Proses audit akan menghasilkan sebuah laporan audit. Laporan audit berisi tentang opini
auditor yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Laporan Audit dari seorang Auditor dipergunakan sebagai alat komunikasi antara
Auditor dengan pihak Manajemen mengenai temuan(finding) dari setiap audit yang telah
dilakukan auditor.
Dari setiap audit yang telah diselesaikan harus dibuat satu laporan tertulis dan ditanda
tangani demikian standar internal audit mengharuskan hal ini. Namun, standar tidak
merekomendasikan bentuk atau format laporan tertentu. Untuk hal tersebut standar
menyerahkan kepada masing-masing auditor. Laporan audit harus ditandatangani oleh auditor
yang berhak, penunjukkan auditor yang menandatangani hal tersebut di tentukan oleh Kepala
Satuan Internal Audit. Tandatangan dapat dilakukan (diterakan) pada body laporan atau pada
Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit
atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama yang dapat
diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan
kesimpulan yang diperolehnya. Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor
dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui
beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus
diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Auditor dalam memberikan opini sudah
Menurut IAI(2001) dalam SA Seksi 326 bahwa tujuan audit atas laporan keuangan
oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan
auditor juga merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila
Pendapat yang diberikan juga berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan
apakah auditor mendeteksi salah saji pada tingkat materialitas tertentu. Materialitas
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas
profesional yang dipengaruhi oleh persepsi auditor sendiri.Ketika auditor menetapkan bahwa
suatu prosedur audit mempunyai tingkat materialitas yang rendah, maka ada kecenderungan
bagi auditor untuk mengabaikan prosedur audit tersebut. Pengabaian yang dilakukan auditor
ini dilakukan karena auditor beranggapan jika ditemukan salah saji dari pelaksanaan prosedur
audit, nilainya tidaklah material sehingga tidak berpengaruh apapun pada opini audit.
s e s u a i d e n g a n p r i n s i p a k u n t a n s i y a n g b e r l a k u u m u m d i Indonesia.Standar
pelaporan pertama ini tidak mengharuskan untuk menyatakan tentang fakta (statement of
akuntansi tersebut.
dalam periode sebelumnya. Standar ini juga disebut dengan standar konsistensi. Standar
antara k o n s i s t e n s i d e n g a n d a y a b a n d i n g l a p o r a n k e u a n g a n .