Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUGAS PROYEK

MK: STATISTIKA PENDIDIKAN MATEMATIKA


PRODI: PPs PENDIDIKAN MATEMATIKA

Skor Nilai:

(Analisis Varians Klasifikasi Tiga Arah Pada Penelitian Terdahulu)

Nama Mahasiswa
Indi Ajmalia Asih Marpaung NIM: 8206171006
Lairani Dwi Alvira NIM: 8206171012
Miftahul Husna NIM: 8206171007
Dosen Pengampu : Dr. Nerli Khairani, M.Si
Mata Kuliah : Statistika Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Bulan November 2020
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha
Esa, atas limpahan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Proyek yang
berjudul “Analisis Varians Klasifikasi Tiga Arah Pada Penelitian Terdahulu”. Laporan tugas
proyek ini ditulis sebagai salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah Statistika
Pendidikan Matematika.
Di samping itu, Tugas Proyek ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam hal statistika pendidikan matematika.
kami menyadari bahwa laporan tugas proyek ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karna
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas, karna keterbatasan ilmu
dan pemahaman kami yang belum seberapa.
Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga tugas proyek ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatian nya kami mengucapkan
terima kasih .

Medan, November 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 KASUS 1 ..................................................................................................................... 2
2.2 KASUS II .................................................................................................................... 8
2.3 KASUS III ................................................................................................................. 13
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang metode pengumpulan,
pengolahan, penafsiran serta penarikan kesimpulan dari data yang dikumpulkan/
diperoleh. Beberapa percobaan ada yang menggunakan analisis varians klasifikasi tiga
arah. Percobaan-percobaan tersebut melibatkan tiga faktor sekaligus. Setiap faktor
memuat lebih dari satu kategori. Apabila pada suatu percobaan memuat tiga factor
sekaligus, factor pertama memuat 2 kategori, factor kedua memuat 3 kategori dan factor
ketiga memuat 4 kategori maka dikatakan percobaan tersebut memiliki ukuran percobaan
2 x 3 x 4 faktorial. Dalam percobaan an 2 x 3 x 4 faktorial dapat digambarkan secara
geometris membentuk suatu bangun ruang balok berukuran 2 x 3 x 4 dengan dua baris, 3
kolom dan 4 lapisan.

Pada percobaan dengan klasifikasi 3 arah dan n data dalam tiap sel, jumlah
kuadrat total di partisi ke dalam delapan jumlah kuadrat yang independen. Kedelapan
jumlah kuadrat tersebut adalah jumlah kuadrat antar baris, jumlah kuadrat antar kolom,
jumlah kuadrat antar lapisan (ketiganya disebut jumlah kuadrat pengaruh utama), jumlah
kuadrat antara baris dan kolom, jumlah kuadrat antar baris dan lapisan, jumlah kuadrat
antar kolom dan lapisan, jumlah kuadrat antar baris, kolom dan lapisan an (keempatnya
disebut jumlah kuadrat interaksi), dan jumlah kuadrat dalam sel. Setiap jumlah kuadrat
berpadanan dengan jumlah derajat bebasnya.

Sebagaimana pada analisis varians klasifikasi satu arah dan klasifikasi dua arah,
penemuan formula yang terdapat dalam tabel analisis varians diperoleh dari identitas
Matematika yang dirancang sebelumnya yang mengarah pada partisi Jumlah Kuadrat
Total menjadi jumlah kuadrat antar baris, jumlah kuadrat antar kolom, dan seterusnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas proyek ini adalah untuk mengetahui
contoh penerapan analisis varians klasifikasi tiga arah dalam penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KASUS 1

Pada kasus pertama, analisis varians klasifikasi tiga arah diterapkan pada
penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik, Motivasi, dan
jenis kelamin terhadap Hasil Belajar Matematika materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel VIII SMPN I Boyolangu tahun ajaran 2013/2014” oleh Suyeni. Adapun tujuan
dari penelitian tersebuat adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan Matematika Realistik terhadap hasil belajar


matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel siswa kelas VIII
SMPN 1 Boyolangu tahun ajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika pada materi
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu tahun
ajaran 2013/2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika pada
materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu
tahun ajaran 2013/2014.
4. Untuk menetahui pengaruh pendekatan Matematika Realistik, motivasi, dan jenis
kelamin terhadap hasil belajar matematika pada materi Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel pada siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu tahun ajaran 2013/2014.

Hipotesis Penelitian tersebut adalah: “Ada pengaruh pendekatan Matematika


realistik, motivasi, dan jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika pada materi
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu tahun
ajaran 2013/2014.”

Jenis penelitian pada penelitian tersebut adalah penelitian kuasi eksperimen.


Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu. Dalam
penelitian tersebut, sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIIID yang berjumlah 35
siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIE yang berjumlah 34 anak sebagai kelas
kontrol.

2
Berdasarkan judul yang peneliti ambil, terdapat tiga variabel bebas yaitu
a) Variabel bebas pertama (X1) = Pendekatan Pembelajaran
Pada variabel bebas pertama ini akan menggunakan dua kelas yang digunakan
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan diterapkan
pendekatan Matematika realistik.
A1 = kelas yang tidak diterapkan pendekatan Matematika Realistik (kelas kontrol)
A2 = diterapkan pendekatan Matematika Realistik (kelas eksperimen)
b) Variabel Bebas kedua (X2) = motivasi siswa
Motivasi siswa dibagi menjadi tiga, yaitu
B1= motivasi tinggi
B2= motivasi sedang
B3= motivasi rendah
Motivasi rendah jika skornya 20-59, motivasi sedang jika rentang skornya 60-80,
dan motivasi tinggi jika rentang skornya 81-100.
c) Variabel bebas ketiga (X3) = Jenis kelamin
Jenis kelamin dibagi menjadi dua, yaitu:
C1= Laki-Laki
C2= Perempuan
d) Variabel terikat (Y) = Hasil belajar siswa

Analisis Data:

Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data
yang diwujudkan dengan angka yang diperoleh dari lapangan. Teknik analisis yang
akan digunakan adalah analisis statistik. Adapun statistik yang digunakan adalah Anava
faktorial 3 jalur atau sering juga disebut Analisis Varian 3 jalan. Ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum Teknik Analisis varians dilakukan.
Persyaratannya yaitu; (1) Data berdistribusi normal, (2) Data homogen.

Pengujian Hipotesis:

Setelah data terkumpul diperlukan adanya analisa data. Sebelum dianalisa


diadakan uji prasarat. Setelah terpenuhinya sifat homogenitas dan normalitas maka
anava faktorial 3 jalur dapat dijalankan. Untuk membuktikan hipotesis pengaruh
Pendekatan Matematika Realistik, Motivasi, dan jenis kelamin terhadap hasil belajar

3
matematika materi sistem persamaan linier dua variabel siswa kelas VIII SMPN I
Boyolangu Tahun Ajaran 2013/2014, maka digunakan penghitungan dengan SPSS 16.0
dengan sub menu General Linear Model Univariate, diperoleh Output sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Output SPSS Anava Tiga Jalur

1) Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar


H0: Tidak ada pengaruh Pendekatan Matematika Realistik tehadap hasil belajar
siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu.
Ha: Ada pengaruh Pendekatan Matematika Realistik tehadap hasil belajar siswa
kelas VIII SMPN 1 Boyolangu.
Kriteria pengambilan keputusan, berdasarkan taraf signifikasi (sig.)
(a) Jika Sig < 0,050, maka Ho Ditolak dan Ha Diterima
(b) Jika Sig > 0,050, maka Ho Diterima dan Ha Ditolak
Berdasarkan tabel di atas, nilai sig.-nya adalah 0,001, berarti: 0,001 < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima
Dapat disimpulkan ada pengaruh Pendekatan Matematika Realistik terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu.

4
2) Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
H0 : Tidak ada pengaruh motivasi tehadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1
Boyolangu.
Ha : Ada pengaruh motivasi tehadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1
Boyolangu.
Kriteria pengambilan keputusan, berdasarkan taraf signifikasi (sig.)
(a) Jika Sig < 0,05, maka H0 Ditolak dan Ha Diterima
(b) Jika Sig > 0,05, maka H0 Diterima dan Ha Ditolak
Berdasarkan tabel di atas, nilai sig.-nya adalah 0,047, berarti: 0,047 < 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima.
Dapat disimpulkan ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
SMPN 1 Boyolangu.
3) Jenis Kelamin Terhadap Hasil Belajar
H0: Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
VIII SMPN 1 Boyolangu.
Ha: Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII
SMPN 1 Boyolangu.
Kriteria pengambilan keputusan, Berdasarkan taraf Signifikan (Sig)
(a) Jika Sig < 0,050, maka Ho Ditolak dan Ha Diterima
(b) Jika Sig > 0,050, maka Ho Diterima Ha Ditolak
Berdasrkan tabel di atas, nilai sig.-nya adalah 0,476, berarti: 0,476 > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak
Dapat disimpulkan tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII SMPN 1 Boyolangu.
4) Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, Motivasi, dan jenis kelamin
Terhadap Hasil Belajar
H0: Tidak ada pengaruh pendekatan Matematika Realistik, Motivasi, dan Jenis
kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu.
Ha: Ada pengaruh pendekatan Matematika Realistik , Motivasi, dan Jenis kelamin
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu.
Kriteria pengambilan keputusan, Berdasarkan taraf Signifikan (Sig)
(a) Jika Sig < 0,050, maka Ho Ditolak dan Ha Diterima
(b) Jika Sig > 0,050, maka Ho Diterima dan Ha Ditolak

5
Berdasrkan tabel di atas, nilai sig.-nya adalah 0,114, berarti: 0,114 > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
Dapat disimpulkan tidak ada pengaruh pendekatan Matematika Realistik, Motivasi,
dan Jenis kelamin terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu.

Pembahasan:

Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan, maka dapat
diuraikan pembahasannya sebagai berikut:

Berdasarkan tabel hasil penghitungan dengan SPSS 16.0 di atas, menunjukkan


bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen (yang menggunakan
pendekatan Matematika Realistik ) dengan siswa kelas kontrol (yang tidak
menggunakan pendekatan Matematika Realistik). Hal itu dapat dilihat pada tabel nilai
signifikasi kelas, yaitu 0.001<0.05.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedan hasil belajar siswa
jika dilihat dari tingkat motivasi siswa. hal itu berdasarkan hasil penghitungan dengan
nilai signifikasi 0,047 < 0,05. Menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat motivasi yang
tinggi, mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang motivasi rendah.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jenis kelamin


terhadap hasil belajar matematika. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai signifikasi pada
tabel di atas yaitu 0,475 > 0,05.

Berdasarkan hasil analisais menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pendekatan


Matematika Realistik, motivasi, dan jenis kelamin secara bersama terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu yang dapat dilihat pada tabel di atas, yang
menunjukkan nilai signifikasi 0,114>0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan Matematika Realistik, motivasi, dan


jenis kelamin tidak bisa bersama-sama memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu. Berdasarkan tabel di atas, jika
masing-masing variabel independent secara mandiri, maka motivasi dan perlakuan akan
mempengaruhi hasil belajar siswa, namun jika antar variabel disilangkan atau
diinteraksikan, maka akan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. dan hasil

6
yang didapat adalah bahwa dari tiga variabel yang ada, maka hanya ada dua variabel
bebas yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik dan Motivasi belajar siswa.

Kesimpulan:

Berdasarkan pembahasan data yang diperoleh dan penelitian yang dilaksanakan


tentang pengaruh Pendekatan Matematika Realistik, Motivasi, dan jenis kelamin
terhadap hasil belajar matematika kelas VIII SMPN I Boyolangu tahun ajaran
2013/2014, maka dapat diperoleh kesimpulan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara pendekatan pembelajaran Matematika Realistik terhadap


hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN I Boyolangu tahun ajaran
2013/2014. Hal ini ditunjukkan oleh nilai perhitungan Anava 3 jalur yang
menghasilkan nilai sig.(signifikasi) 0.001, yang berarti kurang dari 0.05.
Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat pengaruh antara pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik terhadap hasil Belajar Matematika.
2. Terdapat pengaruh antara motivasi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN I
Boyolangu tahun ajaran 2013/2014 materi system persamaan linier dua variabel
tahun ajaran 2013/2014. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data
SPSS 16.0 (tabel 4.10) pada baris kelima kolom kesatu, yaitu pengaruh motivasi,
terlihat sig.-nya 0.047 yang berarti kurang dari 0.05. sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara motivasi terdapat hasill belajar siswa kelas VIII
SMPN I Boyolangu tahun ajaran 2013/2014.
3. Tidak terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas VIII SMPN I Boyolangu. Hal ini ditunjukkan oleh tabel 4.10, terlihat bahwa
nilai sig.-nya adalah 0.476, berarti lebih dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara jenis kelamin terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMPN I Boyolangu tahun ajaran 2013/2014.
4. Tidak terdapat pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, motivasi
dan jenis kelamin secara bersama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII
SMPN I Boyolangu tahun ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.10
pada baris kelima kolom kesembilan, yaitu pengaruh pendekatan matematika
realistik, motivasi, dan jenis kelamin terhadap hasil beljar siswa, terlihat
sig.(signifikansinya ) 0.114, berarti lebih dari 0.05. Berdasarkan hal tersebut, maka

7
tidak ada pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, motivasi dan
jenis kelamin secara bersama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII
SMPN I Boyolangu tahun ajaran 2013/2014.

2.2 KASUS II

Penerapan analisis varians klasifikasi tiga arah yang selanjutnya diterapkan pada
penelitian yang berjudul: “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Melalui MMP (Missouri Mathematics Project) dan GI (Group
Investigation) Ditinjau dari Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar Siswa pada Siswa
SMP di Kota Blitar” oleh Abi Suwito, S.Pd, M.Pd. Adapun tujuan dari penelitian tersebut
adalah:

1. Untuk mengetahui mana yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih
baik, peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe MMP (Missouri
Mathematics Project), GI (Group Investigation) atau mekanistik, jika dilihat dari
tingkat kecerdasan emosional rendah, sedang dan tinggi dan juga jika dilihat dari gaya
belajar visual, auditorial dan kinestetik.
2. Untuk mengetahui mana yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih
baik, peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan emosional rendah, sedang atau
tinggi.
3. Untuk mengetahui mana yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih
baik, peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik.
4. Untuk mengetahui mana yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih
baik, peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan emosional tinggi, sedang atau
rendah jika dilihat dari gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kota Blitar. Subyek penelitiannya adalah


peserta didik kelas VIII semester I tahun pelajaran 2011/2012.Waktu penelitian dilakukan
pada semester I tahun pelajaran 2011/2012 selama 6 bulan.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu karena tidak semua variabel
luaran yang relevan dapat dikontrol. Kepada kelompok eksperimen dua dan tiga diberikan
perlakuan model pembelajaran MMP dan GI. Sedangkan kelompok eksperimen satu
diberikan model pembelajaran mekanistik. Penelitian ini menggunakan rancangan
faktorial 3x3x3. Faktor pertama adalah model pembelajaran yaitu yang terdiri mekanistik,
MMP, dan GI; faktor kedua tingkat kecerdasan emosional siswa yang terdiri dari tingkat

8
kecerdasan emosional rendah, tingkat kecerdasan emosional sedang dan tingkat
kecerdasan emosional tinggi dan faktor ketiga adalah gaya belajar yang terdiri dari gaya
belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.
Dalam penelitian ini, sampling dilakukan dengan menggunakan teknik stratified
cluster random sampling. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika,
sedangkan model pembelajaran, kecerdasan emosional, dan gaya belajar merupakan
variabel bebas.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode dokumentasi digunakan
untuk mendapatkan data hasil UAS semester II mata pelajaran matematika kelas VII yang
selanjutnya digunakan untuk melakukan uji keseimbangan rata-rata. Penelitian ini
menggunakan instrumen angket dan tes. Angket digunakan untuk mengetahui kecerdasan
emosional dan gaya belajar peserta didik, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui
prestasi belajar matematika terkait dengan materi pokok sistem persamaan linear dua
variabel. Sebelum instrumen penelitian digunakan baik berupa angket atau tes terlebih
dahulu dilakukan uji coba instrumen yang dikenakan pada populasi di luar sampel
penelitian.
Tabel 2. Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber JK dk RK Fhit Ftabel
A JKA p –1 RKA FA Ftabel
B JKB q –1 RKB FB Ftabel
C JKC r–1 RKC FC Ftabel
AB JKAB (p–1)(q–1) RKAB FAB Ftabel
AC JKAC (p–1)(r –1) RKAC FAC Ftabel
BC JKBC (q –1)(r –1) RKBC FBC Ftabel
ABC JKABC (p–1)(q–1)(r –1) RKABC FABC Ftabel
Galat (G) JKG N – pqr RKG - -
Total JKT N–1 - - -

Keputusan uji: H0 ditolak jika Fhit DK


Uji komparasi ganda merupakan uji tindak lanjut dari analisis variansi apabila
hasil analisis variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Dalam penelitian ini, uji
lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe’.Alasan digunakan metode

9
Scheffe’ karena metode inimampu menghasilkan beda rerata dengan tingkat signifikan
yang kecil.
Langkah-langkah uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe’
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan semua pasangan komparasi rerata.
2. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
3. Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05).
4. Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut.
5. Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasang komparasi rerata.
6. Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda).

Hasil dan Pembahasan:

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama,dengan taraf
signifikansi 0,05 diperoleh bahwa:

a. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara peserta didik yang dikenai
model pembelajaran Mekanistik, MMP dan GI. Karena itu, harus dilakukan komparasi
ganda untuk ini. Hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama menunjukkan
bahwa prestasi belajar matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran GI
lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika peserta didik yang dikenai model
pembelajaran MMP maupun Mekanistik, dan prestasi belajar matematika peserta
didik yang dikenai model pembelajaran MMPlebih baik dibandingkan prestasi belajar
matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran Mekanistik.
b. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara peserta didik yang memiliki
kecerdasan emosional rendah, sedang, dan tinggi. Karena itu, harus dilakukan
komparasi ganda untuk ini.Hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama
menunjukkan bahwaprestasi belajar matematika peserta didik yang memiliki
kecerdasan emosional tinggi lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika
peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional sedang maupun rendah, dan
peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional sedang dan rendah memiliki
prestasi belajar yang sama.
c. Terdapat perbedaan pengaruh antar masing-masing kategori gaya belajar terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik. Dengan kata lain, terdapat perbedaan
prestasi belajar matematika antara peserta didik yang memiliki gaya belajar visual,

10
auditorial dan kinestetik. Karena itu, harus dilakukan komparasi ganda untuk ini.Hasil
analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama menunjukkanbahwa simpulan bahwa
prestasi belajar matematika peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dan
auditorial lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika peserta didik yang
memiliki gaya belajar kinestetik, dan peserta didik yang bergaya belajar visual
memiliki prestasi belajar matematika yang sama dengan peserta didik yang bergaya
belajar auditorial.
d. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik. Dengan kata lain, perbedaan
prestasi belajar matematika peserta didik pada masing-masing kategori model
pembelajaran konsisten terhadap masing-masing kategori kecerdasan emosional atau
perbedaan prestasi belajar matematika peserta didik pada masing-masing kategori
kecerdasan emosional konsisten terhadap masing-masing kategori model
pembelajaran.Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama
menunjukkan bahwa berdasarkan tipe kecerdasan emosional siswa, baik tinggi,
sedang maupun rendah menunjukkan prestasi belajar matematika siswa dengan model
pembelajaran GI lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan model
pembelajaran MMP dan Mekanistik, dan prestasi belajar model pembelajaran MMP
lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran
Mekanistik.
e. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik. Dengan kata lain, perbedaan prestasi belajar
matematika peserta didik pada masing-masing kategori model pembelajaran konsisten
terhadap masing-masing kategori gaya belajar atau perbedaan prestasi belajar
matematika peserta didik pada masing-masing kategori gaya belajar konsisten
terhadap masing-masing kategori model pembelajaran.Berdasarkan hasil analisis
variansi tiga jalan dengan sel tak sama menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi
antara model pembelajaran dan gaya belajarterhadap prestasi belajar matematikamaka
dapat disimpulkan: berdasarkan tipe gaya belajar siswa, baik visual, auditorial
maupun kinestetik menunjukkan prestasi belajar matematika siswa dengan model
pembelajaran GI lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan model
pembelajaran MMP dan Mekanistik, dan prestasi belajar model pembelajaran MMP
lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran
Mekanistik.

11
f. Tidak terdapat interaksi antara kecerdasan emosional dan gaya belajar terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik. Dengan kata lain, perbedaan prestasi belajar
matematika peserta didik pada masing-masing kategori kecerdasan emosional
konsisten terhadap masing-masing kategori gaya belajar atau perbedaan prestasi
belajar matematika peserta didik pada masing-masing kategori gaya belajar konsisten
terhadap masing-masing kategori kecerdasan emosional.Berdasarkan hasil analisis
variansi tiga jalan dengan sel tak sama menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi
antara gaya belajar dan kecerdasan emosionalterhadap prestasi belajar matematika
maka dapat disimpulkan: berdasarkan tipe gaya belajar siswa, baik visual, auditorial
maupun kinestetik menunjukkan prestasi belajar matematika siswa dengan kecerdasan
emosional tinggi lebih baik daripada kecerdasan emosional sedang maupun rendah
dan peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional sedang dan rendah memiliki
prestasi belajar matematika yang sama.

Kesimpulan:
Kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut:
2. Prestasi belajar matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran GI lebih
baik dibandingkan prestasi belajar matematika peserta didik yang dikenai model
pembelajaran MMP dan Mekanistik, dan prestasi belajar matematika peserta didik
yang dikenai model pembelajaran MMP lebih baik dibandingkan prestasi belajar
matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran Mekanistik, begitu juga
dilihat berdasarkan berdasarkan tipe kecerdasan emosional siswa, baik tinggi, sedang
maupun rendah dan juga dilihat berdasarkan tipe gaya belajar siswa, baik visual,
auditorial maupun kinestetik memiliki hasil yang sama.
3. Prestasi belajar matematika peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional tinggi
lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika peserta didik yang memiliki
kecerdasan emosional sedang maupun rendah, dan peserta didik yang memiliki
kecerdasan emosional sedang dan rendah memiliki prestasi belajar yang sama.
4. Prestasi belajar matematika peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dan
auditorial lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika peserta didik yang
memiliki gaya belajar kinestetik, dan peserta didik yang bergaya belajar visual
memiliki prestasi belajar matematika yang sama dengan peserta didik yang bergaya
belajar auditorial.

12
5. Berdasarkan tipe gaya belajar siswa, baik visual, auditorial maupun kinestetik
menunjukkan prestasi belajar matematika siswa dengan kecerdasan emosional tinggi
lebih baik daripada kecerdasan emosional sedang maupun rendah dan peserta didik
yang memiliki kecerdasan emosional sedang dan rendah memiliki prestasi belajar
matematika yang sama.

2.3 KASUS III

Penerapan analisis varians klasifikasi tiga arah yang selanjutnya diterapkan pada
penelitian yang berjudul “Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil pada Pembelajaran
Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori Siswa” oleh Joko
Widiyanto. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui:

1) Pengaruh penggunaan metode Laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap


prestasi belajar biologi
2) Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar biologi
3) Pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi
4) Interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar
biologi
5) Interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan memori terhadap prestasi
belajar biologi
6) Interaksi antara gaya belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar
biologi
7) Interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan kemampuan memori secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar biologi.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah mahasiswa


semester VI Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMS tahun akademik 2008/2009.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik classter random sampling yang
terdiri dari 4 kelas, 2 kelas untuk laboratorium riil dan 2 kelas untuk laboratorium
virtuil. Pengumpulan data diperoleh dari 1) angket tentang gaya belajar 2) tes
kemampuan memori dan 3) tes prestasi hasil belajar biologi. Pengujian hipotesis
dianalisis dengan menggunakan Anava 3 jalur dengan desain faktorial 2 x 3 x 2.

13
Tabel 3. Rancangan Penelitian Anava 3 jalan
A1 A2
B1 B2 B3 B1 B2 B3
C1 A1B1C1 A1B2C1 A1B3C1 A2B1C1 A2B2C1 A2B3C1
C2 A1B1C2 A1B2C2 A1B3C2 A2B1C2 A2B2C2 A2B3C2

Uji Anova
Setelah dilakukan uji prasyarat, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis,
adapun hipotesis yang akan diuji antara lain :
1) HoA = Tidak ada pengaruh laboratorium rill dan virtuil pada pembelajaran terhadap
prestasi belajar biologi.
H1A = Ada pengaruh laboratorium rill dan virtuil pada pembelajaran terhadap
prestasi belajar biologi.
2) HoB = Tidak ada pengaruh gaya belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar biologi.
H1B = Ada pengaruh gaya belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar biologi
3) HoC = Tidak ada pengaruh kemampuan memori mahasiswa terhadap prestasi belajar
biologi.
H1C = Ada pengaruh kemampuan memori mahasiswa terhadap prestasi belajar
biologi.
4) HoAB = Tidak ada interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil. dengan
gaya belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar biologi.
H1AB = Ada interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil dengan gaya
belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar biologi.
5) HoAC = Tidak ada interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil dengan
kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi.
H1AC = Ada interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil dengan
kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi.
6) HoBC = Tidak ada interaksi antara gaya belajar mahasiswa dengan kemam-puan
memori terhadap prestasi belajar biologi.
H1BC = Ada interaksi antara gaya belajar mahasiswa dengan kemampuan memori
terhadap prestasi belajar biologi.
7) HoABC = Tidak ada interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil, gaya
belajar mahasiswa dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi.

14
H1ABC = Tidak ada interaksi antara pembelajaran laboratorium rill dan virtuil, gaya
belajar mahasiswa dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi.
Jika uji prasyarat dipenuhi maka uji hipotesis dilakukan dengan Analisis
Anava 3 jalan, jika uji prasyarat tidak terpenuhi maka dilakukan dengan analisis non-
parametrik. Jika menggunakan anava 3 jalan perhitungan rataan kuadrat adalah
jumlah kuadrat dibagi dengan derajat kebebasan yang bersesuaian dan nilai F hitung
diperolah dari membagi rataan kuadrat yang bersesuaian dengan rataan kuadrat galat
(RKG). Selanjutnya rangkuman analisis variansi tiga jalan adalah sebagai berikut :

Tabel Rangkuman Analisis Varian Tiga Jalan


Sumber JK DK RK Fhitu Fα p
ng
A JKA p-1 RKA Fa Ftabel < α atau > α
B JKB q-1 RKB Fb Ftabel < α atau > α
C JKC r-1 RKC Fc Ftabel < α atau > α
AB JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab Ftabel < α atau > α
AC JKAC (p-1)(r-1) RKAC F ac Ftabel < α atau > α
BC JKBC (q-1)(r-1) RKBC Fbc Ftabel < α atau > α
ABC JKABC (p-1)(q-1)(r-1) RKABC F abc Ftabel < α atau > α
Galat JKG N-pqr RKG
Total JKT N-1

Dasar mengambil keputusan :

Jika nilai Fhitung < Ftabel tabel atau probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

Jika nilai Fhitung > Ftabel tabel atau probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

Perhitungan dengan rumus tersebut dilakukan dengan menggunakn program SPSS


17.0

Pengujian Hipotesis:

1. Analisis Varians

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa gaya belajar,
kemampuan memori dan nilai prestasi belajar dianalisis dengan analisis variansi
tiga jalan dengan isi sel sama menggunakan batuan software SPSS 17, peneliti
menggunakan General Linier Model (GLM) dilanjutkan dengan uji lanjut anova
yaitu uji main effects plot dengan software Minitab 15, untuk mengetahui
perbedaan nyata antar perlakuan. Adapun hasil uji hipotesisnya adalah seperti
yang tertera pada output sebagai berikut :

15
Tabel 4. Analisis Varians Tiga Jalan

a. Hipotesis pertama Ho (1)


Tidak ada pengaruh penggunaan metode Laboratorium Riil dan Laboratorium
Virtuil terhadap prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,004 < 0,05,
sehingga H1 (1) diterima, yaitu ada pengaruh penggunaan metode Laboratorium
Riil dan Laboratorium Virtuil terhadap prestasi belajar Biologi.
b. Hipotesis kedua Ho (2)
Tidak ada pengaruh gaya belajar (Auditory, visual dan kinestetik) terhadap
prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,000 < 0,05, sehingga H1 (2)
diterima, yaitu ada pengaruh gaya belajar (Auditory, visual dan kinestetik)
terhadap prestasi belajar Biologi.
c. Hipotesis ketiga Ho (3)
Tidak ada pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap
prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 000 < 0,05, sehingga H 1 (3)
diterima, yaitu ada pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap
prestasi belajar biologi.
d. Hipotesis keempat Ho (4)
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. virtuil)
dengan gaya belajar (Auditory, visual dan kinestetik) terhadap prestasi belajar
biologi ditolak, karena Sig. = 0,037 < 0,05 sehingga H 1 (4) diterima, yaitu ada
interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. Virtuil) dengan gaya
belajar (Auditory, visual dan kinestetik) terhadap prestasi belajar biologi.

16
e. Hipotesis kelima Ho (5)
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. virtuil)
dengan kemampuan memori (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar
biologi ditolak, karena Sig. = 0,002 < 0,05 sehingga H 1 (5) diterima, yaitu ada
interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. virtuil) dengan
kemampuan memori (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar biologi.
f. Hipotesis keenam Ho (6)
Tidak ada interaksi antara gaya belajar dan kemampuan memori terhadap
prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,025 < 0,05, sehingga H 1 (6)
diterima, yaitu ada interaksi antara gaya belajar dan kemampuan memori
terhadap prestasi belajar Biologi.
g. Hipotesis ketujuh Ho (7)
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan
kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi diterima, karena Sig. =
0,925 > 0,05.

2. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anova dilakukan ketika ada hipotesis Ho yang ditolak. Hipotesis
Ho (1), Ho (2), Ho (3), Ho (4), Ho (5) dan Ho (6) ditolak, maka peneliti
melakukan uji lanjut. Dengan bantuan software Minitab 15, dengan
menggunakan main effect plot.

Pembahasan:

1. Hipotesis pertama Ho (1)


Tidak ada pengaruh penggunaan metode Laboratorium Riil dan
Laboratorium Virtuil terhadap prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. =
0,004 < 0,05, sehingga H1 (1) diterima, yaitu ada pengaruh penggunaan metode
Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil terhadap prestasi biologi.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar biologi untuk
kelas laboratorium riil = 60,250 dan untuk kelas laboratorium virtuil = 67, 438
dengan perbedaan rata-rata = 7,188. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan laboratorium virtuil menghasilkan rata-rata prestasi belajar lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan laboratorium riil. Ini dikarenakan karena

17
pembelajaran dengan laboratorium virtuil mempunyai banyak kelebihan antara
lain : (a) dapat menarik perhatian mahasiswa, (b) dapat menunjukkan hal-hal
yang abstrak, (c) dapat menjelaskan suatu proses atau mekanisme yang sifatnya
abstrak dengan animasi, (d) dapat memendekkan suatu proses yang panjang
menjadi pendek dan sebaliknya, (e) dapat menunjukkan suatu proses yang cepat
menjadi lambat dan sebaliknya, (f) mengurangi salah konsep (misconception).
2. Hipotesis kedua Ho (2)
Tidak ada pengaruh gaya belajar (Auditory, visual dan kinestetik)
terhadap prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,000 < 0,05, sehingga H
1 (2) diterima, yaitu ada pengaruh gaya belajar (Auditory, visual dan kinestetik)
terhadap prestasi belajar Biologi.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar pada mahasiswa
yang mempunyai gaya belajar auditory = 64,583, gaya belajar visual = 67,941
dan gaya belajar kinestetik = 56,705, dari data tersebut secara statistik terdapat
perbedaan yang signifikan diantara kelompok mahasiswa berdasarkan gaya
belajarnya. Ini berarti menunjukkan bahwa salah satu faktor perbedaan prestasi
belajar adalah gaya belajar, karena masing-masing gaya belajar mempunyai
ciri-ciri dan cara belajar yang berbeda.
3. Hipotesis ketiga Ho (3)
Tidak ada pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap
prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 000 < 0,05, sehingga H 1 (3)
diterima, yaitu ada pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap
prestasi belajar biologi.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi = 68,293 dan untuk
kelompok mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori rendah = 59,167.
Ini menunjukkan bahwa kemampuan memori mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi belajar, yang berarti bahwa kemampuan memori
yang tinggi akan cenderung menghasilkan prestasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan memori rendah. Kemampuan memori ini
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik faktor internal maupun faktor eksternal.

18
4. Hipotesis keempat Ho (4)
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. virtuil)
dengan gaya belajar (Auditory, visual dan kinestetik) terhadap prestasi belajar
biologi ditolak, karena Sig. = 0,037 < 0,05 sehingga H 1 (4) diterima, yaitu ada
interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. Virtuil) dengan gaya
belajar (Auditory, visual dan kinestetik) terhadap prestasi belajar biologi.
Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata prestasi belajar untuk
kelompok laboratorium riil pada mahasiswa yang mempunyai gaya belajar
auditory = 60,833, mahasiswa yang mempunyai gaya belajar visual = 61, 579
dan mahasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik = 56,667. Dan untuk
kelompok laboratorium virtuil pada mahasiswa yang mempunyai gaya belajar
auditory = 68,331, mahasiswa yang mempunyai gaya belajar visual = 76,000
dan mahasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik = 56,731. Dari data
tersebut di atas menunjukkan adanya interaksi antara metode laboratorium
dengan gaya belajar.
5. Hipotesis kelima Ho (5)
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. virtuil)
dengan kemampuan memori (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar
biologi ditolak, karena Sig. = 0,002 < 0,05 sehingga H 1 (5) diterima, yaitu ada
interaksi antara metode pembelajaran (lab.riil dan lab. virtuil) dengan
kemampuan memori (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar biologi.
Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata prestasi belajar untuk
kelompok laboratorium riil pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan
memori rendah = 52,375, mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi =
68,125. Dan untuk kelompok laboratorium virtuil pada mahasiswa yang
mempunyai kemampuan memori rendah = 66,316, mahasiswa yang mempunyai
kemampuan tinggi = 68,452. Dari data tersebut di atas menunjukkan adanya
interaksi antara metode laboratorium dengan kemampuan memori.
6. Hipotesis keenam Ho (6)
Tidak ada interaksi antara gaya belajar dan kemampuan memori terhadap
prestasi belajar biologi ditolak, karena Sig. = 0,025 < 0,05, sehingga H 1 (6)
diterima, yaitu ada interaksi antara gaya belajar dan kemampuan memori

19
terhadap prestasi belajar Biologi.
7. Hipotesis pertama Ho (7)
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan
kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi diterima, karena Sig. =
0,925 > 0,05. Metode pembelajaran, gaya belajar dan kemampuan memori
secara simultan tidak mempengaruhi prestasi belajar. Namun metode
pembelajaran, gaya belajar dan kemampuan memori mempengaruhi prestasi
belajar secara partial.

Kesimpulan:

Dari analiasis data dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan antara lain :
1. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar biologi untuk kelas
laboratorium riil = 60,250 dan untuk kelas laboratorium virtuil = 67, 438. Ini
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan laboratorium virtuil menghasilkan
rata-rata prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
laboratorium riil. Dari analisis data diperoleh p-value = 0,004 yang berarti
bahwa ada pengaruh penggunaan metode Laboratorium Riil dan Laboratorium
Virtuil terhadap prestasi belajar biologi.
2. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar pada mahasiswa yang
mempunyai gaya belajar auditory = 64,583, gaya belajar visual = 67,941 dan
gaya belajar kinestetik = 56,705. Dari analisis data diperoleh p-value = 0,000
yang berarti bahwa ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar biologi,
3. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi = 68,293 dan untuk
kelompok mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori rendah = 59,167.
Dari analisis data diperoleh p-value = 0,000 yang berarti bahwa ada pengaruh
kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi.
4. Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
laboratorium riil pada mahasiswa yang mempunyai gaya belajar auditory
= 60,833, mahasiswa yang mempunyai gaya belajar visual = 61,579 dan
mahasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik = 56,667. Dan untuk
kelompok laboratorium virtuil pada mahasiswa yang mempunyai gaya belajar

20
auditory = 68,331, mahasiswa yang mempunyai gaya belajar visual = 76,000
dan mahasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik = 56,731. Dari analisis
data diperoleh p-value = 0,037 yang berarti bahwa ada interaksi antara metode
pembelajaran dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar biologi.
5. Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
laboratorium riil pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori
rendah
= 52,375, mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi = 68,125. Dan untuk
kelompok laboratorium virtuil pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan
memori rendah = 66,316, mahasiswa yang mempunyai kemampuan memori
tinggi = 68,452. Dari analisis data diperoleh p-value = 0,002 yang berarti
bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan memori
terhadap prestasi belajar biologi.

6. Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata prestasi belajar untuk kelompok
mahasiswa yang bergaya belajar auditory dengan memori tinggi = 73,214, dan
dengan memori rendah = 57,357. Untuk kelompok mahasiswa dengan gaya
belajar visual dengan memori tinggi = 69,839 dan dengan memori rendah =
67,379. Dan untuk kelompok mahasiswa yang bergaya belajar kinestetik
dengan memori tinggi = 63,000 dan dengan memori rendah = 48,958. Dari
analisis data diperoleh p-value = 0,025 yang berarti bahwa ada interaksi antara
gaya belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar biologi.

7. Dari analisis data diperoleh p-value = 0,925 yang berarti bahwa tidak ada
interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan kemampuan memori
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar biologi.

21
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis varians klasifikasi
tiga arah dapat dilakukan dalam berbagai penelitian seperti beberapa kasus yang telah dibahas
di atas. Pada kasus I, analisis varians klasifikasi tiga arah digunakan untuk menguji pengaruh
Matematik Realistik, Motivasi, dan jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika. Pada
kasus II, analisis varians klasifikasi tiga arah digunakan untuk menguji perbedaan prestasi
belajar matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran (kooperatif tipe MMP
(Missouri Mathematics Project), GI (Group Investigation) atau mekanistik), tingkat
kecerdasan emosional (rendah, sedang dan tinggi) dan gaya belajar (visual, auditorial dan
kinestetik). Pada kasus III, analisis varians klasifikasi III arah digunakan untuk menguji
pengaruh penerapan metode pembelajaran (laboratorium rill dan virtual), gaya belajar
(auditory, visual, kinestetik) dan kemampuan memori (tinggi, rendah) terhadap prestasi
belajar.
Selain itu analisis varians klasifikasi tiga arah juga digunakan untuk melihat interaksi
antar variabel pada kasus yang telah dibahas di atas.

22
DAFTAR PUSTAKA

Suwito, Abi, (2013), Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran


Kooperatif Melalui MMP (Missouri Mathematics Project) dan GI (Group
Investigation) Ditinjau dari Kecerdasan Emosional dan Gaya Belajar Siswa pada
Siswa SMP di Kota Blitar, Jurnal Kadikma, Vol. 4, No. 2, hal 1-12

Suyeni, (2014), Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik, Motivasi, dan jenis kelamin
terhadap Hasil Belajar Matematika materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
VIII SMPN I Boyolangu tahun ajaran 2013/2014, Skripsi, Tulungagung: IAIN
Tulungagung

Widiyanto, Joko (2010), Penerapan Laboratorium Riil dan Virtuil pada Pembelajaran
Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori Siswa, Tesis,
Surakarta: Universitas Sebelas Maret

23

Anda mungkin juga menyukai