Akuntansi
Keuangan
Menengah II
02
Ekonomi dan Bisnisl Akuntansi Roy Budiharjo, SE., M.Ak
Abstract Kompetensi
Obligasi pada dasarnya Kemampuan komunikasi dan
merupakan wesel bayar jangka argumentasi sesuai konsep teori
panjang yang akan menghasilkan
bunga. obligasi merupakan hutang
perseroan dan menunjukan jumlah
yang dipinjam dari investor.
pembeli obligasi menerima suatu
sertifikat obligasi yang memuat
nama perseroan yang
mengeluarkannya. sertifikat juga
menyatakan pokok pinjaman, yang
merupakan jumlah yang dipinjam
perseroan dari pemegang obligasi..
Obligasi pada dasarnya merupakan wesel bayar jangka panjang yang akan menghasilkan
bunga. Obligasi merupakan hutang perseroan dan menunjukan jumlah yang dipinjam dari
investor. pembeli obligasi menerima suatu sertifikat obligasi yang memuat nama perseroan
yang mengeluarkannya. sertifikat juga menyatakan pokok pinjaman, yang merupakan
jumlah yang dipinjam perseroan dari pemegang obligasi. Nilai yang tercantum dalam
sertifikat tersebut dinamakan nilai nominal obligasi atau nilai jatuh tempo yang wajib dilunasi
pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang pada pemegang obligasi.
pencatatan selama peredaran hutang obligasi terutama berkaitan dengan bunga dan
amortisasi agio atau disagio obligasi. pencatatan yang berkaitan dengan bunga yaitu
pada saat pembayaran bunga secara berkala dan kemungkinan adanya bunga
pelunasan hutang obligasi dapat dilakukan tepat pada saat jatuh tempo atau dapat
dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.
apabila obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempo ada kemungkinan timbulnya
laba atau rugi, hal ini tergantung pada kurs saat pelunasannya. laba atau rugi akibat
pelunasan lebih awal ini merupakan laba atau rugi luar biasa dan dalam laporan laba
rugi perusahaan dikelompokkan secara tersendiri.
obligasi yang belum jatuh tempo dapat ditarik dari peredaran atau dibeli kembali.
penarikan hutang obligasi ini ada dua kemungkinan, yaitu :
1. penarikan kembali dengan tujuan akan diedarkan kembali (dijual lagi)
2. penarikan kembali untuk selama-lamanya (tidak akan dijual lagi).
dalam penarikan kembali obligasi yang beredar, ada kemungkinan timbulnya laba
atau rugi, hal ini tergantung pada kurs saat pelunasannya. laba atau rugi akibat pelunasan
lebih awal ini merupakan laba atau rugi luar biasa dan dalam laporan laba rugi perusahaan
dikelompokkan secara tersendiri.
apabila kurs penarikan di bawah harga buku obligasi maka akan memperoleh laba
dan apabila kurs penarikan di atas harga buku, maka akan menderita kerugian.
investasi dalam obligasi akan dicatat pada biaya perolehan, yang mencakup harga
pembelian dan komisi yang dibayarkan pada pialang. amortisasi agio atau disagio tidak
akan dicatat dalam investasi lancar, karena investor merencanakan untuk memegang
obligasi tersebut dalam jangka waktu yang pendek, sehingga amortisasi menjadi tidak
berarti. investor yang memegang investasi jangka panjang untuk periode yang cukup lama
akan melakukan amortisasi agio atau disagio obligasi.
yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga perolehan obligasi adalah bila dalam
pembelian obligasi di dalamnya terdapat bunga berjalan. bunga berjalan obligasi harus
dibayar oleh pembeli obligasi, tetapi tidak termasuk sebagai harga perolehan obligasi.
Market rate > contrac/coupon rate ( tingkat bunga pasar lebih tinggi ).
Contoh 1 :
Sama seperti contoh diatas, market rate of interest 13 %
PV $100.000, 5 tahun, 13
61/2 %, 10 pariode = 0,5327 x1 00.000 $53.270
PV 6.000, 5 tahunt, 13%
61/2%, 10 periode = 7,1888 x 6.000 $43.133
Total Present Value of Bonds $96.403
Contoh 2 :
Amortisasi discount :
Market rate < coupon rate ( tingkat bunga pasar lebih rendah )
Contoh 2.
Pada tgl 1 Februari 1997 PT. Diva menerbitkan 400 lembar obligasi, nilai nominal
Rp 5.000 pada kurs 101,5. Tingkat bunga yang diberikan 18 % per tahun dibayar
setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Tanggal jatuh tempo obligasi tanggal 1
Februari 2007.
31 Desember
Jurnal :
Agio Obligasi Rp 2.750
Beban Bunga Rp 2.750
Jurnal penyesuaian ;
Obligasi yang belum jatuh tempo dapat ditarik dari peredaran atau dibeli kembali. Penarikan
hutang obligasi ini ada dua kemungkinan, yaitu :
1. penarikan kembali dengan tujuan akan diedarkan kembali (dijual lagi)
2. penarikan kembali untuk selama-lamanya (tidak akan dijual lagi).
Yang akan dibahas berikut hanya yang bertujuan tidak akan dijual lagi. Dalam
penarikan kembali obligasi yang beredar, ada kemungkinan timbulnya laba atau rugi, hal ini
tergantung pada kurs saat pelunasannya. Laba atau rugi akibat pelunasan lebih awal ini
merupakan laba atau rugi luar biasa dan dalam laporan laba rugi perusahaan
dikelompokkan secara tersendiri.
Apabila kurs penarikan di bawah harga buku obligasi maka akan memperoleh laba
dan apabila kurs penarikan di atas harga buku, maka akan menderita kerugian.
Untuk menggambarkan transaksi pelunasan obligasi diberikan contoh sebagai berikut :
Obligasi yang disebutkan dalam contoh 2 (point 3), PT Diva. Pada tanggal 1 Mei 2002 ditarik
kembali atau dilunasi dengan kurs 100 untuk seluruh obligasi.
Pembayaran bunga :
Beban Bunga Rp 90.000
Kas Rp 90.000
Warren, Reeve and Fees, ”Accounting”, 2010 22th edition, Thomson South-Western.
Ikatan Akuntan Indonesia,” Standar Akuntansi Keuangan,” 2010 Salemba Empat, Jakarta.
Kieso, Weygandt,”Accounting Principles,”2007 10th edition, John Wiley & Sons Publishing.