bisnisnya. UU dan
peraturan yang ada, mendukung atau tidak, serta bagaimana
stabilitas rupiah
b) Isu-isu budaya dan ekonomi, hal ini menjadi dominan dalam
menarik investor.
c) Lokasi pasar, berhubungan dengan pangsa pasarnya.
d) Ketersediaan, sikap, produktivitas, dan biaya tenaga kerja.
e) Ketersediaan bahan baku (pemasok), sarana komunikasi dan
energi.
f) Nilai tukar mata uang. Nilai tukar yang stabil akan mengundang
investor masuk karena prediksi bisnis ke depan dapat dilakukan
lebih mudah.
2) Keputusan Daerah/Propinsi/Kabupaten
a) Daya tarik suatu daerah (budaya, pajak, iklim) atau otonomi daerah.
b) Biaya dan ketersediaan utilitas (energi dan air). Dapat atau tidaknya
diperoleh gas, air, dan listrik di suatu daerah.
c) Peraturan perundang-undangan lingkungan propinsi atau kota
termasuk gangguan suara dan hak menggunakan jalan.
d) Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen.
e) Biaya konstruksi atau lahan yang banyak dipengaruhi oleh keadaan
tanah dan kemungkinan banjir.
3) Keputusan Tempat
a) Ukuran tempat, sehubungan dengan kemungkinan perluasan dan
biayanya.
b) Sistem transportasi laut (pelabuhan), bandara udara, jalur kereta api,
dan lintas darat.
c) Restriksi penetapan daerah/wilayah.
d) Dekat dengan pemasok (bahan baku) dan jasa yang dibutuhkan
termasuk fasilitas kehidupan seperti rumah sakit.
e) Isu dampak lingkungan termasuk pengaturan limbah cair.
4. Metode Penilaian Lokasi
Penilaian lokasi dapat dilakukan dengan 3 metode sebagai berikut:
1. Metode Penilaian Hasil Value
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap
semua faktor yang penting dalam penentuan likasi dan diberi bobot
penilain. Lokasi yang memiliki nilai tertinggi dianggap yang terbaik untuk
dipilih. Adapun faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode
penilaian hasil value adalah:
 Pasar
 Bahan baku
 Transportasi
 Tenaga kerja
 Pertimabangan lainnya.
Contoh penggunaan metode penilaian hasil value
PT Bank Budak Melayu bermaksud mendirikan cabang baru.
Pilihan lokasi yang dipilih yaitu Serang, Cirebon dan Bandung.
Pertimbangannya adalah berdasarkan:
Nilai lokasi
No Kebutuhan Serang Cirebon Bandung
cabang yang ideal
1 Jumlah pasar 40 20 25 35
2 Jumlah penduduk 30 15 20 25
3 Transportasi 15 8 7 13
4 Tenaga kerja 10 11 10 9
5 Jumlah industri 5 4 4 5
Jumlah 100 58 66 87
Berdasarakan metode penilaian hasil valu, maka lokasi bank yang
tepat adalah kota Bandung dengan nilai tertinggi 87.
2. Metode Perbandingan Biaya
Metode pemilihan lokasi dengan cara membandingkan biaya yang
akan dikeluarkan dari masing-masing lokasi yang akan dipilih. Biaya-
biaya yang dipertimbangkan antara lain:
 Biaya bahan baku
 Bahan bakar dan listrik
 Biaya operasi/pengolahan
 Biaya distribusi
 Biaya lain-lain.
Contoh penggunaan metode perbandingan biaya
N Lokasi
Kebutuhan Serang Cirebon Bandung
o
1 Bahan baku 150 160 140
2 Bahan bakar dan listrik 40 45 40
3 Biaya operasi 60 65 55
4 Baiya umum 70 75 65
5 Baiya lainnya 10 10 5
Jumlah 330 355 305
Berdasarkan metode perbandingan biaya maka lokasi yang dipilih adalah
kota Bandung dengan biaya paling rendah, yaitu Rp 305/unit.
3. Metode Analisis Ekonomi
Penilaian dengan metode analisis ekonomi berdasarkan pada jenis
biaya yang akan menjadi beban usaha termasuk biaya perumahan dan
biaya sosial seperti sikap masyarakat. Faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam metode analisis ekonomi anatara lain:
 Biaya sewa
 Biaya tenaga kerja
 Biaya pengangkutan
 Biaya bahan bakar dan listrik
 Pajak
 Perumahan
 Sikap masyarakat
Contoh penggunaan metode analisis ekonomi
Lokasi
No Kebutuhan
Serang Cirebon Bandung
1 Biaya sewa 175.000 200.000 150.000
2 Biaya tenaga kerja 850.000 900.000 1.000.000
3 Biaya pengangkutan 350.000 300.000 400.000
4 Biaya bahan bakar dan listrik 180.000 180.000 180.000
5 Pajak 50.000 50.000 60.000
Total Biaya Operasi 1.605.000 1.630.00 1.790.000
6 Perumahan Baik Baik Cukup
7 Sikap masyarakat Baik Cukup Sedang
Berdasarkan metode analisis ekonomi, lokasi yang dipilih adalah
kota Bandung.
5. LuasProduksi
Luas produksi adalah suatu ukuran berdasarkan banyaknya barang-barang
yang dipakai selama proses produksi. Semakin banyak barang yang
diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semakin besar pula luas
produksinya.
Luas produksi juga berkaitan dengan jumlah produksi yang dihasilkan
dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan
keefesienan peralatan yang dimiliki berserta biaya produksinya. Dari segi
ekonomis, luas produksi dapat dinilai dari keefisienan, sedangkan dari segi
teknisnya dapat dinilai dari banyaknya produk yang dihasilkan dengan
menggunakan peralatan serta persyaratan teknis yang ada di suatu
perusahaan.
Luas produksi juga dikenal sebagai penentuan target produksi. Target
produksi di suatu perusahaan merupakan persoalan yang yang harus
ditetapkan oleh manajer produksi. Dengan adanya target produksi, maka
rencana pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu dan keperluan yang
lainnya dapat direncanakan dengan matang.
Untuk menentukan luas atau target produksi ada beberapa faktor yang
diperhatikan yaitu:
a. Bahan baku yang tersedia.
b. Ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan.
c. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan produksi.
d. Besarnya potensi pasar yang terbuka.
e. Ketersediaan teknologi dan mesin.
6. Tata Letak (Layout)
Tata letak (layout)merupakansuatu proses dalam penentuan bentuk dan
penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi.
Hal tersebut berkaitan dengan penyusunan fasilitas-fasilitas pabrik seperti
mesin.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya layout adalah sebagai berikut:
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan
pemeliharaan.
2. Pemakaian ruang yang efisien.
3. Mengurangi biaya produksi dan investasi.
4. Aliran material menjadi lancar.
5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah.
6. Kebutuhan persediaan yang rendah.
7. Memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pekerja.
Langkah-Langkah dalam merencanakan layout:
1. Melihat perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan
fungsi yang dimiliki produk
2. Menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin
3. Analisis keseimbangan urutan pengerjaan, pemetaan, aliran
Tata letak (Layout) pada umumnya dibagi menjadi 3 macam yaitu Tata
Letak Berdasarkan Produksinya, Tata Letak Berdasarkan Proses, dan Tata
Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap. Kemudian berkembang lagi
menjadi tata letak kantor, tata letak ritel, tata letak pendugaan dan tata
letak selular:
1. Tata Letak Berdasarkan Produksinya
Tata letak ini bisa disebut juga sebagai tata letak flow-shop atau
lini perakitan. Pada tataletak berdasarkan produksi ini, mesin-mesin
atau fasilitas untuk memproduksi diletakkan secara berurutan
berdasarkan aliran operasinya. Tata letak seperti ini biasanya
digunakan oleh pabrik yang memproduksi suatu produk dalam jumlah
yang banyak, misalnya industri pabrik tekstil dan kertas. Satu lini pada
tata letak berdasarkan produk biasanya hanya dapat digunakan untuk
menghasilkan satu jenis produk saja. Pada dasrnya tujuan dari tata
letak berdasarkan produk ini yaitu untuk mengurangi proses
pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan dalam aktivitas
produksinya.
2. Tata Letak Berdasarkan Proses
Tata letak ini bisa disebut juga sebagai tata letak job-shop atau tata
letak fungsional. Pada tata letak ini, proses-proses yang serupa atau
yang melibatkan peralatan sejenis ditempatkan pada pada tempat yang
berdekatan. Fleksibilitas tata letak proses relatif tinggi karena
pergerakan materailnya tidak lagi membentuk satu garis lurus namun
sudah menjadi dinamis beda produk bisa beda pula urutan operasinya.
Tata letak proses biasanya digunakan oleh industri jasa seperti rumah
sakit atau industri lain yang memerlukan variasi produk tinggi seperti
pakaian dan sepatu.
3. Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap
Pada tata letak material tetap ini, produk hanya diam ditempatnya,
justru sumber daya yang paling dibutuhkan dalam operasinya. Pekerja
yang menjalankan tugas biasanya adalah pekerja yang terampil
mempunyai keahlian khusus. Kompleksitas dalam pembuatan produk
dengan tata letak ini tinggi, oleh karena itu diperlukan tata letak yang
stabil/tetap. Ciri dari tata letak ini, biasanya jumlah produk yang dibuat
sedikit dan ukurannya besar seperti pesawat terbang dan kapal laut.
4. Tata Letak Kantor
Penataan tata letak kantor bertujuan agar aliran informasi dalam
kantor dapat berjalan dengan lancar, serta memastikan kenyamanan
dan keamanan bagi karyawan. Selain kenyamanan, hal yang perlu
mendapat catatan dalam pengaturan tata letak kantor adalah luas ruang
serta penempatan. Luas ruangan pada umunya memiliki standar yang
ditetapkan perusahaan atau ditetapkan negara untuk posisi tertantu.
Adapun penempatan menggunakan prinsip bagian-bagian yang
memiliki frekuensi tinggi dalam berinteraksi diletakkan berdekatan
antara satu dengan yang lainnya.
5. Tata Letak Ritel
Tata letak ritel bertujuan untuk memaksimumkan profit per meter
persegi dari lokasi yang ada. Tata letak yang optimal membuat
membuat pelanggan nyaman dalam berbelanja. Dalam tata letak ritel
terdapat istilah servicescape yang artinya adalah suasana fisik dimana
jasa diberikan yang mempengaruhi baik pelanggan maupun pegawai.
Terdapat 3 elemen penyusun servicescape yaitu kondisi lingkungan,
tata letak ruang dan fungsional serta tanda-tanda(simbol). Tatat letak
ruang pada bisnis ritel meliputi dua aspek yaitu pengaturan jalur lalu
lintas dan pengelompokan produk-produk. Tanda-tanda biasanya
merupakan karakteristik desain bangunan yang memberikan ciri khas
tertentu.
6. Tata Letak Gudang
Menurut Heizer dan Render (2009) tata letak gudang adalah
sebuah desain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan
mencari panduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan
bahan.Tata letak gudang bertujuan untuk memaksimumkan
penggunaan ruang yang ada sekaligus meminimalkan biaya
penanganan materialnya. Di dalam gudang pada umumnya akan
terdapat area penerimaan, area pengiriman serta area penyimpanan.
Gudang harus dirancang dengan memperhitungkan kecepatan gerak
barang. Barang yang bergerak cepat lebih baik diletakkan dekat
dengan pengambilan barang, sehingga bisa mengurangi pergerakan
bolak-balik.
7. Tata Letak Selular
Tata letak selular bisa disebut juga sebagai tata letak grup
teknologi dimana dalam tata letak ini pengaturan sumber daya manusia
dan mesin fokus untuk menghasilkan produk tertentu atau sekelompok
produk tertentu yang masih sejenis. Tata letak ini didasarkan pada
pengelompokan produk atau komponen yang dibuat, dalam hal ini
pengelompokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir,
tetapi berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan
yang dipakai. Tata letak selular sejenis dengan tata letak produk dan
proses.
7. PemilihanTeknologi (padatkarya / padat modal)
Teknologi sangat berpengaruh terhadap berjalannya suatu usaha,
Penggunaan teknologi yang tepat dapat memaksimalkan kinerja suatu
perusahaan. Bentuk teknologi yang digunakan suatu perusahaan akan
mempengaruhi cara pengaturan suatu perusahaan. Perusahaan dapat
menentukan apakah teknologi yang digunakan merupakan padat karya atau
padat modal. Jika mengunakan padat karya, maka akan memberikan banyak
kesempatan kerja, namun jika menggunakan padat modal, maka akan
menggunakan teknologi-teknologi yang canggih dan tentunya dengan modal
yang lebih besar.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan teknologi
dalam perusahaan:
1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya
2. Keberhasilan teknologi di tempat lain
3. Pertimbangan teknologi lanjutan
4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5. kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya
6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja

Suliyanto (2010) Hal yang perlu dipertimbangkan pada pemilihan


mesin dan peralatan yaitu :
1. Kesesuaian dengan teknologi
2. Harga perolehan mesin, peralatan dan teknologi harus sesuai dengan
besarnya biaya investasi yang dianggarkan
3. Kemampuan mesin peralatan yang akan digunakan harus sesuai
dengan luas produksi yang direncanakan.
4. Tersedianya pemasok
5. Tersedianya suku cadang
6. Kualitas mesin
8. Economic Order Quantity (EOQ)
Perusahaandapat meminimalkan biaya persediaan dengan menerapkan
Economic Order Quantity (EOQ). EOQ merupakan jumlah atau volume
pembelian paling ekonomis untuk dilakukan setiap kali pembelian.Metode
EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan seminimum mungkin, dengan
mengutamakan biaya rendah dan mutu yang lebih baik. Hal ini tentunya dapat
menghemat biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
Manfaat EOQ
Manfaat penghitungan dengan model EOQ adalah sebagai berikut :
a. Membantu pemilik usaha kecil membuat keputusan tentang berapa
banyak persediaan yang harus disimpan.
b. Membantu pemilik usaha memutuskan berapa banyak barang yang
dipesan.
c. Membantu pemilik usaha mengetahui seberapa sering harus dilakukan
pemesanan ulang.
d. Mendapatkan peluang untuk mengeluarkan biaya serendah mungkin.
Asumsi-asumsi EOQ
Model EOQ (Economic Order Quantity) diatas hanya dapat dibenarkan
apabila asumsi - asumsi berikut dapat dipenuhi menurut Petty, William,
Scott dan David (2005:278) yaitu :
a) Permintaan konstan dan seragam meskipun model EOQ (Economic
Order Quantity) mengasumsikan permintaan konstan, permintaan
sesungguhnya mungkin bervariasi dari hari ke hari.
b) Harga per unit konstan memasukan variabel harga yang timbul dari
diskon kuantitas dapat ditangani dengan agak mudah dengan cara
memodifikasi model awal, mendefinisikan kembali biaya total dan
menentukan kuantitas pesanan yang optimal.
c) Biaya pemesanan konstan, biaya penyimpanan per unit mungkin
bervariasi sangat besar ketika besarnya persediaan meningkat.
d) Biaya pemesanan konstan, meskipun asumsi ini umumnya valid,
pelanggan asumsi dapat diakomodir dengan memodifikasi model EOQ
(Economic Order Quantity) awal dengan cara yang sama dengan yang
digunakan untuk harga per unit variabel.
e) Pengiriman seketika, jika pengiriman tidak terjadi seketika yang
merupakan kasus umum, maka model EOQ (Economic Order Quantity)
awal harus dimodifikasi dengan cara memesan stok pengaman.
f) Pesanan yang independen, jika multi pesanan menghasilkan
penghematan biaya dengan mengurangi biaya administraasi dan
transportasi maka model EOQ (Economic Order Quantity) awal harus
dimodifikasi kembali.
Hal - hal lain yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk
diperhatikan adalah masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasi biaya
akan memudahkan kita dalam melakukan analisis, sehingga hasil yang
akan diperoleh dapat diakui kebenarannya.
Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan sebagai
berikut:
1. Biaya angkut/penyimpanan atau carrying cost (CC).
2. Biaya pemesanan atau ordering cost (OC).
3. Biaya total atau total cost (TC).
Keuntungan penerapan EOQ bagi perusahaan yaitu dapat mengurangi
biaya penyimpanan, penghematan ruang, dapat mengurangi risiko
terbuangnya bahan baku.
Menentukan Besarnya Persediaan EOQ
EOQ dalam jumlah bahan baku yang ekonomis
Rumus dari EOQ dengan jumlah bahan baku yang ekonomis adalah
sebagai berikut :
EOQ = √{ (2 . D. P / CC }
Keterangan :
EOQ = jumlah pembelian optimal yang ekonomis
P = biaya pemesanan per pesanan
D = pemakaian bahan periode waktu
CC = biaya penyimpanan per unit per tahun
Contoh kasus EOQ :
PT ARTAJUNA pada tahun mendatang membutuhkan bahan baku
sebanyak 24.000 unit. Harga beli bahan baku per unit Rp 2.000. Biaya
pemesanan untuk setiap kali melakukan transaksi pemesanan kisaran Rp.
100.000, sedangkan carrying cost sebesar 20% dari nilai rata – rata
persediaan.
Pertanyaannya:
a) Berapakah jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ) ?
b) Berapakah kali pemesanan yang harus dilakukan dalam setahun ?
c)Berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesanan (note: 1 tahun
= 365 hari) ?
Jawab :
Jumlahpesanan yang paling ekonomis (EOQ)
EOQ =√{ (2 . D. P / CC}
= √{(2 x 24.000 x 100.000) : (2.000x20%)}
= √12.000.000
= 3.464 unit
Pemesanan yang dilakukandalam setahun terakhir
= 24.000/ 3.464
= 7 kali Pemesanan
Jikasetahun = 365 hari, maka pemesanan dilakukan
= 365/7
= 52 Hari
PT GARDA SAKHA bergerak dalam bidang usaha supermaket,
bermaksud mengubah metode persediaannya, mengingat selama ini sering
kali terjadi keterlambatan dan tidak efisiennya biaya yang telah
dikeluarkan. Metode yang digunakan adalah untuk menentukan berapa
biaya yang paling ekonomis untuk setiap kali pesan serta tidak akan terjadi
keterlambatan seperti masa lalu.
Data yang diperolehadalah:
Demand = 1.000 unit setiap hari
Kemampuan produksi (P) = 2.000 unit
Ordering cost = Rp 12.000
Carrying cost = Rp 16
Contoh Perhitungan:
a. Berapa EOQ dalam unit dan rupiah
b. Berapa safety stock yang harus disediakan
Jawab:
Qo = √{ (2 . D . P) / (P – D) } x ( OC / CC )
= √{ (2 . 1.000 . 2.000) / (2.000 – 1.000 ) } x ( 12.000 / 16)
= √3.000.000
= 1.732 unit
TaR = { Qo ( P – D) / 2P } CC + ( D / P ) OC

TaR = { 1.732 ( 2.000 – 1.000) / 2 . 2.000} 16 + ( 1.000 / 2.000 ) 12.000


= Rp 12. 298,-
Apabila dibandingkan dengan Q 2.000 unit maka :
TaR = { 1.732 ( 2.000 – 1.000) / 2 . 2.000} 16 + ( 1.000 / 2.000 ) 12.000
= Rp 14.000,-
Kesimpulan dari perbandingan antara TaR Qo = 1.732 unit dengan TaR Q
= 2.000, dapat menghemat Rp 14.000 - Rp 12.298 = Rp 1.072,-
9. Safety Stock
PersediaanPenyelamat (Safety Stock) MenurutAssauri (1998:198) adalah
persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Akibat pengadaan
persediaan penyelamat terhadap biaya pemisahan adalah mengurangi
kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, akan tetapi sebaliknya
akan menambah besarnya carrying cost.
Besarnya pengurangan biaya atau kerugian perusahaan adalah sebesar
perkalian antar jumlah persediaan penyelamat yang diadakan untuk
menghadapi stock out dengan biaya stock out per unit. Untuk menentukan
biaya persediaan penyelamat digunakanan analisa statistic yaitu dengan
mempertimbangkan penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara
perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian sebenarnya sehingga
diketahui standar deviasinya.
Rumus Standar Deviasi:
SD = √∑(𝑥−𝑥̅)2 /𝑛
Keterangan :
SD = Standar deviasi
X = Pemakaian sesungguhnya
x = Perkiraan pemakaian
N = Jumlah data
Rumus Safety Stock:
SS = SD x Z
Keterangan :
SS = Persediaan pengaman (Safety Stock)
SD = Standar Deviasi
Z = Faktor keamanan ditentukan atas dasar kemampuan perusahaan

Contoh Perhitungan:
Tabel5.Data Perhitungan Standart Deviasi

Bulan KebutuhanBahanBaku

Capang 381.669 438.408 -56.739 3.219.314.121


Gerbo 300.704 438.408 -137.704 18.962.391.616
GajahRejo 435.737 438.408 -2.671 7.134.241
Sengonagung 401.275 438.408 -37.133 1.378.859.689
Bakalan 421.234 438.408 -17.174 294.946.276
Tejowangi 355.798 438.408 -82.610 6.824.412.100
Sekarjoho 645.065 438.408 206.657 42.707.115.649
Leduk 561.549 438.408 123.141 15.163.705.881
Bulukandang 497.137 438.408 58.729 3.449.095.441
Sumbersuko 595.152 438.408 156.744 24.568.681.536
Gempol 370.452 438.408 -67.956 4.618.017.936
Wonosunyo 295.124 438.408 -143.284 20.530.304.656
Total 5.260.896 141.723.979.142
Sumber:DataUKM/home Industri di kabupaten Pasuruan
D 5.260 .896
StandarDeviasi : = = 438.408 𝑘𝑔
n 12 bulan
√ Σ(x− x̅ )2
SD =
n
√ 141.723 .979.142
SD =
12
SD = √11.810.331.595,17
SD = 108.675,35
Dengan pemakaian Asumsibahwa Perusahaan UKM / home Industri di
kabupaten Pasuruan menerapkan persediaan yang memenuhi permintaan 95%
dan persediaan cadangan sebesar 5%,sehingga dapat diperoleh Z dengan tabel
normal sebesar 1,65 deviasi standart dari rata-rata.
SafetyStock
SS =SD x Z
=108.675,35x1,65
=179.314,33kg
Jadi persediaan bahan baku yang harus disediakan perusahaan
UKM/home Industri di kabupaten Pasuruan sebagai persediaan pengaman
adalah sebesar 179.314,33kg.

10. Reorder Point (ROP)


ROP adalah titik dimana sebuah barang yang ada di gudang harus
ditambah persediannya sebelum kehabisan.Waktu antara dilakukannya
pemesanan atau waktu pengiriman bisa cepat atau lambat, sehingga perlu
ditetapkan metode pemesanan kembali. Apabila ROP terlambat maka
berakibat munculnya biaya kekurangan bahan (stock out cost) dan bila
ROP terlalu cepat makan akan berakibat timbulnya biaya tambahan (extra
carrying)
Perusahaan - perusahaan menetapkan kebijakan dalam menentukan
titik pemesanan ulang, sebagai berikut:
1. Menetapkan jumlah pengggunaan selama lead time, yaitu waktu
mulai barang dipesan sampai barang datang ditambah persentase
tertentu sebagai persediaan pengaman.
2. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time ditambah
penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock.
3. Penetapan lead time dengan biaya yang ekonomis atau minimum.
Persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan tambahan
yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan
terjadinya kekurangan bahan (stock out).
Rumus menghitung ROP :
ROP = (LD x AU) +SS
LD : Lead Time (Waktu tunggu)
AU : Rata-rata pemakaian selama satuan waktu tunggu
SS : Safety Stock
Contoh Perhitungan:
PT. Deivy menetapkan lead time bahan baku A selama 4 minggu,
pemakaian ratarata sebesar 250 Kg perminggu, safety stock yang ditaksir
sebesar pemakaian ratarata untuk 2 minggu.
Jawaban:
Reorder Point = (4 x 250) + (2 x 250) = 1.500
ContohPerhitungan ROP MenurutKebijakan Perusahaan Tahun
2012
Tabelpengalamanwaktutungguperusahaan :

Waktutunggu Frekuensi Probabilitas


(hari) (kali) (%)
3 7 23,33%
4 6 20,00%
5 4 13,34% (min)
6 7 23,33%
7 6 20,00%
Total 30 100%
Dari data diatas diambil waktu tunggu paling minimum, yaitu lima
hari dan angka lima hari akan dipakai untuk perhitungan selanjutnya.
Besarnya ROP menurut perhitungan perusahaan hanya dihitung secara
sederhana saja, karena berdasarkan pengalaman parakaryawan dan data
historis dari perusahaan yaitu dengan:
Kebutuhan bahan baku pada tahun 2012 = 2.070.465 Kg
Hari kerja selama 1 tahun = 300 harikerja
Kebutuhan bahan baku per hari = 2.070.465 Kg / 300 hari
= 6.901 kg
Waktu tunggu optimum = 5 hari
Jadi, ROP = 6.901 Kg x 5 hari = 34.508 Kg
Dengan kebijaksanaan perusahaan maka perusahaan harus melakukan
pemesanan kembali di saat jumlah persediaan tinggal 34.508 kg

DaftarPustaka

Harahap, Sunarji. 2018. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan


Integratif. Sumatera Utara: FEBI UIN-SU Press
Kasmir and Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi .
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sobana , Dadang Husen. 2018. Studi Kelayakan Bisnis . Bandung :
CV Pustaka Setia
Misbah, Ahmad.,dan A. Pusakaningwati. 2017. Model
pengendaliandanoptimalisasi safety stock
bahanbakujamurterhadapfluktuasi demand menuju MEA. Journal
Knowledge Industrial Engineering. 4(3): 42-52
osf.oi (2017, 21 November). Perencanaan dan Pengendalian
Persediaan Bahan Baku dalam Upaya Menghindari Kekurangan Bahan
Baku (Studi Kasus pada PT. Kedawung Setia Industrial, Surabaya),
diakses 05 Maret2021, dari
https://files.osf.io/v1/resources/v38gt/providers/osfstorage/5a1385d69ad5a
1026e068064?action=download&direct&version=1

Anda mungkin juga menyukai