BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Hakikat Matematika
berarti “relating to learning”. Perkataan ini mempunyai akar kata mathema yang
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dalam jumlah
yang banyak yang terbagi kedalam berbagai bidang, yaitu : aljabar, analisa dan
geometri.
sistematik.
panjang lebar baik secara tertulis maupun secara lisan tidak akan memberikan
penjelasan secara utuh yang dapat dipahami secara menyeluruh tentang apa
8
matematika itu. Setidaknya bisa menjadi landasan awal untuk belajar dan
simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu
tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
memecahkan masalah yang saling berhubungan satu sama lain serta bermanfaat
bahwa matematika merupakan ilmu yang bersifat abstrak yang terstruktur, jelas
dan akurat, serta mempunyai pola dan simbol serta memiliki konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan juga lebih menekankan penggunaan
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
2. Berlatih
9
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
lingkungannya.
orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak
yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang
tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan
suatu proses suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
dalam hidupnya. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar bila diasumsikan
10
dalam diri orang tersebut mengalami suatu proses yang mengakibatkan perubahan
tingkah laku. Kegiatan dan usaha mencapai perubahan tingkah laku tersebut
merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku adalah hasil belajar.
perubahan yang dialami oleh seseorang baik itu perubahan tingkah laku maupun
pengetahuan yang baru sehinga ia mengalami perubahan tingkah laku yang baru.
3. Pembelajaran Matematika
kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan
siswa.
adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta
yang telah dimiliki siswa. Untuk itu, keterlibatan siswa secara aktif sangat penting
latihan. Hal yang perlu disadari sistem seperti itu bisa-bisa saja diterapkan pada
intelektual yang tinggi sedangkan bagaimana sistem itu bisa kita terapkan pada
sekolah yang siswanya sebagian besar mempunyai minat belajar serta intelektual
yang cukup rendah. Jika terus-menerus dilakukan, hal ini secara langsung
membuat siswa menjadi bosan dan berpengaruh pada pemahaman konsep yang
cukup rendah.
semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan
12
yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis. Salah satu komponen dalam
pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa, dan
model pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran.
Dalam pembelajaran matematika salah satu upaya yang dapat dilakukan guru
4. Pemahaman Konsep
dalam ide abstrak tersebut (Herman Hudojo, 2003 : 124). Sedangkan konsep
menurut Winkel (2004 : 92) adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek
dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”. Seorang siswa dikatakan telah
merangkum pikiran utama dari suatu gagasan, serta ektrapolasi yang mencakup
mengenai apa yang telah dicapainya; (2) mampu menyajikan situasi matematika
konsep dan prosedur; (5) mampu memberikan contoh dan kontra dari konsep yang
menurut tertentu sesuai dengan konsepnya; (3) memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep ; (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi; (5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu
konsep; (6) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian
Dari uraian diatas pemahaman konsep adalah mampu menguasai materi serta
mampu mengaitkan antara materi yang baru dengan materi sebelumnya, mampu
a. Pengertian VAK
VAK pertama kali mulai dikembangkan pada tahun 1920-an oleh psikolog dan
spesialis dalam mengajar anak seperti Fernald, Keller, Orton, Gilingham, Stilman,
(VAK) adalah :
gaya belajar dan memanfaatkan potensi yang telah siswa miliki dengan
Gaya belajar ini mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat,
seperti warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar. Seorang siswa
16
Gaya belajar ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan
maupun diingat, seperti musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan
Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang
5. Belajar berasal dari mengerjaan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik
sebagai berikut:
peserta didik.
2. Tahap penyampaian dan tahap pelatihan (kegiatan inti pada eksplorasi dan
elaborasi)
Pada kegiatan inti, guru mengarahkan peserta didik untuk ikut aktif dalam
Visual:
Auditory:
Guru menjelaskan arti dan makna yang ada pada lagu tersebut.
Kinesthetic:
diskusi
3. Tahap Akhir
tersebut, sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar
20
hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih
B. Kerangka Berfikir
penting untuk siswa. Karena konsep matematika yang satu dengan yang lain
kompleks.
Namun hampir sebagian besar siswa justru mengaku bahwa mereka seringkali
dijelaskan oleh guru. Terlebih lagi jika mereka diberikan soal dengan sedikit
variasi yang membutuhkan penalaran yang lebih. Hanya beberapa siswa yang
Maka dari itu diperlukan suatu upaya guna meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan penerapan
modalitas belajar audio dan modalitas kinestetik untuk menjadikan pelajar merasa
21
Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman
dengan mendengar (Auditory) dan belajar dengan gerak dan emosi (Kinestetic).
C. Hipotesis Tindakan
di SMPN 02 Stabat.