Anda di halaman 1dari 35

Tugas Individu !!!

MANAJEMEN OPERASIONAL

OLEH :

Berliana budi pratiwi

B1B119102

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
RESUME
BAB 1
(MANAJEMEN OPERASIONAL)

Pendapat ahli tentang pengertian operasi manajemen :


 Krajewski, et al. (2010) “Operasi manajemen adalah kegiatan kelola desain, arah dan
kontrol proses yang mengubah masukan ke layanan dan produk untuk internal, serta
eksternal, pelanggan”.
 Russel dan Taylor (2003) “Operasi manajemen adalah desain dan operasi sistem
produktif”.
 Haizer dan Render (2009) “Operasi manajemen adalah seperangkat kegiatan yang
menciptakan nilai tambah dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah dalam
menjadi luar.

Manajemen operasional merupakan salah satu fungsi bisnis disamping financial,


marketing, maupun personalia. Pada awalnya MO lebih banyak menfokuskan pada opersi
perusahaan manufaktur, sehingga dikenal dengan istilah “Manajemen Produksi”. Seiring dengan
perkembangan sector jasa yang begitu pesat, maka MO juga menfokuskan pembahasan pada
operasi jasa.
Dengan demikian lebih tepatlah kiranya kita mempelajari ”Manajemen Operasional”.
Manajemen operasional merupakan kegiatan untuk mengatur/mengelola secara
optimal/manajemen pengolahan sumber daya dalam proses transformasi input menjadi output.
Berkaitan dengan proses transformasi, ada dua filosofi proses transformasi.
Persamaan manufaktur dan jasa :
1. Kedua tipe sama-sama menawarkan produk
2. Input manufaktur maupun jasa dapat disimpan.
3. Memfokuskan kepada kepuasan pelanggan
Hubungan perusahaan bisnis dan manufaktur:
- Bisnis adalah keseluruhan unit usaha yang mengelolah sumber-sumber ekonomi yang
menyedikan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh laba dan
memuaskan kebutuhan masyarakat.
- Perusahaan adalah Unit usaha yang merupakan bagian dari bisnis secara keseluruhan
dengan tujuan menyedikan barang dan jasa bagi kebutuhan konsumen untuk
memperoleh laba yang dikehendaki.
- Manufaktur adalah unit terkecil dari corporation yang memproduksi barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “ Unit usaha yang mentransformasikan input
menjadi output yang dikehendaki.
secara teorits ada korelasi yang signifikan antara bisnis, perusahaan dan manufaktur
namun dalam kenyataannya (empiris) sering tak sejalan dalam mencapai tujuan karena itu
dibutuhkan suatu pendekatan system komprehensif yang lebih dikenal dengan “ Operation
Management Sistem”.
- Pengambilan Keputusan
Dilihat dari sudut pandang kondisi atas keputusan yang harus ditempuh, ada empat
(4) macam pengambilan keputusan :

1. Pengambilan keputusan mengenai suatu peristiwa yang pasti

2. Pengambilan keputusan mengenai peristiwa yang memiliki resiko

3. Pengambilan keputusan mengenai suatu peristiwa yang tak pasti

4. Pengambilan keputusan mengenai peristiwa yang muncul akibat pertentangan dengan


kondisi yang lain.

Jenis- jenis pengambilan keputusan manajemen operasi :


 Krajewski et al. (2010) membagi keputusan OM dalam 5 kategori yaitu:
1. Strategic choice (strategi operasional);
2. Process (proses, manajemen, perencanaan proses bisnis, dan manajemen
teknologi);
3. Quality (TQM dan pengendalian proses statistik);
4. Capability, location, dan layout;
5. Operating decisions meliputi: ( memasok rantai manajemen, ramalan,
inventaris, agregat perencanaan, perencanaan sumber daya, system
terbatas,jadwal).
 Haizer & Render (2009) ada 10 keputusan strategis dalam OM yang terdiri:
1. Layanan dan desain produk
2. Kualitas manajemen
3. Desain proses dan kapasitas
4. Lokasi
5. Rancangan tata letak
6. Sumber Daya Manusia dan rancang kerja
7. Inventaris, persyaratan material, dan JIT
8. Merawat
Tujuan manajemen operasional
Sebuah proses atau bisnis yang menerapkan manajemen operasional mempunya beberapa
tujuan yang hendak dicapai, diantaranya:
1. Economy, tujuan manajemen operasional yang pertama adalah mengurangi biaya
dalam kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
usaha.
2. Efficiency, tujuan manajemen operasional yang kedua adalah untuk meningkatkan
sebuah perusahaan supaya dapat berjalan dengan efisien.
3. Productivity, tujuan manajemen operasional selanjutnya adalah untuk meningkatkan
efektivitas sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis.
4. Quality, tujuan selanjutnya digunakan sebagai sistem operasional dalam sebuah
perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang tengah diproduksi.
5. Reduced processing time, tujuan manajemen operasional yang terakhir adalah untuk
mengurangi waktu dalam proses produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
BAB 2 DAN 3

RUANG LINGKUP & SISTEM MANAJEMEN OPERASIONAL

A. PENDAHULUAN
 MO merupakan salah satu fungsi bisnis disamping financial, marketing, maupun
personalia.
 Pada awalnya MO lebih banyak menfokuskan pada opersi perusahaan
manufaktur, sehingga dikenal dengan istilah “Manajemen Produksi”.
 Seiring dengan perkembangan sector jasa yang begitu pesat, maka MO juga
menfokuskan pembahasan pada operasi jasa.
 Dengan demikian lebih tepatlah kiranya kita mempelajari ”Manajemen
Operasinal”.
 Manajemen operasional merupakan kegiatan untuk mengatur/mengelola secara
optimal/manajemen pengolahan sumber daya dalam proses transformasi input
menjadi output.
 Berkaitan dengan proses transformasi, ada dua filosofi proses transformasi,
B. PENGERTIAN OPERATIONS MANAGEMENT (MO)

OM adalah “serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai barang/jasa melalui transformasi


input menjadi output”. (Haizer & Render, 2004:).

10 Keputusan strategis OM yang terdiri:

(1) Service & product design, (2) Quality management; (3) Process & capacity design; (4)
Location; (5) Layout design; (6) Human resources & job design; (7) SCM; (8) Inventory,
material requirements planning, (9) JIT; and (10) project scheduling; Maintenance (Haizer &
Render, 2004).

MO yaitu proses pengarahan & pengawasan mengubah bentuk input menjadi barang/jasa
(output) Krajewsky & Ritzman, (2005)”. Keputusan MO dibedakan menjadi 2 yaitu Keputusan
bersifat stratejik dan taktis. Kemudian dari Kedua keputusan MO dibagi 5 kategori:

1. Strategi Choise (startegi opersional);


2. Proses (proses manajemen, perencanaan bisnis, & Manj. teknologi);
3. Quality (TQM dan Statistical Prosess Control);
4. Capability, Location, and Layout;
5. Operating Decisions (SCM, Forecasting, Inventory Manj, Aggregate & Resource
Planning, Lean System, Sceduling).
C. Operations Management System

Keterangan Gambar :

 Proses perubahan input & output terdiri dari SDM (TK & Manajer), Modal
(Peralatan & Fasilitas), Pembelian BB & jasa, tanah serta energi.
 Lingkaran mewakili operasi yang dilalui jasa, barang atau orang serta dimana
proses dilaksanakan.
 Tanda panah menunjukan arah proses akan dilaksanakan. Baik perusahaan
maupun disektor jasa memiliki pelanggan. Pelanggan tersebut dapat berada diluar
maupun didalam organisasi.
 Garis terputus-putus mewakili dua imput khusus yaitu partisipasi pelanggan dan
kinerja informasi berasal dari dalam/diluar organisasi.
D. PERBEDAAN/PERSAMAAN MANUFACTURE & SERVICE

 Persamaan Manufacture & service


1. Kedua tipe sama-sama menawarkan produk
2. Input manufaktur maupun jasa dapat disimpan.
3. Memfokuskan kepada kepuasan pelanggan
HUBUNGAN BUSSINES CORPORATION & MANUFACTURING

A. PENGERTIAN BUSSINES CORPORATION & MANUFACTURING


1. Bussines adalah keseluruhan unit usaha yang mengelolah sumber-sumber ekonomi yang
menyedikan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh laba dan
memuaskan kebutuhan masyarakat.
2. Corporation adalah Unit usaha yang merupakan bagian dari bisnis secara keseluruhan
dengan tujuan menyedikan barang dan jasa bagi kebutuhan konsumen untuk
memperoleh laba yang dikehendaki.
3. Manufacturing adalah unit terkecil dari corporation yang memproduksi barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “ Unit usaha yang mentransformasikan input
menjadi output yang dikehendaki.

Skema Sasaran Pencapaian Bussines; Corporation & Manufacturing

Dari skema di atas secara teorits ada korelasi yang signifikan antara Bussines; corporation &
Manufacturing namun dalam kenyataannya (empiris) sering tak sejalan dalam mencapai tujuan karena
itu dibutuhkan suatu pendekatan system komprehensif yang lebih dikenal dengan “ Opretion
Management Sistem”
B. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OPERSI

 Koonyz dan Weihrich, (2005) mendefinisikan pengambilan keputusan adalah penataan


pilihan langkah atau tindakan dari sejumlah alternatif.
 Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang manajer operasi berhubungan erat
dengan pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya, seperti masalah pribadi,
pekerjaan, maupun sosial.
 Pengambilan keputusan yang efektif merupakan suatu proses yang kompleks, tergantung
pada keterampilan yang dimiliki oleh manajer.
 Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam proses pengambilan keputusan
opersionalsebagai berikut:
 DESAIN/PRODUCTION PLANINNG

Saya ini binggung mau di bantu nggak..? Bagaimana Membuat Perencanaan
Produksi
A. MENDEFINISIKAN PRODUK

Ketika sebuah rancangan produk siap untuk diperkenalkan, maka perusahaan perlu
mendefinisikan produk tersebut. Artinya produk tersebut perlu diperjelas apa fungsinya agar bisa
memuaskan keinginan konsumen.

Ada Dua Aspek Penting Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pendefinisian Produk Yaitu :

Keputusan Membuat Sendiri atau Membeli (Outsourcing)

Kegunaan Pengelompokan Teknologi :

 Memperbaiki desain
 Mengurangi kebutuhan/pembelian BB
 Menyederhanakan perencanaan produksi dan kontrol
 Memperbaiki layout dan beban mesin.
 Mengurangi waktu setup peralatan, produksi & proses kerja

B. DESAIN PRODUK
 Pengembangan dan desain produk merupakan kunci kesuksesan di dalam dunia bisnis.
 Segala sesuatu yang kurang berkaitan dengan strategi produk dapat menjadi masalah
besar bagi perusahaan.
 Dalam membuat keputusan produk yang efektif maka perlu menelusuri bagaimana
seharusnya melakukan seleksi produk, mengembangkannya, dan selanjutnya
mendokumentasikan produk.
C. PRODUCT DEVELOPMENT

 Product Development System


 Quality Function Deployment (QFD)
 Organizing for Product Development
 Manufacturability and Value Engineering

 Product Development System

 Function Deployment (QFD)


Quality fungction deployment (QFD) merupakan suatu proses untuk menentukan
kebutuhan konsumen (keinginan pelanggan) dan bagaimana menterjemahkan ke dalam atribut
pada masing-masing fungsional agar mereka dapat memahami dan mematuhinya.
 Organizing for Product Development
Organisasi pengembangan produk dilaksanakan oleh sebuah tim yang disebut tim pengembangan
produk.

 Manufacturability and Value Engineering


Desain untuk kelompok rekayasa nilai dan keandalan produksi berperan :

 Penurunan kerumitan produk


 Standarisasi tambahan atas produk
 Peningkatan aspek fungsional produk
 Desain metode kerja yang lebih baik
 Peningkatan keandalan
D. PENGEMBANGAN PRODUK BARU

New Product Opportunities, Ada enam faktor yang mempengaruhi peluang pasar, yaitu
perubahan: (1)selara konsumen, (2)ekonomi, (3)sosial dan demografi, (4)teknologi, (5)politik
dan hukum, dll

E. SELEKSI PRODUK

Seleksi produk adalah kegiatan pemilihan barang/jasa yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen atau klien perusahaan

 Product Strategi Options Support Competitive Advantage


Hasil keputusan produk dari seleksi yang dilakukan merupakan hal yang fundamental dan
mempunyai implikasi yang besar pada fungsi operasi.

 Product Life Cycle and Strategy


Perusahaan perlu mengidentifikasi strategi, jenis produk dan posisinya dalam siklus hidup
produk. Siklus hidup produk bisa beberapa jam saja, bulan, tahun atau beberapa dekade. Lebih
jelasnya tahapan siklus hidup produk dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :

Gimana yah..? Hubungan Product Life Sycle, Penjualan, Biaya dan Profit. Pingin Tau ….?

 Product-by-value Analysis
Analisis produk berdasarkan nilainya yang diurutkan kebawah dimulai dari konstribusi $ yang
terbesar

F. ISU-ISU DESAIN PRODUK

 Desain Robust
 Desain Modular
 Computer Aided Design (CAD)
 Computer Aided Manufacturing (CAM)
 Virtual Reality Technology,
 Value Analysis,
 Environmentally Friendly Designs
- KESIMPULAN

1. Efektifitas strategi suatu produk memerlukan pemilihan, perancangan, dan penjelasan


suatu produk dari transisi produk menjadi produksi.
2. Hanya melalui implementasi strategi yang efektif fungsi produksi dapat mendukung
pencapaian nilai maksimum dari sebuah organisasi.
3. Manajer operasi harus dapat membangun suatu sistem pengembangan produk yang
mempunyai kemampuan untuk dipahami, didesain dan menghasilkan produk yang
bermanfaat kompetisi bagi perusahaan.
Manajer operasi harus dapat mencermati perubahan siklus hidup produk yang didasarkan
atas pengamatan terhadap lingkungan organisasi dan selalu menjalin komunikasi yang baik
dengan konsumen, mengelola produk, proses, dan pemasok, sehingga tingkat kesuksesan produk
berhasil.
BAB 4

MANAGING KUALITY

A. Pengertian Total Quality Management (TQM)

Beberapa pengertian TQM menurut para ahli :

- Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi yang menekankan pada tiga hal
prinsip untuk mencapai tingkat kinerja proses dan kualitas yang tinggi. Prinsip-prinsip ini
terkait dengan kepuasan pelanggan, keterlibatan karyawan, dan pengembangan yang
berkelanjutan dalam kinerja (countinues performance proces). Krajewski et al., (2010).
- TQM adalah sebuah filosofi manajemen yang luas dan mencakup semua kegiatan serta
segala kebutuhan dan harapan pelanggan dan tujuan organisasi sehingga terpuaskan
dengan cara dan biaya yang paling efisien dan efektif dengan memaksimalkan seluruh
potensi karyawan yang kemudian secara terus menerus melakukan perbaikan (Roberta &
Bernard, 2003)
- TQM adalah kemampuan sebuah produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Kualitas yang rendah dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi secara
keseluruhan, mulai dari pemasok hingga ke pelanggan dari desain produk sampai
pemeliharaannya, Haizer dan Render (2010)
Cara-cara Kualitas Meningkatkan Keuntungan/Kinerja

1. Menambah produk dan layanan jasa

Ketika Anda berpikir untuk meningkatkan keuntungan dengan menambah jumlah produk dan
layanan, maka sebelumnya Anda harus memahami produk dan layanan apa yang paling banyak
dibutuhkan oleh konsumen.

2. Melakukan penjualan yang lebih besar

Strategi dalam meningkatkan penjualan juga membutuhkan kreativitas dan inovasi yang
harus selalu diperbaharui untuk menyesuaikan dengan perkembangan sosial masyarakat yang
ada.

3. Memperluas industri yang telah dikuasai

Cara meningkatkan pendapatan dan keuntungan dalam berbisnis adalah mengembangkan


industri yang telah dikuasai pada bidang yang masih terkait dengan produk sebelumnya. 4.
Target menjangkau konsumen yang baru

4. Mengambil peluang bisnis yang lain

Hal ini merupakan langkah paling tepat dan strategi jitu dalam usaha untuk mengembangkan
bisnis. Agar memperoleh pendapatan dan keuntungan sebesar besarnya. Jika Anda tidak
memiliki kapasitas atau kurang menguasai bisnis baru, namun memiliki modal yang cukup, maka
Anda dapat merekrut seorang ahli untuk diberikan tanggung jawab untuk menjalankannya.

Total Quality Management


1. Kepuasan Konsumen
- Kesesuaian dengan spesifikasi
- Nilai
- Kesesuaian penggunaan
- Dukungan
- Kesan Psychological
2. Keterlibatan Karyawan
- Perubahan Budaya
- Tim kerja
3. Perbaikan Berkelanjutan
- Kaizen
- Sebuah philosophy
- Proses pemecahan masalah

C. Elemen –Elemen Total Quality Management (TQM)

1. Fokus pada Pelanggan (Customer Focussed)

Pelanggan merupakan pihak yang menentukan apakah kualitas produk maupun jasa yang
dihasilkan perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan atau tingkatan kualitas yang diinginkannya.

2. Keterlibatan Karyawan secara keseluruhan (Total Employee Involvement)

Karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang penting dalam mencapai tujuan yang
direncanakannya.Dalam pemberdayaan karyawan, diperlukan pelatihan dan peningkatan
terhadap keterampilan karyawan dalam mengerjakan tugasnya.

3. Pemusatan perhatian pada Proses (Process-centered)

Proses merupakan serangkaian langkah-langkah yang dimulai dari penerimaan INPUT dari
supplier (internal maupun eksternal) dan meng-transformasi-nya menjadi OUTPUT yang akan
dikirimkan ke pelanggan (internal maupun Eksternal).

4. Sistem yang Terintegrasi (Integrated System)

Semuanya memerlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik agar visi, misi, strategi,
kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik dan jelas kepada
semua karyawan.

5. Pendekatan Strategi dan Sistematik (Strategy and Systematic Approach)


Salah satu bagian yang penting dalam Manajemen Kualitas adalah pendekatan Strategi dan
Sistematik dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan.

6. Peningkatan yang berkesinambungan (Continual Improvement)

Peningkatan yang berkesinambungan mendorong perusahaan untuk melakukan analisis dan


menciptakan cara-cara yang lebih bersaing dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan dan
memenuhi harapan semua pihak yang berkepentingan.

7. Keputusan berdasarkan Fakta (Fact-based decision making)

TQM mewajibkan perusahaan tesebut untuk mengumpulkan dan melakukan analisis data secara
berkesinambungan agar keputusan ataupun kebijakan yang diambil benar-benar akurat dan tepat
sasaran. Dengan adanya data, kita dapat menarik kesimpulan berdasarkan kejadian ataupun hasil
sebelumnya.

8. Komunikasi (Communications)

Perubahan tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik kepada semua karyawan yang
bersangkutan. Komunikasi yang baik juga akan menimbulkan motivasi dan semangat kerja
dalam mencapai tujuan perusahaannya.

D. SIX SIGMA

Six Sigma mempunyai fokus yang berbeda dari TQM: Konsep ini dilandasi oleh pemahaman
yang dekat pada kebutuhan pelanggan; pemanfaatan fakta-fakta, data, dan analisis statistik secara
tertib; dan perhatian yang tekun pada pengelolaan, peningkatan, dan penciptaan ulang proses-
proses bisnis

BAB 5
KAPASITAS

PENGERTIAN KAPASITAS

kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan (troughput) atau jumlah unit
yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu
periode waktu tertentu.
Menurut Hani Handoko, Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran suatu kuantitas keluaran dalam
periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu
itu.

PERENCANAAN KAPASITAS ORGANISASI


• Keputusan kapasitas mempunyai implikasi pada setiap area fungsional dalam suatu
organisasi.
– Misalkan area fungsional akuntansi memerlukan pembuktian dari informasi biaya
untuk mengevaluasi keputusan mengenai pengembangan kapasitas.
– Area fungsional keuangan melakukan evaluasi keuangan untuk dapat
mengusulkan peningkatkan investasi dan peningkatan dana untuk menunjang
organisasi.
– Area fungsional pemasaran melakukan permintaan peramalan yang diperlukan
untuk mengidentifikasi capacity gap.
– Sistim Informasi Manajemen mendesign electronic infrastructure yang
diperlukan untuk membuat data seperti, informasi biaya, financial performance
measures, demand forecast, dan standard kerja yang disediakan untuk dapat
menganalisa pilihan kapasitas.
– Sumber daya manusia fokus pada perekrutan dan pelatihan karyawan yang
diperlukan untuk mendukung rencana kapasitas internal.

Perencanaan Kapasitas meliputi kegiatan berikut:


1.     Mengevaluasi kapasitas yang ada.
2.    Memprediksi kebutuhan kapasitas yang akan dating.
3.    Mengidentifikasi alternative terbaik untuk mengubah kapasitas
4.    Menilai aspek keuangan, ekonomi, dan teknologi alternative
5.    Memilih alternative kapasitas yang paling sesuai untuk mencapai misi strategik

Tujuan Perencanaan Kapasitas


Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian
investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.

1.   Perencanaan Kebutuhan
Agar  dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik turunnya
permintaan pasar, perlu dilakukan forecastpenjualan dan merencanakan perubahan – perubahan
cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic, sehingga akan lebih memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk (master production schedule)dan
untuk mengecek permintaan kapasitas diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas
yang tersedia. kapasitas  menetapkan  batasan –batasan atas bagi skedul – skedul produksi.
kapasitas juga memberikan batasan  bahwa, karena selama periode penjualan rendah adalah tidak
ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.

2.     Perencanaan Kapasitas
Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu:
1.      Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses
penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian untuk
menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan
perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia,
penggantian routing produksi
2.     Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau
kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam  hal ini, kapasitas juga
bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja,
peralatan – peralatan bukan utama.
3.     Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana  sumber daya
produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan,
peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan
persetujuan manajemen puncak.

3.  Perencanaan Kapasitas jangka Pendek


Perencanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang
sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang
bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak
beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per
minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari per
minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun
demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus
perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output
maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.

4.  Perencanaan Kapasitas jangka Menengah


Perencanaan kapasitas jangka menengah (intermediet range) rencana-rencana bulanan atau
kuartalan untuk 3 sampai 36 bulan yang atau yang akan datang. Dalam  hal ini, kapasitas juga
bervariasi karena alternative–alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja,
peralatan–peralatan bukan utama.

5.  Perencanaan Kapasitas jangka Panjang


Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala
kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana
untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena
unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut
dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yang timbul adalah berapa
jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.

KAPASITAS DARI SISI INPUT


• Ciri-ciri :
– Volume rendah/sedikit
– Proses yang flexible
• Contoh :
– Kapasitas suatu perguruan tinggi didasarkan atas kemampuannya untuk
menampung mahasiswa.
– Kemampuan mesin didasarkan atas jam kerjanya.
KAPASITAS DARI SISI OUTPUT
• Ciri-ciri :
– Standard pelayanan yang rendah
– Volume tinggi
• Contohnya :
– Pabrik tekstil diukur dengan kemampuannya menghasilkan tekstil.
– Kapasitas seorang karyawan diukur dengan kemampuannya untuk menghasilkan
barang.

MENDESIGN PROSES MELALUI


PERUBAHAN KAPASITAS

• Langkah 1: Mengidentifikasi Peluang


– Untuk bisa mengidentifikasi peluang, manajer harus memberikan perhatian
khusus pada empat proses inti:
• hubungan pemasok,
• pengembangan jasa/produk baru,
• pemenuhan pesanan, dan
• hubungan pelanggan.
• Langkah 2: Menentukan Lingkup
– Menyusun batasan-batasan proses yang harus dianalisis. Apakah proses tersebut
merupakan proses yang luas yang membentang ke segala penjuru organisasi,
melibatkan banyak tahapan atau langkah dan juga banyak pekerja, atau berbentuk
sub proses yang lebih sempit, terkotak, dan terbatas karena sebagai bagian dari
pekerjaan seseorang?
• Langkah 3: Mendokumentasikan Proses
– Ketika lingkup sudah ditentukan, analis harus mendokumentasikan proses
tersebut. Dokumentasi meliputi pembuatan daftar input, pemasok (internal atau
eksternal), output, dan pelanggan (internal atau eksternal) dari proses.
• Langkah 4: Mengevaluasi Kinerja
– Penting untuk memiliki ukuran-ukuran kinerja yang baik guna mengevaluasi
sebuah proses tentang bagaimana cara meningkatkan proses tersebut.
• Langkah 5: Mendesain Ulang Proses
– Analisis yang cermat pada proses dan kinerjanya pada metrik-metrik yang dipilih
seharusnya menyelesaikan diskoneksi, atau kesenjangan, antara fakta dengan
kinerja yang diinginkan.
• Langkah 6: Mengimplementasikan Perubahan
– Implementasi lebih dari sekedar mengembangkan rencana kemudian
menjalankannya. Banyak proses yang sudah didesain ulang dengan cara yang
lebih efektif, namun tidak pernah diimplementasikan

Ketika menganalisis dan mendesain proses, kita perlu menanyakan pertanyaan dibawah ini ;
Ø  Apakah proses didesain untuk mencapai keuntungan dalam hal differensiasi, respon atau
biaya yang murah ?
Ø  Apakah proses mengeliminasi langkah – langkah yang tidak menambah nilai ?
Ø  Apakah proses memaksimalisasi nilai pelanggan seperti yang dianggap oleh pelanggan ?
Ø  Apakah proses akan mendatangkan pesanan ?
Berikut ini lima alat bantu yang digunakan dalam analisa proses, yaitu ;
1.      Diagram alur, suatu gambaran yang digunakan untuk menganalisis pergerakan orang atau
bahan material.
2.      Pemetaan fungsi waktu (pemetaan proses), suatu diagram alur dengan waktu yang
ditambahkan pada sumbu horisontal.
3.      Pemetaan aliran nilai ( VSM) , suatu alat bantu yang digunakan para manajer memahami
bagaimana untuk menambah nilai dalam aliran bahan material dan informasi diseluruh proses
produksi.
4.      Diagram proses, Diagram yang menggunakan simbol untuk menganalisis pergerakan orang
atau bahan material.
Diagram proses memungkinkan manajer untuk fokus pada aktivitas yang memiliki nilai tambah
dan menghitung presentasi waktu nilai tambah (= waktu operasional / total waktu)
5. Perencanaan layanan, suatu tehnik analisis proses yang meminjamkan dirinya sendiri
untuk fokus pada konsumen dan interaksi antara pemneri jasa dengan konsumen.

Teknik – Teknik untuk Meningkatkan Produktivitas Jasa


STRATEGI TEKNIK CONTOH
Pemisahan Struktur layanan sehingga para konsumen dapat Para konsumen di bank pergi ke manajer
pergi kemana layanan ditawarkan untuk membuka akun yang baru, ke pegawai
bagian kredit untuk pinjaman, dan ke teller
untuk mendepositokan uang.
Pelayanan sendiri Pelayanan sendiri sehingga para konsumen dapat Supermarket dan departmen store,
meneliti , membandingkan dan meninggalkan melakukan pemesanan melalui internet
dengan kecepatan mereka sendiri
Penundaan Penyesuaian pada saat pengiriman Menyesuaikan pada saat pengiriman bukan
pada saat produksi
Fokus Membatasi penawaran Menu restoran yang terbatas
Modul Pemilihan modular atas jasa, produksi modular Pemilihan investasi dan asuransi , modul
makanan yang telah dipaketkan sebelumnya
pada restoran
Otomatisasi Memisahkan layanan yang akan membiarkan Mesin penarikan otomatis
mereka sendiri untuk memcoba beberapa tipe dari
otomatisasi
Penjadwalan Menjadwalkan personel dengan tepat Menjadwalkan personel konter tiket dengan
interval 15 menit
Pelatihan Mengklarifikasi opsi jasa; menjelaskan bagaimana Penasehat investasi, pengurus pemakaman,
menghindari permasalahan personel pemeliharaan purna jual

Tabel diatas memperlihatkan beberapa teknik untuk desain proses yang inovatif dalam jasa. Para
manajer menfokuskan dalam proses perancangan inovatif yang dapat mendorong jasa. Sebagai
contoh, supermarket swalayan dapat mengurangi biaya, namun memungkinkan bagi para
konsumen  untuk memeriksa fitur yang spesifik yang mereka inginkan, misalnya kesegaran atau
warna.

PENDEKATAN SISTEMATIS UNTUK


KEPUTUSAN KAPASITAS JANGKA PANJANG
• Langkah 1 : Memperkirakan kebutuhan kapasitas di masa depan
– Memperkirakan kebutuhan kapasitas di masa depan adalah, bagaimana seorang
manajer operasional dapat melakukan peramalan terhadap permintaan, terhadap
permintaan konsumen di masa depan, dalam kurun waktu tertentu.
– Kebutuhan kapasitas dapat dinyatakan dalam salah satu dari dua cara: dengan
mengukur output atau dengan ukuran input.  Perkiraan biasanya perlu dibuat
untuk beberapa periode waktu dalam cakrawala perencanaan.
• Langkah 2 : Mengidentifikasi Gap
– Sebuah kesenjangan kapasitas adalah setiap perbedaan (positif atau negatif) antara
kebutuhan kapasitas proyeksi dan kapasitas saat ini. Komplikasi naik ketika
operasi ganda dan masukan beberapa sumber daya yang terlibat. Memperluas
kapasitas untuk beberapa operasi dapat meningkatkan melebihi kapasitas semua.
• Langkah 3 : Mengembangkan Alternative
– Mengembangkan alternatif adalah, mencoba untuk memberikan kemungkinan-
kemungkinan dalam membuat keputusan. Sehingga akan mendapatkan keputusan
yang terbaik.
• Langkah 4 : Mengevaluasi Alternatif
– Mengevaluasi alternatif adalah mencoba men trade off dari semua alternatif yang
ada. Tidak selalu bahwa alternatif terbaik yang dipilih, karena perlu disesuaikan
dengan keadaan perusahaan, terutama dari sumber daya yang dipunyai
perusahaan.
– Di dalam mengevaluasi alternatif dapat dilakukan dengan cara kualitatif maupun
kuantitatif.

MEMPERKIRAKAN KEBUTUHAN KAPASITAS


Sebuah proses melayani 50 pelanggan per hari, pemanfaatan sekitar 90%, dan permintaan
diperkirakan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun. Manajemen ingin meningkatkan
CAPACITY CUSHION untuk 20%.

Sebagai contoh sebuah PC dengan kebutuhan daya sebesar 500W menggunakan UPS dengan
daya sebesar 1200VA, dengan sebuah baterai terpasang didalamnya. Maka perhitungannya
sebagai berikut :
Waktu Backup = 7 x ((12 x 1)/500) x (1/1,4) atau = 7 x 0,024 x 0,7 = 0,1176 jam atau setara 7
menit 3 detik.
Dengan diketahuinya perhitungan diatas, diharapkan pengguna PC makin mengerti jenis UPS
yang tepat untuk dapat dipergunakan sebagai backup listrik sementara.

ALAT-ALAT UNTUK PERENCANAAN KAPASITAS


• Waiting line models
– Alasan menunggu baris (atau antrian) bentuk
– Variabel waktu antara pekerjaan yang berurutan atau kedatangan pelanggan
– Variabel pengolahan atau waktu pelayanan
• Simulation
– Berguna untuk complex waiting-line problems
– Dapat mengidentifikasi hambatan proses dan bantal kapasitas untuk proses
kompleks dengan pola permintaan acak dengan diprediksi lonjakan permintaan
harian
• Decision trees
– Dapat diterapkan untuk berbagai keputusan
– Berharga bagi keputusan kapasitas ketika permintaan tidak menentu dan ketika
keputusan sekuensial terlibat

BAB 6

PENTINGNYA LOKASI YANG STRATEGIS


A. PENDAHULUAN

Pemilihan lokasi pada dasarnya menentukan suatu tempat atau lokasi yang tepat untuk
suatu usaha, perkantoran dengan tujuan tertentu yang memperhitungkan kelebihan dan
kekurangan lokasi tersebut. Lokasi perusahaan adalah suatu tempat dimana perusahaan
melakukan aktivitasnya.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN LOKASI


1. Country Decision
 Resiko politik, peraturan, sikap, stabilitas, dan rangsangan pemerintah
 Isu-isu budaya dan ekonomi
 Lokasi pasar
 Ketersediaan tenaga kerja, sikap, produktivitas dan biaya
 Tingkat kurs valuta asing dan resiko mata asing
2. Region/Community Decision
 Keinginan perusahaan
 Segi-segi yang menarik dari wilayah itu
 Ketersediaan tenaga kerja, biaya, sikap terhadap serikat kerja
 Biaya dan ketersediaan utility (keperluan listrik, air dll)
 Peraturan lingkungan hidup daerah dan nasional
 Rangsangan dari pemerintah
 Jarak relatif antara bahan baku dengan konsumen
 Biaya tanah/pembangunan fasilitas

3. Site Decision
 Ukuran dan biaya lokasi
 System informasi udara, kereta, laut dan jalan tol
 Pembatasan penatapan zona
 Dekat tidaknya jasa/pasokan yang dibutuhkan
 Isu-isu dampak lingkungan.

JENIS-JENIS LOKASI PERUSAHAAN

a. Lokasi Perusahaan yang ditetapkan pemerintah


b. Lokasi perusahaan Berdasarkan sejarah
c. Lokasi perusahaan berdasarkan kondisi alam
d. Lokasi perusahaan berdasarkan faktor ekonomi meliputi:
 Ketersediaan TK, Energi & Transportasi
 Ketersediaan Material (Bahan Baku)
 Ketersediaan Pasar/Konsumen.

C. METODE PENENTUAN LOKASI


Metode alternatif penentual lokasi dapat dilakukan dengan Cara:

1. Metode Kualitatif (Faktor Ranting)

Metode Kualitatif (Faktor Ranting) adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk
mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternatif lokasi.

Langkah-Langkah Metode Kualitatif :

a. Tentukan faktor yang diperhitungkan & bobot kepentingan masing-masing


b. Tentukan Beberapa alternatif lokasi
c. Pemberian skor, mis: 1-10
d. Hitung dan pilih nilai tertinggi.

Cth:
PT. Anu adalah sebuah peusahaan akan melakukan expansi, ada tiga alternatif lokasi yang
dapat dipilih yaitu: Kendari, Kolaka & Bau-Bau. Hasil penilain kualitatif untuk tida daerah
tersebut sbb:

Tabel 1. Penilaian Kualitatif (Skor) Untuk T4 Pabrik PT”Anu”

2. Metode Analisis Biaya


Pemilihan lokasi dengan menggunakan alternatif biaya mendasarkan diri pada lokasi
yang memiliki biaya total paling kecil yang disesuaikan dengan kapasitas produksi/permintaan.
Langkah-langkah metode analisis biaya:

a. Membuat persamaan matematis


b. Memilih lokasi

Cth:

Ada tiga alternatif lokasi PT”ABC” untuk mendirikan pabrik baru dengan rencana lokasi
didirikan yaitu: Bombana, Konawe, Raha dengan data sbb:
3. Metode Transportasi

Metode transportasi merupakan metode pemilihan lokasi yang berdasarkan pada besarnya
biaya transportasi yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam mengalokasikan produknya dari
suatu tempat ketempat lain seperti dari gudang kedaerah pemasaran.

Metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan
produk yang sama, ketempat-tempat yang membutuhkan secara optimal.

Ada tiga metode transformasi yaitu:

a. VAN (Vogel’s Approximation Method)


b. MODI (Modified Distribution)
c. Metode Stepping-Stone (Sudut Barat Laut)
Dari 3 model di atas, kita hanya membahas metode VAN, dengan langkah-langkah penyelesaian
sbb:

Langkah-Langkah Penyelasaian Metode VAN :

1. Susunlah kebutuhan kapasitas masing-masing sumber dan biaya pengangkutan kedalam


matriks

2. Mencari perbedaan dari dua biaya terkecil

3. Pilih 1 nilai-nilai perbedaan yang terbesar diantara semua nilai perbedaan pada baris dan
kolom

4. Isilah pada salah satu kolom/baris terpilih

5. Hitulah baris P karena baris tersebut sudah diisi penuh

6. Tentukan kembali perbedaan (Selisih) biaya

7. Setelah terisi semua hitung biaya transportasi

8. Pilih biaya terendah dalam penentuan lokasi distribusi.


Bab 7

Lay Out

A. pengertian Lay out

Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan
dalam jangka panjang.

Tata letak memiliki implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, Kontak konsumen, citra perusahaan serta Kualitas lingkungan
kerja.

Layout (tata letak) adalah konsep pengaturan tenaga kerja, ruang yang tersedia, fasilitas & peralatan
yang dipergunakan agar aliran informasi & bahan berjalan efektif & efisien.

Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mempertimbangkan berbagai faktor yaitu:

 Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan, dan manusia.


 Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik.
 Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman.
 Lebih memudahkan konsumen.
 Flexibel

B. Manfaat dan tujuan tata letak

Tujuan Layout adalah mengatur areal kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk
operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga dapat meningkatkan moral kerja yang baik dari operator.

 Pengaturan Layout memberikan manfaat dalam sistem produksi, antara lain:


 Menaikan output Produksi
 Mengurangi waktu Tunggu
 Mengurangi proses perpindahan barang
 Menghemat penggunaan area
 Peningkatan daya guna pemakaian mesin, peralatan, TK & Fasilitas Produksi
 Mengurangi Kemacetan dab Kesimpangsiuran
 Memperbaiki moral dan kepuasan kerja
Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Rancanagan Tata Letak (Layout) Yaitu:

 Integrasi secara menyeluruh atas semua fakator yang mempengaruhi faktor produksi
 Jarak pindah barang diupayakan seminimal mungkin
 Aliran kerja berlangsung secara normal
 Semua area dimanafaatkan secara efektif & Efesien
 Kepuasan kerja dan rasa aman pekerja dijaga sebaik-baiknya.
 Pengaturan tata letak harus fleksibel.

Langkah - Langkah menyusun Lay Out:

 Analisis Produk yaitu menganalisis jenis dan jumlah produk yang harus dibuat.
 Analisis Proses adalah menganalisis jenis dan urutan proses pengerjaan produk serta
komponenenya
 Analisis Jenis & jumlah mesin/peralatan seta luas area yang dibutuhkan.
 Rancangan layout mesin dan departemen
 Menetapkan prosedur atau metode pengaturan layout (Tipe Layout), meliputi :

- Layout dengan posisi tetap

- Layout berorientasi pada proses

- Layout perkantoran

- Ritel layout

- Lay out Gudang

- Layout berorientasi produk

Ada 6 Pendekatan layout (Tipe Layout),Yaitu:

1. Layout dengan posisi tetap (Fixed Position Layout), biasanya untuk proyek besar yang
memerlukan tempat luas seperti pembuatan jalan layang atau gedung
2. Layout berorientasi pada proses (Prosses Oriented Layout), adalah sebuah layout yang berkaitan
dengan volume produksi rendah & variasi tinggi “Job Shop”
3. Layout perkantoran (Office Layout) bagaimana menempatkan tenaga kerja peralatan kantor dan
ruang kantor yang melancarkan arus informasi
4. Layout Usaha Eceran (Relatilk Layout) menempatkan rak dan pemberian tanggapan atas prilaku
konsumen
5. Layout Gudang (Warehouse Layout), mengefesienkan ruang penyimpanan & sistem
Penanganan.
6. Layout berorientasi produk (Product Oriented Layout)

C. Kesimpulan

Layout (tata letak) adalah konsep pengaturan tenaga kerja, ruang yang tersedia, fasilitas
& peralatan yang dipergunakan agar aliran informasi & bahan berjalan efektif & efisien.

Terdapat Enam Tipe Layout Yaitu Layout dengan posisi tetap (Fixed Position Layout),
Layout berorientasi pada proses (Prosses Oriented Layout), Layout perkantoran (Office Layout),
Layout Usaha Eceran (Relatilk Layout), Layout Gudang (Warehouse Layout), Layout
berorientasi produk (Product Oriented Layout).

Perusahaan industri lebih menfokuskan pada pengurangan pergerakan bahan baku dan
penyeimbangan lini perakitan. Keputusan tata letak sering kali berada pada kisan yang luas
sehingga usaha pencairan pemecahan masalah yang optimal sangat terhambat.

Anda mungkin juga menyukai