Membicarakan hal ini, kita harus paham dulu apa itu ekspor,
import, tariff dan quota. Pertama , ekspor terjadi apabila suatu Negara
menjual barang atau jasa ke luar negeri. Ketika pihak asing membayar
apa yang mereka beli maka mengalirlah uang asing ke dalam negeri.
Mengalirnya uang ke dalam negeri terjadi karena dua hal, yakni,
pertama , menjual barang keluar negeri dan mengalirnya uang asing
yang tidak disebabkan oleh kegiatan mengekspor barang, melainkan
hanya berupa mengalirnya uang asing saja ke dalam negeri.
Tarif atau bea adalah pajak atau custom duties yang dibebankan
terhadap barang-barang yang melintasi batas suatu Negara. Dilihat
dari objek yang dibebani tariff, maka kita mengenal tiga macam
tariff, yakni
a. Bea ekspor atau tariff ekspor (export duties), yakni bea atau
pajak yang dikenakan kepada barang yang diangkut ke Negara
lain. Dengan kata lain, tariff ekspor adalah pajak untuk barang-
barang yang keluar dari custom area Negara yang memungut
pajak/ custom area adalah wilayah yang didalamnya barang-
barang bebas bergerak tanpa dikenai tariff oleh pabean. Batas
custom area ini pada dasarnya sama dengan batas wilayah
Negara.
b. Bea transito atau tariff transito (transit duties), yakni pajak atau
bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui
wilayah suatu Negara yang bukan tujuan akhir pengiriman
barang-barang tersebut.
c. Bea impor atau tariff impor, yakni pajak atau bea yang
dikenakan terhadap barang-barang yang masuk ke dalam
custom area suatu Negara yang merupakan tujuan akhir
pengiriman barang-barang tersebut.
Y =C + I0 + G0 + (X0-M) karena
C = A + bY – bT0 dan
M = M0 + mY
Deflatonary Gap
Inflationary Gap
Inflasionari gap terjadi jika GNP keseimbangan lebih besar
dari pada tingkat full employment GNP. Jadi kebalikan dari
deflationary gap. Sebagaimana deflasionary gap, inflasionary gap
inipun bukanlah keadaan yang baik. Namun berbeda dengan kasus
deflasionary gap yang jelas bagaimana mengobatinya,