Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GEOGRAFI

INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA

DISUSUN OLEH:
NAMA : AYU DINIA PUTRI
KELAS : XII IPS2

GURU PEMBIMBING:
RURI ARBAIN, S.Si

SMA NEGERI 1 XIII KOTO KAMPAR


BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR
KABUPATEN KAMPAR
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat, hidayah dan karunia-nya sehingga makalah ini bisa diselesaikan tanpa halangan
suatu apapun. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafa atnya di yaumul akhir nanti. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua tidak terkecuali bagi
diri penulis sendiri, serta dapat memberikan pengetahuan bagi kita semua untuk
membangun Negara kita menjadi Negara yang maju yang semua rakyatnya memiliki
kehidupan yang layak.

Batu Bersurat, 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Interaksi Spasial Antara Desa Dan Kota.......................................................2
2.2 Pengertian Desa Dan Kota.............................................................................3
a. Pengertian Desa..........................................................................................3
b. Pengertian Kota..........................................................................................3
2.3 Tahap Perkembangan Desa Dan Kota............................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................5
3.1 Kesimpulan....................................................................................................5
3.2 Saran..............................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang penulisan Makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pemahan kita semua tentang Wilayah dan Perwilayahan,.
Serta menyelesaikan tugas Matapelajaran Geografi dalam membuat makalah tentang
Wilayah dan Perwilayahan, Interaksi Spasial Desa Dan Kota, Negara Maju dan
Berkembang yang diberikan oleh Ibu Ruri Arbain, S.Si selaku Guru Bidang Studi Geografi
di SMA N 1 XIII Koto Kampar.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal sebagai berikut:
1) Bagaimana Interaksi Spasial Antara Desa dan Kota?
2) Pengertian Desa dan Kota?
3) Bagaimana Tahap Perkembangan Desa Dan Kota?

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah:
1) Mengetahui apa itu Interaksi Spasial Antara Desa dan Kota !
2) Mengetahui pengertian Desa dan Kota!
3) Mengetahui Tahap Perkembangan Desa Dan Kota!
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INTERAKSI SPASIAL ANTARA DESA DAN KOTA


Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala,
kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai
contoh antara kota dan desa. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi
antar wilayah memiliki tiga prinsip pokok sebagai berikut:
1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
 Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk).
 Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu
wilayah.
 Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan
bangunan dan sebagainya.
 Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru
yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh kota menjadi sasaran urbanisasi
serta terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda.
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar
unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak
yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar
sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik. Interaksi
desa dan kota dapat dilihat dari beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari
agraris ke nonagraris, munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi
yang memadai, perdagangan hasil pertanian dan industri, dan kemajuan dibidang
pendidikan. Interaksi kota dan desa sangat menentukan pola persebaran masyarakat
desa dan kota.
Hubungan desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan
masyarakat kota, interaksi desa-kota untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan
bahan dasar industri. Interaksi desa-kota mendorong masyarakat desa untuk mencari
pekerjaan di kota dan memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat dalam
mencukupi dan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga masyarakat desa dan kota saling
membutuhkan.
2.2 PENGERTIAN DESA DAN KOTA
a. Desa
Desa ialah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural
yang saling berinteraksi antar unsur-unsur tersebut dan juga dalam hubungannya
dengan daerah lain. Dalam arti umum desa merupakan unit pemusatan penduduk yang
bercorak agraris dan terletak jauh dari kota.
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang punya batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
desa adalah suatu daerah tempat tinggal penduduk yang jauh dari kota, adanya
homogenitas pada penduduk desa, baik dalam hal mata pencaharian yaitu mayoritas
agraris, nilai kebudayaan maupun tingkah laku, hubunganantar penduduk yang akrab.
Ada beberapa karakteristik yang menjadikan suatu daerah disebut desa, yakni:
 Gameinschaft  Proses sosial lambat
 Paguyuban  Tergantung pada alam
 Gotong royong  Mobilitas penduduk rendah
 Homogen (agraris/petani)  Toleransi sosial kuat
Ada 2 fungsi desa, yakni sebagai pendukung kota (sumber pangan, bahan
mentah, tenaga kerja, pusat industri, dan lainnya) dan pemerintahan terendah
(menjalankan kebijakan yang digariskan pemerintahan di atasnya).
b. Kota
Bintarto mengatakan bahwa kota adalah sistem jaringan kehidupan manusia
dengan kepadatan penduduk tinggi, struktur sosial ekonomi heterogen, dan corak
kehidupan yang materialistik, sedangkan Menurut UU No. 22 Tahun 1999 Tentang
Otonomi Daerah, Kota merupakan kawasan yang punya kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.
Berikut beberapa karakteristik yang mencerminkan bila suatu daerah disebut
sebagai kota:
 Hubungan sosial bersifat
 Toleransi lemah
gesselschaft

 Pandangan hidup rasional dan berpikiran


 Individualis dan materialistis
maju
 Mata pencaharian nonagraris  Kepadatan penduduk tinggi
 Status sosial ekonomi heterogen  Terdapat kesenjangan sosial
Ada beberapa fungsi kota di antaranya:
- Sebagai Pusat Industri
- Pusat Perdagangan
- Pusat Rekreasi Dan Kesehatan,
- Pusat Kebudayaan
- Pusat Pemerintahan

2.3 TAHAP PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA


a) Tahap Perkembangan Desa
Desa tradisional -> tipe desa terpencil pada masyarakat suku terasing dan
seluruh kehidupannya masih sangat bergantung pada alam.
Desa swadaya -> penduduk jarang, masih terikat adat istiadat, tingkat
pendidikan rendah, kegiatan penduduk dipengaruhi alam, daerah berupa pegunungan
atau perbukitan, dan lokasi terpencil.
Desa swakarya -> desa yang tingkat perkembangannya sudah lebih maju, adat
istiadat sedang mengalami perubahan, pengaruh dari luar sudah masuk sehingga
mengubah pola pikir, lapangan kerja dan produktivitas bertambah, mata pencaharian
penduduk mulai beragam.
Desa swasembada -> desa yang sudah maju, lokasi berada dekat dengan ibu
kota, alat-alat teknis yang digunakan jauh lebih modern, adat istiadat sudah tidak
mengikat, tingkat pendidikan dan keterampilan sudah lebih tinggi, mata pencaharian
beragam, tingkat kesadaran kesehatan tinggi.
b) Tahap Perkembangan Kota
Menurut bentuk perkembangan kota, ada 3 tahap, yakni:
1. Perkembangan horizontal
Perkembangan ini mengarah ke luar, artinya daerah bertambah sedangkan
kuantitas lahan yang terbangun jumlahnya tetap.
2. Perkembangan vertical
Perkembangan ini mengarah ke atas, artinya daerah pembangunan dan kuantitas
lahan yang terbagun tetap, sedangkan ketinggian bangunan bertambah.
3. Perkembangan interstisital
Perkembangan ini ke dalam, artinya daerah dan ketinggian bangunan rata-rata
sama, tapi kuantitas lahan yang terbangun bertambah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala,
kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung,
sebagai contoh antara kota dan desa.

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Desa adalah


kesatuan masyarakat hukum yang punya batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-
usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menurut UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, Kota merupakan
kawasan yang punya kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta
kegiatan ekonomi.

3.2 Saran
Kritik dan saran dari pembaca sangat demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
terutama bagi diri penulis sendiri. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai