Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RIFALDI YULIANDRI

NOTAR : 20021052

KELAS : TRO B

1. Mengapa bukan bahasa Jawa yang menjadi Bahasa Nasional, walaupun pada
waktu itu jumlah penutur bahasa Jawa termasuk mayoritas?
2. Jelaskan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara!
3. Mengapa bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa nasional.
4. Jelaskan bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu suku
bangsa.

JAWAB :

1. Menurut Soekarno, bahasa Jawa sulit dipelajari bagi orang-orang yang


berada diluar pulau Jawa dan propinsi lainnya.Selain itu banyak juga pihak
dari orang-orang Jawa yang tidak setuju jika bahasa Jawa akan diangkat
menjadi bahasa Indonesia. Hal ini karena banyak sekali faktor yang menjadi
kendala bagi penduduk daerah luar Jawa yang susah untuk beradaptasi
dalam menggunakan bahasa Jawa.Bahasa Jawa memang terlalu tinggi untuk
dijadikan sebagai bahasa Indonesia karena orang Jawa pada umumnya
senang untuk ngalah. Hal ini karena orang Jawa sudah memiliki tradisi tepo
sliro yaitu tenggang rasa karena menyadari bahwa penduduk Indonesia
bukan hanya orang Jawa saja.

2. -Lambang kebanggaan kebangsaan,

-Lambang identitas nasional

-Alat penghubung antar warga, antar daerah, dan antar budaya,

-Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. (1) Bahasa Melayu merupakan Lingua Franca di Indonesia, yaitu bahasa


perhubungan dan bahasa perdagangan;

(2) Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa
Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus);
(3) Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku-suku lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi awal bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional;

(4) Bahasa melayu mempunyai potensi untuk dipakai sebagai bahasa


kebudayaan dalam arti yang luas

4. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu suku bangsa maksudnya


disini adalah yaitu pemersatu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)
bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Fungsi pemersatu
ini (heterogenitas/kebhinekaan) sudah dicanangkan dalam Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928.

Anda mungkin juga menyukai