Anda di halaman 1dari 23

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL

“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-


73470-5-2

PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E- HEALTH DALAM


PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI
INDONESIA
Amara Wahdana Wibowo1, Widi Yaumul Fitri2, Mega Sentiya3
Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Korespondensi: megasentiya@gmail.com

ABSTRAK
Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan publik yang paling dasar yang harus pemerintah lakukan
untuk mencapai masyarakat yang sejahtera.pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Adanya e-Health adalah agar pelayanan
kesehatan itu lebih efektif dan efisien baik waktu maupun biaya. Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang cepat tanggap, menjadi alasan suatu inovasi itu diciptakan. e-health telah
diterapkan dibeberapa daerah di Indonesia. Dalam implemntasinya penyelenggaraan e-health masih
masih memilki tantangan seperti kurang meratanya jaringan teknologi informasi di daerah-daerah
di Indonesia, sumber daya manusia yang belum berkompetensi serta belum adanya regulasi yang
menjada kerahasiaan penggna e-health. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana E-
Health itu berjalan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penelitian ini
mengunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur dalam melihat permasalahan
yang ada. Dengan mengunakan data-data sekunder yang didapatkan melalui jurnal, buku, maupun
portal berita terpercaya. Untuk penelitian yang akan datang akan lebih banyak kajian tentang e-
Health di Indonesia.

Kata Kunci : Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Publik, dan E-Health.

ABSTRACT
Health services are the most basic public services that the government must do to achieve a
prosperous society. Health services are important to improve the quality of health services in
Indonesia. The existence of e-Health is so that health services are more effective and efficient both
time and cost. The community's need for health services that is responsive, is the reason an
innovation is created. e-health has been implemented in several regions in Indonesia. In the
implementation of e-health, there are still challenges such as the unequal distribution of information
technology networks in regions in Indonesia, human resources that are not yet competent, and the
absence of regulations that protect the secrecy of e-health users. This study aims to find out how E-
Health works in providing health services to the community. This study uses qualitative research
with a literature study approach in looking at existing problems. By using secondary data obtained
through journals, books and trusted news portals. For future research there will be more studies on
e-Health in Indonesia.

Keywords : Health Service, Public service and e-health

PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat maka akan
melahirkan revolusi baru yang mana adanya peralihan model kinerja dari
konvensional ke digital. Kemajuan teknologi informasi adalah salah satu faktor
globalisasi. Hage dan Powers menyebutkan bahwa salah satu ciri yang menonjol di
era kemajuan teknologi dan informasi ini adalah digunakan teknologi komputer
(Yordan Putra Angguna, 2015),oleh karena itu pemerintah dituntut untuk

597
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

memanajemen kembali mekanisme pelayanan publik yang lebih efisien dan tidak
berbelit-belit. Berbagai negara-negara didunia agar dapat bersaing dengan negara-
negara lainnya bersama PBB merencakan program milenium development goals (
MDG),yang mana dituntut untuk meimplementasikan e-goverment yang
disesuaikan dengan keadaan negaranya masing- masing. Berdasarkan survei PBB
pada 2018 Indonesia menempati peringkat ke 7 di ASEAN dalam penerapan e-
goverment. Tentunya dika melinat fakta tersebut negara Indonesia masih
ketinggalan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Tabel 1 survei EDGI ASEAN tahun 2018

Bpptik.kominfo.go.id
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwasanya indonesia masih dibawah rata-rata di
regional di Asia Tenggara, adapun rata rata di asia tenggara seharusnya berada
dikawasan 0,5555, sedangkan indonesia sendiri hamya mecapai 0,5258. Dengan
begitu bahwasanya indonesia seharusnya harus lebih ditinggatkan lagi dalam
pengimplementasian E-goverment.
Indonesia adalah salah suatu negara yang mulai menerapkan pelayanan
publik yang berbasis electronic dengan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi serta mutu kualitas pelayanan demi menciptakan good governance (
tata kelola pemerintahan yang baik ). Berdasarkan Undang-Undang Nomer 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik bahwa pemerintah memiliki kewajiban serta
tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakatnya,
yang mana kita tahu bahwa pelayanan harus berfokus pada kepentingan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan merupakan palayanan yang paling dasasr yang harus
diberikan pemerintah sesuai UUD 1945 Pasal 28H ayat (1) yang berbunyi : setiap

598
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelyanan
kesehatan. Dimana kesehatan itu merupakan salah satu indikator bahwa
kesejateraan masyarakat telah tercapai. Pelayanan kesehatan itu juga memiliki
standar layanan kesahatan, yang mana standar layanan kesehatan merupakn bagian
dari layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam
mengatasi masalah mutu layanan kesehatan. Banyak sekali permaslahan kesehatan
yang sering dikeluhkan oleh masyarakat diindonesia itu sendiri salah satunya yaitu
pelayanan dalm proses menunggu untuk mendapatkan pelyanan yang diingikan,
menunggu sering sekli kita sebut sebgai antrian. Dimana antrian tidak akan terlepas
dari kehidupan manusia, dalam menunggu antrian ini tersediri mempunya
permasalahan yang sering sekali dikeluhkan masyarakat karna pelyanan yang
diharpkan itu tidak melayani dengan cepat. Masalah pelayanan yang lamban serta
mekanisme yang cukup panjang hal itulah yang harus direvitalisasi terkait
pelayanan yang cepat , serta efisien dan berkualitas.
Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi dalam pelayanan kesehatan
merupakan sebuah inovasi yang patut dikembangkan oleh pemerintah. Dengan
adanaya pemanfaatan TIK ini maka akantercipta pelayanan yang efisien dan efektif.
Hal inilah yang seharusnya menjadi acuan pemerintah agar pelayanan kesehatan
dapat dirasakan oleh semua masyarakat Indonesia. Penggunaan teknologi ini
tentunya tidak akan mudah dengan melihat jumlah penduduk Indonesia yang
mencapai 240 juta jiwa dan pemerintah harus memperhatikan pelayanan yang telah
diberikan .
E-Health merupakan salah satu inovasi aplikasi untuk mempercepat
pelayanan kesehatan untuk masyarakat. aplikasi ini diciptakan untuk pengguna
layanan kesehatan agar tidak perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang ada di puskesmas-puskesmas serta rumah sakit. Dengan adanya e-
health ini pelayanan kesehatan dapat terintegrasi langsung dengan pemerintah
sehingga dapat dikontrol dalam implementasiya. Selain itu jug dengan adanya e-
health ini bertujuan untuk mrningkatkan akses, efesiensi, efektivitas serta kualitas
proses medis. Karena proses medis ini selain melibatkan oraginasasi pelaayanan
medis di rumah sakit, puskesmas praktik media baik doketr mapun laburatorium

599
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

dan sebgainya juga melibatkan pasien sebagai konsumen. Program e-health


merupakan salah satu bentuk pengembangan dalam e-goverment yang mana telah
di tetapkan oelh pemerintah memalui intruksi presiden No. 3 tahun 2003 tentang
kebijakan dan startegi nasional yang merupakan upaya pemerintah dalam
meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efesien. Pemanfaatan e-
health telah terjadi isu glibal dan merupakan salah satu tencana aksi WSIS (word
summit on the information society) dimana untuk menghubungkan pusat kesehatan
dan rumah sakit menggunakan teknologi informasi komunikasi.
Penggunaan layanan e-health tentunya berdampak pada tata cara
pemeriksaan dan manajemen pada puskesmas maupun rumah sakit yang bergabung
pada program e-health. Dimana pihak puskesams ataupun rumah sakit didorong
untuk lebih melek utnutk lebih menguasai teknologi. Selain itu juga akan terjadinya
perubahan sistem pada pasien untuk mendaptkan nimer antrian, yang mana
sebelumnya pasien untuk mendapatkan nomer antrian masih menggunkan manual,
sekarang ini dengan adanya e health maka pasien untuk mendaptakan nomer antrian
bisa melalui online. Sehingga pada penelitian ini secara garis besar akan membahas
mengenai bagaimana penyelenggaraan e-health di Indonesia yang tentunya
memilki berbagai tantangan- tantangan dalam implementasinya.
1.1 Rumusan masalah
Bagaimana Pelayanan Publik Berbasis E- Health Dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Di Indonesia?
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana e-Health dapat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
2. Untuk mengetahui daerah mana saja di Indonesia yang telah menerapkan e-
health.
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari e-Health.
KAJIAN TEORI
A. Dasar Hukum
Dasar hukum penyelenggaraan e-Health di Indonesia adalah sesuai dengan
amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat (1) yang berbunyi “ Setiap

600
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Jadi, memberikan pelayanan kesehatan kepada masayarakat adalah wajib
hukumnya dilakukan oleh pemerintah terutama telah tercantum dalam dasar negara
yang menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government dimana presiden saat itu Presiden
Megawati Seokarnoputri mengintruksikan untuk untuk mengembangkan e-
government dimana ini akan membentuk pemerintahan yang bersih, transparan dan
dapat menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Pemanfaatan teknologi ini
mencakup dalam dua (2) kegiatan yaitu: (1) pengolahan data, pengelolaan
informasi, sistem kerja dan proses kerja secara elektronis; (2) pemanfaatkan
kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah
dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi.
Publik. Dalam undang-undang ini menjelasakan bahwa setiap informasi publik itu
terbuka untuk siapa saja yang mengakses. Selain itu hal ini bertujuan agar
masyarakat dapat mengetaui apa saja yang dirancang oleh pemerintah baik itu
kebijakan ataupun pengambilan keputusan sehingga masyarakat dapat
berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijakan itu.
Peraturan Presiden No. 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia
2014-2019. Sektor pertama mendapatkan prioritas adalah e-Government, kemudian
sektor e-Kesehatan, sektor e-Pendidikan, sektor e-Logistik dan yang kelima sektor
e-Pengadaan. Dapat dilihat melalui peraturan ini e-Health merupakan salah satu
program yang ingin Presiden kembangkan lebih lagi untuk memenuhi fungsi
pemerintah sebagai pelayan masyarakat.
Pemerintah menggunakan e-government adalah agar tercapainya good
governance serta meningkatankan partisipasi publik agar masyarakat dapat
memberikan masukan kepada pemerintah agar dapat membuat kebijakan yangs
sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Termasuk untuk memenuhi pelayanan
publik terutama pelayanan dasar yaitu kesehatan, pendidikan,dan kebutuhan pokok.

601
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Yang ini harus dipenuhi oleh pemerintah sebagai bentuk pelayanannya kepada
masyarakat.
B. E-Government
e-Government atau electronic government merupakan cara pemerintah
melakukan pemerintahan melalui teknologi dimana itu dapat membantu untuk
memangkas hal-hal yang tidak perlu serta akan lebih efisien dan efektif dalam
pengerjaannya, dan juga aka nada transparansi yang akan tercipta dengan
menggunakan teknologi karena dengan mudah untuk mengaksesnya dan juga akan
lebih murah dan ramah lingkungan dalam penggunaannya karena tidak lgai
menggunakan kertas (paperless).
Menurut Bank Dunia e-government adalah “e-government refer to the use
by government agencies of information technologies (such as Wide area Networks,
the internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with
citizens, business, and other arm of government” (Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit
M.Sc., 2002). Jadi menurut bank dunia e-government adalah seuatu yang digunakan
oleh pemerintah dalam teknologi informasi yang akan menghubungkan dengan
masyarakat, bisnis dan cabang lainnya.
Menurut Janet Caldow, Direktur dari Institute for Electonic Government
(IBM Corporation) dari kajian bersama Kennedy School of Government,
“electronic government is nothing short of a fundamental transformation of
government and governance at a scale we have no witnessed since beginning of the
industrial era” (Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit M.Sc., 2002). Jadi, E-Government
tidak lain bentuk transformasi hukum dari pemerintah dan pemerintahan yang
dalam ukuran kita tidak ada saksi sejak awal era industri.
Menurut Clay G. Wescott, seorang pejabat senior Asian Development Bank
“ electronic government is the use of information and communications technology
(ICT) to promote more efficient and cost-effective government, facilitate more
convenient government services, allow greater public access to information and
make government more accountable to citizen” (Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit
M.Sc., 2002). Jadi, e-government merupakan penggunaan teknologo informasi
untuk mendukung pemerintahan yang efisien dan hemat biaya, memfasilitasi
pelayanan pemerintahan yang lenih sesuai, memperbolehkan akses publik yang

602
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

lebih luas terhadap informasi dan membuat pemerintah lebih akuntabel terhadap
masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa e-government
merupakan cara pemerintah dalam penggunaan teknolgi informasi dalam kegiatan
untuk menjangkau lebih luas masyarakat dan memudahkan masyarakat dalam
memperoleh informasi. Selain itu, agar adanya efiesiensi dan efektivitas baik waktu
dan biaya dalam pelaksanaannya. Selain menghubungkan pemerintah dnegan
masyarakatnya adanya penggunaan teknologi juga agar dapat membangun
hubungan dengan bisnis, pemerintah dan lainnya dapat terhubung.
Perkembangan E-Government dipengaruhi oleh faktor berikut: (1) Era
globalisasi yang datang dengan cepat sehingga mengaruhi berbagai macam isu
dalam suatu negara. Dimana sangat di perlukan peran negara yang bertindak dengan
tepat. Karena pada era ini tidak hanya berhubungan dengan yang ada di dalam
negeri tetapi juga bersentuhan dengan luar negeri; (2) kemajuan teknologi yang
pesat sehingga data, inforamsi, dan pengetahuan dapat diciptakan dengan sangat
cepat dan disebarkan ke seluruh masyarakat di berbagai dunia bahkan dalam
hitungan detik; (3) meningkatnya kualitas hidup masyarakat dunia, dimana kinerja
swasta yang semakin meningkat sehingga masyarakat dapat melihat dengan mudah
apabila terjadi ketimpangan dalam pemberian pelayanan oleh pemerintah.
Ada empat bentuk relasi dalam E-Government, yaitu: (1) government to
citizen (G2C), pemerintah membangun apliaksi yang akan mendekatkan
pemerintah dengan masyarkatnya dalam memenuhi kebutuhan pelayanan sehari-
hari; (2) government to business (G2B), pemerintah membangun aplikasi uang akan
digunakn untuk menjalin hubungan dengan rekan bisnis agar tercipta lingkungan
bisnis yang kondusif dan roda perekonomian dapat berjalan sebagaimana mestinya;
(3) government to governments (G2G) pemerintah membuat suatu aplikasi yang
akan menghubungkan satu pemerintah dengan pemerintah lainnya untuk
memperlancar kerja sama antar negara baik berupa administrasi perdaganagan,
proses-proses politik, hubungan sosial dan budaya, dan lain sebagainya; (4)
government to employees, dimana aplikasi tersebut diperuntukan untuk para
pegawai di lingkup pemerintahan agar dapat meningkatkan kinerja dan
kesejahteraan para pegawainya.

603
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

C. Pelayanan Publik
Menurut Sadu Wasistiono (2001) pelayanan publik adalah pemeberian jasa
baik oleh pemerintah, pihak swasta, atas nama pemerintah ataupun pihak swasta
kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan
ataupun kepentingan masyarakat (Dr. Hardiyansyah, 2011). Jadi pelayanan publik
merupakan pemberian jasa melalui pemerintah ataupun swasta dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat secara gratis ataupun dibayar.
Menurut Departemen Dalam Negeri pelayanan publik adalah pelayanan
umum. Pelayanan umum adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta
kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk berupa barang
dan jasa (Dr. Hardiyansyah, 2011).
Menurut David McKevitt dalam bukunya yag berjudul Managing Core
Public Services “core public services maybe defined as those services which are
important for the protection and promotion of citizen well-being, but are in areas
where the market is incapable or reaching or even approaching a socially optimal
state; health, education, welfare, security provide most the obvious best know
example” (Dr. Hardiyansyah, 2011).
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan publik
adalah pelayanan yang diberikan maupun melayani untuk memenuhi kebutuhan
orang banyak ataupun organisasi baik berupa jasa maupun barang. Sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing.
Pelayanan publik itu terbagi atas dua yaitu: (1) Pelayanan dasar, merupaka
pelayanan yang wajib diberikan pemerintah, seperti kesehatan, pendidikan dan
kebutuhan pokok; (2) Pelayanan umum, pelayanan yang bersifat administratif,
barang maupun jasa. Yang semuanya tercantum dalam Undang-Undang.
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 Pasal 4 menjelaskan asas-asas
dalam pelayanan publik: (1) Kepentingan umum; (2) Kepastian hukum; (3)
kesamaan hak; (4) keseimbangan hak dan kewajiban; (5) keprofesionalan; (6)
partisipatif; (7) tidak diskriminatif; (8) keterbukaan; (9) akuntabilitas; (10) fasilitas

604
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; (11) ketepatan waktu; (12) kecepatan,
kemudahan, dan keterjangkauan.
D. E-Health
E-health merupakan sistem informasi nasional yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi layanan kesehatan para
calon pasien yang akan berobat ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Sistem ehealth
merupakan sistem baru yang sudah jelas dasar hukum serta terstruktur. Hal ini
menunjukkan bahwa ehealth telah memenuhi karakteristik sistem yang baik yaitu
fleksibel karena sistem e-health sudah terorganisir dengan baik. Menurut Mcleod
dan Schell (dwi, 2018) menyebutkan bahwa fleksibel adalah sistem yang terstruktur
dan terorganisir dengan baik serta mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering
berubah. E-health merupakan betuk perbaikan dari sistem yang lama, otomatis
fungsinya pun juga meningkat. Sistem lama yang awalnya proses layanan pada
pendaftaran pasien masih manual sekarang dengan ehealth prosesnya menjadi cepat
dan sistematis.
Penerapan aplikasi e-health secara efektif dapat memberikan pelayanan
prima bagi pasien. Pelayanan prima merupakan pelayanan yang sangat baik dengan
standar kualitas tinggi dan selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan
setiap saat secara konsisten dan akurat sehingga akan menimbulkan kepuasan
pelanggan. Terwujudnya pelayanan prima dalam suatu instansi dapat dilihat dari
kinerja pegawai dalam melayani masyarakat. Kinerja diartikan sebagai gambaran
mengenai pencapaian pelaksanaan kegiatan yang ditentukan dengan cara
mengkombinasikan kemampuan, usaha dan kesempatan yang dimiliki sehingga
dapat dinilai hasil kerjanya (dwi, 2018). Suatu kinerja penyelenggara pelayanan
publik harus memperhatikan prinsip pelayanan publik yaitu kesederhanaan,
kejelasan, keterbukaan, ekonomis, keamanan, ketepatan waktu dan konsisten (dwi,
2018).
Sistem e-health mulai tahun 2014 yang didasarkan pada UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan, Permenkes No. 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Rekam Medis. E-health merupakan betuk perbaikan dari sistem yang
lama, otomatis fungsinya pun juga meningkat. Sistem lama yang awalnya proses

605
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

layanan pada pendaftaran pasien masih manual sekarang dengan ehealth prosesnya
menjadi cepat dan sistematis. Menurut Mcleod dan Schell (dwi, 2018)
menyebutkan bahwa sistematis adalah sistem yang dibuat akan mempersulit
aktivitas pekerjaan yang telah ada. Salah satu manfaat sistem e-health adalah
mengurangi entri data bagi petugas puskesmas. Sehingga, dalam melakukan
pencarian data riwayat pasienpun menjadi lebih mudah dan poses pelaporan ke
Dinas Kesehatan Kota Surabaya menjadi lebih cepat.
E health adalah aplikasi internet atau teknologi lain yang berkaitan di
industry pelayanan kesahatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses, efesiensi,
efektivitas, dan kualitas dari poses medis dan bisnis, yang meilbatkan organisasi
pelayanan medis, labotaorium, apotek, asuransi dan pasien sebagai konsumen. E-
health sanfat membantu masyarakat untuk mendapatkan fasilitas pelayanan
khususnya pelayanan kesehatan di tempat mereka inginkan. Dengan kemajuan
teknologi dan informasi dan menuntuk masyarakat untuk melek teknologi,
masyarakat dengan mudah dapat mengaksesnya melalui website yang telah
disediakan untuk mendapatkan nomer antrian secara online. Oleh sebab itu
diharpkan dengan adanya e-health dan seiiring perkembangan teknologi dan
informasi masyarakat dapat terbantu dengan munculnya e-health. Sehingga mereka
tidak perlu melakukan tindakan medis keluar kota atau daerahnya cukup berada di
daerah masing- masing.
METODE PENILITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi pustakaan. Menurut sugiono ( 2010:15 ) mengatakan bahwa metode kualitatif
merupakan metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme digunakan
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci serta hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. Whitney (1960) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interprestasi yang tepat.penelitian deskriptif mempelajari masalah masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu temsuk tentang hubungan , kegiatan-kegiatan , sikap-sikap , pandangan
serta proses – proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena. Nawawi ( 1993 : 176 ) metode penelitian kaulitatif adalah proses

606
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

menjaring informasi dan kondisi yang sebenarnya dalam kehidupan suatu obyek
yang dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah baik dari sutu pandang teoritis
maupun praktis. Sedangkan menurut boglan dan taylor dalam moleong (2001:8)
mengumukakan bahwa metode penlitian kualitatif merupakan prosedur penilitian
yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dan orang-
orang dan perilaku yang diamati. penelitian deskriftif yaitu untuk mengumpulkan
informasi secara aktual dan terperinci, mengindefikasi masalah, membuat
perbandingan atau evaluasi. Dan menentukan apa yang diakukan orang lain dalam
mengahadpi masalah ang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Menurut Irawan (2006) peneliti kualitatif berfikir secara inuktif. Penelitian
kulalitatif tidak dimulai dengan mengajukan hipotesis dan kemudian menguji
kebenarannya, melainkan bergerak dari bawah dengan mengumpulkan data
sebanyak mungkin tentang sesuatu, dan dari data itu dicari pola-pola, hukum,
prinsip-prinsip, dan akhirnya menarik kesimpulan dar analisis yang telah dilakukan.
Peneitian kualitatif menutut guba dan lincola ( 1985 : 198 ) qualitative methods are
stressed whitin the naturalistic paradigm is antiquantitative but becase qualitative
metods come more easily to the human as instrumen. Dalam penelitian kaulitatif
yang ditekankan adalah paradigma natural, karena manusia sebagai insrtument
utama dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif tidak memulai dengan sebuah
teori untuk menguji atau membuktikan. Berangkat dari kasus-kasus yang bersifat
khusus berdasarkan pengalaman nyata untuk kemudia dirumuskan menjadi model,
konsep, teori, prinsip, proporsi, atau definisi yang bersifat umum. Pengambilan data
pada penelitian kualitatif dilakukan secara berulang-ulang sampai dirasakan jenuh
atau sampai dirasakan jawaban yang didapat hampir sama. Seperti yang dikatakan
oleh Guba dan Lincoln (1985 : 188) “the iteration are repeated as often as
necessary until redudancy is achived”.
PEMBAHASAN
A. Pengimplementasian e-Health Di Indonesia
Penerapan electronic government (e-gov) merupakan suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dengan memanfaatkan sistem elektronik, termasuk
didalamnya penggunaan IT dan internet yang bertujuan untuk memudahkan kinerja

607
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

pegawai di pemerintahan, serta untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada


masyarakat sebagai sasaran utamanya. Layanan e-helath telah diterapkan di
beberapa kota di Indonesia yaitu kota Surabaya, Padang dan Manado.
Adapun kota yang sangat berkembang dalam pengimplementasi e- health
yaitu kota Surabaya. Sebelum adanya e-health ini masih banyak pasien yang
mengeluhkan dalam antrian rumah sakit ataupun puskesmas, dengan adanya e-
health ini pasien ataupun masyarakat Indonesia yang ingin kerumah sakit untuk
berobat ataupun chek up bisa mendapatkan nomer antrian pasien dengan
menggunakan online, dimana akan memudahkan masayarkat dalam nomer antrian
sehingga tidak terjadia antrian yang cukup panjang dan membuang waktu dengan
sia-sia. Dalam pengimplemntasian pelayana kesahatan yang berbasis online atau E-
health ini memerlukan pihak yang terkait atau stakeholder untuk menjalankan
proyek e-government, adapun pihak-pihak yang terkait dalam pengimplementasian
pelayanan kesahatan berbasis online yaitu dinas kependudukan dan catatan sipil
setiap kota ataupun kabupaten, yang dimana berperan untuk status warga kota
ataupun kabupaten bisa dikases melalui online. Selain itu juga dinas komunikasi
dan informatika setiap kota ataupun kabupaten sebagai memfasilitasi jaringan
internet dan juga dinas kesahatan kota-kota atau kabupaten di Indonesia. Adapun
sasaran utama layanan e-health itu sendiri yaitu pasien yang berada dalam satu
wilayah kerja dengan puskemas-puskesmas ataupun rumah sakit yang ada di
Indonesia.
Dalam penerapan e-government khusunya ada berberapa yang
mempengaruhi dalam keberhasilan. Menurut indigrit (N.U.R, 2016) terdapat
delapan elemen sukses manajemen proyek e-government khususnya e-health yang
dapat mempengaruhi keberhasilan dari peneraoan layanan e-government (e-health)
antara lain: yang pertamana yaitu lingkungan politik, yang mana lingkungan politik
ini yaitu dasar hukum yang digunakan dalam penerapan e-health, yang mana
dijelasakan pada undang-undang 1945, selain itu juga pada Inpres no 3 tahun 2003
dan juga pada undang-undang no 14 tahun 2008.
Pada elemen lingkunan politik ini dapat diketahui bahwa lingkungan politik
pada saat penerapan layanan e-health sangat kondusif. Yang kedua yaitu
kepeminpinan, dimana dalam penerapan e-health itu sendiri harus adanya staff IT

608
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

pada setiap puskesmas ataupun rumah sakit yang ada di daerah-daerah, katna staff
IT ini lah yang mengatur akan pengoprasian databasenya. Dengan adanya elemen
kepemimpinan ini dalam proses penerapan e-health maka akan terpenuhi. Yang
ketiga yaitu, perencanaan, dalam penelerapan e-health pemerintah perlu adanya
perencaanaan untuk kedapannya, seperti mengenalkan kepada masayarakat tentang
e-helath dan cara penggunaan e-health nya, selain itu adanya pelatihan-pelatihan
untuk para pegawai. Itu semua merupakan perencaan yang harus di lakukan
pemerintah sebelum menerapkannya e-health, agar lebih optimalnya penerpan e-
health itu sendiri. yang ke empat yaitu, pihak yang berkempentingan. Pihak pihak
yang dianggap berkepentingan atau stakeholder, yang mana telah disebatkan diatas,
bahwasanya sangat berpengaruh sekali stakeholder ini sendiri dalam penerapan e-
health.
Kelima yaitu transparansi, dalam semua kegiatan pemerintahan itu sangat
diperlukannya transparansi baik itu dalam anggaran ataupun dalam bentuk
kegiatannya, dalam bentuk kegiatannya, dengan menyebarluaskan informasi-
informasi tentang layanan e-health kepada masayarakat. Yang keenam, yaitu
sumber dana, dimana sumber dana sangatlah penting untuk menjalankan semua
kegiatan bukannya dalam kegiatan e-health saja tetapi semua kegiatan sangatlah
penting, tanpa adanya dana yang dikeluarkan oleh pemerintah maka kegiatan tidak
akan berjalan. Yang ke tujuh yaitu teknologi, dalam penerapan e-health ini
sangatlah penting sekali tekniologi, karna e-health itu sendiri menggunakan
teknologi untuk menjalankannya. Yang delapan yaitu inovasi, inovasi sangatlah
penting dalam menerapkan kegaiatan yang baru, agar lebih efektif dan agar lebih
berjalan lancar sesuai dengan tujuanya kegiatanya itu sendiri.
Dalam pengimplementasia e-health ada beberapa program e-health yang
perlu diketahu. Program e-health merupakan salah satu bentuk pengembangan e-
government yang telah diamanatkan oleh pemerintah melalui instruksi Presiden
No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan Strategi Nasional yang merupakan upaya
pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.
Salah satu contoh program e-health yaitu:
a. Individual electronic health information yaitu penyedia jasa akan memberikan
pelayanan penyimpanan dan pengelolaan informasi kesehatan seseorang

609
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

contohnya program Personal health record (PHR), electronic health record


(EHR), Electronic medical record (EMR) .
b. Healthcare service delivery tools yaitu penyedia jasa kesehatan memberikan
pelayanan diagnosis dan memberikan pelayanan kesehatan kepada seseorang
melalui elektronik contohnya realtime clinical data access and analysis, clinical
decision support.
c. Healthcare management and administration yaitu penyedia jasa memberikan
pelayanan jasa kesehatan secara komprehensif dari mulai informasi kesehatan,
pengobatan, pengawasan dan tindakan.
Indonesia sekarang ini sangatlah tertinggal dalam bentuk teknologi,
sehingga Indonesia juga tertinggal dalam penerapan electronic government. Dalam
pengimplementasi e-government sedniri ini masih belum meratanya kepada setiap
daerah karna masih banyaknya kendala-kendala yang di hadapi setiap daerahnya
masing- masing, khusunya yaitu dalam bentuk pelayanan keselatan yang berbasik
e-health, dimana pengimplementasian e-health ini sendiri masih banyaknya
kendala-kendala dan juga belum meratanya pengimplementasianya.
Dalam pengemplementasian e-health sejauah ini hanya kota Surabaya yang
sudah dianggap baik ataupun merata, walaupun masih ada beberapa kendala. Dalam
pengimplemntasian itu sendiri pemerintah pusat seharusnya agar lebih tegas untuk
setiap daerah dalam rumah sakit ataupun puskesmas itu mengunakan e-health agar
mempermudahnya masyarakat, selain itu juga agar e-goverment di Indonesia itu
sendiri berjalan, salah sataunya permasalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat Indonesia. Aplikasi e-health dari segi teknologi memiliki kualitas yang
cukup memadai mulai dari hardwere dan softwere. Software nya sendiri merupakan
upgrade dari SIMPUS versi 1.0 ke SIMPUS versi 2.1 dan layanan e-health sudah
terintegrasi dengan baik. Sehingga, meskipun sistem baru e-health tidak
mengurangi fungsi utama dari SIMPUS yang lama.
B. Perbandingan Penerapan e-Health di Daerah
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pemberian pelayanan kesehatan
merupakan kewajiban pemerintah dan merupakan hak masyarakat serta telah
tercantum dalam UUD 1945. Penggunaan e-Health dalam pelayanan kesehatan
merupakan cara pemerintah agar memudahkan masyrakat dalam memperoleh

610
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

pelayanan kesehatan. Dimana dengan adanya aplikasi ini masyarakat tidak perlu
mengantri berjam-jam, lalu masyarakat dapat mengeluhkan sakit agar mendapatkan
rujukan atau pertolongan pertama terkait masalah kesehatan.
untuk mendaftar mereka hanya perlu mengakses melalui website ataupun
aplikasi yang disediakan oleh pemerintah. Indonesia merupakan negara yang
memilki jumlah penduduk yang padat serta sebagai negara berkembang tetntunya
mmeilki berbagai masalah dalam bidang pelayanan salah satunya adalah bidang
kesehatan. Dengan adanya sistem aplikasi ini maka diharapkan dapat mengurangi
masalah-masalah dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat tersebut.
Ada beberapa daerah yang telah menerapkan ini inovasi e-Health ini.
Pertama, Kota Surabaya yang inovasi dalam pelayanan publiknya sering menjadi
percontohan bagi daerah-daerah di Indonesia. Inovasi yang dikeluarkan pemkot
Surabaya ini masuk dalam Top 25 Pelayanan Publik tingkat Nasional Tahun 2015.
E-health milik kota Surabaya dapat diakses melalui https://ehealth.surabaya.go.id.
Ada tiga pilihan bahasa di dalamnya yaitu, bahasa Indonesia, bahasa jawa dan
bahasa Madura. E-health ini bisa digunakan untuk mendaftar di puskesmas dan
rumah sakit yang ada di sekitaran Kota Surabaya. Serta ada pilihan poli yang akan
kita datangi. Adanya inovasi ini adalah untuk mengatasi antrian yang kadang dapat
memakan waktu lama, dengan menggunakan aplikasi ini pasien akan diberikan
nomor antrian secara online dan dapat memprediksi waktu kedatangan.
Kedua, penerapan e-Health ini ada di Kota Padang dengan nama E-
Puskesmas yang tepatnya ada di Puskemas di Ambacang. Layanan E-Puskesmas
ini dapat digunakan untuk mendaftar, konsultasi dengan dokter, membaca artikel
kesehatan, bahkan mengecek nomor antrian. Sayangnya dalam penggunaannya
masih sering terjadi error antara jeleknya jaringan atau terjadi server eror. Jadi,
masyarakat masih sering melakukan antrian secara manual.
Ketiga, penerapan e-Health di Bantul, Yogyakarta dengan nama SIMPUS
(Sistem Manajemen Puskesmas). E-Health di sini digunakan untuk mengimput
dapat pasien ke dalam database BPJS dan menghitung berapa banyak pasien yang
datang ke puskesmas dengan mengimput nomor asuransi anggota. Karena
terkadang ada data nama yang sama tetapi dengan memasukan nomor asuransi akan
lebih cepat ketemu. Tetapi permasalahan yang terkadang menjadi hambatan adalah

611
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

ketika mati lampu, computer terserang virus ataupun jaringan yang jelek akan
membuat computer eror dan harus di restart berkali-kali.
Itulah beberapa contoh daerah yang telah melaksanakan e-health di
daeranmnya masing-masing. Walaupun masih terdapat kekurangan dalam
penerapannya, setidaknya pemerintah berupaya memberikan pelayanan yang
maksimal kepada masyarakatnya agar mereka mendapatkan haknya sebagai warga
negara. Terutama terhadap pelayanan dasar yang wajib pemerintah sediakan kepada
masyarakat. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar kepada pemerintah yang
akhirnya akan menunjukkan kesejahteraan masyarakat.
C. Tantangan dan Permasalahan Penyelenggaraan E-Health
Sistem pelayanan kesehatan yang berbasis teknologi ini masih menjadi
sebuah tantangan sendiri bagi pemerintah. Dengan jumlah penduduk Indonesia 240
juta jiwa yang tersebar dari 17000 pulau, pemerintah harus memenuhi layanan
kesehtan yang menyeluruh , sehingga menjadi tantangan besar bagi pemerintah
sendiri.dalam implementasinya tentu masih ditemukan beberapa kendala sehingga
tidak meratanya pelayanan kesehatan yang berbasis sistem tersebut.
1. Kurang meratanya jaringan Internet
Sistem e-health merupakan salah satu aplikasi yang penunjang utamanya
menggunakan jaringan internet untuk meningkatkan pelayanan kesehatannya. Di
daerah- daerah di indonesia masih banyak daerah yang bmasih minim infrastruktur
jaringan internet. Kesenjangan digital ini akhirnya menimbulkan ketidak merataan
layanan Internet ini menjadi sebuah komponen penting dalam mentranfer layanan
kesehatan pada e-health Jaringan Internet ini menjadi hal penting ketika sistem
aplikasi layanan tersebut ingin di gunakan , maka jika tidak ada jaringan internet
maka tidak dapat di operasikan.
Kurang meratanya jaringan internet ini merupakan penyebab utama
mengapa belum meratanya layanan e-health di seluruh indonesia. selain itu dengan
letak geografis indonesia yang berkepulauan sehingga makin sulit untuk
dikembangkan didaerah-daerah terpencil , dan dengan mahalnya biaya
pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi maka hal ini
menjadi pertimbangan terkait pendanaannya, sehingga terbelakangkan dengan
keperluan pembangunan lainnya. Sehingga pemerataan jaringan internet perlu

612
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

dikembangkan diseluruh Indonesia. dengan adanya jaringan internet maka akan


terjangkau pelayanan kesehatan tersebut. maka penyelenggaraan e-health di
Indonesia baru berjalan di kota-kota besar saja seperti di Surabaya, Jakarta,
Bandung dll. Sehingga dengan luaa geografis indonesia yang sangat luas ,
pemerintah harus menyiapkan dari hal teknis dan non teknis , teknis yang dimaksud
merupakan kesiapan jaringan internet lalu kesiapan dari organisasi kesehatannya
sendiri sesuai dengan kebutuhan daerah- daerahnya. semakin mudah mengakses
internet maka akan semakin mudah merasakan pelayanaan kesehatan e-health ini.
sehingga masyarakat tidak perlu lama-lama menunggu antrian di rumah sakit.
2. Sumber Daya Manusia
Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk kurang maksimal
dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, masih banyak kita
temukan masyarakat yang telat mendapatkan pelayanan dikarenakan sistem
administrasi yang berbelit -belit.dalam bidang layanan kesehatan indonesia
faktanya masih kekurngan tenaga kesehatan. Jumlah Rasio dokter umum per
100.000 penduduk di Indonesia hanya mencapai 30.98, berada di bawah rasio
dokter ideal menurut Indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu 40/100.000
penduduk.Untuk dokter spesialis,rasio Indonesia hanya di tingkatan 8.14,
sementara Malaysia telah mencapai rasio > 60, dan Filipina mencapai rasio 120.
Sementara produksi tenaga dokter di Indonesia belum mencukupi dan
kebutuhan pelayanan kesehatan terus meningkat, oleh karena itu diperlukan alat
bantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan. sumber daya
manusia merupakan roda penggerak berhasil atau tidaknya layanan kesehatan
elektronik tersebut, semakin sumber daya manusianya menguasi sistem e-health
maka semakin baik pula kualitas kesehatannya. Sumber daya manusia sendir masih
menjadi kendala ang besar dalam implementasi pelayanan kesehatan e-health
tersebut. sumber daya manusia dari pemberi layanan dengan yang menerima
layanan masih belum kasimal menguasai teknologi informasi .
pemberi layanan yaitu dari pihak rumah sakit ataupun puskesmas-
puskesmas masih ada yang belum menguasai teknologi informasi tersebut
sehingga hanya terjadi satu arah saja tidak ada timbal balik yang diberikan baik
dari pihak rumah sakit maupun masyarakat. begitupun dari masyarakatnya sendri

613
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

banyak yang tidak mau belajar dan khususnya masyarakat awam ang tidak terlalu
bisa menggunakan internet lebih memilih mekanisme yang manual , oleh karena
itu pemberian pendidikan sangat perlu diberikan kepada pemberi layanan e-health.
Dengan memberikan pendidikan dan pelatihan maka para pegawai yang menjadi
pemberi layanan akan lebih mudah memberi pelayanan dengan baik sehingga
tercipnya pelayanan yang berkualitas. Dari segi masyarakatnya sendiri pemeritah
perlu mensosialisasikan peayanan ini serta menyiapkan petugas untuk memberikan
informasi-informasi terkait mekanisme pelayanan tersebut. sehingga masyarakat
dapat menjalankan sistem tersebut dan dapat menjadikan sistem ini berjalan
dengan baik.
Dari segi tenaga medis juga perlu penguasaan terkait aplikasi ini , sehingga
mereka dapat mengindentifikasi pelayanan kesehatan yang akan diberkan.
Kesiapan sumber daya manuasia adalah elemen terpenting , inovasi layanan e-
health ini perlu penyebaran yang luas terkait informasi mengenai layanan e-health
. sehingga jangan sampai tujuan e-heallth sendiri memudahkan masyarakat malah
menjadikan masyarakat semakin lama dalam menerima pelayanan. Sumber daya
manusia yang berkompetensi serta profesional yang dibutuhkan dalam manajemne
pelayanan e-health tersebut. dengan adanya tenaga kesehatan yang berkemampuan
serta profesional maka kualitas pelayanan akan ljauh lebih baik. kembali ke
sumdaya manusia tersebut jika sebuah program ingin berjalan dengan baik. oleh
karena itu sebuah pelayanan harus terintegrasi dengan baik secara offline maupun
online.
3. Regulasi keamaanan data masyarakat
E-Health merupakan sebuah program yang diamanatkan oleh pemerintah
melalui intruksi Presiden No.3 Tahun 2003 Tentang kebijakan dan strategi
Nasional yang mana salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan layanan yang
efisien dan efektif.. Dalam penggunaan layanan kesehatan e-health ini ada rekam
kesehatan elektronik yang mana rekam kesehatan ini memuat data kondidi
kesehatan pasien yang sangat bersifat pribadi yang tersimpan dalam sebuah sistem
komputer. Data tersebut berupa data dEmografi, riwayat medis, pengobatan, hasil
uji data laboraturium, proses keperaawtan. Dengan adanya data data yang
tersimpan pribadi yang mana dapat diakses dengan mudah oleh pihak pengguna

614
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

serta pihak rumah sakit, hal ini memungkinkan untuk dapat diakses dengan mudah
dan dapat disalah digunakan data-data tersebut. K
data pribadi merupakan hal penting untuk masyarakat atau yang mengakses
pelayanan tersebut. sehingga perlu adanya jaminana keamaann data tersebut.
berdasarkan survei dari Deloitte Indonesia sebesar 15,6% persen pengguna layanan
kesehatan digital masih kurang puas dengan layanan kesehatan digital ini , salah
satunya adalah data privacy . data pribadi yang terintegrasi dengan sistem
komputer maka data tersebut bisa diakses oleh pihak pihak yang tidak bertangung
jawab. Oleh karena itu kebijakan data pengguna layanan kesehatan e-health perlu
ada jaminan keamanan yang lebih spesifik waluapun sudah ada beberapa undang-
undang terkait jaminan kerasiaan data informasi dan transaksi elektronik pada :
- pasal 26 ayat 1 UU ITE bahwa pengunaan setiap inormasi melalui medis
elektronik harus dilakukan atas persetujuan orang yang menangkut data
pribadi seseorang harus dilakukamn atas pesetujuan orang yang
bersangkutan.
- PP No. 82 Tahun 2002 Tentang penyelenggaraan Sistem dan transaksi
elektronik Pasal 15 yang mengatur tanggung jawab penelenggaraan sistem
elektronik yang wajib menjaga rahasia, keutuhan dan ketersedian data pribadi
yang dikelolanya wajib menjamin bahwa perolehan penggunaan dan
pemanfaatan data pribadi harus berdasarkan persetujuan pemilik data pribadi.
Adanya peraturan-peraturan tersebut masih menjadi tantangan bagi
pemerintah yang mana belum adanya peraturan yang merujuk langsung pada
penguna layanan kesehatan health. Pemerintah perlu mengkaji terkait jamninan
keamana data pribadi , bahwa pentingnya perlindungan data pribadi pasien
sehingga dierlukann pengaturan ataupun regulasi khusus terkait perlindungan data
pribadi pasien pada program e-health walaupun sudah ada beberapa yang telah
diatur oleh undang-undang.
KESIMPULAN
E-Government atau electronic government merupakan cara pemerintah
melakukan pemerintahan melalui teknologi dimana itu dapat membantu untuk
memangkas hal-hal yang tidak perlu serta akan lebih efisien dan efektif dalam
pengerjaannya, dan juga aka nada transparansi yang akan tercipta dengan

615
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

menggunakan teknologi karena dengan mudah untuk mengaksesnya dan juga akan
lebih murah dan ramah lingkungan dalam penggunaannya karena tidak lgai
menggunakan kertas (paperless).
E health adalah aplikasi internet atau teknologi lain yang berkaitan di
industry pelayanan kesahatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses, efesiensi,
efektivitas, dan kualitas dari poses medis dan bisnis, yang meilbatkan organisasi
pelayanan medis, labotaorium, apotek, asuransi dan pasien sebagai konsumen. E-
health sanfat membantu masyarakat untuk mendapatkan fasilitas pelayanan
khususnya pelayanan kesehatan di tempat mereka inginkan.
Dengan kemajuan teknologi dan informasi dan menuntuk masyarakat untuk
melek teknologi, masyarakat dengan mudah dapat mengaksesnya melalui website
yang telah disediakan untuk mendapatkan nomer antrian secara online. Dasar
hukum penyelenggaraan e-Health di Indonesia adalah sesuai dengan amanat dari
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat (1) yang berbunyi “ Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government.
Sistem pelayanan kesehatan yang berbasis teknologi ini masih menjadi
sebuah tantangan sendiri bagi pemerintah. Dengan jumlah penduduk Indonesia 240
juta jiwa yang tersebar dari 17000 pulau, pemerintah harus memenuhi layanan
kesehtan yang menyeluruh , sehingga menjadi tantangan besar bagi pemerintah
sendiri.dalam implementasinya tentu masih ditemukan beberapa kendala sehingga
tidak meratanya pelayanan kesehatan yang berbasis sistem tersebut. Adapun ada
beberapa permasalah yaitu Kurang meratanya jaringan Internet, Sumber Daya
Manusia dan Regulasi keamaanan data masyarakat.
e-health telah diterapkan dibeberapa kota di Indonesia yaitu kota Surabaya,
Padang dan Manado. Sistem e-health mulai tahun 2014 yang didasarkan pada UU
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014
tentang Sistem Informasi Kesehatan, Permenkes No. 55 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis. Adapun kota yang sangat berkembang
dalam pengimplementasi e- health yaitu kota Surabaya.Indonesia sekarang ini

616
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

sangatlah tertinggal dalam bentuk teknologi, sehingga Indonesia juga tertinggal


dalam penerapan electronic government. Dalam pengimplementasi e-government
sedniri ini masih belum meratanya kepada setiap daerah karna masih banyaknya
kendala-kendala yang di hadapi setiap daerahnya masing- masing, khusunya yaitu
dalam bentuk pelayanan keselatan yang berbasik e-health, dimana
pengimplementasian e-health ini sendiri masih banyaknya kendala-kendala dan
juag belum meratanya pengimplementasianya, dalam pengemplementasian e-
health sejauah ini hanya kota Surabaya yang sudah dianggap baik ataupun merata,
walaupun masih ada beberapa kendala.
Dalam pengimplemntasian itu sendiri pemerintah pusat seharusnya agar
lebih tegas untuk setiap daerah dalam rumah sakit ataupun puskesmas itu
mengunakan e-health agar mempermudahnya masyarakat, selain itu juga agar e-
goverment di Indonesia itu sendiri berjalan, salah sataunya permasalah kesehatan
yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Aplikasi e-health dari segi
teknologi memiliki kualitas yang cukup memadai mulai dari hardwere dan
softwere. Software nya sendiri merupakan upgrade dari SIMPUS versi 1.0 ke
SIMPUS versi 2.1 dan layanan e-health sudah terintegrasi dengan baik. Sehingga,
meskipun sistem baru e-health tidak mengurangi fungsi utama dari SIMPUS yang
lama.

DAFTAR PUSTAKA
Endriani, L. W., & Sulistyawati, S. (2019). SIMPUS eHealth Evaluation at Bantul
District, Yogyakarta. JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen
Rumah Sakit). Vol.8 No.1.
http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs/article/view/5809. Diakses pada
18 November 2019 Pukul 16.22 WIB.
Hadi, Krishno, Asworo, Listiana, Taqwa, Iradhad. (2020). “Inovasi Dialogis:
Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem
Pelayanan Malang Online). Journal of Government and Civil Society,
4(1),115–129, DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438.
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi, Indikator, dan
Implementasinya. Gava Media : Yogyakarta.

617
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Indrajit, Richardus Eko. 2005. E-government In Action. Andi : Yogyakarta.


Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Government: Strategi Pembangunan dan
Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital.
Andi : Yogyakarta.
Jaliyanti, D. (2018). Analisis Penerapan E-Health Sebagai Perwujudan Pelayanan
Prima Di Puskesmas Peneleh Kecamatan Genteng Kota
Surabaya. Jurnal Administrasi Perkantoran. Vol. 6 No.2.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/JPAPUNESA/article/vie
w/25679. Diakses Pada 20 November 2019 Pukul 13.02 WIB.
Nazir, Moh. ( 2009 ). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia : Jakarta Selatan.
Mas Ammah, N. U. R. (2016). Penerapan Layanan Electronic Health (E-Health)
Di Puskesmas Peneleh Kecamatan Genteng Kota Surabaya. Publika.
Vol. 4 No.10.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/171
21. Diakses Pada 23 November 2019 Pukul 16.17 WIB.
Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Buku kedokteran
EGC:Jakarta.
Rahman, Miftahul,dkk. (2020). E-Goverment Based Education Policy
Innovation Through E-Panrita Applications (online Attendance Study
For Teacher at SMAN 3 Luwu). Journal of Local Government Issues,
3(2), 50-63, DOI: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10987
Rosadi, Sinta Dewi. 2017. Implikasi Penerapan Program E-Health Dihubungkan
Dengan Perlindungan Data Pribadi. Jurnal Arena Hukum. Vol. 9 No. 3.
https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/view/288. Diakses
Pada 18 November 2019 Pukul 16.45 WIB
Saputro, A. B., Adnan, M. F., & Alhadi, Z. (2018). Pelaksanaan Layanan E-
Puskesmas Di Puskesmas Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang.
JPSI (Journal of Public Sector Innovations). Vol. 2 No. 1.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpsi/article/view/2364. Diakses Pad
20 November 2019 Pukul 19.49 WIB.

618
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Setianto, W. A. 2016. Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Jurnal


Ilmu Komunikasi. Vol. 14 No. 3.
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/2128.
Diakses Pada 18 November 2019 Pukul 20.21 WIB.

619

Anda mungkin juga menyukai