PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dan persalinan tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu. Kematian ibu saat
yang cukup banyak terjadi dalam masyarakat, 50% dari kejadian rupture
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum bisa menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus publis lebih kecil dari
pada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bahwa dengan ukuran yang
terjadi tanpa luka pada kulit perineum atau pada vagina, sehingga tidak
utamanya. Kejadian rupture perineum pada ibu bersalin di dunia pada tahun
2015 terdapat 2,7 juta kasus, dimana angka ini diperkirakan akan mencapai
6,3 juta pada tahun 2050 jika tidak mendapatkan perhatian dan penanganan
rupture perineum pada golongan 20-50 tahun yaitu 24%. Sedangkan ibu
bersalin usia 32-39 tahun sebesar 62%. Ibu bersalin yang mengalami
perlukaan jalan lahir terdapat 85% dari 20 juta ibu bersalin yang mengalami
harus dirawat dengan baik dan Angka kematian ibu di lampung tahun 2017
masih tinggi yaitu sebesar 115,8 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Henny Prihatni Dkk (2020) tentang “ Penyembuhan Luka
Perineum Dengan Senam Nifas “ bahwa pada bulan januari terdapat 52 ibu
Ariani, 2018).
lama penyembuhan luka perineum pada ibu nifas yang melakukan senam
nifas yaitu sebesar 1,33 dan pada kelompok control sebesar 4,60. Artinya
melakukan perawatan perenium pada bekas luka robekan jalan lahir maka
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum bisa menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus publis lebih kecil dari
pada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bahwa dengan ukuran yang
yang terjadi pada waktu persalinan normal atau persalinan dengan alat, dapat
terjadi tanpa luka pada kulit perineum atau pada vagina, sehingga tidak
maternal, faktor janin dan faktor penolong. Faktor maternal meliputi partus
presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong. Pasien tidak berhenti
mengejan, partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus
panggul yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi kearah posterior,
perluasan episiotomi. Faktor janin antara lain bayi besar, posisi kepala yang
penolong yaitu posisi meneran pada persakinan (Utami & Ariani, 2018).
perineum yang terkena lochea menjadi lembab dan akan sangat menunjang
penyembuhan luka pada robekan perineum ini, beberapa ibu sembuh secara
Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik ibu bersalin, status gizi, kondisi
kulit menjadi merah, demam dan timbulnya rasa nyeri (Susilawati & Ilda,
2019).
dan perut, untuk terapi farmakologis bisa dengan pemberian obat antibiotik
dan antiseptik (povidone iodine) untuk perawatan luka perineum akan tetapi
obat dan bahan ini memiliki efek samping seperti alergi, menghambat
2021).
rahim, perut, otot pinggul, dan dan trauma serta mempercepat kembalinya
luka, kontraksi dan relaksasi yang dihasilkan senam nifas dapat meningkatkan
suplai darah ke jaringan yang luka tersebut sehingga luka perineum lebih
ibu nifas sebanyak 1.798 (83,3%) orang. Berdasarkan data yang di dapatkan
di BPM Rita terdapat ibu nifas pada tahun 2020 sebanyak 331 ibu nifas dan
kasus robekan jalan lahir pada tahun 2020 sebanyak 222 (67,1%) kasus ibu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
luka perineum.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
ibu postpartum.
2. Bagi Peneliti
teknik senam nifas (tranversus) dengan terfokus pada gerakan I dan II.
De Kock.
dilaksanakan pada bulan April - Mei 2021. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu nifas yang mengalami robekan perineum yang ada di
dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana data diambil sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti adapun Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 20 orang ibu nifas yaitu 10 orang pada kelompok
editing, coding, entry, cleaning dan tabulating, serta analisis data secara
Posttest only with control grup design. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
bulan April-Mei 2021. Teknik pengumpulan data adalah data primer dengan
telah disediakan.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Ruptur Perineum
menggunakan alat. Hal ini sering terjadi pada primipara dan multipara
karena pada saat proses persalinan tidak mendapat tegangan yang kuat
perineum menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus
publis lbih kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu panggul
persalinan normal atau persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka
pada kulit perineum atau pada vagina, sehingga tidak terlihat dari luar
disebabkan oleh atonia uteri atau dapat terjadi karena robekan serviks atau
sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan
kepala bayi kearah posterior, perluasan episiotomi. Faktor janin antara lain
2020).
demam dan timbul rasa nyeri, pecahnya luka jaitan sebagai atau
dalam kearah luar akibat luka tidak segera membaik (Polignano, 2019).
2020).
a. Derajat satu
robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum.
b. Derajat dua
robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
c. Derajat tiga
d. Derajat empat
Gambar 2.1
Derajat Rupture Perineum
paritas, jarak kelahiran, dan berat badan lahir), riwayat persalinan yang
a. Paritas
Paritas adalah julah anak yang dilahirkan oleh seseorang ibu baik
kejadian ruptur perineum. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu
perineum dari pada ibu dengan paritas lebih dari satu. Hal ini
dikarenakan jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi
b. Jarak kelahiran
tahun merupakan jarak kelahirannya yang lebih aman bagi ibu dan
janin. Begitu juga dengan keadaan jalan lahir yang mungkin pada
perineum karna berat badan janin lebih dari 3500 gram, karena
dan kerusakan jaringan lunak pada ibu. Perkiraan berat badan janin
badan janin.
d. Cara meneran
e. Kondisi perineum
f. Partus presipitatus
atau panas. Leukosit utama yang akan bekerja pada luka adalah
utama mengisi luka dengan jaringan baru dan menutup bagian atas
demikian, total skor skala berkisar 0 sampai 15, dengan skor yang
atau jelek. Pengamatan akan dilakukan 2 kali yaitu pada hari ke-2
Penilaian : 1. Jika skor <3 maka keadaan luka baik (skor 2).
Table 2.1
SKALA REEDA
Penilaian Penyembuhan Luka Perineum
Nilai Redness Edema Echymosis Discharger Aproximate
(Kemerahan) (Pembengkakan) (bercak (Pengeluaran) (Penyatuan
perdarahan) luka)
0 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tertutup
1 Kurang dari Pada perineum Kurang dari Serum Jarak kulit
0,25 cm pada <1cm dari 0,25cm pada 3mm atau
kedua sisi laserasi. kedua sisi kurang.
laserasi. atau 0,5cm
pada satu sisi.
2 Kurang dari Pada perineum 0,25-1 cm Serosanguinus Terdapat
0,5cm pada dan vulva antara pada kedua jarak antara
kedua sisi 1-2cm dari sisi atau 0,5- kulit dan
laserasi. laserasi. 2cm pada lemak
satu sisi. subkutan.
3 Lebih dari pada perineum >1cm pada Berdarah Terdapat
0,5cm pada dan atau vulva kedua sisi purulent jarak antara
kedua sisi >2cm dari atau 2cm kulit, lemak
laserasi. laserasi. pada satu sisi. subkutan
dan fasia.
B. Nifas
1. Pengertian Nifas
berjalan.
demam.
ibu pada ibu tentang penyulit2 pada ibu maupun bayi dan
d. Kunjungan keempat
4. Lochea
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
Table : 2.2
Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Lokia Waktu Warna Ciri-Ciri
Merah Terdiri dari sel desidua,
Rubra 1-3 hari Kehitaman verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekoneum dan
sisa darah.
Putih
Sanguilenta 3-7 hari bercampur Sisa darah bercampur lendir
merah
Mengandung leukosit,
Alba >14 hari Putih selaput lendir seviks dan
serabut jaringan yang mati.
serabut jaringan yang mati.
a. Perubahan fisik
e. Perubahan psikis
C. Senam Nifas
bentuk semula).
masa nifas.
bawah.
dilakukan di rumah.
d. Timbul varises.
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Lalu angkat bokong ibu dan tahan hingga hitungan ketiga lalu
Gambar 2.4
Gambar 2.5
otototot paha.
Gambar 2.6
kaki.
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.10
kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut
D. Kerangka Teori
Masa nifas
Peruahan Fisiologis
Fase inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap luka yang dimulai setelah
beberapa menit dan berlangsung selama 3 hari setelah cidera. Proses perbaikan terdiri
dari mengontrol perdarahan (hemostasis), mengirim darah dan sel kearah yang
mengalami cidera, dan membentuk sel-sel epitel pada tempat cidera (epitelialisasi).
Selama proses hemostasis, pembuluh darah yang cidera atau luka akan mengalami
kerangka untuk perbaikan sel. Jaringan yang rusak menyekresi histamine, yang
darah putih kedalam jaringan yang rusak sehingga terjadi kemerahan, edema, dan
nyeri, pada inflamasi akan bereaksi tidak kemerahan, bengkak atau panas. Leukosit
utama yang akan bekerja pada luka adalah neutrofil yang mulai memakan bakteri dan
debris yang kecil. Neutrofil mati dalam beberapa hari meninggalkan eksudat enzim
Fase Ploliferasi (regenerasi) terjadi dalam waktu 3-24 hari aktivitas utama
mengisi luka dengan jaringan baru dan menutup bagian atas luka dengan epitelisasi.
memerlukan waktu lebih 1 tahun tergantung pada kedalaman dan keluasan luka,
jaringan kolagen terus melakukan reorganisasi dan akan menguat setelah beberapa
bulan namun, luka yang telah sembuh biasanya tidak memiliki daya elastisitas yang
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti.
Konsep adalah suatu obstraksi yang dibentuk dengan menggenerelisasikan
suatu pengertian. Oleh sebab itu tidak dapat diukur, maka konsep tersebut
Tabel 3.1
Kelompok Eksperimen
X O2
O2
Kelompok Kontrol
Keterangan :
X : Perlakuan
O2 : Postes
B. Defenisi Operasional
C. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen.
terhadap ibu nifas luka perineum sebelum dilakukan senam nifas dan
1. Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dengan
adalah :
a. Kriteria inklusi
luka.
b. Kriteria ekslusi
komplikasi.
1. Jenis data
a. Data primer
luka perineum.
b. Data sekunder
senam ifas.
data.
F. Etika Penelitian
adalah :
1. Informed consent
persetujuan.
2. Menghormati Privasi
keterbukaan.
G. Instrument Penelitian
untuk melihat proses persalinan pada ibu yang aktif melakukan senam
Table 3.1
SKALA REEDA
Penilaian Penyembuhan Luka Perineum
Nilai Redness Edema Echymosis Discharger Aproximate
(Kemerahan) (Pembengkakan) (bercak (Pembengkakan) (Penyatuan
perdarahan) luka)
0 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tertutup
1 Kurang dari 0,25 Pada perineum Kurang dari Serum Jarak kulit
cm pada kedua <1cm dari 0,25cm pada 3mm atau
sisi laserasi. laserasi. kedua sisi atau kurang.
0,5cm pada
satu sisi.
diantaranya :
masing-masing.
tersebut.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
2012).
standar deviase.
b. Analisis Bivariat
1. Uji Normalitas
normal atau tidak, karena jumlah sampel yang kurang dari 50. Data
2. Uji Hipotesis
Agar dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil dari tes
hipotesis ditolak.
LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Paritas :
UK :
Ruptur :
Total
Penilaian : 1. Jika skor <3 maka keadaan luka baik (skor 2).
(skor 3).
SKALA REEDA
Penilaian Penyembuhan Luka Perineum
Nilai Redness Edema Echymosis Discharger Aproximate
(Kemerahan) (Pembengkakan) (bercak (Pembengkakan) (Penyatuan
perdarahan) luka)
0 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tertutup
1 Kurang dari 0,25 Pada perineum Kurang dari Serum Jarak kulit
cm pada kedua <1cm dari 0,25cm pada 3mm atau
sisi laserasi. laserasi. kedua sisi atau kurang.
0,5cm pada
satu sisi.