Referat ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti kepaniteraan klinik senior
(KKS) di bagian ilmu kedokteran kulit dan kelamin di RSUD Dr.RM. Djoelham
Binjai
Disusun Oleh:
Maslihadi Alhafid
102119069
Pembimbing :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
tepat pada waktunya. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam
sebesar-besarnya atas bantuan dari pembimbing yaitu dr. Hj. Hervina, Sp.KK
kekurangan dalam penyusunan ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Maslihadi Alhafid
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................2
2.1 Definisi............................................................................................2
2.3 Etiologi............................................................................................2
2.4 Epidemiologi...................................................................................3
2.5 Faktor Resiko..................................................................................3
2.6 Diagnosis.........................................................................................3
2.7 Patogenesis......................................................................................5
2.8 Patofisiologi....................................................................................5
2.9 Diagnosis Banding..........................................................................6
2.10 Penatalaksanaan............................................................................8
2.11 Edukasi..........................................................................................9
2.12 Komplikasi....................................................................................9
2.13 Prognosis.......................................................................................9
2.14 Profesionalisme………………………………………………....9
BAB III KESIMPULAN............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Nevus unius lateris (NUL) merupakan varian nevus epidermal yang ditandai
dengan sel yang predominan yaitu keratinosit, mempunyai morfologi verukosa dan
terutama mengenai permukaan epidermis. Nevus unius lateris lesinya ditandai dengan
adanya distribusi lesi unilateral mengikuti garis Blaschko. Pada laporan kasus ini
dilaporkan kasus nevus unius lateris (NUL) pada seorang anak laki-laki berusia 14 tahun.
histopatologi. Pasien pada laporan kasus ini dilakukan tindakan bedah listrik. Pada pasien
menunjukkan hasil baik paska tindakan. Modalitas terapi ini dipilih karena bersifat
sederhana, dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien, hasil kosmetik baik, dan biayanya
Nevus unius lateris adalah suatu bentuk nevus epidermis yang terdapat
pada satu sisi tubuh, berbentuk linear, putus-putus seperti pita atau bercak-bercak.
Nevus epidermal linear cenderung kelihatan pada saat baru lahir dan remaja,
walaupun lesi congenital cenderung tak berkembang signifikan, lesi itu setelah
dan bisa berkembang pada saat masa kanak-kanak, dan ukuran nya tidak
bertambah lagi pada masa puberitas, walaupun bisa timbul infeksi sekunder.
Nevus epidermis terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran hidup. Sekitar 80% lesi
kelihatan pada umur satu tahun, dengan berkembang sampai umur 14 tahun.
Prevalensi pada anak-anak sekitar 0.1-0.5%, serta wanita dan pria sama.
Gambaran klinisnya berupa lesi verukosa berwarna merah muda, abu-abu kotor,
1
atau coklat tersusun dalam bentuk bercak, dapat disertai dengan pertandukan atau
Pengobatan topikal dapat diberikan preparat yang berisi asam salisil, asam
laktat, atau asam retinoid mengurangi unsur keratotic sampai taraf tertentu tetapi
memerlukan aplikasi yang gigih.2 Luka kosmetik boleh diberikan terapi sistemik
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Nevus unius lateris biasanya melibatkan kulit setengah tubuh dengan lesi
linear, papiler, atau verrucous dalam distribusi sepihak, biasanya di sepanjang
sumbu anggota badan atau di seberang batang. Epidermal nevi diatur dengan
cara yang terbelenggu dalam pola garis Blaschko. Ketika ada distribusi nevi
yang tersebar luas secara bilateral, kondisi ini disebut ichthyosis hystrix. Lesi
biasanya bawaan dan sering dikaitkan dengan gangguan sensorik.
Keterlibatan lisan jarang terjadi. Lesi oral adalah papiler, proliferasi seperti
dengan warna yang sama dengan mukosa normal di sekitarnya dengan
distribusi linier yang khas. Mereka mungkin dikaitkan dengan hipodontia,
kelainan gigi morfosologis, dan gigi yang tidak diupuptasi. (van der Wal J.E.
2018)
2.2 Etiologi
Faktor resiko dari nevus unius lateralis yaitu genetik yang di turunkan
secara somatic mocalicism yang didapatkan dari 2 populasi sel kulit gen dari
ayah dan dari ibu, yang diduga hasil dari mutasi gen post zigotik selama
proses Embriogenesis. Mutasi gen keratin 1 dan keratin 10. (Tayyebi 2016)
4
2.4 Epidemiologi
Saat ini diketahui prevalensi Insidensi nevus epidermal ialah 1:1000 lahir
hidup.1 Lesinya 80% terlihat pada saat sesudah lahir atau pada tahun pertama
kehidupan.Prevalensi di antara laki-laki dan perempuan sama. Kebanyakan
kasus dilaporkan sporadik, walaupun ada beberapa kasus yang dilaporkan
merupakan kasus familial.1,4 Di antara 10.000 pasien dengan tumor di
Rumah Sakit Memorial Amerika, dilaporkan 4 kasus nevus unius lateris atau
sebesar 0,01%.
Nevus epidermis terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran hidup. Sekitar 80% lesi
kelihatan pada umur satu tahun, dengan berkembang sampai umur 14 tahun.
Prevalensi pada anak-anak sekitar 0.1-0.5%, dan wanita dan pria sama.
(Schwartz RA 2019)
2.5 Diagnosis
2.5.1 Anamnesis
nyeri atau gatal, tapi ada beberapa pasien yang mengeluh gatal. (Angelica
2018)
5
(Angelica 2018)
2.6 Patogenesis
2.7 Patofisiologi
kulit, yang mengandung gen dari ayah dan gen ibu. Hal ini merupakan hasil
menyatakan bahwa adanya mutasi gen pada keratin-1 dan keratin-10 pada
besar. Gejala
lain termasuk
kebotakan,
hilangnya lemak
di bawah kulit,
7
dan kelainan
gigi dan
persendian
Sindrom Werner Hilangnya Penampilan Seluruh Kulit
besar. Gejala
lain termasuk
kebotakan,
hilangnya lemak
di bawah kulit,
dan kelainan
gigi dan
persendian.
Rautenstrauch jarang,entropion,
dilatasi fontanel
anterior,hipoplas
ia malar (Majethia,
8
2021)
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Farmakologi
asam laktat, atau asam retinoid mengurangi unsur keratotic sampai taraf
tinggi. (Medicina2019)
dapat ditoleransi dengan baik, hasil kosmetik baik, dan tidak mahal.
(Medicina2019)
2.9.2 Non-Farmakologi
- Bedah Eksisi
- Laser ablatif
- Elektrofulgurasi
- Cryoterapi
- Fulgurasi
- Kauterisasi
2.10 Edukasi
Mengedukasi keluarga pasien bawasananya Menghindari trauma
fisik, Menghindari kontak dengan bahan-bahanyang bersifat iritan, dan
Menghindari garukan.
2.11 Komplikasi
cukup sulit untuk ditangani. Pada bayi, giant congenital nevus dapat
tahi lalat yang terpapar polusi, sinar ultraviolet, dan bahan kimia berbahaya
10
satu bentuk gangguan saraf. Ketika produksi sel melanin sebagai pelindung
kulit dari sinar ultraviolet meningkat, melanin dapat masuk ke otak atau
2.12 Prognosis
Prognosis untuk nevus unius lateris adalah baik, jika dilakukan eksisi
menyeluruh. Namun pasien mengeluh bahwa mereka merasa nyeri dan
dapat mengiritasi serta menjadi meradang. Dan beberapa pasien mengeluh
bahwa tidak enak dipandang jika menggunakan pakaian.
2.13 Profesionalisme
2. Kontrol ulang, bila terjadi komplikasi pada dokter spesialis kulit dan
kelamin.
11
BAB III
KESIMPULAN
1. Definisi : Nevus unius lateris biasanya melibatkan kulit setengah tubuh dengan
Menghindari garukan.
cukup sulit untuk ditangani. Pada bayi, giant congenital nevus dapat
6. Prognosis : Prognosis untuk nevus unius lateris adalah baik, jika dilakukan
eksisi menyeluruh. Namun pasien mengeluh bahwa mereka merasa nyeri dan
ulang, bila terjadi komplikasi pada dokter spesialis kulit dan kelami
13
DAFTAR PUSTAKA
1. NCBI Unilateral extended linear naevus verrucosus (nevus unius lateris) first
Carlos, R., & Stal, S. (2018). Review of linear epidermal nevus with oral
mucosal involvement – series of five new cases. Oral Diseases, 14, 131–137.