ARTHROPODA
Oleh :
Nama : Berliana Ameylia
NIM : B1A019082
Rombongan : B II
Kelompok :3
Asisten : Cikal Ramadhanti Arisantika
B. HASIL
1. Spesimen
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Chelicerata
Classis : Pycnogonida
Ordo : Pantopoda
Familia : Acheliidae
Genus : Ammothea
Species : Ammothea australiensis
(Nickoshaw, 2020)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Chelicerata
Classis : Euchelicerata
Ordo : Ixodida
Familia : Ixodidae
Genus : Ixodes
Species : Ixodes scapularis
(Beeboy, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Chelicerata
Classis : Arachnida
Ordo : Scorpiones
Familia : Scorpionidae
Genus : Opistophthalmus
Species : Opistophthalmus glabrifrons
(Jouberth, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Myriapoda
Classis : Chilopoda
Ordo : Scolopendromorpha
Familia : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Species : Scolopendra polymorpha
(Hernandez, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Myriapoda
Classis : Chilopoda
Ordo : Scutigeromorpha
Familia : Scutigeridae
Genus : Scutigera
Species : Scutigera smithii
(Jacqui, 2019)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Myriapoda
Classis : Diplopoda
Ordo : Polydesmida
Familia : Rhachodesmidae
Genus : Pararhachistes
Species : Pararhachistes potosinus
(Marcozozaya, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Classis : Maxillopoda
Ordo : Sessilia
Familia : Balanidae
Genus : Balanus
Species : Balanus trigonus
(Susanhewitt, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Classis : Branchiopoda
Ordo : Diplostraca
Familia : Daphniidae
Genus : Daphnia
Species : Daphnia magna
(Azmi, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Classis : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Familia : Chirocephalidae
(Hobiecat, 2021) Genus : Eubranchipus
Species : Eubranchipus bundyi
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Classis : Collembola
Ordo : Collembola
Familia : Entomobryidae
Genus : Orchesella
Species : Orchesella villosa
(Mews, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Familia : Nymphalidae
Genus : Aglais
Species : Aglais urticae
(Masha, 2021)
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Classis : Insecta
Ordo : Coleoptera
Familia : Chrysomelidae
Genus : Aspidimorpha
Species : Aspidimorpha miliaris
(Desai, 2021)
2.Tabel Karakter
3. Matriks Similaritas
Rombongan : B2 Kelompok : 3
Matriks Similaritas
0 Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 Sp5 Sp6 Sp7 Sp8 Sp9 Sp10 Sp11 Sp12
Sp1
Sp2 0,87
Sp3 0,90 0,95
Sp4 0,61 0,68 0,68
Sp5 0,61 0,68 0,68 0,95
Sp6 0,63 0,71 0,71 0,93 0,88
Sp7 0,51 0,51 0,51 0,59 0,88 0,61
Sp8 0,56 0,51 0,51 0,63 0,59 0,68 0,76
Sp9 0,54 0,51 0,51 0,63 0,59 0,66 0,76 0,95
Sp10 0,59 0,61 0,61 0,73 0,68 0,51 0,66 0,71 0,71
Sp11 0,59 0,66 0,66 0,78 0,73 0,80 0,66 0,71 0,71 0,85
Sp12 0,59 0,66 0,71 0,78 0,73 0,80 0,66 0,71 0,71 0,85 0,95
4. Fenogram
5. Kunci Identifikasi
1 a. Memiliki chelicerae…………………………………………………………... 2
b. Memiliki mandibula………………………………………………………….. 4
2 a. Sistem pernapasan dengan insang/gills……………………………… Ammothea australiensis
b. Sistem pernapasan trakeal………………………………………………… 3
3 a. Memiliki scutum.......................................................................................... Ixodes scapularis
b. Memiliki struktur stinger dan pincer…………………………………. Opistophthalmus glabrifrons
4 a. Memiliki fase hidup sebagai nauplius…………………………………. 5
b. Tidak memiliki fase nauplius……………………………………………... 7
5 a. Appendages berupa thoraxic limb (cirri)……………………………. Balanus trigonus
b. Appendages berupa setae………………………………………………….. 6
6 a. Setae berjumlah 5-6 pasang……………………………………………….. Daphnia magna
b. Setae berjumlah 11 pasang………………………………………………… Eubranchipus bundyi
7 a. Memiliki lebih dari 5 pasang kaki jalan………………………………. 8
b. Memiliki 3 pasang kaki jalan…………………………………………….... 10
8 a. Memiliki dua pasang kaki per ruas tubuh………………………….... Pararhachistes potosinus
b. Memiliki satu pasang kaki per ruas tubuh…………………………… 9
9 a. Panjang antenna pada telson melebihi panjang tubuh…………. Scutigera smithii
b. Panjang antenna pada telson tidak melebihi panjang tubuh…. Scolopendra polymorpha
10 a. Sistem pernapasan cutaneous……………………………………………. Orchesella villosa
b. Sistem pernapasan trakeal....................................................................... 11
11 a. Memiliki sayap dengan tekstur bersisik………………………………. Aglais urticae
b. Memiliki sayap dengan struktur keras (elytra)…………………….. Aspidimorpha miliaris
C. PEMBAHASAN
1. Deskripsi Spesimen
Phylum Arthropoda Latreille, 1829
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki
oleh karena itu cir-ciri utama hewan yang termasuk dalam phylum ini adalah
kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota phylum ini adalah
terbanyak dibandingkan dengan phylum lainnya yaitu lebih dari 800.000
spesies. Habitat hewan anggota Phylum Arthropoda yaitu di air dan di darat
(Jasin, 1992). Arthropoda berperan sebagai makrodekomposer yang
membantu siklus nutrient di hutan dengan cara menguraikan (dekomposisi)
serasah daun di dasar hutan dan menguraikan kayu-kayu atau pohon yang
telah mati, sehingga nutrien yang terkandung dalam serasah daun atau
tumbuhan mati dilepaskan atau dibebaskan kembali ke dalam ekosistem
hutan untuk mengalami daur ulang selanjutnya (Toly, 2019).
Subphylum Chelicerata Heymons, 1901
Hewan pada Subphylum Chelicerata memiliki karakter diagnostik yaitu
memiliki chelicerae dan memiliki empat pasang kaki jalan. Menurut Farley
(2012), Chelicerata berasal dari bahasa Yunani chele berarti capit dan keros
yang artinya tanduk. Chelicerata meliputi berbagai jenis laba-laba,
kalajengking, dan tungau. Kebanyakan anggotanya berukuran kecil dan
terdapat di daerah yang kering dan hangat, namun beberapa hidup di perairan.
Chelicerata termasuk dalam Phylum Arthropoda. Banyak jenis Chelicerata
yang mempunyai kelenjar racun yang terdapat di rahang atau taring racun
sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian menghisap cairan tubuh
atau jaringan lunaknya. Gigitan atau sengatan berbagai jenis laba-laba atau
kalajengking menimbulkan kesakitan bahkan kematian. Beberapa jenis
tungau merupakan hama tumbuhan dan jenis lainnya, juga sebagai parasit
pada manusia dan ternak atau menjadi inang perantara berbagai protozoa dan
virus yang menyebabkan penyakit tertentu.
Classis Pycnogonida Latreille, 1810
Pycnogonida berasal dari bahasa Yunani pykno yang artinya banyak atau
tebal dan gony artinya lutut. Pycnogonida memiliki tubuh bagian perut
yang tereduksi karena hampir hilang, sementara kakinya panjang dan
mencakar. Kepalanya memiliki belalai panjang dengan mulut terminal
yang tidak biasa dan beberapa mata sederhana pada pusat tuberkulum.
Bagian kepala juga terdapat sepasang cakar dan sepasang ovigers, tempat
telur dibawa. Secara keseluruhan, sulit untuk membedakan ujung hewan
pada classis ini, mana yang merupakan kepala. Pycnogonida memakan
Invertebrata bertubuh lunak, khususnya Cnidaria, menghisapnya dengan
proboscesnya, dan Pycnogonida larva sering hidup sebagai parasit di
dalam jaringan Cnidarian. Usus Pycnogonida memiliki divertikula yang
sangat panjang yang meluas ke ujung kaki (Hedgpeth, 1960).
Ordo Pantopoda Gerstaecker, 1863
Familia Acheliidae Semper, 1874
Spesies Ammothea australiensis Flynn, 1919
Menurut tabel data karakter spesies Ammothea australiensis memiliki
chelicerae, memiliki 4 pasang kaki jalan, tidak memiliki fase
Nauplius, tidak memiliki antenna, eksoskeleton tersusun terutama
oleh kitin, lokomosi hanya dengan kaki, struktur mata ocelli/tunggal,
system pernapasan dengan insang, tidak memiliki furcula, dan
memiliki struktur oviger. Menurut data dari website koleksi Museum
Victoria, Ammothea australiensis memiliki badan berwarna kuning
pucat hingga coklat muda, biasanya tanpa tanda. Bagian mulut di
depan tubuh (belalai) lebih panjang dari badan. Delapan kaki berjalan
beruas-ruas yang menempel di sisi-sisi bagasi. Rentang kaki hingga 2
cm. Spesies ini adalah laba-laba laut yang paling sering diamati di
sepanjang garis pantai selatan. Di pantai terbuka dengan gelombang
energi tinggi, mereka berlindung di celah-celah, parit atau daerah
yang jauh dari gelombang pasang utama. Jantan membawa telur,
memegangnya di antara bagian tubuh yang disebut ovigers yang
menggantung di bawah hewan.
Classis Euchelicerata Weygoldt & Paulud, 1979
Karakter yang dimiliki hewan Classis Euchelicerata yaitu tidak memiliki
antena, memiliki sepasang chelicerae, memiliki sepasang pedipalp,
memiliki empat pasang kaki jalan, memiliki dua tagmata yang terdiri dari
prosoma (cephalothorax) dan opisthosoma (abdomen) (Haug et al.,
2012).
Ordo Ixodida Koch, 1844
Familia Ixodidae Koch, 1844
Spesies Ixodes scapularis Say, 1821
Berdasarkan data yang ada pada tabel data karakter, karakter yang
membedakan spesies Ixodes scapularis dengan spesies lainnya yaitu
spesies ini memiliki scutum. Menurut Patterson (2017), spesies
Ixodes scapularis memiliki kaki berwarna hitam, memiliki scutum
yang berbentuk bulat, memiliki palp yang panjang dan ramping.
Classis Arachnida Lamarck, 1801
Arachnida berasal dari bahasa Yunani, yaitu arachne yang artinya laba-
laba, akan tetapi, bukan berarti anggota classis ini hanya laba-laba.
Umumnya anggota classis ini hidup di darat. Tubuhnya terdiri atas dua
bagian, yaitu tubuh depan dan tubuh belakang (Suwignyo, 2005). Ukuran
Arachnida bervariasi dari 0,08 mm hingga 21 cm bahkan lebih.
Arachnida memiliki tubuh yang tersegmentasi, kerangka tubuh yang
keras, dan kebanyak merupakan predator. Arachnida tidak memiliki
rahang, tubuhnya dibagi menjadi prosoma (cephalothorax) dan
opisthosoma (abdomen). Cephalothorax di bagian punggungnya ditutupi
oleh karapas (Culin et al., 2018).
Ordo Scorpiones C. L. Koch, 1837
Familia Scorpionidae Latreille, 1802
Spesies Opistophthalmus glabrifrons Peters, 1861
Berdasarkan tabel data karakter, spesies Opistophthalmus glabrifrons
memiliki chelicerae, memiliki empat pasang kaki jalan, tidak
memiliki fase Nauplius, tidak memiliki antena, eksoskeleton tersusun
terutama oleh kitin, lokomosi hanya dengan kaki, struktur mata ocelli
atau tunggal, sistem pernapasan trakeal, tidak memiliki furcular, tidak
memiliki oviger, memiliki struktur stinger dan pincer. Menurut Gaban
(1997), spesies Opistophthalmus glabrifrons dikenal dari daerah
kering dengan rezim suhu berbeda (di daerah dengan cuaca beku
sampai daerah dengan suhu di atas 40 derajat). Distrubusinya
tampaknya lebih ditentukan oleh kekerasan tanah daripada jenis tanah.
Tanah berpasir tampaknya harus dihindari karena jenis tanah yang
sangat subur dapat menyulitkan spesies tersebut untuk menggali.
Warnanya bervariasi, tetapi biasanya kuning kecokelatan hingga
kecokelatan. Pedipalp, tungkai, metasoma (ekor) dan telson berwarna
lebih terang dari pada batang dan bagian posterior karapas. Ukuran
dewasa spesies ini adalah 9-11,5 cm. Jantan dalam spesies ini
memiliki metasoma (ekor) yang lebih panjang dan tebal serta tangan
pedipalp yang lebih memanjang.