Anda di halaman 1dari 4

HARGA EKSPOR DAN HARGA IMPOR

Harga ekspor dan harga impor berbeda disebabkan karena biaya transportasi. Biaya
impor barang adalah harga dunia ditambah dengan biaya trasportasi, handling/pengapalan,
asuransi dsb ke suatu Negara. Contohnya jika harga dunia $ 200/ton dan biaya trasportasi
adalah $50/ton, kemudian keseimbangan jangka panjang harga impor di suatu Negara akan
sama dengan $250/ton dengan asumsi kompetitif market. Hal ini disebut dengan harga CIF
atau CIF price (Cargo, Insurance and Freight). Jika jagung yang diekspor dari suatu Negara,
maka harga domestikya adalah harga dunia dikurangi dengan biaya transport tersebut.
Kemudian biaya ekspor di Negara tersebut akan sama dengan $200 - $50 = $150. Hal ini
disebut dengan harga FOB (Free On board). Perbedaan antara harga impor dan harga ekspor
adalah 2x biaya trasportasi.
Jika tidak ada retriksi perdagangan, maka harga CIF dan FOB bisa di atas atau di
bawah harga domestiknya. Mengapa demikian? Jika harga domestik jagung naik menjadi $250,
maka pedagang akan mengimpor lebih banyak jagung dan mendorong harga dalam negeri
turun menjadi dibawah $250/ton. Tidak sebuah negarapun yang akan membeli jagung pada
harga $260/ton. Jika dia dapat mengimpor pada harga $250/ton. Oleh sebab itu $250/ton
adalah batas atas harga jagung di suatu Negara. Dengan pengertian yang sama jika harga
domestik jatuh di bawah $150/ton, maka pedagang akan mengekspor sehingga mendorong
harga domestik naik. Tak seorangpun akan menjual jagung di Negara tersebut pada harga
$140/ton atau di bawah $150/ton, jika dia dapat mengekspor $150/ton. Oleh karena itu $150
adalah batas bawah harga jagung di suatu Negara.
Harga Internasional juga dapat menjadi batas atas atau batas bawah pada harga
perbatasan, tetapi perbedaan ini sangat lebar yang disebabkan biaya tratsportasi dalam suatu
Negara. Contoh jika biaya trasportasi dari kota ke perbatasan adalah $15/ton,maka harga
jagung di perbatasan tidak bisa melebihi $265/ton. Hal ini disebut dengan harga parity impor
(biaya impor dan trasportasi sudah termasuk). Sama halnya harga jagung tidak bisa di bawah
$135/ton. Hal ini disebut dengan harga parity ekspor (harga FOB – biaya trasportasi ke
pelabuhan).

Arah Perdagangan
Bagaimanakah kita mengetahui apakah suatu Negara akan mengimpor atau
mengekspor produk? hal ini tergantung pada harga autarky price, yaitu sutu harga yang terjadi
bila tidak ada perdagangan Internasional. Maka arah perdagangan impor/ekspor tergantung
pada hubungan antara harga autarky, harga parity impor dan harga parity ekspor.
1. Jika harga autarky di atas harga parity impor, kemudian Negara tersebut mengimpor
komoditas, maka harga domestik akan sama dengan harga parity.
2. Jika harga autarky diantara harga parity impor dan parity ekspor, maka Negara bisa
mengekspor atau mengimpor dan harga domestik akan terletak pada harga autarky
diantara harga pariry ekspor dan parity impor.
3. Jika harga autarky di bawah harga parity ekspor, maka Negara akan mengekspor
komoditas dan harga domestik akan sama dengan/terletak pada harga parity ekspor.
Tentu saja aturan di atas dapat diterapkan jika tidak ada retriksi dalam perdagangan
Internasional dengan Negara lain dan pasar kompetitif. Dampak dari kebijakan retriksi akan
diterangkan pada bab berikutnya.

Retriksi pada perdagangan Internasional


Pada bab sebelumnya kita mempelajari pasar dalam pasar bebas atau tidak ada retriksi
dengan kata lain Negara tidak mengintervensi pada pasar eksppr maupun impor. Pada bab ini
kita akan mempelajari dampak dari 4 retriksi perdagangan di pasar khususnya pada kebijakan
pajak impor, pajak ekspor, kuota impor, kuota ekspor dan perubahan nilai tukar. Pada
pembahasan ini kita mengansumsikan pada Negara kecil. Dampak intervensi pada Negara
besar bibahas pada bab X.
1. Pajak impor
Pajak impor disebut juga tarif impor. Pajak impor akan meningkatkan harga domestik di
atas harga impor/ CIF price. Pada harga domestik yang tinggi, kuantitas barang yang
diminta turun dan kuantitas yang ditawarkan tinggi. Kombinasi keduanya menyebabkan
volume impor turun. Dengan asumsi Negara kecil maka hubungan antara Negara
domestik dan harga CIF adalah sbb:
Pd =NER*Pm*(1+t)
Dimana:
Pd = harga domestik
NER = harga nominal
Pm = harga CIF dalam mata uang asing/unit
t = pajak impor
Persamaan di atas mengimplikasikan bahwa peningkatan pada pajak impor
menyebabkan peningkatan harga domestik secara proporsional. Contoh: peningkatan
pajak impor dari 0% menjadi 10% akan meningkatkan harga domestik 10%. Dibawah
asumsi Negara besar, pengurangan impor akan mengurangi harga dunia. Maka
peningkatan harga domestik adalah lebih rendah daripada peningkatan pajak impor.
Tetapi hanya sedikit kasus yang terjadi pada Negara besar dalam hal impor.
Penerimaan pajak impor adalah sama dengan tingkat pajak dikalikan dengan volume
impor, dengan:
TR = M*Pm*t
Dimana:
TR = total penerimaan
M = volume impor
Pm = harga CIF
t = pajak impor

2. Pajak ekspor
Pajak ekspor mengurangi harga domestik di bawah FOB price. Hal ini disebabkan
karena pajak ekspor mengurangi total permintaan produk . Pada pajak domestik yang
rendah, maka akan mengurangi kuantitas penawaran dan meningkatkan kuantitas
permintaan. Kedua hal tersebut menyebabkan ekspor berkurang. Di bawah asumsi
Negara kecil, harga domestik adalah sbb;
Pd =NER*Px*(1-t)
Dimana:
Pd = harga domestik
NER = harga nominal
Pm = harga FOB dalam mata uang asing/unit
t = pajak impor
Di bawah asumsi Negara besar, pajak ekspor akan mengurangi harga dunia. Penurunan
pajak domestik agak kurang dari proporsional pajak.
Seperti halnya pajak impor, ekspor kecil sampai menengah menghasilkan penerimaan
pajak. Namun,pajak ekspor tersebut mungkin akan menjadi sangat tinggi sehingga
ekspor menjadi tidak menguntungkan, mengurangi ekspor kecil dan menengah serta
penerimaan pajak.

3. Kuota impor
Pemerintah mengenakan batas kuota impor, pada volume impor produk. Kita
dapat mengartikan bahwa kuota dalam hal ini adalah mengikat, artinya bahwa kuota
kurang dari kesetimbangan impor. Akibatnya kuota impor kurang pas daripada pajak
impornya. Kuncinya untuk memahami kuota adalah bahwa hal tersebut mengurangi
ketersediaan yang baik dalam suatu Negara. Dengan mengurangi persediaan
domestik,maka impor kuota akan meningkatkan harga domestik d atas harga CIF.
Harga domestik meningkat sampai persediaan sesuai dengan permintaan. Akibatnya
kuota impor sangat mirip dengan pajak impornya. Kedua kebijakan meningkatkan harga
domestik, mengurangi kuantitas penerimaan,meningkatkan kualitas penawaran
domestik dan mengurangi impor. Pada kenyataanya, menekankan kuota impor dapat
diukur dengan pajak impor impllisi, artinya bahwa pajak impor sama besarnya dengan
harga domestik. Sebagai contoh, jika kuota impor sebuar sepeda motor meningkatkan
harga domestik dari $2000 menjadi $2500, maka pajak imppor implisitnya adalah 25%.

4. Kuota ekspor
Kuota ekspor adalah batasan yang diberlakukan oleh pemerintah terhadap
jumlah ekspor dari s uatu produk. Kita asumsikan bahwa kuota ekspor adalah
terikat.kuota ekspor mengurangi permintaan efektif suatu produk dengan cara
membatasi ekspor. Dengan membatasi permintaan, maka kuota ekspor mengurangi
harga domestik di bawah FOB price. Harga domestik jatuh sehingga permintaan sama
dengan supply. Kuota ekspor menurunkan kuantitas supply dan meningkatkan kuantitas
permintaan seperti halnya pajak ekspor. Seperti halnya kuota impor kita dapat
menghitung dampak kuota ekspor dengan adanya pajak ekspor implicit, yaitu suatu
pajak ekspor yang akan memberi dampak yang sama pada harga domestik, misalnya,
kuota ekspor beras menurunkan harga domestik dari $250 menjadi $200. Maka pajak
implisitnya adalah 20%. Sama halnya dengankuota impor, maka kuota ekspor adalah
penting. Pada contoh beras di atas kuota ekspor sebesar 100.000 ton akan merugikan
$5.000.000.

Anda mungkin juga menyukai