Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN ORGANISASI

PERFOMANCE MANAGEMENT

Disusun Oleh:

YOHANA THERESIA EVRATA CHANDARASARI

(01012622024006)

Dosen Pengampu:

DR. ZUNAIDAH, M.SI

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2020/2021
A. PENGERTIAN PERFOMANCE MANAGEMENT
Secara umum, pengertian manajemen kinerja adalah suatu kegiatan manajerial yang
bertujuan untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah tercapai secara konsisten dengan
berbagai cara yang efektif dan efisien. Ada juga yang mendefinisikan manajemen kerja (MK)
sebagai aktivitas untuk memastikan agar tujuan organisasi dicapai secara konsisten melalui
proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penilaian kinerja perangkat organisasi tersebut.
Performance management tidak hanya berhubungan dengan kinerja para pegawai secara
personal, namun juga terkait dengan kinerja suatu organisasi secara keseluruhan. Dengan kata
lain, MK sangat berhubungan dengan proses dan hasil kerja berdasarkan tujuan strategis suatu
organisasi, yaitu kepuasan konsumen dan berkontribusi pada ekonomi.
Menurut Bacal (1999) mendefinisikan performance management sebagai komunikasi
yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara karyawan dan atasan
langsungnya. Definisi ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Amstrong (2004), bahwa
performance management adalah pendekatan strategis dan terpadu untuk meraih kesuksesan
yang berkelanjutan pada organisasi. Caranya adalah dengan memperbaiki kinerja karyawan dan
mengembangkan kemampuan tim. Jadi, dapat disimpulkan bahwa performance management,
atau manajemen kinerja, adalah sebuah proses bersifat sistematis dalam perusahaan, yang
melibatkan karyawan demi mencapai misi dan tujuan organisasi. Pasalnya, berbagai penelitian
menunjukkan bahwa manajemen performa berhubungan erat dengan pencapaian tujuan
organisasi atau perusahaan.

B. TUJUAN DARI PERFORMANCE MANAGEMENT


Secara umum memang performance management dilakukan untuk menjaga kestabilan
performa karyawan di perusahaan. Namun, secara lebih spesifik, performance management
memiliki beberapa tujuan berikut:
 Mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan, sehingga membantu manajemen untuk
menentukan karyawan yang tepat dalam melakukan pekerjaan tertentu.
 Memberikan feedback kepada karyawan secara tepat sasaran dan efisien.
 Menjadi acuan untuk menentukan kompensasi, kenaikan gaji, struktur upah, dan lain-lain.
 Meningkatkan sistem komunikasi dua arah antara pihak manajemen dan karyawan.
 Meningkatkan kinerja karyawan melalui pemberdayaan karyawan dan mekanisme pemberian
penghargaan (rewards).

C. TAHAPAN PERFORMANCE MANAGEMENT


Dalam praktiknya, penerapan manajemen kinerja dibagi menjadi beberapa tahapan.
Berikut penjelasannya:
1. Fase Plan
Pada tahap ini, perusahaan menyusun rencana kerja yang disesuaikan dengan standar,
target, Key Performance Indicator (KPI), dan sasaran strategis. Tidak boleh lupa pula
untuk menerapkan nilai SMART, bahwa rencana tersebut haruslah Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, dan Time-oriented. Karena bersifat top-down, maka direktur atau
CEO lah yang seharusnya membuat target perencanaan terlebih dulu, baru setelah itu
diturunkan ke karyawan hingga level terendah.
2. Fase Do
Begitu rencana kerja sudah disusun, saatnya melaksanakan rencana tersebut. Pengawasan
tetap harus dilakukan agar bisa memberikan feedback kepada karyawan. Tujuannya
untuk memastikan agar pelaksanaan kerja tetap sesuai dengan rencana sehingga
manajemen kinerja pun berjalan optimal.
3. Fase Check
Bagaimana performa atau kinerja karyawan? Pada tahap inilah Anda bisa melakukan
evaluasi pencapaian kinerja karyawan dengan membandingkannya pada rencana yang
telah dibuat. Selain karyawan yang bersangkutan dan atasan langsung, biasanya pihak
lain yang juga terlibat pada tahapan ini adalah HRD dan top management.
4. Fase Action
Setelah mengantongi hasil evaluasi kinerja karyawan, saatnya Anda mengambil langkah
yang tepat sesuai hasil tersebut. Jika memang karyawan berhasil mencapai target, berikan
penghargaan yang seharusnya. Namun, jika belum, berikan teguran secara private dan
motivasi ia untuk bekerja lebih baik lagi.

D. SYARAT PERFORMANCE MANAGEMENT


Terdapat beberapa alat dan syarat dalam menjalankan performance management. Beberapa
alat tersebut misalnya Manajemen Mutu ISO, MalcolmBaldridge (MBNQA), Lean Six Sigma,
Balanced Scorecard (BSC), Six Sigma, dan lain-lain.
Namun apapun alat yang digunakan, penerapan manajemen kinerja harus memenuhi syarat-
syarat dasar berikut ini:
 Perusahaan harus memiliki strategi yang jelas dalam upaya mewujudkan tujuannya.
 Perusahaan memiliki indikator kinerja utama (key perfomance indicator) yang terukur
secara kuantitatif, memiliki target yang ingin dicapai, dan jelas batas waktunya.
 Terdapat kontrak kinerja, di mana ukuran-ukuran kinerja dituangkan dalam bentuk
kesepakatan antara bawahan dan atasan.
 Terdapat siklus manajemen kinerja yang baku dan dipatuhi seluruh elemen perusahaan,
yaitu berupa perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
 Terdapat pemberian reward dan punishment yang sifatnya membangun dan konsisten di
dalam perusahaan.
 Adanya dedikasi kepemimpinan yang kuat di tingkat atas (top managers) sehingga
perusahaan memiliki kinerja yang tinggi demi terwujudnya tujuan perusahaan.
 Penerapan konsep manajemen berdasarkan kompetensi, “the right man in the right
place” demi mencapai kinerja perusahaan yang lebih baik.

E. PERBEDAAN PERFORMANCE MANAGEMENT DAN PERFORMANCE


APPRAISAL
 Performance management atau manajemen kinerja idealnya dilakukan terus menerus secara
berkelanjutan. Tujuannya bukan hanya untuk evaluasi, tapi juga mendorong karyawan untuk
berkontribusi sekaligus mengembangkan diri.
 Sedangkan, performance appraisal umumnya dilakukan pada akhir periode, misalnya setahun
sekali. Performance appraisal bertujuan untuk evaluasi akhir terkait target kerja karyawan,
apakah mereka berhasil mencapainya atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai