Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI III

“Wadah Sediaan Steril”

Disusun Oleh :

1. Zanwar Karuniawan (1604015451)


2. Rima Dwi Setiani (1604015002)
3. Apriyanti Nur Prima K (1604015009)
4. Jati Resti Marwati (1604015039)
5. Nadia Salsabila (1604015049)
6. Rezki Amyzha (1604015064)

Kelompok : 3 (Tiga)
Kelas : 5B

Nama Dosen : Zahmilia Akbar

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS JURUSAN FARMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut keputusan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik


Indonesia Nomor HK.00.05.4.1745, wadah adalah kemasan yang bersentuhan
langsung dengan isi. Menurut SK Menkes No. 193/Kab/B/VII/71 Peraturan
tentang penmbungkus dan penandaan wadah, wadah adalah salah satu komponen
yang penting untuk sediaan farmasi, karena ketidaksesuaian wadah akan
mempengaruhi obat secara keseluruhan termasuk kestabilan dan efek terapi obat.
Menurut USP, Wadah adalah alat untuk menampung suatu obat, atau mungkin
dalam hubungan langsung dengan obat tersebut.
Pengemasan diartikan sebagai wadah, tutup, dan selubung sebelah luar,
artinya keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan dan atau
disimpan. Kemasan adalah penyatuan dari bahan yang dikemas (bahan yang
diisikan) dan pengemas. Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang
dikemas, dinyatakan sebagai bahan kemas primer, sebaliknya pembungkus
selanjutnya seperti kotak terlipat, karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas
sekunder.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis-jenis wadah (plastik, gelas dan tube) dan jenis sediaan yang
menggunakan wadah tersebut
2. Apa saja komposisi masing-masing wadah dan cara pembuatan
3. Bagaimana cara pengisian produk ke dalam wadah
4. Bagaimana cara sterilisasi masing-masing wadah
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing wadah

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja jenis-jenis wadah sediaan
steril dan sedian apa saja
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan wadah
steril dan apa saja komposisi nya
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengisian produk ke
dalam wadah dan apasaja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
wadah steril tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Wadah Plastik


1. Kriteria wadah plastik
Bahan plastik telah banyak digunakan sebagai wadah untuk berbagai
produk. Saat ini, plastik juga telah dikembangkan untuk pengemasan produk-
produk parenteral termasuk cairan infuse dan injeksi volume kecil. Plastik yang
digunakan sebagai wadah untuk berbagai produk, baik sediaan farmasi maupun
produk lainnya, harus memiliki criteria berikut :
1). Komponen produk yang bersentuhan langsung dengan bahan plastik tidak
diadsorpsi secara signifikan pada permukaan plastik dan tidak bermigrasi ke
atau melalui plastik.
2). Bahan plastik tidak melepaskan senyawa-senyawa dalam jumlah yang dapat
mempengaruhi stabilitas produk atau dapat menimbulkan risiko toksisitas.

2. Jenis Plastik
Terdapat dua jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan sediaan
parenteral, yaitu :
1). Termoset, yaitu jenis plastik yang stabil pada pemanasan dan tidak dapat
dilelehkan sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Plasti termoset digunakan
untuk membuat penutup wadah gelas atau logam.
2). Termoplastik, yaitu jenis plastik yag menjadi lunak jika dipanaskan dan akan
mengeras jika didinginkan. Dengan kata lain, termoplastik adalah jenis plastik
yang dapat yang dapat dibentuk ulang dengan proses pemanasan. Polimer
termoplastik digunakan dalam pembuatan berbagai jenis wadah sediaan
farmasi.

3). Plastik yang digunakan untuk wadah sediaan parenteral volume besar (LVP)
a. Polipropilen
Polipropilen belakangan ini menjadi populer karena mempunyai banyak sifat
yang lebih baik dari polietilen, dengan satu kekurangan besar yang dapat
dikurangi atau dihilangkan. Polypropylene memiliki daya rentang yang tinggi
yang mampu menahan tekanan. Daya rentang yang tinggi, dalam hubungannya
dengan titik leleh yang tinggi pula yaitu 165°C, sangat penting untuk manufaktur
LVP karena wadah yang dibuat dari polypropylene memiliki kemapuan untuk
menahan temperatur tinggi pada proses sterilisasi tanpa terurai. Polimer ini
memiliki resistensi yang baik hampir terhadap semua jenis bahan kimia, termasuk
asam kuat, alkali kuat, dan kebanyakan bahan organik.
b. Polietilen
Polietilen dengan kerapatan tinggi adalah bahan yang paling banyak digunakan
untuk wadah-wadah bagi industri farmasi. Kebanyakan pelarut tidak merusak
polietilen, dan tidak dipengaruhi oleh asam dan alkali kuat. Kekurang jernihan dan
perembesan bau atsiri, rasa, dan oksigen bertentangan dengan penggunaan
polietilen sebagai pembuat wadah untuk preparat farmasi tertentu. Meskipun ada
masalah-masalah ini, polietilen dengan semua variasinya memberikan
perlindungan yang paling sempurna pada seumlah produk dengan biaya yang
paling rendah.
c. Copolymer
Kopolimer dari ethylene dan propylene telah banyak digunakan sebagai wadah
sediaan LVP. Dalam kenyataannya, polypropylene dan kopolimer dari etilen-
propilen merupakan polyolefins yang paling banyak digunakan sebagai wadah
LVP.
d. Polivinil Klorida
Botol-botol polivinil klorida yang jernih dan kaku mengatasi kekurangan dari
polietilen. Dalam keadaan normal polivinil klorida tampak sejernih kristal dan
kaku, tetapi mempunyai resistensi yang buruk terhadap benturan. Dapat dibuat
lunak dengan bahan plastisator. Berbagai stabilisator, antioksidan, pelincir atau
zat pewarna dapat ditambahkan. Tidak boleh dipanaskan berlebihan karena akan
mulai terurai pada temperatur 280°F, dan hasil penguraiannya sangat merusak.
Polivinil klorida dapat menjadi kuning bila dibiarkan terkena panas atau sinar
ultra violet, kecuali jika ditambahkan suatu stabilisator oleh pemasok resmi.
Dalam formula senyawa PVC dengan bahan-bahan stabilisator kalsium
zink, semua bahan digunakan dengan konsentrasi dibawah konsentrasi maksimal.
Polivinil klorida adalah penghalang yang sangat baik terhadap minyak , alkohol
yang mudah dan yang tidak menguap, dan pelarut-pelarut hidrokarbon. PVC dapat
juga digunakan sebagai pelapis permukaan botol-botol gelas. Hal ini dilakukan
dengan mencelupkan botol kedalam plastisol PVC dan menghasilkan pelapis
tahan hancur yang melapisi botol gelas.
Sifat-sifat dari PVC antara lain adalah sebagai berikut:

· Rusak pada pemanasan yang berlebihan mulai 280°C

· Barier yang sangat baik terhadap minyak menguap, alkohol dan pelarut
petrolatum.

· Menahan odors dan flavors.

·Barier yang baik terhadap oksigen, tidak dipengaruhi oleh asam, basa kecuali
beberapa asam oksidator.

·Memiliki kerapatan yang lebih tinggi (1,16–1,35 g/cm3) dibandingkan dengan


polimer lain seperti polyethylene (0,92–0,96 g/cm3) dan polypropylene
(0,90 g/cm3).

Tabel PVC
 Polistiren

Polistiren serba guna adalah plastik yang kaku dan sejernih kristal.
Polistiren telah digunakan oleh ahli farmasi selama bertahun-tahun sebagai wadah
untuk bentuk sediaan padat, karena relatif murah. Plastik ini mempunyai transmisi
uap yang tinggi dan permabilitas oksigen yag tinggi. Polistiren resisten terhadap
asam, kecuali asam yang mengoksidasi dengan kuat terhadap alkali. Mudah
dirusak oleh bahan kimia yang menyebabkan retak dan pecah, sehingga umumnya
digunakan untuk mengemas produk yang kering saja. Untuk memperbaiki
kekuatan terhadap benturan dan kerapuhan polistiren dikombinasikan dengan
berbagai konsentrasi karet dan senyawa akrilik.

 Nilon (Polimida)
Nilon dibuat dari asam bermartabat dua dikombinasi dengan diamina.
Karena ada banyak asam bermartabat dua dan banyak amina yang berbeda, maka
terdapat banyak ragam nilon tipe asam dan amina yang dinyatakan oleh nomor
pengenal jadi nilon 6/10 mempunyai enam atom karbon dalam amina dan sepuluh
dalam asamnya. Nilon dan bahan-bahan poliamida yang sama dapat dibuat
menjadi wadah-wadah dengan dinding tipis. Nilon dapat diautoklaf dan sangat
kuat serta agak sulit dihancurkan dengan cara-cara mekanik. Tidak merupakan
bahan penghalang yang baik terhadap uap, tapi bila sifat ini diperlukan, lapisan
nilon dapat ilaminasi pada polietilen atau pada berbagai bahan lainnya.

 Polikarbonat
Polikarbonat dapat dibuat menjadi wadah yang jernih transparan. Bahan
yang relatif mahal ini mempunyaai banyak keuntungan salah satunya adalah dapat
disterilkan berulang kali. Wadahnya keras sama seperti gelas, dan telah dipikirkan
kemungkinannya sebagai pengganti vial dan alat penyuntik dari gelas. Plastik ini
dikenal karena stabilitas dimensional, kekuatan benturan yang tinggi, resisten
terhadap peregangan, sedikit meyerap air, transparan, serta resisten terhadap panas
dan api. Polikarbonat resisten terhadap asam encer, oksidator atau reduktor garam,
minyak, lemak, dan hidrokarbon alifatik,. Dapat dirusak oleh alkali, amina, keton,
ester, hidrokarbon aromatik, dan beberapa alkohol.resin polikarbonat harganya
mahal, sehingga digunakan untuk wadah-wadah yang istimewa.

 Akrilik Multipolimer (Nitril Polimer)


Polimer-polimer ini mewakili akrilonitril atau metakrilonitril atau
metakrilonitril monomer. Sifat-sifat uniknya sebagai penghilang gas yang kuat,
resistensi yang baik terhadap bahan kimia, kekuatan yang sangat baik, serta
keamanan pembuangannya dengan membakar hangus membuatnya menjadi
wadah yang efektif untuk produk yang sulit dikemas dalam polimer lainnya.
Penggunaan nitril polimer untuk makanan dan kemasan farmasi diatur menurut
standar FDA. Standar keamanan saat ini kurang dari 11 bagian per sejuta residu
monomer akrilonitril, dengan perubahan yang dapat diterima kurang dari 0,3 per
sejuta untuk semua makanan.

 Polietilen Tereftalat (PET)


Polietilen tereftalat, umunya disebutkan PET adalah polimer hasil
kondensasi yang dibentuk khas dari reaksi asam tereftalat atau dimetiltereftalat
dengan etilen glikol dengan adanya katalisator. Perkembangan botol-botol PET
berorientasi yang bersumbu dua mempunyai pengaruh lebih besar pada
pembotolan minuman yang mengandung CO₂, dihitung dari besarnya perkiraan
pemakaian resin selama setahun sebesar kurang-lebih 350 juta pound. Kekuatan
benturanya dan sebagai penghalang gas serta aroma yang baik membuatnya
menarik untuk digunakan dalam kosmetik dan cairan pencuci mulut, maupun
untuk produk lainnya di mana kekuatan, kekerasan, dan penghalang merupakan
pertimbangan yang penting.

 Plastik-plastik Lainnya
Resin koekstrusi digunakan untuk membuat botol dan blitser yang
dibentuk dengan pemanasan dengan sifat-sifat penghalang yang sebelumnya tidak
dapat dicapai dengan resin tunggal, campuran resin, atau kopolimer. Suatu
koekstrusi seperti polipropilen etilen-vinyl-alkohol/polipropilen mempersiapkan
penghalang lembab dan polipropilen yang menyatu dengan penghalang gas yang
membesar dari etil-venyl-alkohol. Resin yang terkoektrusi menyediakan pilihan
kemasan untuk produk yang sebelumnya hanya dikemas dengan gelas. Plastik
dengan sifat penghalang yang kuat dapat bersaing dengan wadah gelas dan logam
dapat diperoleh melalui pembuatan baru yang dikembangkn oleh Du Pont Co.
Tekologi ini meliputi penyebaran nilon dalam resin poliolefin sedemikian rupa,
sehingga matriks polimer akhir akan mengandung sussunan laminar keping-
keping nilon yang unik, yang menyediakan suatu seri dinding penghalang yang
saling bertindihan.

3.Komposisi wadah dan cara pembuatan

Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer,


yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa
monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut
dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan
jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan
sifat yang lebih keras dan tegar. Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun
melalui proses yang disebabkan polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah
monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk
polimer.

Tabel 1. Contoh plastik yang digunakan untuk wadah sediaan parenteral      


    
Sterile plastic device Plastic material
Container for blood products Polyvinyl chloride         
Disposable syringe Polycarbonate, polyethylene, polypropylene
Irrigating solution container Polyethylene, polyolefins, polypropylene
IV infusion fluid container Polyvinyl chloride, polyester, polyolefins
Administration set Acrylonitrile butadiene styrene
Nylone (spike)
Polyvinyl chloride (tube)
Polymethylmetachrylate (needle adapter)
Polypropylene (clamp)
Catheter Teflon, polypropylene

Wadah plastik untuk sediaan farmasi dibuat dari satu atau lebih polimer
dengan berbagai bahan tambahan. Dengan penambahan bahan tambahan,
karakteristik penampilan dari polimer dapat diperbaiki. Bahkan tambahan tersebut
dapat berupa cairan, padatan atau serbuk halus. Bahan tambahan yang digunakan
tergantung dari jenis polimer dan metode produksi yang digunakan. Bahan
tambahan umumnya digunakan dalam wadah plastik adalah antioksidan,
stabilizer, lubricant, platikizer, pengisi dan pewarna.

1). Bahan Tambahan

a. Antioksidan

Polimer sering kali terurai dengan adanya panas, cahaya, ozon dan tekanan
mekanik yang menimbulkan udara yang terperangkap selama proses pembuatan
dan penggunaan akhir. Reaksi oksidasi dapat menghasilkan bentuk radikal bebas
yang dikontribusikan secara bergiliran untuk degradasi polimer yang
menyebabkan plastik kehilangan fisik penting dan sifat mekanik. Dengan adanya
antioksidan di dalam formulasi plastik akan mengurangi tingkat degradasi secara
significant dan memperpanjang umur penggunaan wadah plastik tersebut.

Ada dua tipe antioksidan, yaitu:

 Antioksidan primer: merupakan ujung rantai radikal bebas. Pada dasarnya


antioksidan primer merupakan donor hydrogen yang dapat mengakhiri
reaksi penggabungan radikal bebas. Contoh: arilamin sekunder.
 Antioksidan sekunder: dapat merusak peroksida dan hal ini menyebabkan
eliminasi pembentukan radikal bebas. Contoh: fosfat dan tioester.

Sering kali lebih dari satu antioksidan digunakan dalam suatu polimer untuk
mendapatkan efek yang sinergis dari kombinasi beberapa antioksidan.

b. Stabilizer

Berguna untuk mencegah degragasi polimer oleh panas dan cahaya. Selain
itu juga dapa berguna untuk memperpanjang umur polimer. Contoh: garam asam
lemak, oksida anorganik, organometalik.

c. Lubricant

Lubricant digunakan untuk memodifikasi karakteristik permukaan dari


polimer yang dicetak dan membantu proses pencetakan. Penambahan lubricant
pada polimer secara umum mengurangi viskositas dari polimer tersebut, yakni
menyenyebabkan polimer lebih mudah mengalir selam rposes pencetakan.
Lubricant juga memodifikasi permukaan polimer yang dibuat agar polimer
tersebut tidak melekat pada mesin pencetak. Lubricant yang paling banyak dipakai
adalalah asam lemak, logam stearat, lemak paraffin, silicon, fatty alcohol, fatty
esters, fatty amides.

d. Plasticizer

Plasticizer digunkan untuk memperbaiki daya kerja dari polimer,


fleksibilitas, ekstensibilitas, daya banting, dan kelenturan. Disamping itu
penamabahan plasticizer dapat mengurangi daya rentang polimer. Plasticizer yang
sering dipakai adalah dialkil phtalat, polimer dengan BM kecil.

e. Filler (Bahan Pengisi)

Penambahan bahan pengisi pada polimer memperbaiki fleksibilitas,


ketahanan terhadap bantingan, stabilitas terhadap panas, dan mengurangi biaya
pembuatan. Penambahan bahan pengisi biasanya tidak mengurangi transparansi
dari wadah plastik.

f. Colorant (Bahan Pewarna)

Bahan pewarna ditambahkan untuk memberikan warna pada plastik.

4. Cara pembuatan dan memasukan ke dalam wadah

5. Cara sterilisasi

6. Keuntungan dan Kerugian


Beberapa keuntungan penggunaan plastik untuk kemasan adalah sebagai
berikut :
1.      Fleksibel dan tidak mudah rusak/pecah
2.      Lebih ringan
3.      Dapat disegel dengan pemanasan
4.      Mudah dicetak menjadi berbagai bentuk
5.      Murah
Di samping keuntungan-keuntungan di atas, penggunaan plastik untuk
kemasan juga memiliki berbagai kerugian, antara lain sebagai berikut :
1.      Kurang inert dibandingkan gelas tipe I
2.      Beberapa plastik mengalami keretakan dan distorsi jika kontak dengan
beberapa senyawa kimia
3.      Beberapa plastik sangat sensitif terhadap panas
4.      Kurang impermeabel terhadap gas dan uap seperti gelas
5.      Dapat memiliki muatan listrik yang akan menarik partikel
6.      Zat tambahan pada plastik mudah dilepaskan ke produk yang dikemas
7.      Senyawa-senyawa seperti zat aktif dan pengawet dari produk yang
dikemas dapat tertarik
Wadah plastik untuk sediaan farmasi dibuat dari satu atau lebih polimer
dengan berbagai bahan tambahan. Dengan penambahan bahan tambahan,
karakteristik penampilan dari polimer dapat diperbaiki. Bahan tambahan tersebut
dapat berupa cairan, padatan atau serbuk halus. Bahan tambahan yang digunakan
tergantung dari jenis polimer dan metode produksi yang digunakan. Bahan
tambahan yang umumnya digunakan dalam wadah plastik adalah antioksidan,
stabilizer, lubricant, plastikizer, pengisi, dan pewarna.

2.2 Gelas

Gelas umumnya digunakan untuk kemasan dalam farmasi, karena


memiliki mutu perlindungan yang unggul, ekonomis, dan wadah tersedia dalam
berbagai ukuran dan bentuk. Gelas pada dasarnya bersifat inert secara kimiawi,
tidak permeable, kuat, keras dan disetujui FDA. Gelas tidak menurun mutunya
pada penyimpanan, dan dengan sistem penutupan seperlunya dapat menjadi
penghalang yang sangat baik terhadap hampir setiap unsur, kecuali sinar. Gelas
berwarna dapat memberi pelindungan terhadap cahaya bila diperlukan.
Kekurangan utama dari gelas sebagai kemasan adalah karena mudah pecah dan
berat.

1. Tipe Gelas
Gelas yang digunakan untuk kemasan dalam mengemas sediaan farmasi
digolongkan menjadi empat kategori tergantung pada bahan kimia dari gelas
tersebut dan kemampuannya untuk mencegah peruraian, yaitu

1). Tipe I – borosilicate glass (gelas borosilikat dengan daya tahan tinggi)

Pada proses pembuatan sebagian besar alkali dan kation tanah


diganti oleh boron dan atau alumunium serta zink. Mempunyai daya tahan
kimiawi yang sangat baik sehingga tidak mempengaruhi preparat parenteral
yang sangat peka, lebih baik daripada gelas natrium karbonat. Umumnya
digunakan untuk sediaan parenteral.
2. Tipe II – treated soda lime glass (gelas soda kapu yang diproses)

Adalah gelas soda kapur silikat yang sudah mengalami pengerjaan


permukaan pada bagian yang berhubungan dengan isinya dan mempengaruhi
preparat farmasi yang dikemas. Umumnya digunakan untuk sediaan parenteral
bersifat asam dan netral

3. Tipe III – regular soda lime glass (gelas soda kapur biasa)

Adalah gelas soda kapur silikat yang mempunyai daya tahan kimiawi yang
cukup sehingga tidak mempengaruhi preparat farmasi yang dikemas. Biasanya
tidak digunakan untuk sediaan parenteral, kecuali jika data uji stabilitas yang
sesuai menunjukkan bahwa kaca Tipe III memenuhi untuk sediaan parenteral
yang dikemas di dalamnya.

4. Tipe NP – general purpose soda lime glass (gelas soda kapur untuk penggunaan
umum)

Adalah gelas soda kapur silikat yang digunakan untuk produk non parenteral
yang dimaksud untuk pemakaian penggunaan oral dan topical. Bukan untuk
sedian parenteral, untuk tablet, larutan oral, dan suspensi oral, salep dan cairan
untuk obat luar

Wadah yang biasa menggunakan gelas adalah botol, pot, vial, dan ampuls.
Kemasan gelas dibuat dari tiga tipe gelas, yaitu gelas netral (Tipe I) bersifat
kurang alkali dan lebih banyak aluminium, gelas surface treated/borosilikat (Tipe
II) bersifat kurang alkali dan lebih banyak aluminium, sangat baik dan harganya
sangat mahal, dan gelas soda / alkali (Tipe III) digunakan untuk bahan padat
kering dan cairan bukan air.

Untuk sediaan dengan berat di atas 2 g, biasa digunakan pot dari gelas.
Gelas melindungi dengan baik dan cocok dengan banyak produk. Untuk produk
yang dipengaruhi oleh cahaya, seperti salep yang mengandung fenol aktif atau
garam merkuri, gelas yang berwarna kuning - sawo matang (coklat) sering
digunakan untuk mencegah perubahan warna dari zat aktif. Tutup harus dapat
mencegah sediaan menjadi kering atau penguapan air dan zat aktif yang mudah
menguap.

 Tabel 1. Tipe gelas USP, Batas uji dan petunjuk pemilihan


Batas Uji
Tipe Tipe Uji Ukuran H2SO40,020 Pengunaan
(ml) N umum
(ml)
Tipe I Gelas Semua 1,0 Untuk
Gelas borosilikat yang larutan air,
diserbuk baik yang
didapar
maupun
tidak
Tipe II Serangan 100 atau 0,7 Larutan air
Gelas soda kapur air kurang 0,2 yang
yang diproses dari 100 didapar
Lebih dari dengan pH
100 dibawah 7
Serbuk
kering,
larutan
minyak
Tipe III Gelas Semua 8,5 Serbuk
Gelas soda kapur yang kering,
diserbuk larutan
minyak
NP Gelas Semua 15,0 Bukan
Gelas soda kapur yang untuk
tujuan umum diserbuk sedian
parenteral,
untuk
tablet,
larutan
oral, dan
suspensi
oral, salep
dan cairan
untuk obat
luar
Kemasan gelas dibuat dari tiga tipe gelas, yaitu gelas netral (Tipe I)
bersifat kurang alkali dan lebih banyak aluminium, gelas surface
treated/borosilikat (Tipe II) bersifat kurang alkali dan lebih banyak aluminium,
sangat baik dan harganya sangat mahal, dan gelas soda / alkali (Tipe III)
digunakan untuk bahan padat kering dan cairan bukan air.

Untuk sediaan dengan berat di atas 2 g, biasa digunakan pot dari gelas.
Gelas melindungi dengan baik dan cocok dengan banyak produk. Untuk produk
yang dipengaruhi oleh cahaya, seperti salep yang mengandung fenol aktif atau
garam merkuri, gelas yang berwarna kuning - sawo matang (coklat) sering
digunakan untuk mencegah perubahan warna dari zat aktif. Tutup harus dapat
mencegah sediaan menjadi kering atau penguapan air dan zat aktif yang mudah
menguap.

2. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan menggunakan gelas antara lain, inert, kedap udara, dibuat dari
bahan yang relatif murah, tidak mudah terbakar, bentuknya tetap, mudah diisi,
mudah ditutup, dapat dikemas menggunakan packaging line, mudah disterilisasi,
mudah dibersihkan dan dapat digunakan kembali.

Kekurangan gelas sebagai wadah untuk menyimpan sediaan semisolid


dibandingkan dengan logam dan plastik adalah lebih rapuh (mudah pecah) dan
lebih berat untuk pengiriman. Kemasan untuk konsumen yang terbuat dari gelas
bukan merupakan wadah yang paling higienis karena wadah akan sering dibuka
berulang – ulang oleh konsumen, dimana tangannya tidak selalu bersih.

2.3.Tube

Tube dan tutupnya (jika terbuat dari besi) dicuci dengan air suling seperti
halnya mencuci ampul, dimasukkan ke dalam kaleng yang tidak tertutup rapat.
Sterilisasinya dilakukan dalam oven 170° C selama 30 menit (praktikum
undergrade) atau 2 jam (Apoteker). Tutup tube direndam dalam alkohol 70%
(tutup plastik) selama 30 menit (praktikum undergrade) atau 2 jam ( Apoteker ).

1. Cara pengisian tube


Pasang tutup tube dengan baik. Massa salep atau krim ditimbang, diatas
kertas perkamen berbentuk persegi panjang, kemudian digulung dan
dimasukkan ke dalam tube dengan bantuan pinset steril atau dihaluskan
dalam three Roller Mill, kemudian dipindahkan ke Zalf Filler steril sebelum
dimasukkan dalam tube. Dasar tube ditutup dengan bantuan alat Sealing
tube.

file:///C:/Users/user/Downloads/kupdf.net_makalah-praktikum-steril-wadah.pdf

http://ifhaa-jasmin.blogspot.com/2012/05/wadah-gelas-steril.html

Anda mungkin juga menyukai