Anda di halaman 1dari 12

ISSN 1907-0799

PERANAN BIOLOGI TANAH DALAM EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN


KAWASAN MEGABIODIVERSITY TROPIKA BASAH
Soil Biology Contribution on Agricultural Land Suitability Evaluation
of Wet Tropical Megabiodiversity Regions

Subowo G1., Edi Santosa1, dan I. Anas2

1 Balai Penelitian Tanah, Jl. Ir. H. Juanda 98, Bogor 16123


2 Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Darmaga, Bogor

ABSTRAK

Indonesia berada di wilayah ”megabiodiversity tropika basah” perlu kiranya melengkapi sistem evaluasi kesesuaian lahan
pertanian agar sesuai dengan kondisi riil, sehingga meningkatkan nilai tambah sumberdaya secara optimal dan jaminan investasi
produksi aman dan terukur. Organisme tanah sebagai salah satu komponen pendukung produksi dapat berperan sebagai agen daur
energi dan hara di dalam tanah, perbaikan sifat fisik tanah, dan pengendali serangan hama-penyakit. Untuk itu parameter biologi
tanah yang perlu diperhatikan dalam evaluasi kesesuaian lahan yang telah ada antara lain adalah: kelompok bakteri penambat N
ataupun pemasok P yang hidup bersimbiose maupun hidup bebas, kelompok fungi pelarut P dan pengurai bahan organik tanah,
kelompok BGA penambat N yang hidup bebas maupun simbiotik, kelompok fauna tanah yang mampu mengkonservasi bahan
organik dan memperbaiki sifat fisik tanah. Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam evaluasi lahan meliputi
inventarisasi populasi biologi tanah dan peranannya terhadap pertumbuhan tanaman, dan evaluasi kesesuaian nilai fungsional
parameter biologi tanah terhadap pilihan komoditas.

Kata kunci : Megabiodiversity tropika basah, evaluasi kesesuaian lahan, parameter biologi tanah, efisiensi sumberdaya lahan

ABSTRACT

Indonesia is in the region "wet tropical megabiodiversity" it would need to complete the system for agricultural land
suitability evaluation in accordance with real conditions, thus increasing the value-added resources optimally and sustainable and
accountable production investment. Soil organisms as a component of production support can act as an agent of energy and nutrient
cycling in the soil, improving soil physical properties, and controlling pests and disease. For that soil, biological parameters that
need to be considered in evaluating the suitability of land that already exist include: N-fixing or P-solubilizing bacteria groups that
live symbiosis and free-living, the fungi solubilizing P and soil organic matter decomposition groups, BGA fixing and free-living N
symbiotic groups, fauna groups are able to conserve soil organic matter and improve soil physical properties. Important steps that
need to be done in the evaluation of land cover inventory of soil biological populations and its role on the growth of crops, and
evaluate the suitability of the soil biological parameters of the functional value of commodity options.

Keywords : Wet tropical megabiodiversity, evaluation of land suitability, soil biological parameters, land resource efficiencies

D
alam upaya memaksimalkan nilai guna murah dan tidak mengganggu subsistem yang
sumberdaya tanah/lahan diperlukan ada di sekitarnya serta menjamin kesinambungan
upaya pemanfaatan yang selaras dengan sistem produksi. Keselarasan peruntukan antar
daya dukung terhadap target kebutuhan yang unit satuan lahan dalam satu-kesatuan sistem
diharapkan. Pemanfaatan lahan sesuai dengan produksi akan memperkuat nilai tambah dan
dinamika daya dukung akan memberikan daya saing wilayah secara maksimal dan
kemudahan dalam pengelolaan dan aman bagi kondusif. Komponen sumberdaya alam/lahan
lingkungan. Efektivitas pilihan parameter pada prinsipnya terdiri dari komponen iklim,
sumberdaya lahan sesuai jenis penggunaan yang biofisik tanah, dan sosio kultural masyarakat.
akan diterapkan merupakan titik kunci Seluruh komponen sumberdaya alam ini
keberhasilan dalam menentukan pilihan menyatu dan berinteraksi secara holistik saling
penggunaan lahan. Biaya produksi menjadi pengaruh mempengaruhi untuk selanjutnya

57
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 2, Desember 2010

menghasilkan output sesuai dengan dinamika tumbuh tanaman yang selanjutnya akan
interaksi yang terjadi. Pengaturan manusia dihasilkan produk. Semakin rendah daya dukung
sebagai salah satu faktor penggerak ekosistem suatu lahan memiliki nilai kesesuaian rendah/
sangat mempengaruhi dinamika perubahan tidak sesuai (N), sebaliknya makin tinggi daya
ekosistem. Namun dinamika faktor alam yang dukung suatu lahan semakin tinggi nilai
belum mampu dikuasai manusia sering kali dapat kesesuaiannya (S1). Agar penilaian ini dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan ekosistem dilakukan secara mudah dan cepat, maka
yang ekstrim dan mengganggu kepentingan parameter karakterisasi lahan hendaknya dapat
manusia, seperti banjir, peledakan serangan komprehensif dan terukur sesuai kebutuhan
hama-penyakit, penurunan produktivitas, tanaman.
kontaminasi produk oleh pestisida/logam berat, Beberapa parameter sifat lahan yang
dan lain-lain. Agar dapat dihindari, identifikasi digunakan dalam evaluasi lahan untuk komoditas
parameter sumberdaya dalam evaluasi pertanian meliputi: temperatur udara, curah
kesesuaian lahan hendaknya dilakukan secara hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara,
cermat sesuai kondisi alami dari masing-masing drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman
wilayah. Demikian juga Indonesia yang berada tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut,
pada 6oLU-11oLS dan 95o-141oBT, nilai indeks kapasitas tukar kation tanah, kejenuhan basa,
erupsi 99% (Munir, 1996) merupakan wilayah pH H2O, C-organik, genangan, batuan di
vulkan tropika basah. Intensitas pasokan sinar permukaan, dan singkapan batu (Djaenudin et
matahari, curah hujan dan laju penyegaran al., 2003). Parameter-parameter ini terutama
mineral yang tinggi sepanjang tahun, sehingga merupakan sifat tanah yang memiliki pengaruh
memiliki energi fotosintesis, pasokan hara dan langsung dan sulit/mahal untuk diperbaiki sesuai
keanekaragaman hayati tanah yang tinggi kebutuhan fisiologi tanaman. Sementara
(megabiodiversity). populasi organisme tanah yang merupakan
Tingginya dinamika perubahan lingkungan sumberdaya penting dan berpengaruh terhadap
ini pada prinsipnya juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman di kawasan vulkanik
keseimbangan ekosistem lahan. Pilihan tropika basah belum terakomodir sacara
pemanfaatan lahan hendaknya disesuaikan langsung. Seperti kriteria kesesuaian lahan untuk
dengan dinamika daya dukung lahan, sehingga kedelai (Glycine max) terlihat bahwa parameter
dapat memberikan hasil optimal dan terhindar yang digunakan lebih ditujukan pada indikator
dari gangguan ekosistem, seperti banjir, statis yang berpengaruh langsung terhadap
peledakan hama-penyakit, pencemaran produk, produksi tanaman. Indikator/parameter dinamis
dan lain-lain. Perlu kiranya melengkapi sistem yang merupakan permasalahan penting untuk
tanah di kawasan megabiodiversity tropika
evaluasi kesesuaian lahan dengan memasukkan
basah yang banyak diperankan oleh aktivitas
parameter biologi tanah agar hasil evaluasi lahan
populasi biologi tanah belum banyak dilibatkan.
sesuai dengan kondisi riil yang ada, sehingga
Sementara tanaman kedelai memerlukan
produksi aman dan terukur.
pasokan N yang tinggi untuk mendukung
Evaluasi lahan adalah upaya manusia produksi dan tanah tropika basah banyak
untuk dapat mentafsirkan peluang pemanfaatan mengalami kekurangan N akibat pencucian.
dari suatu lahan untuk dapat memenuhi Tanpa bersimbiose secara mutualistik dengan
kebutuhan: pertanian, pemukiman, kehutanan, bakteri Rhizobium yang mampu menambat N2-
pertanian, bangunan, dan lain-lain. Daya dukung bebas dengan membentuk bintil akar, tanaman
sumberdaya lahan/tanah yang banyak berperan legume akan mengalami defisiensi N. Pada
dalam produksi tanaman pertanian antara lain: kondisi yang baik, simbiose antara tanaman
kondisi iklim, ketersediaan air dan hara, dan kedelai dengan Bradyrhizobium mampu
serangan hama-penyakit. Faktor-faktor ini saling menambat N sebanyak ±300 kg/ha (Keyser and
pengaruh mempengaruhi terhadap kemampuan Li, 1992).

58
Subowo G. et al. : Peranan Biologi Tanah dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian

Untuk itu parameter dasar yang penting tanaman, memperbaiki sifat fisik tanah, sebagai
dilakukan dalam upaya melakukan evaluasi predator ataupun sebagai hama-penyakit
kesesuaian lahan untuk pertanian selain faktor tanaman. Aktivitas organisme tanah yang
mineral/ketersediaan hara dan sifat fisik lahan merupakan organisme heterotrof akan
perlu kiranya dilengkapi dengan faktor biologi berlangsung apabila tersedia bahan organik
tanah. Peranan biologi tanah terhadap sebagai sumber energi. Vidyarthy dan Misra
pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dalam (1982) mengatakan pemberian bahan organik ke
membantu meningkatkan ketersediaan hara, dalam tanah meningkatkan aktivitas biologi
mencegah kehilangan hara dan memperbaiki tanah, selanjutnya mengurangi erosi, memper-
sifat fisik tanah, serta sebagai agen pengendali tahankan kelembaban tanah, mengendalikan pH
hama-penyakit. Namun juga dapat menjadi tanah, memperbaiki drainase, mencegah
pengganggu tanaman sebagai hama ataupun pengerasan dan retakan, dan meningkatkan
penyakit tanaman. kapasitas pertukaran ion. Tanpa adanya aktivitas
organisme tanah, bahan organik tersebut akan
Pengaruh biologi tanah untuk penilaian tetap utuh di dalam tanah dan bahkan dapat
kesesuaian lahan mengganggu sistem produksi tanaman. Lal
(1995) menyatakan penurunan jumlah dan
Laju degradasi tanah di kawasan tropika kualitas bahan organik serta aktivitas biologi
basah berlangsung intensif akibat tingginya laju maupun keanekaragaman spesies fauna tanah
pelapukan mineral/bahan organik dan pencucian merupakan bentuk degradasi tanah yang penting
hara. Tanah didominasi oleh Oxisols, Ultisols, untuk tanah tropika basah. Fauna tanah adalah
dan Alfisols (Lal, 1995). Pendauran untuk hewan yang secara permanen merupakan
mencegah kehilangan hara dan energi serta komponen ekosistem tanah yang salah satu atau
pengkayaan hara merupakan strategi penting lebih phase dalam siklus hidupnya berada dalam
dalam upaya kelestarian sistem produksi. Sifat tanah atau serasah tanah (Richards, 1978).
dasar organisme tanah yang mampu
Peranan penting organisme tanah untuk
berkembangbiak, beradaptasi serta memiliki
diperhatikan dalam evaluasi kesesuaian lahan
kemampuan mobilisasi sesuai kondisi habitatnya
pertanian agar sistem produksi efektif dan aman
(niche) akan mampu mengimbangi dinamika
bagi lingkungan diuraikan sebagai berikut.
perubahan ekosistem yang ada di sekitarnya.
Untuk itu dalam evaluasi kesesuaian lahan
Peranan organisme tanah mengendalikan daur
hendaknya mempertimbangkan komponen
energi dan hara di dalam tanah
biologi tanah ini, sehingga seluruh parameter-
parameter tanah yang mempengaruhi sistem Tanah di kawasan tropika basah
produksi tanaman dapat terekam secara jelas didominasi oleh tanah-tanah tua yang memiliki
dalam sistem evaluasi kesesuaian lahan. kondisi fisika cukup baik: stabilitas, struktur,
Selanjutnya nilai besaran dari masing-masing hidrolik konduktivitas, dan aerasi. Namun kondisi
parameter dipilahkan sesuai dengan tingkat daya kimia kurang baik: kekahatan hara, kapasitas
dukungnya. Nilai besaran yang mempunyai nilai tukar kation (KTK) rendah, kapasitas tanah
hubungan terbaik terhadap produksi tanaman menahan air rendah, sematan P tinggi, dan Al/Fe
mendapatkan nilai tertinggi (S1), selanjutnya dapat meracun tanaman (Lal, 1995).
berturut-turut mempunyai nilai lebih rendah (S2, Perpanjangan daur energi dan hara merupakan
S3 atau N). langkah yang penting untuk mengurangi laju
Peranan populasi biologi tanah terhadap penyusutan bahan organik tanah dan juga
pertumbuhan tanaman dapat berlangsung menahan kehilangan hara/pupuk dalam ekosistem
melalui peningkatan daur dan ketersediaan hara tanah (Gambar 1).

59
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 2, Desember 2010

Sinar matahari (Energi fotosintesis) Pelepasan energi (respirasi)

Konsumen
Produsen
(fauna)
(flora)

Limbah organik

Bahan organik Pengurai


(fisik-kimia) (mikro organisme)

Hara bebas dalam tanah


Daur energi
Daur hara

Sumber : Deshmukh (1986)


Gambar 1. Daur energi dan hara dalam ekosistem

Organisme tanah autotrof seperti alga dan percepatan kehilangan hara dan bahan organik
sebagian bakteri tanah dapat memanfaatkan dari subsistem tanah. Meningkatnya aktivitas
hara bebas yang tidak dimanfaatkan oleh akar fauna tanah juga dapat mengkonservasi air
tanaman, sehingga dapat terhindar dari melalui perbaikan aerasi, perkolasi dan infiltrasi.
pencucian. Demikian pula organisme tanah Bahkan fungi tanah dapat mengendalikan C-
heterotrof seperti fauna, fungi dan sebagian organik tanah, karena dalam proses dekomposisi
bakteri tanah dapat memperpanjang daur energi bahan organik pelepasan C sebagai CO2 sangat
dan hara dari bahan organik, sehingga dapat rendah dan 30-40% C-organik tersimpan
secara bertahap dilepaskan kembali ke dalam sebagai meselium (Alexander, 1977). Pada
tanah untuk dimanfaatkan oleh organisme saatnya setelah organisme tanah mati juga
lainnya. Ketersediaan hara P dalam tanah tanpa merupakan salah satu sumber bahan organik
dukungan organisme tanah akan sangat sulit tanah.
untuk dapat tersedia bagi tanaman (Gambar 2). Hasil penelitian Subowo et al. (2002)
didapatkan bahwa dinamika pengaruh populasi
Usahatani di kawasan tropika basah
cacing tanah endogaesis Pheretima hupiensis
masalah yang penting adalah mengenai
terhadap sifat fisik dan kimia tanah Ultisols
kandungan hara tanah, ketersediaan bahan Rangkasbitung, Banten tergantung pada musim
organik tanah, dan kemampuan tanah menahan (Tabel 1). Cacing tanah mampu menurunkan
air (William dan Joseph, 1976). Faktor utama ketahanan tanah dan meningkatkan daur bahan
yang mempengaruhi kesuburan tanah tersebut organik, sehingga berkorelasi negatif nyata
adalah akibat tingginya laju dekomposisi, erosi dengan nisbah C:N dan ketahanan tanah dan
dan pencucian hara. Upaya menurunkan mampu meningkatkan kapasitas tanah menahan
kehilangan bahan organik tanah dengan air (air tersedia) serta meningkatkan P-HCl pada
melibatkan fauna tanah akan menekan musim hujan. Sementara di musim peralihan MK

60
Subowo G. et al. : Peranan Biologi Tanah dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian

Tanaman
Hewan

Mikoriza

Bahan organik
Bakteri pelarut P
tanah

P-anorganik Ortofosfat Mineralisasi/dekomposer


Immobilisasi
Sumber : Rao (1994)

Gambar 2. Daur hara P dalam tanah untuk tanaman

Tabel 1. Dinamika nilai indeks korelasi antara populasi Pheretima hupiensis terhadap sifat fisik dan
kimia tanah Ultisols Rangkasbitung
Dinamika indeks korelasi dengan populasi P. hupiensis
No. Parameter tanah
Musim Kemarau (MK) Peralihan MK ke MH Musim Hujan (MH)
1. Sifat fisik tanah :
• Ketahanan tanah -0,33 -0,44 -0,48
• Air tersedia 0,48 0,16 0,30

2. Sifat kimia tanah:


• P2O5 - HCl 25% 0,26 -0,12 0,68
• Nisbah C:N -0,40 -0,41 -0,16
Batas nyata 5% ±0,34 ±0,36 ±0,38
Sumber : Subowo et al. (2002)

ke MH cacing tanah mengkonsumsi P untuk Peranan organisme tanah meningkatkan


melindungi diri dari tekanan dehidrasi, sehingga ketersediaan hara tanaman
cenderung berkorelasi negatif dengan P-HCl. Di
kawasan tropika cacing tanah berperanan dalam Tanaman merupakan organisme autotrof
menekan kecepatan dekomposisi bahan organik yang dalam pertumbuhannya memerlukan hara
yang sangat penting untuk menghambat dalam bentuk ion (anorganik). Pelepasan hara
kehilangan humus dari lahan pertanian (Martin, tanaman yang berasal dari bahan induk tanah
1991 dalam Stork and Eggleton, 1992). ataupun dari bahan organik diawali oleh proses
Selanjutnya dikatakan bahwa cacing tanah mineralisasi. Proses mineralisasi ini berlangsung
merupakan indikator yang penting bagi kualitas secara fisiko-kimia ataupun oleh aktivitas
tanah kawasan tropika basah, selain mudah juga biologis yang dalam kenyataan di lapangan
murah dalam melakukan determinasi/identifikasi. kedua proses ini selalu berlangsung bersama-
Dari hasil ini nampak bahwa sebagai sama saling melengkapi satu dengan yang lain.
wilayah megabiodiversity layak memberdayakan Tanpa adanya peran organisme tanah
potensi sumberdaya hayati tanah sebagai agen mineralisasi/dekomposisi mineral ataupun bahan
untuk mencegah kehilangan hara tanah melalui organik tanah berlangsung lambat. Adanya
peranannya dalam memperpanjang daur energi aktivitas perombakan bahan organik, hara-hara
dan hara di dalam subsistem tanah. yang terkandung di dalamnya dilepaskan dalam

61
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 2, Desember 2010

bentuk tersedia bagi tanaman, baik hara makro berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan
maupun mikro. Edwards and Lofty (1977) tanaman. Adanya bantuan dari organisme tanah
menyatakan bahwa bahan tanah mineral kandungan hara dalam pupuk dan bahan organik
maupun bahan organik yang dicerna cacing dirombak dan dilepaskan kembali sebagai hara
tanah dikembalikan ke dalam tanah dalam tersedia bagi tanaman.
bentuk kotoran dan hara yang lebih tersedia bagi
Organisme tanah memiliki peranan yang
tanaman. Elliot et al. (1991) juga mendapatkan
sangat penting dalam mengatasi permasalahan
bahwa kotoran cacing tanah secara umum
peningkatan ketersediaan hara sebagai akibat
mengandung NO3-, NH4+ dan kelembaban yang
tingginya laju pencucian hara pada tanah tropika
tinggi dibanding dengan tanah di sekitarnya.
basah. Anas (2010) mengelompokan jenis pupuk
Selain itu beberapa organisme tanah hayati meliputi: (1) Mikroba penambat N2-udara
mampu memanfaatkan hara dari udara seperti baik secara simbiotik maupun non simbiotik, (2)
N2-bebas yang hidup bebas ataupun bersimbiose Mikroba pelarut fosfat (bakteri maupun fungi),
dengan tanaman dan selanjutnya dapat tersedia (3) Mikroba pengahasil senyawa pengatur
bagi tanaman. Organisme tanah yang mampu tumbuh, (4) Mikroba yang dapat memperluas
menambat N2-udara melalui simbiose mutualistik permukaan akar, (5) Mikroba perombak bahan
dengan tanaman antara lain adalah bakteri organik (dekomposer), dan (6) Mikroba pelindung
Rhizobium dengan tanaman kacang-kacangan tanaman terhadap hama-penyakit.
(legume) dan kelompok blue green algae (BGA)
dengan Azolla. Organisme penambat N2-udara Peranan organisme tanah terhadap sifat fisik tanah
yang hidup bebas (soliter) antara lain dari untuk tanaman
kelompok BGA yang hidup di lahan basah. Selain
Tanah vulkan tropika basah memiliki laju
itu juga terdapat fungi Mikoriza yang dapat
pelapukan, erosi dan iluviasi liat cukup tinggi.
hidup di dalam akar tanaman hidup (endotropik)
Tanah lapisan atas memiliki struktur lepas,
ataupun hidup bebas di tanah (ektotropik) dapat
kandungan bahan organik rendah, pH masam,
meningkatkan serapan dan ketersediaan P untuk
dan lapisan bawah padat akibat akumulasi liat.
tanaman serta melindungi akar dari serangan
Tanpa adanya perlakuan pemupukan yang cukup
patogen (Alexander, 1977). Keberadaan
jelajah akar tanaman semusim yang berakar
organisme tanah ini mampu memperkaya hara
dangkal akan banyak mengalami hambatan dan
tanah untuk meningkatkan kesuburan dan
pertumbuhan tanaman menjadi merana.
produktivitas tanah.
Demikian juga jelajah akar tanaman tahunan
Penelitian Yusnaini et al. (2004), pemberian yang berakar dalam pada tahap awal
pupuk organik (20 ton/ha) dan pupuk pertumbuhan mengalami hambatan akibat
buatan/inorganik serta kombinasinya pada tanah tertahan oleh lapisan padat di subsoil. Untuk
lahan kering masam di Taman Bogo (Lampung) memperbaiki kondisi fisik tanah ini dapat
tidak berpengaruh nyata terhadap sifat kimia diupayakan dengan perbaikan stabilitas agregat
tanah termasuk C-organik tanah. Namun tanah, perbaikan aerasi tanah di lapisan argilik
populasi cacing tanah berbeda nyata dengan dan pencampuran kembali tanah lapisan bawah
populasi tertinggi pada perlakuan pemberian dengan lapisan atas. Perbaikan sifat fisik secara
kotoran ayam, populasi Mikoriza Vesikular mekanik bersamaan adanya tanaman akan
Arboskular (MVA) dapat dijumpai pada seluruh merusak perakaran tanam. Pemanfaatan
perlakuan, dan produksi jagung terdapat beda aktivitas biologi tanah merupakan langkah yang
nyata dengan produksi tertinggi pada perlakuan aman untuk dilakukan.
kotoran ayam 50% + pupuk NPK 50%. Pemberdayaan organisme tanah dengan
Keadaan ini menunjukkan bahwa pengaruh diikuti pemberian bahan organik dapat
pemberian bahan organik ataupun pupuk buatan menurunkan berat isi dan meningkatkan pori
dalam tanah terhadap produksi tanaman tidak aerasi, air tersedia, serta stabilitas agregat

62
Subowo G. et al. : Peranan Biologi Tanah dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian

tanah. Lee (1985) menyatakan bahwa cacing memperkuat stabilitas agregat tanah akan
tanah merupakan kelompok fauna tanah yang menjaga stabilitas sifat fisik tanah terhadap
penting dan mempunyai peranan dalam kerusakan fisik dan tahan terhadap gerusan erosi
memperbaiki produktivitas tanah melalui ataupun tekanan fisik lainnya.
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Untuk itu dalam evaluasi kesesuaian lahan
Adanya lubang-lubang cacing tanah dapat organisme tanah yang memiliki peranan penting
meningkatkan laju infiltrasi dan perkolasi air,
dalam memperbaiki sifat fisik tanah terutama
tempat menembus akar tanaman, sehingga
peningkatan stabilitas agregat, aerasi tanah, dan
dapat meningkatkan jelajah akar tanaman dan
pencampuran tanah yang merupakan kendala
mengurangi aliran permukaan dan erosi.
tanah tropika basah untuk mendukung produksi
Cacing tanah geofagus dengan tanaman penting untuk dipertimbangkan.
kemampuan mencerna tanah dan melepaskan
kembali dalam bentuk cascing yang memiliki Peranan organisme tanah sebagai predator hama-
stabilitas agregat tinggi, selain dapat penyakit bawaan tanah
mengembalikan kandungan liat dari lapisan
bawah ke lapisan atas juga dapat menahan Kasus peledakan hama-penyakit bawaan
kehilangan hara oleh pencucian. Kascing tanah belakangan ini sering terjadi sebagai akibat
merupakan makroagregat yang stabil dan dapat parameter populasi organisme hama-penyakit
bertahan lebih dari 1 tahun (Blanchart et al., tanah belum digunakan sebagai parameter dalam
1991 dalam Martin, 1991). Marinissen and kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk
Dexter (1990) juga menyatakan bahwa kotoran pertanian. Pada kondisi ekosistem klimaks,
cacing tanah (kascing) lebih stabil dibanding populasi masing-masing komunitas pada
agregat alami dari tanah. Demikian juga dengan prinsipnya berada pada posisi saling
aktivitas pencernaannya yang mampu mengendalikan dan berada pada keseimbangan
mencampur bahan organik dan mineral tanah, (stabil). Namun apabila terjadi goncangan/
cacing tanah dapat mencegah kehilangan bahan perubahan lingkungan akan mengalami
organik dari erosi dan pencucian. Hasil penelitian perubahan untuk menuju kesetimbangan baru.
Anwar (2007) didapatkan bahwa perlakuan Menurunnya populasi predator dapat
inokulasi cacing tanah pada tanah Ultisols mampu menyebabkan terjadinya peledakan hama-
meningkatkan ruang pori dan menurunkan berat penyakit, seperti akibat penggunaan pestisida
isi tanah (Tabel 2). ataupun sistem pengelolaan lahan yang kurang
Benang-benang hifa dari jamur benang selektif, sehingga organisme hama-penyakit
(fungi) juga dapat menghaluskan fragmentasi berkembang dan menurunkan produksi
bahan organik tanah dan memperkuat ikatan pertanian. Bahkan serangan jamur Fusarium
antar partikel tanah. Pemecahan fragmentasi moniliformis pada akar tanaman tomat
bahan organik akan menurunkan ketahanan meningkat seiring meningkatnya kandungan NO3-
bahan organik tanah dan meningkatkan dan serangan blast (Piricularia oryzae) pada padi
ketersediaan hara untuk tanaman. sawah juga meningkat akibat pemberian N yang
Berkembangnya hifa sebagai jaring untuk berlebihan. Serangan Streptomycetes scabies

Tabel 2. Pengaruh cacing tanah terhadap sifat fisik tanah Ultisols


Ruang pori Pori drainase Pori drainase
Perlakuan Berat Isi Permeabilitas
tanah cepat lambat
% vol g/cc .............. %vol ............... m/jam
Tanpa cacing 72,6 0,75 32,4 4,4 12,4
74,9 0,67 37,4 4,6 17,0
Dengan cacing
Sumber : Anwar (2007)

63
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 2, Desember 2010

pada tanaman kentang meningkat pada kondisi hidup di tanah masam lahan kering serta mampu
tanah pH tinggi, sebaliknya serangan Fusarium mematikan Nematoda ataupun Protozoa yang
roseum justru meningkat pada pH rendah banyak berperan sebagai penyakit pada akar
(masam). Weber (1973) menyatakan di kawasan tanaman (Alexander, 1977). Selain itu fungi
tropika yang lembab dan panas, potensial untuk berperan dalam dekomposisi selulosa,
berkembangnya hama-penyakit tanaman. Ber- hemiselulosa, pektin, dan lignin, sehingga dapat
kembangnya populasi hama-penyakit tanaman menekan populasi hama-penyakit yang banyak
sering terjadi akibat hilangnya organisme memiliki dinding sel dari bahan-bahan ini. Untuk
predator alami. itu dalam melakukan evaluasi kesesuaian lahan
faktor populasi organisme tanah yang memiliki
Beberapa predator yang hidup di dalam
tanah dan mampu menekan perkembangan potensi sebagai predator ataupun sebagai hama-
populasi organisme hama-penyakit ini antara lain penyakit hendaknya dimasukkan sebagai salah
dari kelompok insekta tanah (Collembola, satu parameter kesesuaian lahan. Identifikasi
Coleoptera, dan lain-lain). Fungi tanah Arthro- jenis, jumlah populasi, sebaran, dan kemampuan
botrys, Dactylaria, Dactylella, dan Harpospo- sebagai predator ataupun sebagai hama-penyakit
rium, dengan aerasi tanah yang baik mampu penting untuk diketahui.

Tabel 3. Beberapa organisme tanah penting dalam evaluasi kesesuaian lahan pertanian
Indikator
No. Jenis organisme tanah Peranan dalam kesuburan tanah Tanaman sasaran/target
populasi

1. Bakteri :
• Rhizobium • Penambat N-simbiotik • Tanaman kacang-kacangan >103 cfu/g tnh
• Azotobacter sp. • Penambat N hidup bebas • Aneka tanaman >103 cfu/g tnh
• Azospirilum sp. • Penambat N hidup bebas • Aneka tanaman >103 cfu/g tnh
• Nitrosomonas sp. • Penambat N hidup bebas • Aneka tanaman >103 cfu/g tnh
• Nitrococcus sp. • Penambat N hidup bebas • Aneka tanaman >103 cfu/g tnh
• Bacillus sp. • Pelarut fosfat hidup bebas • Aneka tanaman >103 cfu/g tnh
• Pseudomonas sp. • Pelarut fosfat hidup bebas • Aneka tanaman >103 cfu/g tnh

2. Fungi :
• Endomikoriza(VMA) • Pemasok fosfat tanaman • Aneka tanaman semusim Ditemukan
lahan kering lahan kering (jagung, kopi,
sorgum, dan lain-lain).
• Ectomikoriza • Pemasok fosfat tanaman • Aneka tanaman tahunan Ditemukan
lahan kering lahan kering.
• Aspergillus niger • Pelarut fosfat tanah kering • Aneka tanaman lahan kering Ditemukan
• Trichoderma • Perombak bahan organik (tanaman pangan, Ditemukan
hortikultura, perkebunan,
hutan, dan pekarangan)

3. Blue Green Algae :


• Nostoc • Penambat N (bebas/simbiotk) Aneka tanaman lahan basah Ditemukan
• Anabaena • Penambat N (bebas/simbiotk) dan sebagai sumber pupuk Ditemukan
• Oscilatoria • Penambat N (bebas/simbiotk) organik Ditemukan

4. Fauna tanah :
• Cacing tanah • Perbaikan fisik dan perombak Aneka tanaman (tanaman >10 ekor/m2
bahan organik tanah kering pangan, hortikultura,
• Rayap • Perombak bahan organik perkebunan, hutan, dan Ditemukan
tanah kering pekarangan)
• Collembola • Perombak bahan organik Ditemukan
tanah kering

64
Subowo G. et al. : Peranan Biologi Tanah dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian

Implementasi peranan organisme tanah untuk stabilitas struktur tanah di tropika (Anonim,
evaluasi kesesuaian lahan pertanian 1997). Lal (1995) juga menyatakan bahwa
pendauran hara merupakan strategi yang penting
Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa dalam upaya kelestarian sistem produksi
beberapa organisme tanah memiliki peranan pertanian di kawasan tropika basah. Fauna
penting dan spesifik dalam mendukung tanah (cacing dan rayap) berperan penting dalam
kesuburan tanah secara alami, baik dalam daur hara C, N, P, S, B, Cu, Zn, dan Mo.
memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan Selanjutnya dikatakan bahwa pasokan N dari
kesuburan tanah, memasok hara bagi tanaman, hasil penambatan organisme tanah penambat N
maupun melindungi kehilangan bahan organik sangat penting untuk mendukung produksi
tanah. Beberapa organisme tanah yang untuk pertanian tropika basah. Pertumbuhan tanaman
sementara ini dapat dimanfaatkan sebagai kacang-kacangan semusim di tropika basah
parameter pelengkap dalam evaluasi kesesuaian tanpa bersimbiose dengan bakteri Rhizobium
lahan antara lain sepeti pada Tabel 3. akan mengalami kekahatan N yang sangat
Dalam melakukan evaluasi kesesuaian dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Rao (1994)
lahan untuk pertanian perlu mempertimbangkan menyatakan tanah yang subur terdapat 10-100
indikator biologi tanah pada saat melakukan juta bakteri/gram tanah. Untuk itu parameter
kegiatan survei dan pemetaan tanah. Indikator biologi tanah penting untuk dimanfaatkan
biologi tanah hendaknya dapat disampaikan sebagai bagian dari kriteria kesesuaian lahan
kondisi riil saat itu dan juga prediksi ke depan untuk pertanian di kawasan vulkanik tropika
akibat penggunaan yang akan dilakukan. Melalui basah.
hasil evaluasi ini para pemangku kepentingan Sehubungan dengan tingginya keaneka-
dapat memanfaatkan sumberdaya lahan yang ragaman jenis, sifat dan perilaku organisme
ada untuk penggunaan yang tepat, murah dan tanah, maka metode sampling dan analisis data
lestari sesuai dengan realita dinamika yang penting untuk dipertimbangkan secara tepat dan
terjadi. Sehubungan dengan jenis interaksi bernilai guna sesuai dengan nilai fungsionalnya.
antara biologi tanah dengan tanaman Kualitas interpretasi sangat ditentukan oleh
berlangsung sangat kompleks dan spesifik, maka ketepatan pemilihan keragaman jenis data,
penetapan indikator kuantitatif masih sulit untuk keakuratan/validitas nilai data, dan ketepatan
ditetapkan. Sebagian besar hanya dapat analisis. Masing-masing data dilakukan rating/
ditetapkan secara kualitatif dengan kriteria: penilaian secara parsial terhadap persyaratan
ditemukan ataupun tidak ditemukan. tumbuh dari masing-masing target komoditas
Permasalahan yang dihadapi dalam pertanian yang akan dikembangkan. Untuk itu
kegiatan usahatani di kawasan megabiodiversity parameter biologi tanah penting untuk
tropika basah yang kaya keanekaragaman dimanfaatkan sebagai bagian dari kriteria
hayati, deposit mineral, sinar matahari, dan kesesuaian lahan untuk pertanian di kawasan
curah hujan adalah tingginya laju pelapukan, megabiodiversity tropika basah. Dalam
pencucian hara, erosi tanah, dan serangan pelaksanaannya parameter biologi tanah ini
hama-penyakit. Peningkatan pendauran hara, dapat dimanfaatkan sebagai parameter
peningkatan perkolasi dan infiltrasi serta tambahan/pelengkap dari parameter evaluasi
pencegahan serangan hama-penyakit tanaman kesesuaian lahan yang telah ada, sehingga
merupakan langkah yang tepat untuk pemberdayaan sumberdaya lahan yang ada
mendukung sistem produksi pertanian yang dapat optimal dan efisien dalam usahatani.
efektif dan efisien. Bakteri penambat N, fungi Dalam upaya memanfaatkan data dukung
Mikoriza, cacing tanah dan rayap merupakan populasi biologi tanah untuk kelengkapan
kelompok biota tanah yang penting dalam evaluasi kesesuaian lahan yang tepat dan searah
pengaturan daur hara tanah, dekomposisi dan dengan permasalahan yang ada, maka langkah-
penyusun bahan organik tanah serta menjaga langkah penting yang perlu dilakukan antara lain:

65
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 2, Desember 2010

Inventarisasi populasi biologi tanah dan peranannya (expert judgment). Semakin tinggi tingkat
terhadap tanaman keeratan hubungan memperoleh nilai
kompatibilitas paling tinggi (1,0). Organisme
Inventarisasi data biologi dilakukan yang memiliki fungsional kompatibilitas
mengikuti skala pengamatan yang dilakukan positif diberi nilai/simbol positif (+),
untuk pengamatan data tanah lainnya. sebaliknya yang negatif diberi nilai/simbol
Pengamatan organisme tanah meliputi jenis, negatif (-).
jumlah, dan sebaran vertikal maupun horizontal.
Selanjutnya masing-masing jenis dikelompokan • Nilai dominansi : dihitung dengan melihat
ke dalam kelompok fungsional terhadap perbandingan nilai fungsional dari suatu jenis
kepentingan pertumbuhan tanaman. Kelompok organisme tanah terhadap nilai fungsional
fungsional positif merupakan jenis organisme dari organisme lainnya. Hal ini dapat dilihat
tanah yang dapat mendukung perbaikan dengan berdasarkan pada data hasil analisa
pertumbuhan tanaman target yang meliputi kesuburan tanah yang mencerminkan
fungsi daur hara, penyediaan hara, dan besarnya pengaruh dari organisme tanah
pengendali hama-penyakit (predator). Sedang yang ada. Semakin tinggi peranannya dalam
kelompok fungsional negatif merupakan mempengaruhi kesuburan tanah semakin
kelompok yang mempunyai potensi merugikan tinggi nilai dominansinya (1,0).
tanaman, seperti sebagai hama-penyakit ataupun • Nilai sebaran/agian : dihitung berdasarkan
sebagai perantara berkembangnya hama- nilai peluang ditemukannya suatu organisme
penyakit (host). pada data sampling masing-masing satuan
peta tanah (SPT) yang dilakukan di
Evaluasi kesesuaian nilai fungsional biologi tanah lapangan. Semakin tinggi nilai peluangnya
terhadap pilihan komoditas semakin besar nilai indeks sebarannya (1,0).
Hasil inventarisasi kelompok fungsional • Nilai fungsional organisme = nilai
organisme tanah di atas selanjutnya dipadukan kompatibilitas x nilai dominansi x nilai
dengan komoditas pertanian yang layak untuk sebaran.
dikembangkan. Pilihan komoditas yang akan
dikembangkan hendaknya dapat meningkatkan Jenis organisme yang memiliki nilai
kelompok fungsional positif dan menekan fungsional tinggi memperoleh nilai tinggi dalam
kelompok fungsional negatif dengan memper- menentukan nilai kesesuaian lahan (diutamakan),
timbangkan kondisi aktual alami yang ada. selanjutnya secara bertahap pada jenis yang
Analisis nilai fungsional penting ini dapat memiliki nilai penting rendah.
dilakukan dengan menghitung data populasi
yang ada yang meliputi nilai kompatibilitas Penerapan kelengkapan data biologi tanah dalam
(keeratan hubungan), dominansi dan sebaran/ sistem evaluasi kesesuaian lahan
agihan terhadap masing-masing target komoditas
Untuk melengkapi parameter evaluasi
yang akan dikembangkan.
kesesuaian lahan pertanian parameter organisme
• Nilai kompatibilitas : ditentukan berdasarkan tanah seperti pada Tabel 3 untuk sementara ini
peluang tingkat keeratan hubungan antara penting untuk dipertimbangkan. Dengan
suatu jenis organisme tanah yang ditemukan memasukkan parameter biologi tanah ini, maka
dengan parameter-parameter kesuburan hasil evaluasi lahan dapat ditulis sebagai berikut:
tanah dengan uji korelasi-regresi. Selain itu ”misal tanah berliat terdapat populasi bakteri
juga dikaitkan keeratan hubungannya dengan Rhizobium, Fungi Pelarut Fosfat, dan Agromixa
tanaman target yang akan dikembang memiliki kesesuaian lahan untuk kedelai S1”.
berdasarkan hasil-hasil penelitian Sehubungan bakteri Rhizobium dan Fungi Pelarut
sebelumnya ataupun dengan pemahaman P memiliki fungsional positif untuk kedelai, maka
lain yang dapat dipertanggung jawabkan diberi simbol positif (+). Sebaliknya Agromixa

66
Subowo G. et al. : Peranan Biologi Tanah dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan Pertanian

memiliki fungsional negatif sebagai hama/ DAFTAR PUSTAKA


penyakit kedelai, maka diberi simbol negatif (-).
Berdasarkan tambahan data biologi tanah Alexander, M. 1977. Introduction of Soil
tersebut, maka simbol kesesuaian lahan pada Microbiology. John Wiley and Sons,
tanah berliat tersebut dapat ditulis : New York-Chichester-Brisbane-Toronto-
Singapore. P 467.
Kedelai S1, Rhizobium+, Fungi Pelarut P+,
Anas, I. 2010. Peranan Pupuk Organik dan
Agromixa-
Pupuk Hayati dalam Peningkatan
Agar nilai fungsi parameter biologi tanah Produktivitas Beras Berkelanjutan.
untuk masing-masing unit kesesuaian lahan Seminar Nasional Peranan Pupuk NPK
dapat berpengaruh nyata, maka perlu dilengkapi dan Organik dalam Meningkatkan
2-5 indikator biologi tanah dengan sekurang- Produktivitas dan Swasembada Beras
kurangnya 1 (satu) indikator biologi tanah yang Berkelanjutan, BBSDLP, 24 Februari
2010. Hlm 20.
berpengaruh positif (+) dan 1 (satu) indikator
biologi tanah negatif (-). Semakin lengkap Anonim. 1997. The Biology and Fertility of
indikator biologi tanah pendekatan evaluasi Tropical Soils: Report of the Tropical Soil
kesesuaian lahan semakin sempurna. Berdasarkan Biology and Fertility Programme (TSBF)
hasil evaluasi kesesuaian lahan ini, langkah- (Swift, J.M. Ed.), c/o UNESCO, UN
Complex, P.O. Box 30592, Nairobi,
langkah teknologi pengelolaan lahan dilakukan
Kenya. P 9.
dengan mengembangkan peranan organisme
tanah positif dan menekan organisme tanah Anwar, E.K. 2007. Pengaruh inokulan cacing
negatif. tanah dan pemberian bahan organik
terhadap kesuburan dan produktivitas
tanah Ultisols. Jurnal Tanah Tropika
KESIMPULAN 12(2):121-130.
Deshmukh, I. 1986. Ecology and Tropical
Indonesia yang berada di wilayah Biology. Blackwell Scientific Publications,
”megabiodiversity” vulkan tropika basah, Palo Alto, Oxford, London, Edinburgh,
peranan biologi tanah sangat penting dalam Boston, Victoria. P 6.
menentukan kualitas pertumbuhan tanaman
Djaenudin, D., M. Hendrisman, H. Subagjo, dan
pertanian. Peranan organisme dapat berfungsi A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
sebagai agen daur dan penyediaan hara, Evaluasi Lahan untuk Komoditas
perbaikan sifat fisik tanah, dan pengendali Pertanian. Balai Penelitian Tanah,
serangan hama-penyakit. Untuk itu parameter Puslitbangtanak, Badan Litbang Pertanian.
biologi tanah perlu diperhatikan untuk Hlm 154.
melengkapi evaluasi kesesuaian lahan yang telah
Edwards, C.A. and J.R. Lofty. 1977. Biology of
ada antara lain adalah: kelompok bakteri
Earthworms. A Halsted Press Boo, John
penambat N ataupun P yang hidup bersimbiose
Wiley & Sons, New York. P 333.
maupun hidup bebas, kelompok fungi pelarut P
dan pengurai bahan organik tanah, kelompok Elliot, P.W., D. Knight, and J.M. Anderson.
BGA penambat N yang hidup bebas maupun 1991. Variables Controlling Denitrification
simbiotik, kelompok fauna tanah yang mampu from Earthworm Cast and Soil in
mengkonservasi bahan organik dan memperbaiki Permanent Pastures. Biol. Fertil. Soils
sifat fisik tanah. Langkah-langkah penting yang 11:24-29.
perlu dilakukan dalam evaluasi lahan meliputi Freire, J.R.J. 1984. Important limiting factors in
inventarisasi populasi biologi tanah dan soil for the rhizobium-legume symbiosis.
peranannya terhadap pertumbuhan tanaman, Pp 51-74. In Biological Nitrogen Fixation:
serta evaluasi kesesuaian nilai fungsional Ecology, Technology, and Physiology
parameter biologi tanah terhadap pilihan (Alexander, M. Edt.). Plenum Press. New
komoditas. York and London.

67
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 No. 2, Desember 2010

Keyser, H.H. and F. Li. 1992. Potential for Stork, N.E. and P. Eggleton. 1992. Invertebrates
increasing biological nitrogen fixation in as determinants and indicators of soil
soybean. Pp 119-135. In Biological quality. American Journal of Alternative
Nitrogen Fixation for Sustainable Agricul- Agriculture 7(1 & 2):38-47.
ture (J.K. Ladha, T. George, and B.B.
Bohlool (Eds.). Plant and Soil 141, Subowo, I. Anas, G. Djajakirana, A.
Kluwer Academic Publishers. Abdurachman, dan S. Hardjowigeno.
2002. Pemanfaatan cacing tanah untuk
Lal, R. 1995. Sustainable Management of Soil
meningkatkan produktivitas Ultisols
Resources in the Humic Tropics. United
nations University Press, Tokio-New lahan Kering. Jurnal Tanah dan Iklim
York-Paris. Pp 25-29. (20):35-46.

Lee, K.E. 1985. Earthworms, Their Ecology and Vidyarthy, G.S. and R.V. Misra. 1982. the role
Relationships with Soils and Land Use. and importance of organic materials and
Academic Press (Harcourt Brace Jova- biological nitrogen fixation in rational
novich, Publishers), Sydney. Orlando. improvement of agricultural production.
San Diego. New York. London. Toronto. FAO Soils Bulletine No. 45.
Montreal. Tokyo. P 411.
Weber, G.F. 1973. Bacterial and Fungal
Marinissen, J.C.Y. and A.R. Dexter. 1990.
Diseases of Plants in Tropics. University
Mechanism of stabilization of earthworm
of Florida Press. Gainesville. P xv-xvii.
cast and artificial cast. Biol. Fertil. Soils
11:234-238. Williams, C.N. and K.T. Joseph. 1976. Climate
Martin, A. 1991. Short and long-term effects of Soil and Crop Production in Humic-
endogeic earthworm Milsonia anomala tropics. Kualalumpur, Oxford University
(Omodeo) (Megascolecidae, Oligochaeta) Press. London.
of tropical savanna, on soil organic
Yusnaini, M.A.S. Arif, J. Lumbanraja, S.G.
matter. Biol. Fertil. Soils 11:234-238.
Nugroho, dan M. Monaha. 2004.
Munir. 1996. Geologi dan Mineralogi Tanah. Pengaruh jangka panjang pemberian
Pustaka Jaya. Hlm 290. pupuk organik dan inorganik serta
Rao, S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan kombinasinya terhadap perbaikan
pertumbuhan Tanaman. Penerbit Univer- kualitas tanah masam Taman Bogo. Hlm
sitas Indonesia. Hlm 354. 283-293. Dalam Prosiding Seminar
Richard, B.N. 1978. Introduction to the Soil Nasional Pendayagunaan Tanah masam,
Ecosystem. Longman, London and New Buku II, Puslitbang Tanah dan
York. Pp 43-50. Agroklimat.

68

Anda mungkin juga menyukai