Anda di halaman 1dari 2

Tabel

Kurs Nilai tukar USD terhadap rupiah (IDR)


Dari tanggal: 24 September 2020 sampai 21 Oktober 2020

Jadi, terlihat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US dollar dari 24 September – 21 Oktober
mengalami fluktuasi. Nilai tukar rupiah semenjak diberlakukannya system kurs mengambang
bebas terus mengalami depresiasi hingga mencapai nilai terendahnya pada tgl 24 September
2020 yaitu sebesar Rp. 14.815 per USD dengan indeks dollar terpantau menguat ke level 94,31.
Hal ini disebabkan pengaruh krisis dimasa pandemi Covid-19 yang terus menanjak hingga saat
ini memberikan tekanan bagi rupiah bahkan penambahan kasus perharinya masih cenderung
tinggi. Memasuki tanggal 25 september 2020 , nilai tukar rupiah perlahan mulai menguat hingga
12 Oktober 2020 rupiah mengalami stagnan menyentuh di level Rp14.700 per USD sepanjang
hari bergerak di rentang 14.685 - 14.715 dengan indeks US dollar naik ke level 93,082 dan
membaik dibandingkan dengan posisi penutupan pasar pekan lalu di Rp 14.845/USD seperti
yang ditujukkan oleh turunnya dollar AS seputar paket stimulus Covid-19 senilai US$ 2,2 triliun
yang mulai menemukan titik terang serta posisi dolar yang sudah sempat menguat tajam
membuatnya melemah untuk permintaan valuta asing. Kondisi ini menyebabkan nilai tukar USD
melorot terhadap nilai tukar rupiah bergerak direntang kisaran 14.685 - 14.715 dan USD naik ke
level 93,082 sehingga rupiah bergerak fluktuatif pekan ini dan pada tanggal 13 Oktober, rupiah
melemah menuju Rp 14,725/ US dollar dengan indeks USD nya naik 0,21% ke level 93,256.
Sepanjang kemarin nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran Rp 14.685 hingga 14.715/USD
sementara itu rupiah menyentuh level Rp 14.746 berdasarkan kurs jisdor. Pada tanggal 14
Oktober 2020 rupiah bergerak variatif dan bertengger dikisaran Rp14.718/USD.
Tanggal 15 Oktober 2020, rupiah berhasil menguat disaat mayoritas mata uang Asia melemah
terhadap USD menjadi Rp14.717,5 per US dollar dengan indeks dollar naik 0,07% menuju
93,594. Pada tanggal 16 Oktober Nilai tukar rupiah terhadap US dollar berhasil mengurangi
koreksi di akhir perdagangan. Rupiah melemah tipis 0,05% ke level Rp14.698/USD dengan
indeks dollar sisi lain melemah 0.15% ke posisi 93.693.
Meskipun pada tanggal 17 Oktober 2020 Nilai tukar rupiah berhasil membukukan rebound dan
berakhir terapresiasi 0,12%.Sementara itu, indeks US dollar terpantau melemah 0,071% ke
posisi 97,931 namun karena perekonomian yang berangsur membaik mampu menguatkan
kembali nilai tukar yaitu sebesar Rp14.155 per dolar, dan pada tanggal-tanggal selanjutnya
hingga tanggal 21 September 2020 nilai tukar rupiah terhadap stabil yaitu dikisaran 14.718,70
hingga Rp 4.712/USD.
Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif ini mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memegang
uang seperti tingkat suku bunga dan inflasi. Kondisi ini di dukung oleh inflasi yang meningkat
tajam dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional.
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku
bunga, bank sentral suatu Negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku
bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang Negara tersebut meningkat.
Investor domestic dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun jika
inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi.
Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai
tukar mata uang Negara tersebut terhadap kurs rupiah semenjak tanggal 24 September 2020
sampai dengan tanggal 21 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai