Bab 1 Vektor
Bab 1 Vektor
TUJUAN PEMBELAJARAN
B
A
Gambar 1. Vektor perpindahan seekor semut pada selang waktu tertentu
A1
(a) (b)
Gambar 2. Contoh dua buah vektor dengan nilai dan arah yang berbeda
(a) Vektor (b) Vektor
(a) (b)
Gambar 3. Vektor dalam koordinat cartesian dan penguraiannya
dengan
= vektor komponen dari vektor S pada sumbu x
= vektor komponen dari vektor S pada sumbu y
= +
dengan
Bab 1 Besaran Vektor 4
= nilai vektor
= nilai vektor komponen
= nilai vektor komponen
dengan
= vektor komponen T pada sumbu x
= vektor komponen T pada sumbu y
= vektor komponen T pada sumbu z
Nilai vektor T, yaitu jika dinyatakan dalam nilai-nilai vektor
komponennya yaitu , , and dengan menggunakan teorema
pitagoras, diperoleh
= + +
dengan
= nilai vektor T
= nilai vektor komponen
= nilai vektor komponen
= nilai vektor komponen
B. Vektor Satuan
(=
Contoh Soal
Posisi titik A (-6,6) dan titik B (5,2) dalam koordinat cartesius masing-
masing dinyatakan oleh vektor ) dan vektor )* .
a) Nyatakan vektor ) dan )* dalam ungkapan vektor satuan adalah ̂, "̂,
dan #$ , serta tentukan vektor-vektor komponennya masing-masing !
b) Tentukan vektor satuan dari vektor ) dan vektor )*
Penyelesaian
a) Vektor ) = −6 ̂ + 6 "̂,
komponennya adalah
) = −6 ̂, dan ) = 6 "̂
Vektor )* = 5 ̂ + 2 "̂,
komponennya adalah
)* = 5 ̂, )* = 2 "̂
b) Vektor satuan dari )
Bab 1 Besaran Vektor 6
). =
)
Vektor satuan dari )* :
45
)*
−6 ̂ + 6 "̂ ).* =
). = /0
6(−6) + 6 5 ̂ + 2 "̂
−6 ̂ + 6 "̂ ). =
). = √5 + 2
6√2 5 ̂ + 2 "̂
− ̂ + "̂ ). =
). = √29
√2 3 ̂ 2 "̂
̂ "̂ ). = +
). = − + √29 √29
√ √
C. Penjumlahan Vektor
:= +*
9 9
* *
Gambar 5. Penjumlahan vektor A dan B dengan metode jajargenjang
Bab 1 Besaran Vektor 7
dengan
= nilai vektor A
< = nilai vektor B
9 = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B
2. Metode Poligon
Penjumlahan vektor dengan metode poligon disebut juga dengan
penjumlahan vektor dengan metode segibanyak. Jika vektor yang
dijumlahkan hanya dua buah maka disebut juga dengan metode segitiga.
Penjumlahan beberapa vektor dengan metode poligon dilakukan dengan
menggeser vektor kedua sehingga pangkal vektor kedua berimpit dengan
ujung vektor pertama. Selanjutnya vektor ketiga digeser posisinya
sehingga pangkalnya berimpit dengan ujung vektor kedua, begitu
seterusnya sampai vektor teraktir. Resultan vektor dari penjumlahan ini
adalah suatu vektor dengan titik pangkal yang berimpit pada pangkal
vektor pertama dan ujung yang berimpit dengan vektor terakhir. Perlu
diketahui bahwa suatu vektor dapat digeser posisinya dengan syarat
panjang dan arahnya tetap sama.
*
:
* :
*
(a) (b) (c)
Gambar 6. Penjumlahan dua vektor
ujung yang berimpit dengan ujung vektor B, Gambar 6 (b). Hasil yang
sama akan diperoleh jika * + . Pada Gambar 6 (c) terlihat bahwa
: = * + . Dengan demikian, berlaku sifat komutatif pada
penjumlahan vektor, yaitu : = + * = * + .
Lebih lanjut, jika tiga buah vektor dijumlahkan, misalnya vektor
, *, dan C , maka caranya dengan menggeser vektor * agar pangkalnya
berimpit dengan ujung vektor , setelah itu menggeser vektor C agar
pangkalnya berimpit dengan ujung vektor *, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7. Maka diperoleh resultan vektor, : = + * + C
* C
C
* :
Gambar 7. Penjumlahan tiga vektor
Contoh Soal
Pada gambar di samping, diberikan
tiga vektor gaya. Tentukan resultan
dari ketiga gaya itu menggunakan
metode jajargenjang, poligon, dan
vektor komponen!
Penyelesaian
Penjumlahan dengan metode jajargenjang dan poligon diberikan oleh
gambar berikut.
Tampak bahwa resultan vektor yang diperoleh dari kedua metode ini
adalah sama. Jika dinyatakan dalam vektor satuan, resultannya adalah
F: ≡ F + F + FH = 10 ̂ − 2 "̂
Sementara itu, untuk menjumlahkan dengan metode vektor komponen,
terlebih dahulu kita harus menuliskan ketiga vektor dengan ungkapan
$ . Dari gambar diperoleh
vektor satuan ̂, "̂, dan #
F = −4 ̂ + 4"̂ , F = 9 ̂ , dan FH = 5 ̂ − 6"̂
Maka resultan dari ketiga vektor itu adalah
F: = F + F + FH
F: = (−4 ̂ + 4 "̂) + (9 ̂) + (5 ̂ − 6 "̂)
F: = 10 ̂ − 2 "̂
Hasil ini sama dengan yang diperoleh sebelumnya. Namun, metode
vektor komponen lebih mudah digunakan.
Bab 1 Besaran Vektor 10
D. Pengurangan Vektor
C −C
−
* −*
(a) (b)
Gambar 8. (a) Vektor , *, dan C (b) Negatif dari vektor , *, dan C
−* *
*−C
−C −
−* *−
*
Contoh Soal
Tentukan hubungan yang benar dari vektor-vektor kecepatan pada tiap-
tiap gambar berikut!
JH JH
J JH
J J
J J
J
Penyelesaian
Hubungan vektor dapat dicari dengan menggunakan metode poligon pada
penjumlahan vektor. Pertama menentukan titik acuan, misalnya titik
sudut sebelah kiri bawah segitiga. Setelah itu, tentukan arah putaran,
misalnya jika arah vektor searah dengan arah putaran jarum jam, maka
bernilai positif, dan jika berlawanan arah maka negatif.
Untuk gambar (a) Untuk gambar (c)
J + (−JH ) + (−J ) = 0 −J + JH + J = 0
J − JH − J = 0 J + JH = J
J = J + JH
Untuk gambar (b)
J + JH + J = 0
J + J + JH = 0
E. Perkalian Vektor
yaitu suatu vektor dengan arah sama dengan vektor dan bernilai K .
Namun jika dikalikan dengan konstanta atau besaran skalar negatif −K,
maka hasilnya adalah vektor – K , suatu vektor yang memiliki arah
berlawanan dengan vektor dan bernilai K .
Sementara itu, perkalian vektor dengan vektor tidak sesederhana
perkalian vektor dengan skalar atau konstanta. Terdapat tiga bentuk
perkalian vektor dengan vektor, perkalian titik (dot product), perkalian
silang (cross product), dan perkalian dyadic (perkalian tensor). Masing-
masing memiliki aturannya sendiri. Pada modul ini hanya akan dibahas
dua bentuk perkalian, yaitu perkalian titik, dan perkalian silang. Adapun
perkalian dyadic akan dipelajari pada Mata Kuliah Mekanika.
1. Perkalian Titik
Perkalian titik dua vektor menghasilkan besaran skalar. Perkalian
titik vektor dan vektor * didefinisikan sebagai
∙* = < NOP 9
dengan 9 adalah sudut yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut.
Interpretasi geometris perkalian titik vektor dan vektor * adalah
perkalian skalar antara panjang vektor * dengan panjang proyeksi vektor
A pada vektor B (Gambar 8.a), atau perkalian skalar antara panjang
vektor A dengan panjang proyeksi vektor B pada vektor A (Gambar
8.b).
(a) (b)
Gambar 8. Interpretasi geometris perkalian titik
(a) ∙ * = ( NOP 9) < (b) ∙ * = (< NOP 9)
∙* = < + <
∙ =D ̂+ "̂E ∙ ( ̂+ "̂)
∙* = +
∙* =
Perkalian titik dapat digunakan untuk menentukan sudut yang
dibentuk oleh kedua vektor, yaitu
∙*
cos 9 =
<
Beberapa sifat-sifat perkalian titik
1. ∙*=*∙
2. ∙ =
$ ∙#
3. ̂ ∙ ̂ = "̂ ∙ "̂ = # $ = (1)(1) cos 0 = 1
$ = #
4. ̂ ∙ "̂ = "̂ ∙ # $ ∙ ̂ = (1)(1) cos 90T = 0
5. Vektor and * saling tegak lurus jika ∙ * = U dan dan *
bukan nol
2. Perkalian Silang
Berbeda dengan perkalian titik, perkalian silang dari dua vektor
menghasilkan besaran vektor yang arahnya tegak lurus terhadap kedua
vektor pembentuknya. Perkalian silang dari vektor and vektor *
didefinisikan sebagai
× * = | × *| W
X
dengan
| × *| = < sin 9
Bab 1 Besaran Vektor 14
dan 9 adalah sudut yang dibentuk oleh kedua vektor, dan W X adalah vektor
satuan yang menunjukkan arah dari vektor × *.
Secara geometri, nilai dari perkalian silang dua vektor menyatakan
luas bangun jajargenjang yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut
(Gambar 9).
| × *| → luas bangun jajargenjang yang dibentuk oleh dan *
sin 9
9
<
Gambar 9. Interpretasi geometris dari | × *|
$
#
"̂
̂
y
(a) (b)
Gambar 10. (a) Perkalian silang ̂ × "̂ (b) Aturan tangan kanan
Contoh Soal
$ dan vektor \ = 2 ̂ − 2"̂ + #
Diberikan vektor [ = ̂ + 2"̂ + 2# $,
a. gambar vektor [ dan \ dalam koordinat cartesian
b. tentukan nilai vektor [ dan \
c. tentukan hasil dari [ ∘ \
d. tentukan hasil dari [ × \
e. tentukan sudut yang dibentuk oleh vektor [ and \
f. tentukan vektor satuan yang tegak lurus terhadap bidang yang
dibentuk oleh vektor [ dan \
Penyelesaian
a. Vektor [ dan \ pada koordinat cartesian ditunjukkan oleh gambar
b. Nilai vektor [
2
[
^= ^ +^ +^
1
2 2
\ y
^ = √1 + 2 + 2 1
^ = √9 2
^=3
b. Nilai vektor \
_= _ +_ +_
Bab 1 Besaran Vektor 16
^ = 62 + (−2) + 1
^ = √9
^=3
c. Hasil dari [ ∘ \
$ E ∙ D2 ̂ − 2"̂ + #
[ ∘ \ = D ̂ + 2"̂ + 2# $E
[∘\=2−4+2
[∘\=0
d. Hasil dari [ × \
$ E × D2 ̂ − 2"̂ + #
[ × \ = D ̂ + 2"̂ + 2# $E
[ × \ = ̂ × 2 ̂ + ̂ × (−2"̂) + ̂ × # $ + 2"̂ × 2 ̂ + 2"̂ × (−2"̂) + 2"̂ × #
$
[ × \ = +2# $ × 2 ̂ + 2#$ × (−2"̂) + 2# $ ×# $
[ × \ = U − 2#$ − "̂ − 4#
$ +U+ ̂ + `"̂ + ` ̂ + U
$
[ × \ = a ̂ + H"̂ − 6#
e. sudut yang dibentuk kedua vektor
|[ × \|
sin 9 =
^_
66 + 3 + (−6)
sin 9 =
3×3
√81
sin 9 =
9
sin 9 = 1
maka 9 = 90T
X, maka
f. misalkan vektor satuannya W
[×\
X=
W
|[ × \|
$
6 ̂ + 3"̂ − 6#
X=
W
c
2 1 2
X = ̂ + "̂ − #
W $
3 3 3
Bab 1 Besaran Vektor 17
LATIHAN
3. Berikut ini adalah vektor-vektor gaya yang bekerja pada suatu balok.
Uraikan vektor-vektor tersebut pada masing-masing sumbu !
f FH
F
θ
g F
4. Vektor ) , ) , dan )H berturut-turut adalah vektor posisi titik (3,4,0),
(0,5,-2), dan (8,0,6). Gambarkan vektor ) , vektor ) , dan vektor )H
dalam sistem koordinat cartesian, dan nyatakan ketiga vektor ini
dalam ungkapan vektor satuan ̂, "̂, dan # $
5. Vektor ) adalah vektor posisi dari titik (3,4,-5) dan vektor ) adalah
vektor posisi titik (-5,-2,8).
a. hitung resultan kedua vektor menggunakan metode vektor
komponen!
b. cari jarak yang memisahkan kedua titik secara vektor!
6. Jika = ̂ − 4"̂ + 6# $ dan * = 4 ̂ − 2"̂ − 2#
$ maka
a. tunjukkan bahwa ∘ B = * ∘ !
b. tunjukkan bahwa × * ≠ * × !
c. tentukan vektor satuan yang tegak lurus dengan bidang yang
dibentuk oleh kedua vektor!
Bab 1 Besaran Vektor 18
RANGKUMAN
* :
* C
C
* :
a. b. c.
Apa alasannya ?
2. Hubungan yang benar dari vektor-vektor berikut adalah ...
a. C = + *
* C b. C = − *
c. C = * −
Apa alasannya ?
c. ke sumbu x negatif
Apa alasannya ?
7. Perhatikan gambar dua vektor berikut ini. Hasil dari perkalian titik
kedua vektor tersebut adalah ...
a. 0
b. 11 satuan
c. 30 satuan
Apa alasannya ?
10. Berikut ini yang bukan vektor satuan yang tegak lurus terhadap
$
bidang datar yang dibentuk oleh vektor [ = − ̂ + "̂ dan \ = − ̂ + #
adalah ...
̂ "̂ $
#
a. + +
√H √H √H
̂ "̂ $
#
b. − −
√H √H √H
̂ "̂ $
#
c. − − −
√H √H √H
Apa alasannya ?