Berkaitan dengan hal ini, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk – Departemen
TOD mengembangkan kawasan kota yang bersifat kompak berupa LRT City.
LRT City hadir tidak hanya menyiapkan fasilitas pendukung stasiun LRT lintas
layanan Cawang – Dukuh Atas, Cawang – Cibubur dan Cawang – Bekasi Timur
tetapi juga melaksanakan kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi terutama di sektor properti. LRT City mengusung konsep
Transit Oriented Development (TOD) dengan pendekatan pengembnagan kota
yang bersifat kompak, mengadopsi tata ruang campuran (mixed use),
maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti LRT dan dilengkapi jaringan
pejalan kaki/sepeda. LRT City menerapkan prinsip Connect, Compact, Densify,
Transit, Mix, Cycle, Shift, dan Walk. Melalui pengembangan dengan pendekatan
TOD, LRT City meyakini mampu menciptakan ruang waktu, meningkatkan
kualitas hidup yang selaras, serasi, dan seimbang. Menghasilkan rancangan indah
sepenuh jiwa yang merupakan persembahan Adhi bagi negeri.
Salah satunya adalah Gateway Park LRT City yang memiliki konsep
wilayah dengan sistem Transit Oriented Development (TOD) yang merupakan
kawasan mixed-use. Kawasan Gateway Park LRT City memiliki luasan total lahan
52,074 m2 dan luas total bangunan 279,832 m2 terdiri dari 5 tower apartemen 16
1
lantai yang dihubungkan oleh 2 basement dilengkapi area Commercial Station
Mall 5 dan 20 Ruko yang memiliki akses langsung dengan stasiun LRT City
Jaticempaka sebagai destinasi mass transportation yang menawarkan peluang
bisnis dan investasi masa depan, yang menjadi distrik baru di antara perbatasan
Jakarta dan Jawa Barat sehingga membuka peluang pengembangan kawasan di
sekitarnya. LRT City yang menerapkan prinsip connect, compact, densify, transit,
mix, cicle, shift, dan walk ini diharapkan mampu menciptakan ruang waktu serta
meningkatkan kualitas hidup yang selaras, serasi serta seimbang bagi
penghuninya. Bisa dilihat gambar rencana bangunan dari Gateway Park LRT City
– jaticempaka pada Gambar 2.1 dan gambar rencana bangunan ruko dari
Gateway Park LRT City pada Gambar 2.2
2
Gambar 2. 2 Ruko Gateway Park LRT City – jaticempaka
3
II.2.2 Data Teknis Proyek
1. Jenis Bangunan : Bangunan 3 Lantai
2. Jenis Struktur : Beton Bertulang
3. Luas Bangunan :
Lantai 1 : 1500 m2
Lantai 2 : 1500 m2
Lantai 3 : 1500 m2
4. Jenis Atap : Beton
5. Tinggi Bangunan :
Elv. GF : -0,050
Elv. Lantai 1 : +3,950
Elv. Lantai 2 : +7,550
Elv. Lantai 3 : +11,150
Elv. Atap : +13,650
6. Mutu Beton :
Tiang Pancang: fc = 42 MPa
Pile Cap : fc = 30 MPa
Kolom : fc = 30 MPa
Balok : fc = 30 MPa
Plat Lantai : fc = 30 MPa
Tangga : fc = 30 MPa
7. Mutu Tulangan : BJTP 24 fy = 240 MPa
: BJTD 40 fy = 400 MPa
4
Tipe PC-2A Ruko (2150 800) mm
Tipe PC-3 Ruko (2800 800) mm
6 Tiang Pancang Tipe Ruko
Total Panjang 8 ~ 9 m
Dimensi 400 400
Daya Dukung Tekan 75 Ton
Daya Dukung Tarik 2 Ton
Momen Crack 91 Kn.m
7 Dimensi Plat Lantai S1 ( 5000 x 5875 x 150 )
S2 ( 5000 x 1250 x 150 )
S3 ( 5000 x 5875 x 150 )
S4 ( 5000 x 3875 x 150 )
S5 (1344,98 x 2000 x 150 )
S6 ( 5000 x 1250 x 150 )
S8 ( 500 x 4530,02 x 150 )
8 Dimensi Tie Beam atau TB1 ( 250 x 500 )
Sloof TB2 ( 250 x 500 )
TB3 ( 250 x 450 )
TB4 ( 250 x 400 )
TB5 ( 200 x 400 )
TB6 ( 200 x 400 )
TB7 ( 200 x 400 )
TB8 ( 200 x 300 )
TB9 ( 200 x 300 )
TB10 ( 250 x 400 )
9 Dimensi Balok B13, B14, B15, B19(250 500)
B4, B5, B9 (250 400)
B3, B10, B11, B12, B16, B17,B18 (250
450)
B2, B20 (200 400)
B1, B6, B22 (200 300)
B7, B8, B21, B23 (250 400)
10 Dimensi Kolom Tipe K1 (250 500)
Tipe K1 (300 500)
Tipe K1A (250 500)
Tipe K2 (300 150)
Tipe K3 (200 150)
5
II.2.3 Ditail Gambar Struktur (Terlampir)
II.3.2 Konsultan
Konsultan dibagi menjadi dua, yaitu Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas.
6
II.3.2.1 Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang diberikan tugas oleh owner
untuk membuat laporan perencanaan, manajemen proyek dan melaporkan kepada
owner segala sesuatu tentang proyek selama batas wewenangnya. Konsultan
perencana mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
7
5. Meneliti serta mengawasi perubahan dan penyesuaian yang terjadi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
II.3.3 Kontraktor
Kontraktor atau pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang
ditunjuk oleh owner dan ditetapkan melalui tender untuk melaksanakan pekerjaan
proyek berdasarkan biaya, waktu yang telah disepakati dan juga berdasarkan
peraturan-peraturan, syarat-syarat, serta gambar-gambar rencana yang telah dibuat
oleh konsultan perencana seperti yang tertera dalam dokumen tender.
Apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan oleh kontraktor sesuai dengan
perjanjian kontrak maka hasil pekerjaan itu diserahkan kepada pemilik. Adapun
tugas dan kewajiban dari kontraktor adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan proyek sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan
pemilik, baik waktu maupun biaya.
2. Menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli peralatan dan material serta menunjuk
sub kontraktor dan suplier selama proyek berlangsung.
3. Menerima pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan.
4. Menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan dan bertanggung jawab penuh
dalam masa perawatan.
5. Mengawasi pekerjaan sub kontraktor dan bertanggung jawab atas hasil kerja
sub kontraktor kepada owner.
6. Bila diperlukan dapat melakukan perubahan gambar kerja dengan persetujuan
manajemen konstruksi dan konsultan perencana.
7. Membuat laporan hasil pekerjaan yang meliputi perkembangan pekerjaan,
tenaga kerja, biaya, peralatan, material, serta masalah yang dihadapi, dan
penanggulangannya didalam laporan harian.
8. Memelihara keamanan dan kesehatan para pekerja serta memberikan jaminan
keselamatan seperti asuransi kecelakaan dan keselamatan tenaga kerja.
9. Melakukan test material yang digunakan.
8
II.4 Hubungan Pihak-pihak yang Terlibat
Secara skematis pihak – pihak yang terlibat dalam proyek dapat dilihat
dari Gambar 2.3 di bawah ini:
Dimana:
9
Hubungan antara pemerintah dengan pemilik, konsultan pengawas,
konsultan perencana, dan kontraktor adalah merupa-kan hubungan
kepatuhan yang diikat oleh suatu undang-undang dan peraturan, Hubungan
kepatuhan adalah semua yang di-lakukan oleh pemilik, konsultan dan
kontraktor untuk pembangunan tersebut harus sesuai dengan aturan atau
undang-undang yang telah ditentukan oleh pemerintah.
b. Hubungan Pemilik (owner) dengan Kontraktor
Hubungan kerja antara pemilik proyek dan kontraktor adalah
hubungan kerja yang bersifat kontraktual dan fungsional. Kedua belah
pihak telah di ikat dalam suatu perjanjian kontrak, dimana kontraktor telah
mempunyai kewajiban menyelesaiakan proyek sesuai dengan kontrak yang
sudah disepakati antara kedua belah pihak sesuai dengan spesifikasi dan
gambar rencana.
Dalam melaksanakan pekerjaan proyek pihak kontraktor selaku
pelaksana proyek mempunyai hak untuk melakukan kordinasi kepada
pemilik proyek tentang perubahan desain dan metode pelaksanaan , jika
perencanaan awal setelah dilakukan beberapa koreksi dianggap kuramg
tepat.
Kontraktor selaku pelaksana proyek berhak untuk menerima upah
sesuai dengan kontrak yang sudah ditanda tangani terhadap jasa yang telah
dikerjakan.
c. Hubungan Pemilik (owner) dengan Manajemen Konstruksi
Manajemen Kontruksi yang ditunjuk oleh pemilik proyek
mempunyai suatu perjanjian kerja (kontrak kerja), dimana kontrak tersebut
berisikan kewajiban dari Manajemen Kontruksi untuk melaksanakan tugas
pengawasan terhadap pelaksanaan proyek yang dikerjakan atau
dilaksanakan oleh kontraktor dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Sedangkan pemilik berkewajiban memberikan imbalan jasa kepada
Manajemen Kontruksi berupa pembayaran yang diatur dalam perjanjian
kontrak kerja.
10
Dalam melaksanakan tugas Manajemen Kontruksi berhak
menghentikan pekerjaan sementara apabila Manajemen Kontruksi
menemukan metoda kerja yang tidak sesuai dengan prosedur kerja yang
telah disetujui bersama.
d. Hubungan Pemilik (owner) dengan Konsultan Perencaba
Konsultan perencana yang ditunjuk oleh pemilik proyek
mempunyai suatu perjanjian kerja (kontrak kerja), dimana kontrak tersebut
berisikan kewajiban dari konsultan perencana untuk melaksanakan tugas
perencanaa terhadap rencana proyek dengan baik dan penuh tanggung
jawab. Sedangkan pemilik berkewajiban memberikan imbalan jasa kepada
konsultan perencana berupa pembayaran yang diatur dalam perjanjian
kontrak kerja.
e. Hubungan Manajemen Konstruksi dengn Kontraktor
Hubungan Manajemen Kontruksi (MK) dengan kontraktor adalah
hubungan fungsional, dimana dalam pelaksanaan proyek konsultan MK
berhak menyetujui/menolak sesuatu bahan/material dan kontraktor harus
mengganti suatu material/bahan yang telah didatangkan dengan
mendatangkan material/bahan baru sesuai yang telah disetujui dalam
kontrak kerja.
Selain itu konsultan MK melakukan pengawasan sesuai dengan
bestek dan gambar yang mengikat kepada kontrak masing-masing,
sedangkan kontraktor menjalankan tugasnya sesuai dengan kontrak dan
bestek yang ada.
f. Hubungan Kontraktor dengan Subkontraktor
Hubungan antara kontraktor dengan sub kontraktor terdapat satu
garis koordinasi pekerjaan yang terikat oleh kontrak kerja antara
keduanya. Sub kontraktor harus menyediakan kebutuhan kontraktor
pelaksana dengan memenuhi syarat kualitas maupun kuantitas.
11
II.5 Sumber Daya Proyek
Sumber daya proyek diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang
merupakan komponen dalam proyek agar mempunyai ketepatan akan perhitungan
unsur biaya, mutu, dan waktu. Secara umum sumber daya adalah suatu
kemampuan dan kapasitas potensi yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan
manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Sehingga lebih spesifik dapat dinyatakan
bahwa sumber daya proyek konstruksi merupakan kemampuan dan kapasitas
potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi. Sumber daya proyek
konstruksi terdiri dari beberapa jenis diantaranya biaya, waktu, sumber daya
manusia, material, dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek,
dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya-sumber daya tersebut perlu
dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal.
12
b. Tenaga Kerja Terlaltih
Tenaga kerja terlatih (trainee labour) adalah tenaga kerja yang
memerlukan pelatihan dan pengalaman terlebih dahulu, misalnya mandor,
petugas keamanan dan sebagainya. Mandor dituntut untuk memiliki
pengetahuan teknis dalam taraf tertentu, misalnya dapat membaca gambar
konstruksi dapat membuat erhitungan ringan, dapat membedakan kualitas
bahan bangunan yang akan digunakan, menagani pekerjaan acuan,
pembesian, pengecoran, dan mengawasi pekerjaan tenaga kerja
bawahannya.
Tenaga Keamanan menjaga keamanan lokasi proyek, prosedur
penerimaan tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada concrete
mixer truck, concrete pump truck maupun truck bahan bangunan yang
akan masuk lokasi ke proyek. Tenaga Tukang harus ahli dalam bidangnya
berdasarkan pengalaman dan cara kerja yang sederhana. Tukang dalam
proyek dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarman), tukan
batu (mason), tukang kayu (carpenter), dan tukang las. Tukang besi
mengurusi segala macam kegiatan yang berhubungan dengan pembesian /
pemasangan tulangan, tukang batu bertugas dalam pengecoran dan
pembuatan lantai kerja, tukang kayu bertugas untuk mengurusi segala
macam pekerjaanyang berhubungan dengan kayu baik bekisting hingga
servis lainnya.
c. Tenaga Kerja Tak Terdidik
Tenaga kerja tak terdidik (unskilled labour) adalah tenaga kerja
yang tidak mempunyai keterampilan dan pengalaman dan tidak
memerlukan pelatihan ataupun pendidikan khusus, hanya memerlukan
kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan bahan, alat dan lain-lain.
Misalnya kuli bangunan dan buruh gendong.
13
dan lain-lain sangat berpengaruh terhadap kualitas dari suatu bangunan dalam hal
kekuatan, ketahanan, daya dukung, serta memberikan nilai estetika bagi
konstruksi bangunan. Pada saat pelaksanaan dilapangan apakah bahan yang
digunakan tersebut sudah sesuai atau belum dengan syarat – syarat yang
diinginkan, maka harus dilakukan terlebih dahulu pengujian di laboratorium.
Pengunaan material juga harus diketahui dan setujui oleh pihak pengawas atau
perencana.
Dibawah ini penjelasan rencana material proyek pada Rencana
Pelaksanaan Pembangun Ruko Gateway Park LRT City.
1. Baja Tulangan
Baja tulangan adalah besi yang berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton. Istilah dalam perdagangan disebut juga besi beton. Baja
tulangan menurut bentuknya dibagi atas:
a. Baja Tulangan Polos (BJTP)
Baja tulangan polos adalah batang prismatis yang berpenampang bulat,
persegi,lonjong dan lain-lain dengan permukaan licin. Pada proyek ini
digunakan BJTP 24.
b. Baja Tulangan Ulir (BJTD)
Baja tulangan ulir adalah batang prismatis yang bersirip atau yang berulir
teratur untuk mendapatkan perletakan yang lebih baik dari pada baja
tulangan poos dengan luas penampang yang sama. Pada proyek ini
digunakan BJTD 40.
14
Gambar 2. 4 Baja Tulangan
3. Multiplek
15
Multiplek merupakan salah satu olahan kayu yang terdiri dari berlapis- lapis
triplek. Multiplek ini digunakan sebagai bekisting. Pada proyek ini tebal
multiplek yang digunakan adalah 9 mm.
Gambar 2. 6 Multiplek
4. Semen Portland
Pada proyek ini digunakan semen portland tipe I. Semen portland tipe I
dihasilkan dengan cara menggiling halus klinker yang mengandung senyawa
kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan ditambah dengan bahan tambahan
gips yang berfungsi sebagai memperlambat pengikatan. Semen merupakan
bahan yang sangat penting dalam campuran beton.
5. Bata Merah
16
Batu bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna
kemerah-merahan.
17
merupakan suatu keharusan walaupun akan dibutuhkan pembiayaan yang cukup
besar dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan konstruksi, khususnya jalan,
akan banyak jumlah dan jenis alat berat yang digunakan. Jumlah dan jenis alat
berat yang digunakan akan tergantung oleh beberapa faktor, antara lain adalah:
18
Jenis tanah dilokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat
mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi
padat, lepas, keras, atau lembek.
8. Keadaan Lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor
lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
9. Nilai Ekonomis Penggunaan Alat (Beli atau Sewa).
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat,
karena alat milik sendiri lebih dapat membeikan keuntungan dari pada
alat yang disewa, yang mana biaya alat sewa bisa menjadi biaya
perawatan untuk alat milik sendiri.
19
satu persatu, sedangkan untuk besi tulangan yang berdiameter lebih kecil
dapat dipotong beberapa sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat, batas
pembengkokkan besi tulangan maksimal diameter besi 32 mm.
c. Mixer Truck
Mixer Truck adalah mobil yang digunakan untuk membawa campuran
beton ready mix dari lokasi pembuatannya kelokasi pekerjaan proyek.
Pada saat proses mobilisasi, molen yang berfungsi sebagai wadah
20
penampungan selalu berputar dengan frekuensi yang telah ditentukan.
Kapasitas 1 unit Mixer truck adalah 6-7 m3 adukan beton.
21
dapat mendukung tercapainya suatu produktivitas proyek. Suatu proyek
konstruksi memiliki metoda dalam setiap kegiatan proyek yang akan dibahas
lanjut pada Bab IV berupa metoda pelaksanaan pekerjaan struktur.
22