Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO

Matriks Strategic Position dan Action Evaluation (SPACE)

Dosen Pengampu:

Sri Wahyuni Wildah, S.IP., M.B.A

Oleh:

Kelompok 5:

Meligayatri (1802110899)

Indah Purnama Yanti (1802110550)

Andi Alvian (1802110291)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat
serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya di jalan yang benar.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam


penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari mata kuliah Manajemen
Strategi yang berjudul “Matriks Strategic Position dan Action Evaluation”.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
kami penyaji makalah. Penulis juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis,

Pekanbaru, Maret 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam beberapa tahun belakangan ini hingga sekarang dunia bisnis telah
memasuki era revolusi informasi yang ditandai dengan perubahan lingkungan dengan
karakteristik yang jauh berbeda dari era-era sebelumnya. Dalam era revolusi industri,
keunggulan daya saing suatu entitas usaha ditentukan oleh efisiensi dalam alokasi
sumber daya atau asset berwujud (tangible resources/assets) yang mudah dijabarkan
dalam dimensi keuangan. Sebaliknya, dalam era revolusi informasi, keunggulan daya
saing suatu entitas usaha sangat tergantung pada kemampuannya untuk memobilisasi
dan mengeksploitasi sumber daya atau asset tak berwujud (intangible
resources/assets) yang tidak mudah dijabarkan dalam dimensi keuangan (Prakarsa
dalam Yuwono, 2007).

Menurut Porter (1996), mengelola strategi adalah berbeda dengan mengelola


operasi. Tetapi keduanya sangat penting, dan perlu diintegrasikan. Strategi visioner
yang tidak dikaitkan dengan keunggulan proses operasi dan tata kelola (governance)
tidak akan dapat diterapkan. Sebaliknya, keunggulan operasi mungkin bisa
menurunkan biaya, memperbaiki mutu dan mengurangi jumlah proses dan waktu
tunggu, tetapi tanpa visi dan panduan dari strategi, perusahaan tidak mungkin
menikmati kesuksesan yang berkesinambungan hanya dengan perbaikan operasi
semata (Kaplan & Norton, 2008). Perkembangan kondisi eksternal yang dinamis dan
situasi internal dalam perusahaan yang ingin terus bergerak maju telah menuntut
perusahaan untuk merumuskan strategi bisnisnya dengan baik dan bisa memandu
implementasinya sehingga berhasil mewujudkan visi dan misi yang telah
dicanangkan.

Penerapan manajemen strategis yang baik diawali dengan formulasi, yaitu


proses pembuatan suatu visi dan misi, mengenali ancaman dan peluang suatu
organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi, membangun tujuan
jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang
akan dilaksanakan. Setelah formulasi ditetapkan, berikutnya perusahaan harus
mengimplementasikan formulasi strategi manajemen tersebut ke dalam proses bisnis
perusahaan. Setelah strategi manajemen diimplementasikan, maka perusahaan harus
mengevaluasi hasil implementasi formulasi strategi manajemen tersebut, apakah
sudah sesuai untuk diterapkan dalam proses bisnis perusahaan atau tidak. Apabila
sesuai, tentu saja strategi manajemen akan meningkatkan hasil kinerja perusahaan,
begitu juga sebaliknya.
Pengembangan perusahaan melalui manajemen strategi yang baik sangat
penting agar perusahaan dapat mengevaluasi kinerja keseluruhan perusahaan secara
berkala sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa yang menghambat kemajuan
perusahaan dan dapat dicari penanggulangannya, juga untuk mencari faktor-faktor apa
saja yang merupakan kekuatan perusahaan agar dapat dikembangkan bagi keuntungan
dan kekuatan bersaing perusahaan di industri jasa pengiriman barang. Persaingan
yang bersifat global dan tajam dalam dunia logistik menyebabkan banyak perusahaan
jatuh bangkrut karena kalah bersaing, kondisi ini mengharuskan perusahaan memiliki
daya saing yang tinggi agar dapat menjadi perusahaan yang kuat, sehingga dapat
bersaing dengan perusahaan sejenis dan menjadi yang terbaik diantara perusahaan
lainnya.
BAB II

ISI

A. Matriks Strategic Position dan Action Evaluation (SPACE)

Matriks strategi position dan action evaluation (SPACE) dicetuskan pertama


kali oleh H. Rowe, R. Mason dan K. Dickel dalam Management and Bisiness Policy;
A Methodoligical Approach yang merupakan kerangka keempat kuadran yang
menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, kompetitif, atau devensif yang
paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu.

Matriks Posisi Strategi dan Evaluasi Tindakan (Strategic Positioning and


Action Evaluation- SPACE) adalah salah satu matriks yang digunakan oleh sebuah
perusahaan untuk menentukan strategi apa yang paling tepat untuk dijalankan
dan digunakan untuk  evaluasi posisi strategi. Analisa ini merupakan pendekatan yang
digunakan untuk menentukan posisi strategi perusahaan dan individu bisnisnya. Ini
merupakan pengembangan dari metode portofolio dua dimensi, seperti halnya
portofolio produk BCG (Boston Consuling Group) atau metode Mc. Kinsey’s
Attractiveness Industry / Company Strength Matrix.

Pendekatan analisa SPACE berusaha untuk mengatasi keterbatasan metode


metode lainnya, dengan menambahkan dua dimensi lagi pada matriks. Setiap dimensi
dilihat sebagai gabungan dari beberapa faktor yang dievaluasi secara terpisah. Dengan
memasukkan sejumlah faktor, manajer dapat melakukan evaluasi alternatif strategi
tertentu dari beberapa perspektif, dalam posisi yang lebih baik untuk menentukan
strategi yang dipilih.

Beragam variabel bisa memetakan masing- masing dimensi oleh karenanya


dalam menyusun matriks ini hendaknya harus disesuaikan dengan organisasi yang
akan dikaji dan didasarkan kepada sebanyak mungkin informasi faktual yang ada
didalam organisasi tersebut. Atau dengan kata lain, sebelum kita menentukan strategi
apa yang cocok untuk perusahaan kita, maka kita perlu mengetahui posisi perusahaan
dalam persaingan bisnisnya, setelah kita mengetahui posisi perusahaan maka barulah
kita dapat menentukan strategi – strategi apa yang cocok untuk diterapkan apakah
konservatif, defensif, agresif atau bahkan kompetitif.

Analisa SPACE terdiri dari empat input variabel / dimensi yang digunakan,
yaitu :
 Kekuatan Finansial (KF)

Mencakup ukuran-ukuran yang menunjukan kekuatan finansial yang


dimiliki perusahaan, seperti : profitabilitas, likuiditas, aliran uang kas, skala
ekonomi.

 Kekuatan Industri (KI)

Mencakup ukuran-ukuran yang menunjukan kekuatan industri / bisnis


perusahaan, seperti : potensial pertumbuhan, kemampuam teknologi, produktivitas,
intensitas kapital.

 Keunggulan Bersaing (KB)

Mencakup ukuran-ukuran yang menggambarkan keunggulan bersaing yang


dimiliki perusahaan, seperti : kualitas produk, loyalitas pelanggan, pangsa pasar,
utilitas kapital.

 Kestabilan Lingkungan (KL)

Mencakup ukuran-ukuran yang mencerminkan kestabilan lingkungan


perusahaan, meliputi : perubahan teknologi, tingkat inflasi, hambatan masuk pasar,
intensitas persaingan.

Menurut David (2009), terdapat langkah- langkah yang dibutuhkan untuk


mengembangkan matriks SPACE tersebut yang diantaranya adalah :

a. Pilih serangkaian variabel untuk menentukan kekuatan finansial (FS),


keunggulan kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES), dan kekuatan industry
(IS).
b. Nilai atau berikan bobot pada variabel-variabel FS dan IS menggunakan skala
1 (paling buruk) sampai dengan skala 6 (paling baik).
c. Nilai atau berikan bobot pada variabel-variabel FS dan CA menggunakan
skala -6 (paling birik) sampai dengan -1 (paling baik).
d. Hitunglah rata-rata dari FS, CA, IS dan ES dengan menjumlahkan nilai yang
telah diberikan pada variabel dari setiap dimensi dan kemudian membaginya
dengan jumlah variabel dalam dimensi yang bersangkutan.
e. Petakan rata-rata nilai untuk FS, IS, AC, dan ES pada sumbu yang sesuai
dengan matriks SPACE.
f. Jumlahkan nilai rata-rata pada sumbu X (AC, IS) dan petakan hasilnya pada
sumbu X.
g. Jumlahkan nilai rata-rata pada sumbu Y (FS, ES) dan petakan hasilnya pada
sumbu Y.
h. Petakan perpotongan vektor dari koordinat 0,0 melalui titik perpotongan yang
baru. Arah panah menunjukkan jenis strategi yang disarankan bagi organisasi:
agresif, kompetitif, defensive, dan konservatif.
Arah vektor yang terkait dengan setiap profil menunjukkan jenis strategi yang
harus dijalankan: agresif, kompetitif, defensive, dan konservatif. Ketika arah vektor
sebuah perusahaan terletak di kuadran agresif, organisasi tersebut berada dalam
kondidi yang sangat bagus untuk memanfaatkan berbagai kekuatan internalnya untuk
menarik keuntungan dari kekuatan-kekuatan eksternal, mengatasi kelemahan internal,
dan menghindari beragam ancaman eksternal. Oleh karena itu, penetrasi pasar,
pengembangan produk, integrase kedepan, integrase kebelakang, integrasi horizontal,
diversifikasi, atau strategi kombinasi semuanya itu masuk akal untuk dipilih,
bergantung pada situasi khusus yang dihadapi perusahaan.

Arah vektor yang mungkin muncul di kuadran konservatif yang


mengimplikasikan agar perusahaan tetap bergantung pada kompetensi dasarnya dan
tidak mengambil risiko yang terlalu besar, strategi konsrervatif paling sering meliputi
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi
terkait. Arah vektor bisa jadi terletak di kiri bawah atau kuadran defensive
mencakup penciutan, divestasi, likuidasi, dan diversifikasi terkait. Terakhir, arah
vektor bisa terletak di kanan bawah atau kuadran kompetitif dari matriks SPACE yang
mengidentifikasikan strategi kompetitif. Strategi kompetitif mencakup integrasi
kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal, penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk.
Agar lebih mudah untuk memahami bagaimana cara penyusunan dan
contoh penghitungan dari matriks SPACE maka ada baiknya bagi kita agar tetap
berpedoman kepada langkah- langkah diatas :

Berikut Ini adalah Cara Penyusunan dan Contoh Penghitungan matriks


SPACE
Dari hasil matriks SPACE diatas maka dapat dilihat bahwa garis vektor
menuju kearah kuadran agresif (kanan atas) dari matriks SPACE,  maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa organisasi atau perusahaan saat ini berada pada posisi
yang baik untuk itu maka perusahaan diharapkan dapat menggunakan kekuatan
internalnya guna memanfaatkan peluang eksternal, mengatasi kelemahan internal,
dan menghindari ancaman eksternal. 

Adapun cara- cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan


penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat,
diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi
semuanya bisa layak digunakan, tergantung pada kondisi dan kemampuan yang
dimiliki perusahaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai