Anda di halaman 1dari 10

Nama : Heni Puspita Sari Mata kuliah : Metodologi Penelitian

Kelas : Keperawatan Tingkat 3A Tugas : Desain Penelitian

A. Desain Penelitian
Pemilihan dan penetapan rancangan penelitian dilakukan setelah perumusan hipotesis
penelitian. Hal ini penting karena rancangan penelitian pada dasarnya merupakan strategi
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk
menjawab pertanyaan penelitian serta sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan
pelbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian. Dengan demikian, rancangan
penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang
telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses
penelitian.
Jenis rancangan penelitian keperawatan dibedakan menjadi empat (Nursalam, 2008),
yaitu:
1. Deskriptif. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi, atau
fenomena dalam menemukan ide baru.
2. Faktor yang berhubungan (relationship). Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengembangkan hubungan antarvariabel dan menjelaskan hubungan yang ditemukan.
Penelitian ini disebut juga penelitian tahap kedua setelah suatu fenomena ditemukan.
Hubungan tersebut tidak selalu memiliki mekanisme yang menjelaskan (secara ko-
insiden/kebetulan timbul bersamaan). Rancangan yang sering digunakan adalah cross
sectional.
3. Faktor yang berhubungan (asosiasi). Penelitian ini disebut juga explanatory atau
correlational, bertujuan untuk menentukan faktor apakah yang terjadi sebelum atau
bersama-sama tanpa adanya suatu intervensi dari peneliti. Rancangan yang
dipergunakan bisa menggunakan cross-sectional atau jenis rancangan lainnya (kohort,
case control).
4. Pengaruh (causal). Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Karakteristik rancangan pengaruh (causal) adalah sebagai
berikut:
a. Intensitas variabel independen menentukan intensitas variabel dependen (VD)
misalnya dosis
b. Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya
c. (Tetapi) bukan sebagai penyebab (causation)
d. Jenis rancangan yang dipergunakan adalah eksperimental. 
Jenis rancangan eksperimental adalah:
a. True experimental (satu kelompok tidak dilakukan intervensi)
b. Quasy experimental (satu kelompok dilakukan intervensi sesuai dengan metode
yang dikehendaki, kelompok lainnya dilakukan seperti biasanya)
c. Pre-experimental: post only atau pre-post. Satu kelompok dilakukan intervensi X
dan kelompok lainnya dilakukan intervensi Y
Secara umum, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi 1) non-eksperimental dan
2) eksperimental. Penjelasan berikut ini akan menguraikan mengenai dua kategori
rancangan yang sering digunakan dalam penelitian keperawatan.

1. Rancangan Penelitian Non–Eksperimen


a. Rancangan penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada
penyimpulan. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti
tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa
terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis.
Hasil penelitian deskriptif sering digunakan atau dilanjutkan dengan melakukan
penelitian analitik.
Hubungan antarvariabel diidentifikasi untuk menggambarkan secara
keseluruhan suatu peristiwa yang sedang diteliti, tetapi pengujian mengenai tipe dan
tingkat hubungan bukan merupakan tujuan utama dari suatu penelitian deskriptif.
Cara menghindari bias dalam suatu penulisan dilakukan dengan:
1) Menghubungkan antara konsep dan operasional definisi variabel,
2) Seleksi sampel dan besarnya sampel,
3) Instrumen yang valid dan reliabel, dan
4) Prosedur pengambilan data dengan adanya suatu kontrol lingkungan.
Rancangan penelitian meliputi identifikasi suatu peristiwa, identifikasi
variabel, serta mengembangkan teori dan operasional definisi dari variabel.
Deskripsi variabel mampu menginterpretasi makna suatu teori yang ditemukan dan
populasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Jenis rancangan
penelitian deskriptif adalah:
1) Rancangan penelitian studi kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian
satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok,
komunitas, atau institusi. Meskipun jumlah subjek cenderung sedikit namun
jumlah variabel yang diteliti sangat luas. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengetahui semua variabel yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Rancangan dari suatu studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun
tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu. Riwayat dan pola perilaku
sebelumnya biasanya dikaji secara rinci. Keuntungan yang paling besar dari
rancangan ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah responsdennya
sedikit, sehingga akan didapatkan gambaran satu unit subjek secara jelas.
Misalnya, studi kasus tentang asuhan keperawatan klien dengan infark miokard
akut pada hari pertama serangan di RS. Peneliti akan mengkaji variabel yang
sangat luas dari kasus di atas mulai dari menemukan masalah bio-psiko-sosio-
spiritual.
2) Rancangan penelitian survei
Survei adalah suatu rancangan yang digunakan untuk menyediakan
informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi, dan hubungan
antarvariabel dalam suatu populasi. Pada survei, tidak ada intervensi. Survei
mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan,
pendapat, perilaku, dan nilai. Terdapat tiga metode yang sering digunakan
dalam mengumpulkan data survei: (1) wawancara melalui telepon, (2)
wawancara langsung—tatap muka, dan (3) tanya jawab dengan penyebaran
kuesioner melalui surat. Keuntungan survei adalah dapat menjaring responsden
secara luas dan dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil informasi
dapat dipergunakan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat dari
survei seringkali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu, pada
penelitian survei akan lebih baik jika dilaksanakan analisis secara bertahap.

b. Rancangan penelitian korelasional (hubungan/asosiasi)


Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat
mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan
teori yang ada. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada. Penelitian
korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antarvariabel.
Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel
diikuti oleh variasi variabel yang lain. Dengan demikian, pada rancangan penelitian
korelasional peneliti melibatkan minimal dua variabel. Contoh penelitian deskriptif
korelasional dalam keperawatan meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial
dan kecemasan klien kanker serviks yang menjalani radioterapi. “Tujuan penelitian
ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan klien
kanker serviks yang menjalani radioterapi”.
Penelitian korelasional biasanya dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti
dapat diukur secara serentak dari suatu kelompok subjek. Hubungan antarvariabel
ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang bergerak dari –1 sampai dengan +1.
Korelasi –1 berarti korelasi negatif sempurna, sedangkan korelasi +1 berarti positif
sempurna. Variabel dikatakan berkorelasi positif apabila variasi suatu variabel
diikuti sejajar oleh variabel yang lain. Pada contoh kasus di atas, makin tua usia
pemberi perawatan, maka makin tinggi risiko merasa jenuh. Bila variasi suatu
variabel diikuti terbalik oleh variasi variabel lainnya, maka kedua variabel tersebut
berkorelasi negatif.

c. Rancangan penelitian komparatif


Istilah rancangan penelitian non-eksperimen: komparatif dalam ilmu
keperawatan sering digunakan pada penelitian klinis maupun komunitas. Jenis
rancangan ini mempunyai makna yang hampir sama dengan yang dilakukan dalam
epidemiologi, yang dikenal dengan istilah kohort dan kasus kontrol. Rancangan ini
difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok
subjek tanpa adanya suatu perlakuan dari peneliti.
1) Kohort
Menurut Sastroasmoro & Ismail (1995) istilah kohort berasal dari
Romawi kuno yang berarti sekelompok tentara yang maju berbaris ke medan
perang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian epidemiologik
noneksperimental yang mengkaji antara variabel independen (faktor risiko) dan
variabel dependen (efek/kejadian penyakit). Pendekatan yang digunakan pada
rancangan penelitian kohort adalah pendekatan waktu secara longitudinal atau
time period approach. Sehingga jenis penelitian ini disebut juga penelitian
prospektif. Menurut Sastroasmoro & Ismail (1995) peneliti mengobservasi
variabel independen terlebih dahulu (faktor risiko), kemudian subjek diikuti
sampai waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh pada variabel
dependen (efek atau penyakit yang diteliti).
Pembagian antara variabel risiko dan nonrisiko terbagi secara alamiah
tanpa adanya suatu intervensi dari peneliti. Kemudian peneliti mengikuti secara
prospektif terhadap efek yang ditimbulkan. Misalnya, peneliti ingin menilai
bayi yang secara alamiah diberi susu buatan dan ASI. Peneliti mengikuti
sampai batas waktu tertentu (misalnya 1 tahun), kemudian mengobservasi
kejadian asma bronkial pada kedua kelompok tersebut. Ternyata ditemukan
bahwa angka kejadian asma bronkial pada kelompok subjek yang diberi susu
buatan lebih tinggi dibandingkan pada bayi berusia kurang dari 1 tahun yang
mendapatkan ASI.
2) Kasus Kontrol (Case Control)
Jenis penelitian ini merupakan kebalikan dari penelitian kohort, yaitu
peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu (efek,
misalnya asma bronkial), sedangkan variabel independen ditelusuri secara
retrospektif untuk menetukan ada tidaknya faktor (variabel independen) yang
berperan, misalnya minum susu buatan. Sebagai kontrol pada jenis penelitian
kasus kontrol, dipilih kelompok subjek yang berasal dari populasi yang
karakteristiknya sama dengan kasus dan hanya berbeda dalam hal terdapatnya
penyakit atau kelainan (asma bronkial).

2. Rancangan Penelitian Eksperimental


Penelitian eksperimental adalah suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk
mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan
manipulasi terhadap variabel bebas. Eksperimen merupakan rancangan penelitian yang
memberikan pengujian hipotesis yang paling tertata dan cermat, sedangkan pada
penelitian kohort atau kasus kontrol hanya sampai pada tingkat dugaan kuat dengan
landasan teori atau telaah logis yang dilakukan peneliti.
Akan tetapi studi ini pada umumnya mahal dan pelaksanaanya rumit, sehingga
penggunaannya terbatas. Dilihat dari kemampuannya dalam mengontrol variabel-
variabel penelitian, rancangan penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
a. pra-eksperimental
b. eksperimental semu
c. eksperimental sungguhan.

3. Rancangan penelitian pra-eksperimental


Menurut Babbie (1999) rancangan penelitian pra-eksperimental dibedakan
menjadi tiga, yaitu (a) one-shot case study; (b) one-group pre-post test design; dan (c)
static-group comparison design.
a. One–shot case study
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan intervensi/tindakan pada satu
kelompok kemudian diobservasi pada variabel dependen setelah dilakukan
intervensi. Misalnya, peneliti melakukan observasi pada percepatan penyembuhan
luka pascaoperasi (dependen) setelah dilakukan mobilisasi (independen)
b. Rancangan pra-pascates dalam satu kelompok (One-group pra-post test design)
Ciri tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Misalnya,
peneliti mengobservasi proses involusi ibu pascasalin sebelum melakukan senam
nifas, kemudian keadaan involusi uterinya diobservasi setelah senam.
Suatu kelompok sebelum dikenai perlakukan tertentu (I) diberi pra-tes,
kemudian setelah perlakuan, dilakukan pengukuran lagi untuk mengetahui akibat
dari perlakukan. Pengujian sebab akibat dilakukan dengan cara membandingkan
hasil pra-tes dengan pasca-tes. Namun tetap tanpa melakukan pembandingan
dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok lain. Penelitian ini
dipandang masih sangat lemah karena tidak melibatkan kelompok kontrol dan
temuan penelitian sangat ditentukan oleh karakteristik subjek. Apabila ditemukan
atau tidak ditemukan perbedaan antara pra-tes dan pasca-tes, maka tidak dapat
dipastikan apakah perbedaan itu memang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan
ataukah tidak
c. Static-group comparison design
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada
kelompok subjek yang mendapat perlakuan, kemudian dibandingkan dengan
kelompok subjek yang tidak mendapatkan perlakuan.

4. Rancangan penelitian eksperimen semu (quasy-experiment)


Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimental. Tapi pemilihan
kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak.
Rancangan ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk
secara wajar (teknik rumpun), sehingga sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek
telah memiliki karakteristik yang berbeda. Apabila pada pasca-tes ternyata kedua
kelompok itu berbeda, mungkin perbedaannya bukan disebabkan oleh perlakukan tetapi
karena sejak awal kelompok awal sudah berbeda.

5. Rancangan eksperimental sungguhan (true-experiment)


Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimental yang dipilih dengan
menggunakan teknik acak. Pada kelompok perlakuan dilakukan suatu intervensi tertentu
kemudian kelompok kontrol tidak dilakukan tindakan. Penelitian ini biasanya dilakukan
pada binatang percobaan. Misalnya, peneliti ingin meneliti pengaruh pemberian obat A
terhadap penyembuhan penyakit pada kelompok perlakuan yang telah diberi bakteri
penyakit tertentu. Kemudian dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang diberi bakteri penyakit tertentu, tetapi tidak
diberikan obat jenis A (hanya plasebo). Pada penelitian ilmu keperawatan jenis
penelitian ini jarang dipergunakan
Ada beberapa jenis rancangan penelitian eksperimental yang dapat digolongkan
ke dalam kelompok ini:
a. Pasca-tes dengan kelompok eksperimen dan kontrol yang diacak  
b. Pra-tes dan pasca-tes dengan kelompok eksperimen dan kontrol yang diacak  
c. Gabungan keduanya (Rancangan Solomon)

6. Tipe-tipe desain penelitian


a. Casual comperative research
Disebut juga dengan penelitian sebab akibat merupakan salah satu ide berpikir
ilmiah untuk menyusun suatu riest metodologi
b. Riset experimental
Untuk menggambarkan riset ekperimental bisa dilakukan pada dua kelompok
dimana kelompok satu disebutkontrol tanpa diberi perlakuan apapun sedangkan
pada kelompok ke dua di beri perlakuan (treatment)
c. Ethnographic research
Penelitian etnographi adalah penelitian yang memfokuskan diri pada budaya
dari sekelompok orang. Umumnya penelitian etnogarhi meneliti tentang budaya
secara umum. Penelitian ini ebih tefokus ppada orgnisasi yang mendefinisikan grup
of people.
d. Historical research
Historical riset dilakukan dengan membbaca buku-buku dan literatur serta
mengikuti pola dari literatur maupun buku yang kita baca. Penelitian ini
memerlukan history atau sejarah awal pertama terbentuknya topik yang ingin kita
cari. Pada umumnya history atau sejarah tersebut tidak terekam sifatnya tidak
autentik

e. Action research
Merupakan penelitian yang berfokus langsung pada tindakan social.
f. Survey research
Penelitian survei termasuk ke dalam penelitian yang bersifat kuantitatif untuk
meneliti perilaku suatu individua tau kelompok. Pda umumnya penelitian survei
menggunakan kuesioner sebagai alat mengambil data. Penelitian survey adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok
g. Correlation research
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungaan diantara dua veliabel.
Korelasi tidak menjamin adanya kausaliti (hubungan sebab akibat), tetapi kausalitii
menjamin adanya korelari.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 4.
Salemba Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai