Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO 2

A 20-month-old boy come to the dentist with his parents who complain of decay and
brownish upper insicors. His mother worries about the condition of their child's teeth. Initially,
there were only visible white spot on the surface of his teeth since he often falls asleep with his
pacifier stuck in the mouth. The examination reveals caries lession extended to the dentin in
some upper front primary teeth. The dentist recommends he needs appropriate dental treatment
promptly to avoid severe caries. Dentists also educate the parents to prevent dental caries in
children.

Seorang anak laki-laki berusia 20 bulan datang ke dokter gigi bersama orangtuanya yang
mengeluh incisivus atas yang membusuk dan berwarna kecoklatan. Ibunya mengkhawatirkan
kondisi gigi anaknya. Awalnya hanya terlihat bercak putih di permukaan giginya karena ia sering
tertidur dengan empeng yang menempel di mulut. Pemeriksaan menunjukkan penurunan karies
yang meluas ke dentin di beberapa gigi sulung depan atas. Dokter gigi menganjurkan agar ia
segera membutuhkan perawatan gigi yang tepat untuk menghindari karies yang parah. Dokter
gigi juga mendidik para orang tua untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anak

PENETAPAN MASALAH:

1. Apa yang terjadi pada pasien?


2. Apa definisi dari karies gigi?
3. Apakah faktor genetic mempengaruhi karies gigi?
4. Apa saja klasifikasi karies gigi pada anak?
5. Apakah usia berpengaruh pada peluang terjadinya karies?
6. Apa faktor patofisiologi dari karies gigi?
7. Faktor yang menyebabkan karies gigi?
8. Apakah ada hubungan pemakaian dot dengan karies gigi pada gigi seri atas?
9. Apa tahapan karies gigi pada anak?
10. Peran apa yang dapat dilakukan orang tua pada penanganan karies gigi?
11. Bagaimana cara pencegahan karies pada anak?
TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan yang terjadi pada pasien


2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari karies
3. Mahasiswa dapat mengetahui apakah faktor genetik dapat memengaruhi karies gigi
4. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi karies gigi pada anak
5. Mahasiswa dapat mengetahui apakah usia berpengaruh pada peluang terjadinya karies
6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimanakah faktor patofisiologi dari karies gigi
7. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang menyebabkan karies gigi
8. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan pemakaian dot dengan karies gigi seri
9. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan karies gigi pada anak
10. Mahasiswa dapat mengetahui peran orang tua pada penanganan karies gigi
11. Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan karies pada anak

ANALISIS MASALAH:

1. Apa yang terjadi pada pasien?


Pasien mengalami ECC (Early Childhood Caries)/ karies pada anak-anak yang ditandai
dengan munculnya bercak putih pada bagian serviks gigi rahang atas.

2. Apa definisi dari karies gigi?


A. Kerusakan jaringan keras pada gigi karena asam yang ada di dalam karbohidrat melalui
mikroorganisme yang ada dalam saliva.
B. Aktivitas dari jasad renik di dalam karbohidrat yang merupakan hasil fermentasi dari
bakteri di dalam mulut
C. Karies adalah proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya email sebagai akibat
terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembetukan asam microbial
D. Penyakit dari jaringan kapur/ kalsiumi gigi yang dimulai dari area predileksinya yaitu
fisur, kontak prosikmal dan secara progresif menyerang ke area pulpa
3. Apakah faktor genetik memengaruhi karies gigi?
A. Faktor keturunan, ras, jenis kelamin, umur, jenis makanan, Frekuensi menyikat gigi,
kebiasaan jelek, pentingnya control ke dokter, host (kekuatan dari permukaan gigi)
B. Faktor agen atu mikroorganisme yaitu adanya plak pada gigi yang menyebabkan
terjadinya karies, permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
C. Variasi genetik berkontribusi pada kebiasaan makanan yang pada akhirnya memengaruhi
karies. Menurut rupesh, rupesh menemukan adanya genetik yang kuat pasangan saudara
dalam keluarga yang sama dengan persentase 61% dalam kategori yang sama

4. Apa saja klasifikasi karies gigi pada anak?


A. Karies superfisialis, karies media, karies profunda
B. Karies sangat rendah (0,0-1,1), rendah (1,2-2,6), sedang (2,7-4,4), tinggi (4,5-6,6), sangat
tinggi (>6,6) berdasarkan tinggi rendahnya angka karies gigi

5. Apakah usia berpengaruh pada peluang terjadinya karies?


A. Karies di pengaruhi umur, terutama pada umur 6 tahun ke bawah, kebiasaan sehari hari,
pemberian susu botol kepada anak.
B. Early Childhood Caries (ECC) biasanya terjadi pada anak berumur 6 tahun kebawah
C. Umur berpengaruh pada karies terutama pada anak usia prasekolah yang masih memiliki
gigi susu yang tidak sekuat gigi dewasa dan masih sangat bergantung pada kebiasaan
perilaku orang tuanya dalam memberikan susu (ASI/formula) di malam hari.
D. Asam dari bakteri streptococcus mutans menyebabkan pH plak turun menjadi 5,5
sehingga terganggunya ion kalsium dan fosfat dan menyebabkan hilangnya mineral
enamel gigi (demineralisasi). Jika prosesnya berulang akan berdampak pada larut dan
hancurnya jaringan keras gigi yang menyebabkan karies. Asam tersebut terbentuk dari
fermentasi gula seperti sukrosa, glukosa, dan fruktosa.
E. Asam bisa berasal dari reaksi antara bakteri asidogenik dengan gula/karbohidrat, contoh
bakteri tersebut adalah lactobacillus asiduric streptococci, streptococcus mutans,
streptococcus samuis, streptococcus mitis, strepcocus salivarius, dan lactobacillus.

6. Bagaimana faktor patofisiologi dari karies gigi?


A. Pengetahuan orang tua, konsumsi makanan dan minuman, kebiasaan menggosok gigi.
Faktor utamanya adalah kebiasaan orang tua dalam memberikan dot saat tidur
B. Faktor sosial ekonomi, pendidikan orang tua, dan pendidikan anak
C. Pemberian ASI yang cukup.
D. Penyakit sistemik/pengobatan, anak yang memiliki kadar gula tinggi & anak yang
mengalami kelainan
E. Faktor morfologis gigi, struktur enamel, faktor kristalografis, mikroorganisme, substrat,
waktu (anak yg sering mengonsumsi gula dan jarang membersihkan gigi akan memiliki
bercak putih dalam jangka 3-4 minggu)
F. Faktor jumlah saliva, saliva merupakan sistem pertahanan mulut, semakin sedikit jumlah
saliva maka gigi akan rentan terkena karies.
G. Dari bakteri kariogenik yg di dalam biofilm gigi, dan emilasi.
H. Kerena kebiasaan tidak minum air putih sebelum tidur.

7. Factor yang menyebabkan karies gigi


Pada saat malam hari, produksi air liur berkurang, air liur berfungsi untuk membersihkan
permukaan pada gigi, karena tidak ada yg membersihkan jadinya kotor, karna kotor jadinya
terjadi karies + posisi lidah pada anak saat tidur berada di langit langit

8. Hubungan pemakaian dot dengan karies gigi seri


Hubungan karies dengan gigi seri atas adalah ketika posisi dot pada rongga mulut yang
menyebabkan cairan manis akan membasahi permukaan gigi sulung, terutama insisif, molar
atas, molar bawah. Pada keadaan tersebut (malam hari/saat tertidur) jumlah aliran saliva dan
kualitas saliva terjadi penurunan dan pengentalan sehingga efek pembersihan dari saliva juga
menurun. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan kualitas bakteri kariogenik.
Hasil fermentasi sukrosa dan bakteri menurunkan ph saliva di rongga mulut menjadi
asam, permukaan gigi yang terkena mengalami demineralisasi yang memicu karies gigi.

9. Tahapan terjadinya karies


A. insial : terdapat garis putih ,opak(white spot), yang merupakan awal karies
B. kerusakan karena karies , demineralisasi enamel, dan terbukanya permukaan dentin,
kavitas kuning-coklat pada permukaan lingual gigi
C. lesi yang dalam. lesi sudah meluas pada insisivus sulung maksila hingga terjadi iritasi
pulpa
D. tarumatik, lesi suda meluas ke mahkota insisivus maksila hingga terjadi fraktur dan hanya
akar yang tersisa Emilarisasi enamel

10. Peran Orang Tua dalam Menangani Caries pada Anak


sebelum kelahiran anak/ selama masa kehamilan, seorang Ibu membiasakan dirinya
untuk memakan makanan sehat yang segar dan berserat. Karena zat pembentuk dentin mulai
terbentuk saat anak dalam kandungan, sehingga pola makan dan zat tapa saja yang
dikonsumsi sangat berpengaruh untuk perkembangan gigi anak nantinya. Saat gigi si anak
mulai erupsi, gigi anak harus segera dibersihkan dengan kain kasa yang diberi air hangat.
Orang tua harus lebih banyak mencari informasi tentang cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut. Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya Ibu/pengasuh anak menyediakan makanan
selingan untuk anak dalam bentuk makanan yang baik untuk kesehatan gigi misalnya
makanan yang kaya kalsium (ikan dan susu), Fluor (daging sapi dan sayuran hijau), fosfor,
serta vitamin A (wortel), Vitamin C (buah- buahan), Vitamin D (susu), dan Vitamin E
(kecambah). Serta tidak selalu membiasakan diri untuk menuruti keinginan anak dalam
mengkonsumsi makanan jajanan yang menyebabkan karies gigi.
Kemudian, orang tua harus membiasakan konsultasi ke dokter gigi 6 bulan sekali sejak
usia anak memasuki 1 tahun, menjaga pola makan anak, dan memberikan edukasi bagaimana
cara merawat gigi dengan baik dan benar seperti membiasakan sikat gigi 2 kali sehari setiap
pagi dan malam sebelum tidur minimal selama 2 menit.

11. Cara Mencegah Terjadinya Caries Pada Anak


A. Rutin memeriksakan gigi anak pada Dokter Gigi
B. Memberikan edukasi kepada anak untuk rajin menyikat gigi 2 kali sehari setiap pagi dan
malam sebelum tidur dengan jangka waktu menyikat minimal 2 menit
C. Menyediakan makanan selingan untuk anak dalam bentuk makanan yang baik untuk
kesehatan gigi misalnya makanan yang kaya kalsium (ikan dan susu), Fluor (daging sapi
dan sayuran hijau), fosfor, serta vitamin A (wortel), Vitamin C (buah- buahan), Vitamin D
(susu), dan Vitamin E (kecambah).
D. Membatasi gula pada makanan dan minuman, seperti anjuran AAP jus buah tidak boleh
diberikan kepada anak dibawah 1 tahun. Serta makanan lain yang dapat merusak gigi
seperti cokelat, permen, minuman berasa, dan lain-lain
E. Anak tidak dibiasakan untuk meminum susu dari botol (dot) sampai tidur, atau
berkumurlah setelah meminum susu dan memakan makanan manis dan lengket

12. Cara Perawatan Caries Gigi


A. Adanya spot putih pada gigi, pengobatan : memberikan flouride pada gigi anak untuk
memicu remineralisasi gigi
B. Terjadi pembusukan yang belum terlalu parah/masih sedikit, pengobatan : melakukan
impregnasi/penambalan menggunakan bahan2 seperti stannum flouride, SDF
C. Pembusukan sampai ke pulpa/sudah terlalu parah, pengobatan : dilakukan tindakan
ekstensif (operasi).

Menurut jurnal 'baby bottle syndrom' oleh sujata tungare dan arati g. paranjpe ada 2
penanganan karies :
A. Kasus ringan/resiko rendah
Tidak perlu dilakukan perawatan ekstensif (operasi), hanya dilakukan pencegahan
agar tidak rusak lebih lanjut, penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan
memberi pemahaman kpd ortu memperbaiki pola hidup anaknya, kontrol diet pemicu
karies, konseling pasien (tdk memberi kesan menakutkan pd pasien)
B. Kasus berat
Harus dilakukan perawatan saluran akar/saraf gigi. Tujuan : membersihkan
saluran akar yang telah terinfeksi bakteri supaya gigi tetap bisa tumbuh dengan baik.

C. Cara perawatan saluran akar :


a) pulpotomi (penginfeksian bakteri di sebagian pulpa)
Cara : membuang sebagian bakteri di pulpa --> diberi obat utk menghentikan
infeksi --> ditambal
b) pukpektomi (infeksi bakteri sudah mendalam)
1) Membuang karies yg sdh merusak gigi
2) Membuang atap kamar pulpa --> membuang bagian pulpa yg sdh terinfeksi
3) Irigasi saluran pulpa
4) Membersihkan bagian dalam pulpa
5) Rigasi saluran akar dengan akuades steril untuk membersihkan apabila ada
bakteri yang masih tertinggal
6) Pengisian saluran akar
7) Penutupan kamar pulpa
8) Penambahan bahan fabrikasi utk menutup pulpa, lalu lapisan luarnya ditambal
dgn tambalan permanen.

Anda mungkin juga menyukai