Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar isi …………………………………………………………… 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….... 3
1.2 Tujuan ………………………………………………………..… 3
1.3 Manfaat ……………………………………………………….... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Alat tangkap purse seine ……………………………..
2.2 Kontruksi alat penangkapan ikan Purse seine ……………..
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat …………………………………………….
3.2 Alat dan Bahan ………………………………………………..
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Saran ………………………………………………………….
4.2 Alat Tangkap Purse Seine …………………………………..
4.3 Komponen Utama Purse seine
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………
5.2 Saran ………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Indonesia mempunyai perairan laut seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari

perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta km² serta perairan Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7juta km² dengan potensi lestari sumber daya

ikan sebesar 6,4 juta ton/tahun. Sumber daya ikan ini pada kenyataannya tidak

tersebar merata di seluruh perairan Indonesia. Hal tersebut antara lain dikarenakan

perbedaan kondisi lingkungan perairan dan perbedaan tingkat pemanfaatan

sumber daya ikan di beberapa wilayah ( Effendi, 2017 ).

Sumberdaya ikan, meskipun termasuk sumberdaya yang dapat pulih

kembali (renewable resources) namun bukanlah tidak terbatas, oleh karena itu

perlu dijaga kelestariannya . Usaha-usaha untuk menjaga kelestarian sumberdaya

ikan dari ancaman kepunahan harus segera 3 dilakukan. Sehingga diharapkan

pengembangan teknologi penangkapan ikan ke depan harus memperhatikan aspek

keramahan lingkungan (Rosadi, 2007).

Menurut (Fadlidkk, 2020), Teknologi penangkapan ikan yang ramah

lingkungan disisi lain dapat diartikan sebagai suatu alat tangkap yang sedikit atau

bahkan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, bertanggung

jawab dan berkelanjutan, sehingga kelestarian lingkungan dan SDI dapat terjaga.

Alat penangkapan ikan sebagai sarana utama dalam usaha perikanan tangkap

diatur sedemikian rupa sehingga tidak berdampak negatif pada pengguna

sumberdaya perikanan dan lingkungan perairan serta pengguna jasa perairan

lainnya. Sumberdaya ikan, meskipun termasuk sumberdaya yang dapat pulih


kembali (renewable resources) namun bukanlah tidak terbatas, oleh karena itu

perlu dijaga kelestariannya (Tuasikal, 2020).

Pengunaan alat tangkap ramah lingkungan yang sesuai dengan CCRF

harus dilakukan sesuai dengan 9 kriteria. Kriteria alat tangkap ramah lingkungan

yaitu memiliki selektifitas tinggi, tidak merusak habitat ikan, tidak

membahayakan nelayan, menghasilkan ikan bermutu baik, produk tidak

membahayakan konsumen, hasil tangkapan yang tebuang minimum, alat tangkap

yang digunakan harus memberikan dampak minimum terhadap keanekaan

sumberdaya hayati (biodiversity), tidak menangkap jenis yang dilindungi undang-

undang atau yang terancam punah dan diterima secara sosial oleh masyarakat

(Firdaus, dkk 2017).

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikuminiyakni untuk mengidentifikasi dan

mengetahui kontruksi alat tangkap purseine Kelurahan Tenda Kecamatan

Hulonthalangi Kota Gorontalo.

I.2 Manfaat

Adapan maanfaat dari praktikum ini yaitu Untuk memberikan informasi

kepada mahasiswa mengenai bagaimana mengidentifikasi dan konstruksi alat

tangkap purse seine.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.I Definisi Alat Tangkap Purse Seine

Purse Seine Pukat cincin atau purse seine merupakan alat tangkap yang

aktif. Disebut pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin (purse

line) atau tali kerut yang brfungsi untuk mengkerutkan jaring sehigga menjadi

kantong pada tiap akhir penangkapan. Operasi penangkapan menggunakan alat

tangkap ini dilakukan dengan cara melingkari jaring pada ikan yang bergerombol

di permukaan (pelagic fish), kemudian bagian bawah jaring dikerucutkan dengan

menarik tali kolor atau tali kerut ( purse line ). Sehingga, ikan yang tertangkap

dalam jaring tidak dapat melarikan diri. Fungsi dari badan jaring tersebut bukan

sebagai penjerat, melainkan sebagai dinding yang akan menghalangi lolosnya ikan

( Nedelec, 2000 dalam Nina, 2019).

Pukat cincin disebut purse seine juga alat penangkap ikan yang dibuat dari

lembaran jarring berbentuk segi empat pada bagian empat pada bagian atas

dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat dan tali kerut (purse

Line)yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jarring sehingga ikan tidak

dapat meloloskan diari bawah (vertical) dan samping (horizontal), biasanya besar

mata jarring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Purse seine

dinamakan demikian karna sifat alat yang mengurung gerombolan kemudian tali

kerut (purse line) ditarik sehingga jarinf berbentuk kantong yang besar, sehingga

ikan ikan terkurung. Purse seine memiliki bentuk umum dan bagian-bagian yang
sama walaupun ada bermacam-macam Purse seine (Mudztahid, 2013 dalam

Ardhian, 2017).

2.2 Kontruksi Alat Penangkapan Ikan Purse Peine

Konstruksi dari alat penangkapan merupakan bentuk umum yang

menggambarkan suatu alat penangkapan dan bagian-bagiannya dengan jelas

sehingga dapat dimengerti. Sedangkan desain dari suatu alat penangkapan

merupakan perpaduan dalam membuat suatu alat penangkapan dimana tercantum

suatu ukuran, skala, keterangan yang dijabarkan dalam bentuk istilah dan kode

yang telah disepakati, (Syofyan, 1996 dalam Silitonga, 2016).

Menurut Najamuddin (2011)dalam Nina, (2019), dalam pembuatan alat

tangkap nelayan pada umumnya sebagian besar alat tangkap ikan diproduksi

melalui metode coba-coba, yaitu dikontruksi kemudian dicoba dilapangan.

Apabila penampilan lapangan kurang memuaskan, dilakukan modifikasi,

kemudian dicoba lagi, sampai akhirnya memuaskan.Purse seine dibuat dengan

diding jaring yang panjang, terkadang hingga beberapa kilo meter, dengan

panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari bagian atas. Bentuk

konstruksi jaring seperti ini, tidak ada kantong yang berbentuk permanen pada

jaring purse seine. Karakteristik jaring purse seine terletak pada cincin yang

terdapat pada bagian bawah jaring.

Menurut Triharyuni, (2016) dalam Ardhian, (2017), komponen utama dari

alat tangkap pukat cincin antara lain; a) Pemberat, terbuat dari timah; b)

pelampung berwarna putuh terbuat dari foam; c) cincin tebuat dari logam dengan
diameter 10-25cm; d) jarring tersebut dari nylon dan ada beberapa yang berbahan

plastic, dan ukuran mata jarring sebesar 0,50,75 dan 1 inc; e) tali ris atsa dan

bawah , tali ris ini dibuat dari bahan polyetheliene dengan ukuran diameter antara

8 sampai 14 m. Gambar konstruksi alat tangkap Purse seine dapat dilihan pada

Gambar 1.AlatTangkapPukatCincin (Purse Seine)

2.2.1 Pelmpung (bouy)

Menurut Mudzthaid (2013) dalam Ardhian (2017),pelampung merupakan

alat untuk mengapungkan seluruh jarring ditambah dengan kelebihan daya apung,

sehingga alat ini tetap mampu mengapung walaupun di dalam ada bahan tersebut

hasil tangkapan. Bahan yang dipergunakan sebagai pelampung biasanya memiliki

berat yang lebih kecil dibandingkan dengan berat air laut, selain itu bahan tersebut

tidak menyerap air. Pada umumnya pelampung Purse seine dibuat dari bahan

plastic yang keras.

2.2.2 Tali Ris Atas

Berdasarkan pengamatan dilapangan diketahui bahwa tali ris atas pada

purse seine yang menjadi sampel memiliki panjang 420 meter dengan diameter 15

mm, arah pintalan Z (pintalan kiri), dan menggunakan bahan Polyethylene (PE).

Untuk menghubungkan tali ris atas dengan srampatan tidak menggunakan tali

tambahan melainkan langsung dihubungkan dengan tali dari srampatan tersebut.

2.2.3 Tali Pelampung (Float line)

Tali pelampung yang digunakan pada alat tangkap purse seine ini sama

dengan tali ris atas yaitu memiliki panjang 420 meter dengan ukuran diameter 15

mm, arah pintalan Z, dan menggunakan bahan PE. Untuk menghubungkan tali
pelampung dengan tali ris atas digunakan tali penguat yang terbuat dari bahan

kuralon dengan diameter 14 mm.

2.2.4. Srampatan (Selvedge)

Srampatan yang digunakan pada purse seine ini memiliki panjang 400

meter dengan dalam 25 mata, pintalan kiri (Z), ukuran mesh size 40 mm yang

terbuat dari bahan PE.

2.2.5 Tali Ris Bawah

Tali ris bawah memiliki panjang 425 meter dengan diameter 10 mm, arah

pintalan Z, dan terbuat dari bahan PE. e. Tali Pemberat (Sinker line) Tali

pemberat yang dijadikan sampel memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan

tali ris bawah dimana panjangnya 425 meter dengan diameter 10 mm, arah

pintalan Z, dan terbuat dari bahan PE.

2.2.6 Tali Cincin (Ring line)

Tali cincin pada alat tangkap purse seine ini memiliki panjang 30 cm

dengan diameter 10 mm, arah pintalan Z, dan terbuat dari bahan PE.

2.2.7 Tali Kerut (Purse line)

Panjang tali kerut yang digunakan adalah 480 meter, memiliki diameter 47

mm dan terbuat dari bahan cotton dengan menggunakan pintalan braided

(anyaman). Tali kerut berfungsi untuk mengumpulkan cincin pada saat hauling

sehingga bagian bawah jaring tertutup dan ikan tidak dapat lolos dari bawah.

2.2.8 Pelampung (Float)


Pelampung yang digunakan oleh nelayan pada alat tangkap ini terbuat

dari bahan styrofoam dengan panjang 170 mm, diameter rongga 30 mm, diameter

luar 120 mm dan berjumlah 1000 buah pelampung.

2.2.9 Pemberat (Sinker)

Pemberat pada alat tangkap purse seine yang menjadi sampel memiliki

panjang 55 mm, diameter rongga 12 mm, diameter luar 30 mm dan berjumlah

1500 buah yang terbuat dari bahan timah hitam/ploombom (Pb).

2.2.10 Cincin (Ring)

Cincin yang digunakan pada alat tangkap purse seine yang menjadi sampel

terbuat dari bahan besi putih dengan ukuran diameter rongga 220 mm, diameter

luar 260 mm dengan ketebalan 16 mm, dan berjumlah 105 buah.

BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu danTempat

Pelaksanaan daripraktikum ini dilaksanakan di Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) Kelurahan Tenda Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk memperoleh data saat

Praktek Kerja Lapangan yaitu sebagai berikut :

No AlatdanBahan Fungsi

.
1. Kamera Sebagai alat dokumentasi
2. Kuisoner Di gunakan untuk memperoleh
data darirespon
3. AlatTulis Di gunakan untuk menulis

1.3 MetodePraktikum

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan
observasi yaitu dengan mengamati secara langsung alat tangkap pukat cincin
(purse seine) yang digunakan oleh nelayan di Tempat Pelelangan ikan Kelurahan
Tenda Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Keadaan Umum

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga terletak di Jalan Gatot Subroto,

Kelurahan Pondok Batu Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi


Sumatera Utara. Daerah ini berada pada sisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap ke

arah lautan Hindia. Letak geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga

terletak pada 01 – 02’ – 15” LS dan 100 – 23’ – 34” BT. Daerah ini merupakan daerah

teluk pesisir Selatan. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga dibangun sejak

tahun 1993 dengan luas pelabuhan 13,9 hektar.

4.2 Alat Tangkap Purse seine

Gambar 1. Pukat Cincin (Purse Seine)


(Dokumentasi Pribadi).

Berdasarkan hasil praktekkerjalapanganyang dilakukanbahwa jenis purse

seine untuk kapal yang berukuran 30 GT yang ada di UPTD Pelabuhan Perikanan

Gentumaini adalah homogen. Hal tersebut karena alat tangkap purse seine yang

digunakan oleh nelayan proses perawatan dan perbaikannnya adalah dengan cara

bergotong royong antar sesama nelayan purse seine dan hal ini merupakan adat

turun-temurun dilaksanakan masyarakat khususnya nelayan purse seine. Dari hasil

pengamatan yang dilakukan didapatkan bahwa konstruksi alat tangkap purse seine

yang terdapat di UPTD PelabuhanPerikananGentumamemiliki dua komponen

yaitu terdiri dari kantong jaring, bahu jaring, perut jaring dan sayap jaring.

Komponen kedua adalah komponen penunjang yang terdiri dari srampatan

(selvedge), tali ris atas (upper ris line), tali ris bawah (under ris line), tali
pelampung (float line), tali pemberat (sinker line), tali cincin (ring line), tali kerut

(purse line), pelampung (float), pemberat (sinker), dan cincin (ring).

4.3 Komponen Utama Purse seine

Pengukuran alat tangkap purse seine yang menjadi sampel adalah sebagai

berikut:

A. Webbing

Webbing atau yang lebih dikenal masyarakat dengan nama "muih" yang

digunakan pada alat tangkap purse seine yang ada di PPN Sibolga ini terdiri dari

beberapa jenis jaring yang memiliki fungsi dan ukuran yang berbeda seperti

dijelaskan dibawah ini:

- Muih 1 merupakan bagian jaring yang berfungsi sebagai kantong (bunt)

pada saat pengoperasian alat. Muih 1 berada di bagian pinggir (kepala). Muih 1

terbuat dari bahan Polyvinhyl alcohol (PVA) dengan ukuran mesh size 20 mm.

- Muih 1.5 berfungsi sebagai badan jaring. Muih 1.5 memiliki mesh size

24 mm terbuat dari bahan Polyvinhyl alcohol (PVA). - Muih 2 berfungsi sebagai

badan jaring. Muih 2 memiliki mesh size 24 mm dan terbuat dari bahan

Polyvinhyl alcohol (PVA).

- Muih 3 berfungsi sebagai sayap (wing) jaring. Muih 3 memiliki mesh

size 30 mm dan terbuat dari bahan Polyvinhyl alcohol (PVA). Muih 1.5, muih 2

dan muih 3 juga berfungsi sebagai penghalang agar ikan tidak keluar atau

meloloskan diri dari kurungan alat.

4.2 Komponen PenunjangPurse seine

a. Tali Ris Atas


Berdasarkan pengamatan dilapangan diketahui bahwa tali ris atas pada

purse seine yang menjadi sampel memiliki panjang 420 meter dengan diameter 15

mm, arah pintalan Z (pintalan kiri), dan menggunakan bahan Polyethylene (PE).

Untuk menghubungkan tali ris atas dengan srampatan tidak menggunakan tali

tambahan melainkan langsung dihubungkan dengan tali dari srampatan tersebut.

b. Tali Pelampung (Float line)

Tali pelampung yang digunakan pada alat tangkap purse seine ini sama

dengan tali ris atas yaitu memiliki panjang 420 meter dengan ukuran diameter 15

mm, arah pintalan Z, dan menggunakan bahan PE. Untuk menghubungkan tali

pelampung dengan tali ris atas digunakan tali penguat yang terbuat dari bahan

kuralon dengan diameter 14 mm.

c. Srampatan (Selvedge)

Srampatan yang digunakan pada purse seine ini memiliki panjang 400

meter dengan dalam 25 mata, pintalan kiri (Z), ukuran mesh size 40 mm yang

terbuat dari bahan PE.

d. Tali Ris Bawah

Tali ris bawah memiliki panjang 425 meter dengan diameter 10 mm, arah

pintalan Z, dan terbuat dari bahan PE.

e. Tali Pemberat (Sinker line)

Tali pemberat yang dijadikan sampel memiliki bentuk dan ukuran yang

sama dengan tali ris bawah dimana panjangnya 425 meter dengan diameter 10

mm, arah pintalan Z, dan terbuat dari bahan PE.

f. Tali Cincin (Ring line)


Tali cincin pada alat tangkap purse seine ini memiliki panjang 30 cm

dengan diameter 10 mm, arah pintalan Z, dan terbuat dari bahan PE.

g. Tali Kerut (Purse line)

Panjang tali kerut yang digunakan adalah 480 meter, memiliki diameter

47 mm dan terbuat dari bahan cotton dengan menggunakan pintalan braided

(anyaman). Tali kerut berfungsi untuk mengumpulkan cincin pada saat hauling

sehingga bagian bawah jaring tertutup dan ikan tidak dapat lolos dari bawah.

Pengukuran pada komponen tali dari segi panjang, diameter, jenis bahan dan

pintalan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.

No Komponentali (mm) Jenisbahan Panjang (m)


1 Tal iris atas 15 PE 420
2 Talipelampung 15 PE 420
3 Tali risbawah 10 PE 425
4 Talipemberat 10 PE 425
5 Talicincin 10 PE 30
6 Talikerut 47 contton 480

h. Pelampung (Float)

Gambar 2. Pelampung

( Dokumentasi Pribadi)
Pelampung yang digunakan oleh nelayan pada alat tangkap ini terbuat dari

bahan styrofoam dengan panjang 170 mm, diameter rongga 30 mm, diameter luar

120 mm dan berjumlah 1000 buah pelampung.

i. Pemberat (Sinker)

Gambar 3. Pemberat (Dokumentasi Pribadi)

Pemberat pada alat tangkap purse seine yang menjadi sampel memiliki

panjang 55 mm, diameter rongga 12 mm, diameter luar 30 mm dan berjumlah

1500buah yang terbuat dari bahan timah hitam/ploombom (Pb).

j. Cincin (Ring)

Gambar 4. Cincin (Dokumentasi Pribadi)

Cincin yang digunakan pada alat tangkap purse seine yang menjadi sampel

terbuat dari bahan besi putih dengan ukuran diameter rongga 220 mm, diameter
luar 260 mm dengan ketebalan 16 mm, dan berjumlah 105 buah. Pengukuran pada

komponen pelampung, pemberat dan cincin dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengukuran dimensi pelampung, pemberat dan cincin

No Namaobjek (/) 1 (/) 2 Tebal Panjang Jenis Jumlah

(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (buah)


1 Pelampung
2 Pemberat 55 30 Pb 1500
3 Cincin 220 260 16 11 BesiPutih 105
Keterangan :

Ø1 = Diameter rongga/dalam

Ø2 = Diameter luar

4.3 Pembahasan

Pembahasan Saat ini alat tangkap purse seine telah menjadi salah satu alat

tangkap yang berkembang pada penangkapan ikan pelagis dalam skala besar dan

dapat digunakan pada perairan yang jauh dari garis pantai. Berdasarkan standar

klasifikasi alat penangkap perikanan laut Von Brandt (1968) menyatakan bahwa

purse seine atau lebih dikenal dengan nama pukat cincin termasuk kedalam

klasifikasi surrounding net. Purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif

untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil disekitar permukaan air.

Pengoperasian purse seine dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan

sehingga membentuk sebuah dinding besar yang selanjutnya jaring akan ditarik

dari bagian bawah dan membentuk seperti sebuah kolam. Untuk mempermudah

penarikan jaring hingga membentuk kantong, alat tangkap ini mempunyai atau

dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya tali kerut (Silitonga.,dkk. 2016)
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Purse Seine Pukat cincin atau purse seine merupakan alat tangkap yang

aktif. Disebut pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin (purse

line) atau tali kerut yang brfungsi untuk mengkerutkan jaring sehigga menjadi

kantong pada tiap akhir penangkapan. Operasi penangkapan menggunakan alat

tangkap ini dilakukan dengan cara melingkari jaring pada ikan yang bergerombol

di permukaan (pelagic fish), kemudian bagian bawah jaring dikerucutkan dengan

menarik tali kolor atau tali kerut ( purse line ).


Konstruksi dari alat penangkapan merupakan bentuk umum yang

menggambarkan suatu alat penangkapan dan bagian-bagiannya dengan jelas

sehingga dapat dimengerti.

5.2 Saran

Saran sayayaituPerlu dilakukan bimbingan mengenai pemasangan

komponen alat tangkap purse seine khususnya pemasangan pelampung, pemberat

dan cincin, yang adadiUPTD Pelabuhan Perikanan Gentuma.

Daftar Pustaka

Efendi.M,2017.PengoperasianAlatTangkap Purse Seine Dengan Km.Hidayat-


2000 Di PelabuhanPerikananSamudera (Pps) Lampulo Banda
Aceh.jurnal. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakult
as Perikanan UniversitasAbulyatama Aceh Besar.

Fadli.E, miswar.E,Rahmah. Irham.M,Waliul.A,2020. Tingkat Keramahan


Lingkungan Alat Tangkap Purse Seine Di Ppi Sawang Ba’u Kabupaten
Aceh Selatan.jurnal.Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.
2 Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan,
Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.

Firdaus.I, Fitri.P.D.A, Sardiyatmo, Kurohman.F, 2017.Analisis Alat Penangkap


Ikan Berbasis Code Of Conduct For Responsible Fisheries (Ccrf) Di
Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Tawang, Kendal.jurnal.Kurohman
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Soedarto, SH Tembalang, Semarang.
Tuasikal.T, 2020. Inventarisasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan di Desa
Werinama, Kabupaten Seram Timur. Jurnal.1Fakultas Perikanan
Universitas Darussalam Ambon. Jl. Waehakila Puncak Wara, Batu
Merah, Ambon

Rosid.E, 2007.Analisis Prioritas Pengembangan Alat Tangkap Berdasarkan Status


Keramahan Lingkungan (Studi Kasus Di Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Kalimantan Selatan).Skripsi.Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin Makassar

Nina, M. E. I. (2019). Analisa Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap


Menggunakan Alat Tangkap Purse Seine Di Dusun Wuring, Kelurahan
Wolomarang, Kabupaten Sikka, Profinsi Nusa Tenggara
Timur (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Silitonga, C., Isnaniah, I., & Syofyan, I. 2016. Studi Konstruksi Alat Tangkap
Pukat Cincin (Purse Seine) Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (Ppn)
Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai