TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
dalam uterus melalui jalan lahir (Reeder, 2013). Proses persalinan dimulai
progresif, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan
tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep atau dilakukan operasi
section caesarea
2. Tahapan Persalinan
a. Kala I Persalinan
Kala I persalinan dibagi menjadi fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Fase
laten diawali dengan kontraksi uterus yang berlangsung selama beberapa jam
dan mencapai pelunakan, penipisan, dan dilatasi serviks (pelebaran lubang
servikal) 3-4 cm. Fase aktif dimulai dengan intensitas dan lama kontraksi
uterus yang meningkat serta menjadi lebih sering (setiap 3-5 menit) dan
berakhir ketika dilatasi serviks mencapai sekitar 7 cm. Fase transisi adalah
ketika serviks mengalami dilatasi lengkap (8-10 cm) dan dicirikan dengan
Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir atau telah lengkap.
b. Kala II Persalinan
Pada kala II kontraksi otot polos uterus (his) menjadi lebih kuat dan lebih
cepat (2-3 menit sekali). Biasanya kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, sehingga pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang menimbulkan rasa mengedan begitu juga tekanan pada rektum dan
hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
Setiap kontraksi berhenti, lubang vulva menjadi lebih kecil, dan kepala janin
tertarik dan akhirnya melingkari diameter terbesar kepala janin. Satu atau
pada kala I berbeda dengan kala II, dimana pada kala II kekuatan tidak
hanya pada kontraksi uterus secara involunter tetapi juga tekanan
2013).
Kala III persalinan terdiri dari 2 fase, yaitu pelepasan plasenta dan
tekanan tangan pada fundus uteri. Kontraksi uterus sesudah kelahiran tidak
pembuluh darah yang berada di dalam celah otot uterus (Reeder, 2013).
d. Kala IV Persalinan
Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum
2012).
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi ini yang
ligamen
d) His pelepas uri (kala III) Kontraksi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
a) Tulang panggul
(normal cukup)
(c) PBP : Arcus pubis (normal 900) mobilitas os cocygeus (normal
cukup)
b) Dasar panggul
anak dengan mudah. Jika terjadi kekakuan pada jaringan dan otot. Hal
(b) Vagina yang normal dapat merupakan saluran yang bebas dilalui
anak.
Agar anak dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan tersebut
harus normal
3) Passanger (Janin)
Isi uterus yang akan dilahirkan adalah janin, air ketuban dan plasenta.
Agar persalinan dapat beijalan lancar maka faktor passanger harus normal
(Manuaba, 1999).
Adapun perubahan yang terjadi pada uterus dan jalan lahir saat persalinan
a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan Uterus
terdiri dari 2 bagian, yaitu segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus
uteri dan segmen bawah rahim yang terbentuk dari isthmus uteri. Dalam
persalinan, perbedaan antara segmen atas dan bawah rahim lebih jelas lagi.
rahim memegang peranan pasif dan makin menipis seiring dengan majunya
mcngadakan relaksasi dan dilatasi serta menjadi saluran yang tipis dan
ke bawah dan tidak banyak naik lagi ke atas setelah his hilang.
b) Kontraksi tidak sama kuatnya. tetapi paling kuat di daerah fundus uteri
segmen bawah semakin diregang dan makin tipis, isi rahim sedikit
segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, batas antar
segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut
lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat, lingkaran
demikian, kutub atas anak tertekan pada fundus, sedangkan kutub bawah
Hal ini merupakan salah satu penyebab pembukaan serviks (Sarwono &
Prawirohardjo, 2008).
d. Faal ligamentum rotundum dalam persalinan Ligamentum rotundum
ini ikut berkontraksi sehingga menjadi lebih pendek. Pada tiap kontraksi,
dan mendesak dinding perut depan ke depan. Perubahan letak uterus sewaktu
fundus uteri tertambat. Akibatnya fundus tidak dapat naik ke atas sewaktu
kontraksi. Jika fundus uteri dapat naik ke atas sewaktu kontraksi, kontraksi
tersebut tidak dapat mendorong anak ke bawah (Cunningham & Dkk, 2006).
e. Perubahan pada serviks Agar anak dapat keluar dari rahim. perlu terjadi
pendataran serviks.
1) Pendataran serviks
berupa sebuah saluran dengan panjang 1-2 cm, menjadi satu lubang saja
dengan pinggir yang tipis. Pendataran ini terjadi dari atas ke bawah
2) Pembukaan serviks
ditentukan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar
kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar,
peregangan oleh bagian oleh bagian depan tampak pada perineum yang
Prawirohardjo, 2008).
1. Definisi
Post Partum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandung seperti
Perdarahan post partum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun
ini juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang
mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok (R Mochtar,
1995).
500 cc atau lebih yang terjadi setelah 24 jam pertama post partum atau 24 jam
1) Atonia Uteri
al., 2013). Atonia uteri merupakan penyebab paling banyak PPP, hingga
dibandingkan vaginal.
perineum
3) Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi waktu
30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta belum
lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinisnya adalah suhu meningkat lebih dari 3.80oc, air ketuban
a. Perdarahan pervaginam
c. Fundus uteri naik (jika pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah
d. Tanda-tanda syok
4. Patofisiologi
berkontraksi dengan baik dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim.Pada
terjadi meskipun rahim baik kontrak dan kurangnya jaringan ditahan, maka
trauma pada jalan lahir atau trauma genitalia dicurigai (Winkyosastro, 2007).
Pada trauma atau laserasi jalan lahir bisa terjadi robekan perineum, vagina
banyak apabila tidak segera diatasi. Laserasi jalan lahir biasanya terjadi karena
persalinan yang salah dalam kala uri, persalinan pervaginam dengan bayi besar,
dan terminasi kehamilan dengan vacuum atau forcep dengan cara yang tidak
benar. Keadaan ini juga bisa terjadi secara spontan akibat rupture uterus,
inverse uterus, perlukaan jaan lahir, dan vaginal hematom. Laserasi pembuluh
Perdarahan akan tersamarkan dan dapat menjadi berbahaya karena tidak akan
5. Klasifikasi
Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (I. Manuaba, 2011):
primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan
disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa
6. Penatalaksanaan
2000) adalah :
1) Pemeriksaan Laboratorium
yang buruk.
periode antenatal.
2) Pemeriksaan Radiologi
7. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis
Perdarahan yang menetap akibat uterus yang lembek dapat diatasi dengan
forniks anterior vagina dan didorong kearah dinding depan uterus. Dengan
berguna untuk meningkatkan hemostasis dalam kasus seperti itu, saat ini
(Bobak, 2005).
2) Penatalaksanaan Keperawatan
2013) adalah :
a. Resusitasi Cairan
Berikan resusitasi dengan cairan kristaloid dalam volume yang besar, baik
normal salin (NS/NaCl) atau cairan Ringer Laktat melalui akses Intravena
biaya yang ringN dan kompatoilitasnya dengan sebagian besar obat dan
b. Transfuse Darah
Transfuse darah perlu diberikan bila perdarahan masih terus berlanjut dan
8. Komplikasi
1) Sindrom Sheehan
kegagalan laktasi, amenor, atrofi payudara, rambut rontok pubis dan aksila,
2) Diabetes insipidus
tanpa disertai defisiensi hipofisis interior. Komplikasi yang paling berat dari
perdarahan postpartum primer adalah syok. Bila terjadi syok yang berat dan
pasien selamat, komplikasi lanjutan adalah anemia dan infeksi dalam nifas.
Infeksi dalam keadaan anemia biasa berlangsung berat sampai sepsis. Pada
Chalik, 1998).
9. Patway
Perdarahan Ansietas
Hipoksia
1. Pengkajian
sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh
dari wawancara dan pemeriksaan fisik. Pengkajian terhadap klien post partum
meliputi :
pendidikan, alamat, medical record dan lain lain . Sering terjadi pada ibu
2) Keluhan utama
Perdarahan dari jalan lahir, badan lemah, keluar keringat dingin, kesulitan
3) Riwayat kesehatan
sisa plasenta.
sakit, keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam
jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus,
f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang
pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
perubahan pola miksi dan defeksi.BAB harus ada 3-4 hari post partum
Mukthar, 1995). Pada kasus HPP terjadi penurunan BAK dan konstipasi
c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran
g. Pola seksual : terjadi perdarahan per vagina dan tinggi fundus uteri
5) Pemeriksaan fisik
Keadaan umu lemah, nyeri kepala dan abdomen, gelisah dan cemas.
takipnea
b. Kepala
Nyeri kepala, muka pucat, mukosa bibir kering, gangguan penglihatan
c. Dada
d. Abdomen
e. Genetalia
Keluar darah dari vagina, lochea dalam jumlah lebih dari 500cc dan
f. Ekskremitas
6) Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
2017)
5) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma) (SDKI, 2017)
3. Intervensi Keperawatan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA