Anda di halaman 1dari 3

Sesi 4 Filsafat Pendidikan

1. Proses pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran


matematika yang tidak hanya menjadikan matematika sebagai pelajaran menghapal rumus-
rumus dan prosedural dalam mengerjakan soal karena menurut teori belajar
konstruktivisme pada dasarnya tiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk
merekonstruksi pengetahuannya sendiri. Belajar matematika dengan pendekatan
konstruktivisme akan menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna karena sifat atau ide
matematika diperoleh/dikonstruksi dari/oleh siswa itu sendiri serta siswa dapat belajar
berpikir alternatif melalui pemecahan masalah. Guru dalam video tersebut dalam
melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme sudah sesuai dengan
prosedur, namun belum menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif sehingga kondisi
kelas kurang kondusif bahkan cenderung gaduh atau tidak tertib, guru tersebut juga terlalu
cepat dalam proses menyampaikan materi sehingga cenderung mengenyampingkan siswa
yang belum paham dan hanya meminta siswa yang sudah paham membantu siswa yang
belum paham (asistensi) sedangkan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme dikelas saya, guru tidak mendominasi kelas, guru lebih banyak
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengambil peran lebih aktif karena pendekatan
konstruktivisme adalah proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, tertib, efektif dan efisien
dengan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru mengajak siswa untuk
mengemukakan pendapat,menggali pengalaman, serta mencari solusi atau jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga siswa diharapkan dapat
mengaplikasikan pemahaman dan mengkonstruksi sendiri tentang materi pada pelajaran
matematika.

2. Bagaimana anda sebagai pendidik lembaga pendidikan dasar dapat berperan dalam era ini?
Dan apa saja yang harus anda pelajari menghadapi era revolusi 4.0 itu? Bagaimana kaitan
perkembangan revolusi 4.0 dengan prinsip dasar sosiologis, filosofis, dan pedagogis?

- Saat ini Indonesia telah memasuki era industry 4.0. Era yang disebut dengan era digital
atau era cyber system. Era ini ditandai dengan kehadiran robot, artificial intelligence,
machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT) serta driverless
vehicle. Era industry 4.0 sangat berkaitan dengan bidang pendidikan yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung pola belajar anak dan pola berpikir serta
mengembangkan inovasi kreatif dan inovatif dari para pendidik, guna mencetak generasi
penerus bangsa yang unggul dan mampu bersaing. Dalam proses pendidikan disekolah,
dimana kurikulum, guru, dan pembelajaran dari variabel utama, peran guru adalah
sentralnya. Perannya tidak tergantikan. Teknologi hadir untuk menguatkan peran guru
agar bisa memperkenalkan kurikulum pada siswa secara maksimal. Dalam era saat ini
guru diwajibkan untuk melek teknologi, agar lebih kreatif dan berkarakter khususnya
dalam proses belajar mengajar sebab siswa di era digital sekarang memiliki preferensi
cara belajar yang beragam. Generasi pada zaman ini didominasi generasi visual sehingga
metode penyampaian materi juga perlu disesuaikan dengan pemanfaatan kemajuan
teknologi. Dengan pemanfaatan teknologi, seorang guru dapat terbantu dalam berbagai
hal terutama dalam penyediaan materi yang memudahkan guru mengajar sesuai
karakter siswa. Guru berperan penting untuk memperhatikan karakter siswa agar hal
yang dipelajari disekolah mudah dipahami dan siswa dapat belajar dengan
menyenangkan. Perkembangan teknologi dalam pembelajaran memberikan solusi
pendidikan yang dapat digunakan langsung oleh siswa maupun guru dalam proses
belajar mengajar. Siswa dan guru dapat menggunakan multimedia seperti komputer,
smartphone atau tablet untuk mengakses materi langsung bersama-sama. Sebagai
alternatif, dapat pula digunakan proyektor untuk menampilkan materi pelajaran. Guru
bersama siswa juga dapat mengakses sejumlah aplikasi atau platform digital yang dapat
dimanfaatkan dunia pendidikan untuk menggelar aktivitas belajar online seperti kelas
pintar, ruangguru, zoom, google Classroom, rumah belajar, meja kita, quipper school,
sekolahmu, zenius dan google education.
- Apa saja yang harus pengajar pelajari menghadapi era revolusi 4.0 itu?
Dikutip dari Kompasiana (2009) setidaknya ada 4 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh
pengajar yakni:
1. Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Merupakan kemampuan
memahami suatu masalah, mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sehingga dapat
dielaborasi dan memunculkan berbagai perspektif untuk menyelesaikan masalah.
Pengajar diharapkan mampu meramu pembelajaran dan mengekspor kompetensi ini
kepada peserta didik.
2. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Keterampilan ini tidak luput dari kemampuan
berbasis teknologi informasi sehingga pengajar dapat menerapkan kolaborasi dalam
proses pengajaran.
3. Kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Diharapkan ide-ide baru dapat diterapkan
pengajar dalam proses pembelajaran sehingga memacu siswa untuk berpikir kreatif dan
inovatif. Misalnya dalam mengerjakan tugas dengan memanfaatkan teknologi dan
informasi.
4. Literasi teknologi dan informasi. Pengajar diharapkan mampu memperoleh banyak
referensi dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses belajar
mengajar. Tanpa literasi teknologi, perkembangan IPTEK kita akan dibalap oleh bangsa-
bangsa lain.
- Bagaimana kaitan perkembangan revolusi 4.0 dengan prinsip dasar sosiologis, filosofis
dan pedagogis? Filosofi pendidikan 4.0 yang komprehensif ialah filosofi pendidikan yang
mampu memupuk basic skills and deep learning skills sebagai tuntutan kemampuan
dalam revolusi industry 4.0, sehingga implementasi system pendidikan yang berdasar
pada filosofi pendidikan 4.0 ini dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang
produktif dan berdaya guna. Revolusi industry 4.0 sebagai era kemajuan teknologi
berkaitan pula dengan prinsip dasar sosiologis atau prinsip dasar yang berhubungan
dengan kemasyarakatan. Relasi sosial hubungan masyarakat kini lebih erat terbangun
dalam dunia maya sehingga hubungan dalam dunia nyata justru menjadi relatif. Revolusi
industry juga meninggalkan persoalan yang berkaitan dengan hilangnya nilai-nilai sosial
humaniora. Generasi milenial sudah menunjukkan adanya gejala-gejala degradasi
mental. Gaya hidup konsumerisme, kebebasan yang tanpa batas, serta hilangnya
perilaku etis dimedia sosial adalah serangkaian contoh dari degradasi tersebut.
- Sedangkan kaitan era revolusi industry 4.0 pada prinsip pedagogis ialah perubahan yang
dimulai dari penguatan kompetensi guru sebagai garda terdepan pendidikan yakni
sebagai peran penting pembelajaran di era revolusi industry 4.0. Guru dituntut memiliki
kompetensi yang unggul dibidangnya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan professional. Guru harus mempunyai kemampuan pedagogis pada era revolusi 4.0
terutama dalam penggunaan teknologi yang akan mendukung proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai