Anda di halaman 1dari 7

Nama : Moh.

Iqbal Haryono Putra


Notar 20021042
Kelas : TRO-B (Muda)

TUGAS MATEMATIKA DASAR


PENERAPAN DIFERENSIAL DALAM SEGALA BIDANG

1. BIDANG EKONOMI
 Aplikasi Persamaan Diferensial Linier Orde Satu dalam Ekonomi
Di sini akan didiskusikan sebuah model yang berhubungan dengan penawaran,
permintaan dan harga pasar dari komoditi tunggal, seperti beras, telur, mobil, minyak dan
lain-lain. Model yang paling sederhana yang akan digunakan adalah model Iinier.
Langkah 1: Menyusun Model Matematika Dipunyai tiga perubah untuk komoditi:
permintaan D, penawaran. Q dan harga P. Permintaan D tergantung pada harga. Jadi,
seeara umum dapat dituliskan D = D (Pl. Akan tetapi, model yang akan dibuat adalah
linier, sehingga model yang mungkin hanyalah D(Pl = a + bP dengan a, b, konstanta dan
bO. d bernilai positif karena harga naik mengakibatkan produksi ikut naik. yaitu D = Q
atau a + bP =c + dP sehingga diperoleh a - c P = ~- = p* (harga kesetimbangan) d - b
Selanjutnya, dianggap harga dari produksi bukan harge kesetimbangan. Jika P > p*, maka
penawaran melebihi permintaan (Q>D) dan harga akan jatuh. Sebaliknya, apabila pQ)
dan harge akan naik. Untuk menggambarkan situasi ini dalam model matematika dengan
batasan dari model Iinier kita gunakan persamaan diferensial dP = y(D-Q) (3) . dt dengan
ykonstanta, y>O. Sekarang model menjadi lengkap. Dipunyai tiga persamaan yaitu
persamaan (1), (2) dan (3) dengan tiga, 'peubah D, Q, dal P. Bila persamaan (1) dan (2)
disubstitusikan ke persamaan (3 diperoleh dP = Y(a + bP - c - dP) dt atau dP + Y(d-b)P =
y(a-c) (4) dt ya:ng tidak lain adalah persamaan diferensial Iinier orde satu.
Langkah 2: Menyelesaikan Model Matematika Bandingkan persamaan (4) dan dy + £(t)y
= r(t) dt y(t) = e -h(t) Seh(t)r(t) dt + Ce-h(t) dengan h(t) = ! f(t) dt Di sini y = p ; f(t) =
y(d-b) r(t) = y (a-c) h(t) = £(t) dt =rY(d-b) dt = Y(d-b)t sehingga P(t) = e- Y(d"b)t IeY(d-
b)t Y(a-c) dt + Ce- Y(d-b)t- Y(d-b)t y(a-c) e Y(d-b)t Ce- Y(d-b)t e y(d-b) = a-c_ + Ce-
Y(d-b)t d-b 115 Sekarang karena Y>O, d>O dan b>O, mengakibatkan Y(d-b»O sehingga
suku eksponensial akan menuju ke nol bila t menjadi cukup besar (tak hingga) yaitu pet)
> a-c = p* d-b yang merupakan nilai kesetimbangan harga. Langkah 3: f\1enentukan
SeJesaian Khusus untuk f\1asaJah Khusus.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulka bahwa dengan hanya menggunakan
pengetahuan Persamaan diferensial dan langkah-Iangkah yang benar dalam pemodelan
matematika, dapat diturunkan rumus, untuk mencari harg kesetimbangan dalam
penawaran dan permintaan dalam ilmu ekonomi hanya dengan mengetahui masaIah-
masaIah' ekonomi tanpa perlu mengetahui ilmu ekonomi yang herkaitan.

2. BIDANG TEKNIK
A. Aplikasi Turunan Dalam Teknik Arsitektur
Berbagai hal memerlukan rancangan dan perhitungan yang tepat dan sesuai, agar
dapat menghasilkan sebuah rancangan gedung yang spektakuler tanpa mengkhawatirkan
kekuatan pondasi.
Apa itu fungsi turunan ? turunan fungsi adalah fungsi lain dari suatu fungsi
sebelumnya , misalkan fungsi f menjadi f’ yang mempunyai nilai tidak beraturan.
Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus dipikirkan pada saat yang bersamaan
oleh Sir Isaac Newton (1642-1727) dan Gottfried Wilhem Leibniz (1646-1716). Turunan
di gunakan sebagai suatu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometrid
dan mekanika.
Bidang teknik adalah untuk menentukan simpangan horizontal tingkat
pada sebuah bangunan. Apabila bangunan itu mempunyai struktur MDOF maka model
matematika yang terbentuk adalah sistem persamaan diferensial linier (SPDL).Sistem
persamaan differensial linier (SPDL) merupakan kumpulan dari persamaan differensial
linier yang sering digunakan untuk melukiskan suatu persoalan dikehidupan
nyata ke dalam model matematika.
Apabila bangunan tersebut bertingkatmaka kita modelkan bangunan tersebut
dalam bentuk SPDL. Dalam skripsi ini penulis mengkaji gedung bertingkat dua
untuk mengetahui model persamaan padag e r a k a n s t r u k t u r M D O F d a n
s i m p a n g a n m a s i n g - m a s i n g t i n g k a t d e n g a n me ng gu n aka n SP DL .
S e hin gg a di d ap a t k an SP D L pa d a g ed ung be r t i n gk a t dengans edangkan
solusi umum untuk mencari simpangan horizontal pada tingkat satu dan dua yaitu :
y1 = -2c1e-t- 2c2 xe-t- 2c3 x2e-t- 2c4 x3e-t-et
y2 = c1e-t+ c2 xe-t+ c3 x2e-t+ c4 x3e-t+2.
Contoh 1 : Pada Gedung Miring
Dalam hal kami akan menghitung nilai ekstrim fungsi dan titik belok gedungcapital Gate
di Abu Dabhi

Y=f(x) = 1/3 x ˆ3+x+4

Uji turunan dan titik belok


1) F(x) = 1/3 x ˆ3+x+4
F’(x) = xˆ2+1
F”(x) = 2x
2)
3) F(O) = 0+0+0+4=4
Jadi di x = 0 mempunyai titik belok (0,f(0)) yaitu (0,4)

Contoh 2 : Pada bangunan


Sebuah halaman di belakang sebuah bangunan akan di pagari dengan pagar
kawat. Jika pagar yang tersedia 500m. berapa ukuran halaman yang dapat di pagari
seluas mungkin, jika ujung-ujung pagar di tempatkan di tembok bangunan.

Penyelesaian:
Permasalahan di atas dapat di buat gambarnya untuk memudahkan kita
menentukan besaran tujuan dan pembatasnya.

Misalkan, halaman yang akan dipagari


Panjangnya = X
Lebarnya = Y

Tujuan : maksimumkan luas halaman yang dipagari.


A=x.y

Batasan : pagar kawat tersedia 500 m.


500 = x + 2y ↔ x = 500 - 2y

Substitusi fungsi pembatas dalam tujuan:


A = x . y = (500 – 2y) .y = 500y - 2𝑦2

Karena y adalah lebar halaman yang harus di pagari, maka nilai yang mungkin untuk y
adalah (0,250).
Titik kritis stasioner diperoleh dari
A (y) = 0 ↔ 500 – 4y = 0 ↔ y = 500 = 125
4

Uji titik kritis dan titik ujung interval :


A (0) = 500 (0) - 2(0)2 = 0
A (125) = 500 (125) – 2(125)2 = 31250
A(250) = 500 . (250) – 2 . (250)2 = 0
Dengan demikian nilai maksimumnya adalah 31250 untuk y = 125 dan
x = 500 – 2 . (125) = 250

jadi, ukuran halaman yang dapat dipagari seluas mungkin dengan panjang pagar
500 m adalah 250 m x 125 m.
3. BIDANG BIOLOGI

Dalam pembelajaran tentu banyak faktor yang menyebabkan suatu ilmu itu susah
untuk diterima oleh kita dan salah satunya adalah karena kita tidak mengetahui manfaat
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kita harus belajar untuk
mengetahui fungsi dan manfaat serta penerapannya dalam keidupan di sekeliling kita.
Tentunya kita sudah tidak asing dengan Persamaan diferensial yaitu cabang dari ilmu
matematika yang pernah kita pelajari, dalam pembelajarannya kita sering kesulitan dalam
memahami disiplin ilmu tersebut. Tahukah kalian ternyata suatu ilmu persamaan diferensial
dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin secara tidak sadar kita
sudah sering menjumpai hingga menggunakannya. Nah tahukah kalian ternyata persamaan
diferensial yang biasa kita pelajari ternyata bisa gunakan untuk menghitung jumlah bakteri.

Persamaan differensial parsial biasa orde satu dapat di aplikasikan dalam


kehidupan sehari-hari contohnya pada ilmu biologi persamaan differensial ini digunakan
untuk menghitung jumlah bakteri, seperti berikut :
Jika y fungsi bernilai positif dalam t, dan k suatu konstanta persamaan differensial
dy/dt=ky ................ (1) menyatakan bahwa laju perubahan y sebanding dengan besarnya y
pada sebarang waktu t.
Persamaan (1) adalah persamaan differensial terpisahkan dan dapat ditulis :

Dimana konstanta sebarang. Nilai konstanta k dalam persamaan (2) tergantung pada
sifat masalah. Jika k bernilai positif maka persamaan (2) disebut hikum pertumbuhan
eksponensial. Jika k bernilai negative maka persamaan (2) disebut hokum peluruhan
eksponensial.
· Soal : Menghitung Jumlah Bakteri
Jumlah bakteri dalam suatu kultur adalah 10.000, setelah dua jam menjadi 40.000. di
bawah persyaratan perkembangan yang ideal, menjadi berapa jumlah bakteri setelah lima
jam?
Jawab:
Di bawah persyaratan yang menguntungkan laju perkembangan bakteri dalam suatu
kultur sebanding dengan jumlah bakteri pada saat itu. Jika y banyaknya bakteri dalam kultur
pada waktu t maka laju perkembangannya adalah: ......................... (1)
Dengan k factor pembanding, dengan mengintegralkan persamaan (1)

………………………(2)
Pada saat awal t = 0 jumlah bakteri 10.000 (y = 10.000) sehingga dengan memasukkan nilai
tersebut ke persamaan (2) ;
memasukan c ke persamaan (2) menjadi:

Untuk t = 2 jam y = 40000


ln y 40.000 = 2k + ln 10.000
k = 1/2 [ln 40.000 – ln 10.000]
= 1/2 [ ln⁡40.000/ln⁡10.000 ] = 1/2 ln 4 = ln 4^(1/2)
= ln √4 = ln 2
Memasukkan k ke persamaan (2) menjadi:
ln y = t ln 2 + ln 10.000
untuk t = 5 jam y = ….?
ln y = 5 ln 2 + ln 10.000
ln y = ln 25 (10.000)
y = 320.000
jadi setelah lima jam jumlah bakteri menjadi 320.000

4. BIDANG FISIKA
Dalam bidang fisika dibahas mengenai gerak lurus berubah beraturan, yang berarti bahwa
kecepatan benda selama bergerak tidaklah tetap. Misalnya benda bergerak menempuh jarak s
dalam waktu t. Kecepatan rata-rata dapat ditentukan dengan :
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 ∆s
Kecepatan rata-rata : =
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 ∆t
Jika kecepatan pada saat t dinotasikan dengan v(t) maka kecepatan dirumuskan dengan :
V(t) = 𝑑𝑠
𝑑𝑡
Jika fungsi kecepatan terhadap waktu v(t) diturunkan lagi maka akan diperoleh percepatan
a(t) = 𝑑𝑣
𝑑𝑡
Dengan kata lain, percepatan pada waktu t adalah turunan pertama dari fungsi kecepatan.
Percepatan juga diartikan sebagai turunan kedua dari fungsi jaraknya yaitu
a(t) = 𝑑𝑣 = = 𝑑 ( 𝑑𝑠 ) = 𝑑2𝑠 = s”t
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡2

Aplikasi turunan dalam bidang fisika digunakan untuk menurunkan suatu rumus
Berikut contoh penerapan turunan dalam fisika :
1.1 Momentum Sudut
Didefinisikan l = r x p (p = mv). Besarnya momentum sudut : l = r p sin .
Rumusan ini dapat diubah menjadi : l = r (p sin) = r p atau l = p (r sin) = p r .
Dari definisi momentum sudut l = r x p, bila dideferensialkan diperoleh :
dl/dt = d (r x p)/dt
dl/dt = (r x dp/dt) + (dr/dt x p)
dl/dt = (r x F) + (v x mv)
dl/dt =  dp/dt = F
1.2 Torsi
Sebuah benda berotasi dengan sumbu putar adalah sumbu z. Sebuah gaya F bekerja
pada salah satu partikel di titik P pada benda tersebut. Torsi yang bekerja pada partikel
tersebut adalah :
=rxF
Arah torsi  searah dengan sumbu z. Setelah selang waktu dt partikel telah
berputar menempuh sudut d dan jarak yang ditempuh partikel ds, dimana ds = r d. Usaha
yang dilakukan gaya F untuk gerak rotasi ini
dW = F . ds
dW = F cos  ds
dW = (F cos ) (r d)
dW =  d dW = F . ds

Laju usaha yang dilakukan (daya) adalah :


dW/dt =  d/dt
P= P=Fv
Untuk benda yang benar-benar tegar, tidak ada disipasi tenaga, sehingga laju
dilakukannya usaha pada benda tegar tersebut sama dengan laju pertambahan tenaga kinetik
rotasinya.
dW/dt = dK/dt
dW/dt = d(1/2 I 2)/dt
  = 1/2 I d2/dt
  = I d/dt
  = I 
 =I F= ma
A. Kesimpulan

Diferensial adalah salah satu cabang kalkulus dalam matematika yang


mempelajaribagaimana nilai suatu fungsi berubah menurut perubahan input nilainya. Topik
utama dalam pembelajaran kalkulus diferensial adalah turunan. Dengan kata lain diferensial
mengoptimalkan cara perhitungan hanya pada penurunan suatu nilai.
Diferensial juga sangat berguna untuk menemukan rumus-rumus dalam ilmu fisika.
Sebagian besar rumus pada fisika menggunakan konsep turunan ,salah satunya dalah GLB,
juga Torsi.Newton adalah salah satu fisikawan yang menggunakan turunan untuk
menemukan rumus pada hukum nya yang ke dua.Ia mendapatkan bahwa kecepatan adalah
turunan posisi benda terhadap waktu dan percepatan adalah turunan dari kecepatan benda
terhadap waktu, ataupun turunan kedua posisi benda terhadap waktu. Beberapa rumus Torsi
untuk benda tegar juga menggunakan konsep diferensial.

Anda mungkin juga menyukai