Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi sudah sepatutunya terdapat pelaksanaan setelah suatu
perencanaan dan pembentukkan organisasi. Dalam pelaksanaan dibutuhkan prinsip,
teknik dan tahapan yang optimal. Pelaksanaan atau bisa disebut pengarahan (actuating)
yaitu mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam
mencapai tujuan suatu organisasi.
Terdapat banyak prinsip dalam penggerakan yang akan dibahas dalam makalah
ini. Selain prinsip penggerakana juga banyak teknik dalam penggerakan. Kemudian
barulah dilaksanakan tahap-tahap penggerakan.
Menurut para ahli, manajemen itu sendiri berkaitan erat dengan style, seni dan
proses yang hidup dan dinamis dalam lingkup organisasi dalam upayanya untuk
mencapai tujuan serta bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Pada definisi di atas, manajemen dititikberatkan pada usaha memanfaatkan
orang lain dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka orang-orang
didalam organisasi harus jelas wewenang, tanggung-jawab dan tugas pekerjaannya.
Definisi manajemen tersebut lebih menitikberatkan pada usaha
menggunakan/memanfaatkan sumber yang tersedia atau yang berpotensi dalam
pencapaian tujuan. Adapun sumber-sumber tersebut adalah orang, uang, material,
peralatan (mesin), metode, waktu dan prasarana lainnya.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu
pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah
kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan
untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Pentingnya ilmu managemen membuat cabang ilmu ini harus dipelajari, karena
dengan pengetahuan yang luas, kita dapat menerapkan dasar – dasar managemen dalam
kehidupan, sehingga semua yang dilakukan dapat terarah dan terlaksana dengan baik.
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agarsemua agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapaisasaran yang sesuai dengan perencanaan

1
2

manejerial dan usaha-usahaorganisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang


agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secarabersama-sama untuk
mencapai tujuan dikehendaki secara efektif.
Dalam hal ini,George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakanusaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupahingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut olehkarena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lainmerupakan
upaya untuk menjadikan perencanaan menjadikenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasianagar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)ini adalah
bahwa seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan sesuatu jika :a. Merasa
yakin akan mampu mengerjakan,b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat
bagidirinya,c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih
penting, atau mendesak,d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutane.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Actuating
2. Tujuan actuating (penggerakan)
3. Prinsip-Prinsip Pengarahan
4. Cara-Cara Pengarahan
5. Cara mengaplikasikan actuating (pengarahan)
6. Faktor – faktor pendukung fungsi penggerakan
7. Faktor-Faktor Penghambat Fungsi Penggerakan
8. Fungsi Actuating Di Rumah Sakit
9. Fungsi Actuating Di PUSKESMAS

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian actuating
3

2. Untuk mengetahui tujuan actuating (penggerakan)


3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengarahan
4. Untuk mengetahui cara-cara pengarahan
5. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan actuating (pengarahan)
6. Untuk mengetahui faktor – faktor pendukung fungsi penggerakan
7. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat fungsi penggerakan
8. Untuk mengetahui fungsi actuating di rumah sakit
9. Untuk mengetahui fungsi actuating di puskesmas
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau
bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secarabersama-sama untuk mencapai
tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.
Actuating adalah pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan
dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu.
Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat).
Actuating disebut juga“ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yangdilakukan seorang
manager untuk mengawali dan melanjutkankegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur
perencanaan danpengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.Dari seluruh
rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen
yang paling utama. Dalamfungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungandengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsiactuating
justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubunganlansung dengan orang-orang
dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakanusaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupahingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut olehkarena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lainmerupakan
upaya untuk menjadikan perencanaan menjadikenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasianagar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)ini adalah
bahwa seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan sesuatu jika :a. Merasa
yakin akan mampu mengerjakan,b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat
bagidirinya,c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih

4
5

penting, atau mendesak,d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang


bersangkutane. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
Actuating adalah memberi bimbingan, istilah tersebut lebih condong diartikan
pengerak atau pelaksanaan. Fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan
iklim kerjasama diantara staf pelaksanaan program sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental
dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri,
agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai tingkat terbawah,
berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula,
dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan
pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan
sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang
diorganisasikan. Oleh karena itu diperlukan tindakan penggerakan, pengarahan
(actuating) atau usaha untuk menimbulkan action (tindakan).
Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagian dibawah
ini:
1. Penentuan masalah
2. Penetapan tujuan
3. Penetapan tugas dan sumber daya penunjang
4. Menggerakan dan mengarahkan
5. Memiliki keberhasilan SDM

B. Tujuan actuating (penggerakan)


1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
6

C. Prinsip-Prinsip Pengarahan
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja
efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping
menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan
serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
1. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa
makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan
bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri
sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan
kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn
tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki
demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-
masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk
memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan
terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah
mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan
dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki
satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan
7

kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi


dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.

D. Cara-Cara Pengarahan
Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan
dapat berupa:
1. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar
supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan
kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan
pengertian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah
menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah
yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain
yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu
diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan
perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
b. Tugas itu sendiri
c. Tugas lain yang ada hubungannya
d. Ruang lingkup tugas
e. Tujuan dari tugas
f. Delegasi wewenang
g. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
h. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.

2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada
dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu. Jadi, perintah itu berasal  dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan
8

atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah
tidak dapat diberikan kepada orang lain  yang memiliki kedudukan sejajar atau orang
lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan
untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan.
Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih
mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan
perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis
memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga
dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat
diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini
hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai
dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan
perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa
bujukan dan ajakan. Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:
1) “ apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.
2) “ marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan
sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang   fleksibel
dibandingkan dengan perintah informal.

3. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian
perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.Kesulitan-kesulitan akan muncul
bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya
9

kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan


keengganan bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang
Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia
(supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada
pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan
membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.

Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah


selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut
dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut
adalahactuating  yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah
tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis
fungsiactuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf
pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien.Berikut ini adalah beberapa elemen pengarahan dalam manajemen :
1. Coordinating
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat
suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan  perbedaan
kepentingan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai .
2. Motivating
Memberi motivasi kepada anggota merupakan salah satu elemen penting dalam
manajemen organisasi, dengan memberikan fasilitas yang bagus maka kinerja para
anggota dalam organisasi optimal
3. Communication
Komunikasi antara para pimpinan dan anggota sangat diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi. Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan
suasana kerja yang kondusif di organsasi dan akan menumbuhkan teamwork atau
kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan organsasi.
4. Commanding
Dalam memberi perintah pun seorang pimpinan tidak bisa seenaknya, tetapi harus
memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari setiap langkah yang para
10

pimpinan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah akan memberi pengaruh
bagi suatu organsasi.

Dengan pengarahan yang baik dari para pimpinan dan tujuan , visi dan misi yang
jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk
organisasi itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat memunculkan decision
maker yang bagus. Karena decision makin dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah
kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan perusahaan seefektif
dan seefisien mungkin.

E. Cara mengaplikasikan actuating (pengarahan)


Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan
maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip yang ada. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan
dapat berupa:
1. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu
agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan
kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan
memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama
yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang
masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai,
atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan
demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka
tetap memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat
berupa diantara lain, :
a. Tugas itu sendiri
b. Tugas lain yang ada hubungannya
c. Ruang lingkup tugas
d. Tujuan dari tugas
e. Delegasi wewenang
f. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
11

g. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.

2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada
dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu.Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan
atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah
tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau
orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer,
kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh
bawahan.Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus
bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi
apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja.Perintah tertulis
memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya,
sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan
akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar.
Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif
mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai
dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi.Sedangkan
perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa
bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:
“apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.
“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
12

Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang


fleksibel dibandingkan dengan perintah informal.

F. Faktor – faktor pendukung fungsi penggerakan


Hal-hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan:
1. Manajer harus bekerja lebih produktif
2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi , komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi.
3. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungan.
4. Manajer harus bersikap objektif

Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :


1. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha
dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak
memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya
untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya.
Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
a. Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
b. Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
c. Memiliki kelancaran dalam berbicara
d. Matang dalam berpikir dan emosi
e. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
f. Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.

2. Sikap dan Moril (Attitude and Morale)


Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola
hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
13

a. Sikap feudal (feudal attitude)


Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak
sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-
aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba
lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota
masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir
kepemimpinan demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut
hidup dari masyarakat feudal.

b. Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude).


Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak
sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan,
pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.

c. Tata hubungan (Communication)


Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan
managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif.
Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam
diantaranya :
1) Komunikasi intern
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara
atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan
dengan bawahan atau sebaliknya.
2) Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
3) Komunikasi Horizontal
yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan
yang sama.
14

4) Komunikasi Vertikal
Yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan
dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
5) Perangsang (Incentive)
Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang
bertindak.
6) Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan,
sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan
sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan
pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan
bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.Dengan
demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan
kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk
menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada
pegawai yang mengalami kesulitan.
7) Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk
melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
a) Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
b) Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).

G. Faktor-Faktor Penghambat Fungsi Penggerakan


Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi kerena
manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep
perilaku manusia yang dikemukakan oleh maslow, dinegara berkembang yang menjadi
prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dam diterima oleh lingkungan sedangkan
dinegara maju kebuthan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self astreem.
Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
15

H. Fungsi Actuating Di Rumah Sakit


Organisasi RS adalah organisasi yang sangat komplek, kompleksitas tersebut
dipengaruhi oleh:
1. Sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa
pelayanan. Hasil perawatan pasien sebagai customer RS ada tiga kemungkinan
yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan kecacatan, dan mati. Apapun
kemungkinan hasilnya, kualitas pasien harus diarahkan untuk kepuasan pasien dan
keluarga.
2. Pelaksanaan fungsi actuating cukup komplek karena tenaga yang bekerja di RS
terdiri dari berbagai profesi. Kompleksitas ketenagaan dan jenis profesi yang
dimiliki RS. Model kepemimpinan partisipatif oleh pihak pimpinan RS. Model
kepemimipinan manajerial seperti ini juga merupakan faktor penentu
berkembangnya mutu pelayanan RS karena pekerjaan di RS hampir semuanya
saling terkait satu sama lain.

Berhubungan dengan kompleksitas system ketenagaan dan misi yang harus diemban RS,
penerapan fungsi actuating pada manajemen RS sangat tergantungt dari beberapa faktor,
yaitu:
1. Kepemimpinan direktur RS
2. Koordinasi yang dikembangkan oleh masing-masing wadir
3. Komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan yang tersedia di RS
4. Pemahaman konsumen RS akan jasa layanan yang tersedia di RS

Demikian pula kepemimpinan, komunikasi dan koordinasi merupakan faktor penting di


dalam pengembangan fungsi actuating tetapi disisi lain dibutuhkan juga penigkatan
keterampilan manajerial.

I. Fungsi Actuating Di PUSKESMAS


Agar perawatan kesehatan masyarakat dapat berjalan secara berhasil guna dan
berdaya guna, maka dilakukan mini puskesmas pada tingkat puskesmas atau di
masyarakat yang mencakup:
16

1. Menetapkan pembagian wilayah binaan


2. Menetapkan penganggung jawab dan pelaksanaan kegiatan
3. Menetapkan uraian tugas coordinator dan pelaksanaan puskesmas
4. Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dari instansi terkait
5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas
6. Menggerakan partisipasi masyarakat/peran serta masyarakat dan pembinaan kader,
dan wisma, dukun bayi,dll.
7. Menyediakan kesempatan konsultasi kepada koordinator, penanggung jawa daerah
binaan atau pelaksana puskesmas.
8. Pimpinan puskesmas melaksanakan bimbingan teknis teknis kegiatan puskesmas
kepada koordinator dan penanggung jawab daerah binaan termasuk pelaksanaan
puskesmas. Penerapan proses tenaga kesehatan dapat meminta bantuan tim
penilaian atau kepada institusi pendidikan.
9. Pengembangan kegiatan-kegiatan inovatif sesuai kemampuan daerah /masyarakat.
17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain
pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah
mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai
tujuan suatu organisasi. Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh
potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas.
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi) merupakan usaha untuk
menciptakan iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

B. Saran
sebagai anggota organisasi sebaiknya mampu memaksimalkan tugasnya dalam
berpartisipasi mewujudkan manejemen organisasi yang sesuai dengan cita-cita dan tujuan
organisasi seutuhnya.

17

Anda mungkin juga menyukai