Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN ORGANISASI

WORK DESIGN

Disusun Oleh:

YOHANA THERESIA EVRATA CHANDARASARI

(01012622024006)

Dosen Pengampu:

 Dr. Hj. Agustina Hanafi, M.B.A

MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS


SRIWIJAYA PALEMBANG
2020/2021
DESAIN PEKERJAAN

Suatu penyebab utama kinerja pekerjaan yang efektif adalah perancangan pekerjaan.
Dalam pengertian tekhnis, perancangan pekerjaan merujuk pada proses dimana
manajer menetapkan tugas dan otoritas karyawan. Perancangan pekerjaan berusaha
mengidentifikasikan kebutuhan karyawan dan organisasi yang paling penting,
menyingkirkan penghalang di tempat kerja yang membuat kebutuhan tersebut
menemui jalan buntu (Ivancevich et al, 2007). Desain pekerjaan dihubungkan dengan
proses dimana manajer menspesifikasikan isi, metode dan hubungan pekerjaan untuk
memiliki kepentingan organisasi dan individu. Dan harus menjelaskan isi dan tugas
serta posisi pimpinan unit serta hubungan posisi masing-masing anggota timnya.

Kemudian yang dimaksud dengan desain pekerjaan adalah cara tugas-tugas


digabungkan untuk menciptakan pekerjaan individu, tingkat fleksibilitas (keluwesan)
yang dimiliki karyawan dalam pekerjaan mereka, dan ada atau tidaknya sistem
pendukung organisasi (seperti perawatan di tempat kerja dan cuti keluarga). Semuanya
berpengaruh langsung pada kinerja dan kepuasan karyawan. Pengertian desain
pekerjaan (work design) adalah suatu pendekatan didalam suatu pekerjaan yang
dilakukan dengan sedemikian rupa untuk memetik minat pekerjaan yang dilakukan
dengan mengandalkan, mempertimbangkan job enlargment yaitu praktek untuk
memperluas isi daripada suatu pekerjaan yang meliputi jenis dan tugas dalam tingkat
yang sama dan job enrichment yaitu praktek yang memberikan karyawan tingkat
kebebasan yang lebih tinggi terhadap perencanaan dan pengorganisasian melalui
implementasi kerja dan evaluasi kerja (Greenberg dan Baron,1996)

Desain pekerjaan yang ideal selalu memperhatikan :

1. Tanggung jawab
Serentetan pernyataan tertulis tentang tugas yang akan dikerjakan oleh pegawai
atau pekerja yang berisi informasi tentang tanggung jawab yang diemban oleh
pegawai atau pekerja yang bersangkutan.
2. Urutan kegiatan/ prosedur kerja (SOP)
Informasi yang rinci tentang urutan kegiatan atau prosedur kerja, yang dilengkapi
dengan informasi yang lebih rinci seperti langkah-langkah tekhnis, alternatif jalan
keluar yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Standar kualitas pekerjaan
Merupakan derajat ukur kerja, dengan derajat inilah suatu kinerja dinilai baik atau
buruk, sesuai dengan prosedur atau tidak, sah atau melanggar aturan, layak jual atau
tidak. Standar kualitas kerja biasanya mengacu pada produk akhir suatu pekerjaan,
tetapi kadangkala standar kualitas ini dibuat untuk menilai suatu proses pekerjaan
Desain pekerjaan atau rancang pekerjaan merupakan pengembangan dari analisis
pekerjaan terkait dengan upaya untuk memperbaiki efisiensi, efektifitas,
produktifitas, dan kinerja perusahaan. Dalam merancang pekerjaan hendaknya
memperhatikan hubungan antara teknologi dengan manusia. Selain itu juga harus
memfasilitasi pencapaian tujuan perusahaan serta mengetahui kapasitas dan
kebutuhan karyawan yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Desain pekerjaan menguraikan cakupan, kedalaman, dan tujuan dari setiap


pekerjaan yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
lainnya. Tujuan pekerjaan dilaksanakan melalui analisis kerja, dimana para manejer
menguraikan pekerjaan sesuai dengan aktifitas yang dituntut agar membuahkan hasil
(Gibson, 1987). Dalam rancang pekerjaan (job design) ada tiga hal penting untuk
diperhatikan :

1 Rancangannya harus mencerminkan pemenuhan tuntutan lingkungan.


2 Mencapai hasil dan kepuasan pekerjaan yang maksimal.
3 Para pelaksana harus mampu berperan sebagai umpan balik.
Komponen Desain Pekerjaan
Ada 7 (tujuh) komponen dari desain pekerjaan yang harus diperhatikan yaitu
(Hatani, 2008) :
1. . Spesialisasi tenaga kerja
Spesialisasi tenaga kerja, Adam Smith (1876) mengemukakan bahwa spesialisasi
tenaga kerja dan pekerja akan membantu menekan biaya tenaga kerja dengan
beberapa cara :
a Karyawan mengalami pengembangan keterampilan dan proses belajar yang
lebih cepat karena adanya pengulangan pekerjaan.
b Berkurangnya waktu yang terbuang karena karyawannya tidak bergantiganti
pekerjaan atau peralatan.
c Peralatan yang terspesialisasi berkembang dan investasi akan berkurang
karena karyawan memiliki hanya sedikit peralatan yang dibutuhkan untuk
tugas-tugas tertentu.
d Charles Babbage (1832) menetapkan bahwa pertimbangan keempat juga
penting dalam rangka efisiensi tenaga kerja yaitu menyarankan agar
perusahaan membayar upah yang disesuaikan dengan keahlian tertentu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Perluasan pekerjaan Perluasan pekerjaan, dalam upaya meningkatkan mutu kerja
maka terjadi perubahan pola dari sistem spesialisasi pekerjaan kearah desain
pekerjaan yang lebih bervariasi. Teori yang melatar belakangi hal tersebut adalah
bahwa variasi membuat pekerjaan menjadi lebih baik sehingga mutu kerja para
karyawan meningkat. Artinya hal tersebut akan menguntungkan karyawan dan
organisasi. Modifikasi pekerjaan dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a Job enlargment dimana pada pekerjaan yang bersangkutan ditambahkan
tugas-tugas yang membutuhkan keahlian yang sama.
b Job rotation merupakan versi job enlargement yang terjadi bila tidak
dilakukan penambahan tugas tetapi dilakukan dengan cara memberikan
karyawan pengalaman dengan pekerjaan lain, dimana karyawan dapat
berpindah dari satu pekerjaan terspesialisasi kepekerjaan lainnya.
c Job enrichment adalah job dimana pekerjaan ditambah unsur perencanaan
dan pengendalian. Job enrichment dapat dianggap perluasan vertikal
sedangkan job enlargment adalah perluasan horizontal.
3. Unsur kejiwaan Unsur kejiwaan suatu desain pekerjaan, strategi sumber daya
manusia yang efektif juga memberikan unsur kejiwaan (psikologi) dari desain
pekerjaan. Unsur kejiwaan dari desain pekerjaan memfokuskan bagaimana
mendisain pekerjaan yang memenuhi kebutuhan minimal kejiwaan pekerja.
4. Kelompok kerja yang mandiri Kelompok kerja yang mandiri merupakan suatu
kelompok kerja yang terdiri dari orang-orang yang berdaya guna yang bekerja
untuk mencapai tujuan yang sama. Kelompok kerja tersebut efektif karena dapat
dengan mudah memberdayakan karyawan melaksanakan karakteristik pekerjaan
inti dan memberikan banyak dari kebutuhan kejiwaan anggota kelompok.
Pendekatan kelompok dan pendekatan peluasan pekerjaan lainnya harus tidak
hanya meningkatkan mutu kerja dan kepuasan kerja tetapi juga harus bisa
memotivasi karyawan untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi.
5. Motivasi dan sistem insentif Motivasi dan sistem insentif, selain faktor kejiwaan,
uang sering berfungsi sebagai pemberi motivasi jiwa maupun kerja. Penghargaan
dalam bentuk uang biasanya meliputi :
a Bonus biasanya dalam bentuk uang tunai.
b Pembagian laba untuk dibagikan kepada para karyawan.
c Sistem insentif yang berdasarkan produktivitas individu ataupun kelompok
yang mendasarkan pada pencapaian produksi di atas standar yang
ditentukan.
6. Ergonomis dari metoda kerja Ergonomi dan metode kerja, manajer operasi
tertarik untuk membangun hubungan baik antara manusia dengan mesin.
Rancangan peralatan dan tempat kerja dapat memudahkan dilaksanakannya
pekerjaan.
7. Tempat kerja yang visual (visual workplace) Tempat kerja yang visual (visual
workplace) merupakan penggunaan beragam teknik komunikasi visual untuk
mengkomunikasikan informasi secara cepat bagi semua pihak yang
berkepentingan. Tampilan grafik yang dirancang secara baik akan
menghilangkan kebingungan dan menjadikan cetakan serta pekerjaan
administrasi yang dimengerti. Sistem visual juga mengkomunikasikan gambaran
yang lebih besar membantu karyawan untuk memahami keterkaitan antara
aktifitas harian mereka dan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Unsur-Unsur Desain Pekerjaan (Work Design)
Untuk memahami kegiatan desain pekerjaan Gambar dibawah ini memberikan
suatu kerangka yang mengidentifikasikan sasaran-sasaran desain pekerjaan dan
tantangan-tantangan yang dihadapinya (Handoko, 2011). Perancangan suatu
pekerjaan mencerminkan elemen organisasi, lingkungan, dan tingkah laku.
Menurut Rivai dan Sagala (2010) para ahli perancang pekerjaan mengambil
elemen-elemen ini sebagai bahan pertimbangan menciptakan pekerjaan yang
memuaskan dan produktif. Setiap elemen rancang pekerjaan mempunyai nilai
penting yang berbeda-beda tergantung orang yang merancang. Produktifitas
karyawan dan kepuasan kerja akan memberikan umpan balik, seberapa baik
suatu pekerjaan dirancang. Rancang pekerjaan yang kurang baik akan
memberikan produktifitas rendah, karyawan sering berpindah, ketidakhadiran,
keluhan, sabotase, perpecahan dan problem lain

Gambar 1 . rancang pekerjaan input -output

Menurut Rivai dan Sagala (2010) penjelasan selengkapnya unsur-unsur yang


memengaruhi dalam rancang pekerjaan (job design) dari Gambar 1 adalah sebagai
berikut:
1. Unsur organisasi Elemen organisasi berkaitan dengan maslah efisiensi. Pekerjaan
dirancang secara efisien untuk mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi
untuk mencapai produktifitas maksimum dengan cara-cara yang terbaik. Upaya
tersebut menunjukan bahwa spesialisasi merupakan kunci dalam rancang pekerjaan.
Unsur organisasi (organizational element) dalam rancang pekerjaan menggunakan
pendekatan :
a Mekanistik (mechanistic approach) di sini peningkatan efisiensi kerja dijadikan
dasar dalam memahami manajemen sebagai salah satu disiplin ilmu sosial.
b Aliran kerja (work flow) memengaruhi sifat produk dan hasil jasa
c Pendekatan Ergonomik (ergonomic) melakukan optimalisasi produk dengan
memperbaiki hubungan karyawan dengan lingkungan kerja.
2. Unsur lingkungan Aspek kedua dalam rancang pekerjaan berhubungan dengan
elemen lingkungan seperti kemampuan dan ketersediaan tentang potensi karyawan
potensial dan harapan sosial mereka serta sikap fisik karyawan (ergonomic).
a Kemampuan dan ketersediaan karyawan.
b Pertimbangan efisiensi harus seimbang dengan kemampuan dan ketersediaan
orang yang akan melakukan pekerjaan itu.
c Harapan sosial dan budaya.
d Kemampuan menerima suatu rancang pekerjaan juga dipengaruhi oleh harapan
budaya dan sosial.
e Sikap tubuh karyawan.
f. Kinerja optimal memerlukan hubungan sikap fisik antara pekerja dan
pekerjaannya yang harus dipertimbangkan dalam merancang pekerjaan.
3. Unsur keprilakuan Pekerjaan tidak bisa dirancang hanya dengan menggunakan
elemen-elemen yang mengarah pada efisiensi. Sebagai gantinya, para perancang
pekerjaan menggunakan riset perilaku untuk menyediakan suatu lingkungan
pekerjaan yang membantu mencukupi kebutuhan individu. Tingkat kebutuhan
tertentu menjadi sangat penting. Ada beberapa elemen keperilakuan yang perlu
dipertimbangkan dalam desain pekerjaan, yaitu
a Otonomi Yang berarti mempunyai tanggung jawab atas apa yang dilakukan
dengan memberi wewenang mengambil keputusan untuk pekerjaan.
b Variasi Penggunaan dari keterampilan dan kemampuan yang berbeda, selain itu
kurangnya variasi menimbulkan kebosanan sehingga sering melakukan
kesalahan
c Identitas Apabila tidak mempunyai identitas, maka kurang tanggung jawab dan
kepuasan kerja menurun
d Hubungan tugas Informasi atas kinerja
e Umpan balik Perlunya penilaian tugas dengan mengontrol keempat unsur diatas

Anda mungkin juga menyukai