Anda di halaman 1dari 12
Teknik-Teknik Manajemen ,__ Risiko | sae GOCCOCCGACCOCm COO COCOOO © Pak Joko baru saja membeli mobil BMW baru seri 7 yang berharga Rp15 nmilliar. Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan mobil barunya, seperti Kecelekaan yang bisa membutuhkan biaya yang tinggi untuk perawatannya, atau. icuri yang, membuat dia mengalami kerugian besar. Kemungkinan seperti itu Kolihatannya tidak terlalu besar, Karena dia sudah berhati-hati. Tetapi jika terjadi, Kerugian yang akan ditanggung sangat besar. Pak Joko memutuskan untuk membeliasuransiyangmencakup pencurian dan kecelakaan. eyes % PT Kelana merupakan perusahaan taksi dengan armada taksi sekitar 200 mobil. Sebagai bagian dari operasi taksi, PT Kelana menghadapi risiko seperti Kecelakaan mobil, tabrakan kecil, pencurian bagian mobil (misal spion). PT Kelana memutuskan untuk menahan ataut menanggung risiko tersebut (risk retention). PT Kelana memutuskan untuk tidak membeli asuransi untuk meng- cover risiko tersebut. Sebagai gantinya, PT Kelana mencadangkan dana sebesar fertentu secara periodik (1% dari total penjualan tahunan) yang bisa dipakai ‘untuk mendanai kerugian jika risiko tersebut muncul (misal memperbaiki mobil ‘yang rusak karena kecelakaan). PT Kelana juga membuat aturan dan prosedur yang ketat untuk menekan kemungkinan munculnya risiko tersebut, misal melalui training terhadap pengemudi taksi (memarkir di tempat yang aman, tidak boleh ngebut, dan sebagainya). Jika suatu organisasi menghadapi risiko, alternatif apa saja yang bisa dilakukan oleh organisasi? Bab ini membicarakan beberapa alternatif untuk mengelola risiko. Ilustrasi di atas menunjukkan beberapa alternatif pengelolaan risiko yang bisa diambil. Pak Joko memutuskan untuk membeli asuransi (mentransfer risiko pihak lain). Sementara PT Kelana memutuskan untuk menanggung sendi 18 _Manajemen Risiko (menahan, atau risk retention) risiko yang dihadapinya. PT Kelana juga melakukan pengendalian risiko (risk control) melalui program pelatihan terhadap pengemudinya untuk mengurangi kemungkinan risiko tersebut. Beberapa alternatif bisa dipilih untuk mengelola risiko yang dihadapi, yaitu: Penghindaran Risiko (Risk Avoidance) Pengendalian Risiko (Risk Control) Penanggungan atau Penahanan Risiko (Risk Retention) Pengalihan Risiko (Risk Transfer) i bisa memilih salah satu lteratif tersebut atau menggabungkan beberapa alteratif di atas. jika memilih untuk menggunakan beberapa alternatif, maka organisasi harus menentukan kombinasi alternatif pengelolaan risiko yang optimal. eepe 13.1. EKSPOSUR RISIKO DAN PENGENDALIAN (MANAJEMEN) RISIKO Pengendalian risiko mempunyai peranan penting dalam manajemen risiko. Eksposur terhadap risiko yang tinggi, jika diimbangi dengan pengendalian risiko yang baik, akan mengurangi atau meminimalkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini. Hasil Penilaian Predikat Risiko Inheren Risiko Komposit Low ‘Moderate High Weak Tow fo | Moderate fo Fligh Sistem Moderate Hight Pengendalian [Acceptable Tow Moderate High ‘Risiko Strong Tow “Moderate to High to Low Moderate ‘Tabel di atas menunjukkan bahwa profil risiko ditentukan oleh dua hal: (1) Risiko Inheren, dan (2) Sistem Pengendalian Risiko. Sebagai ilustrasi, misalken ada peruschaan Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi (kontraktor). Perusahaan tersebut ditawari pekerjaan di Irak (tahun 2008, Trak masih di bawah pendudukan Amerika Serikat, banyak serangan bom dari pemberontak). Bagaimana evaluasi cksposur risiko terscbut? Risiko inheren yang dihadapi perusahaan tersebut, jika beroperasi di Irak, adalah sangat besar. Mereka bisa kena serangan bom, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu risiko inheren perusahaan tersebut masuk dalam kolom High. Bagaimana dengan sistem pengendalian risikonya? Sebagai perusahaan kontraktor yang tidak mempunyai pengalaman dalam perang atau menghadapi serangan bersenjata, sistem pengendalian risiko perusahaan tersebut bisa dikatakan lemah (baris pertama). Gabungan dari risiko inheren tinggi dengan sistem pengendalian risiko rendah 13 fa cerobohatau ——» Kecelakaan ——» Cedera Fisik yang rentan (physical hazard) ‘Ada lima tahap yang merupakan rangkaian kecelakaan, yaitu: 1. Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang, berperilaku tertentu (misal mempunyai temperamen tinggi sehingga gampang smarah) 2. Personal fault (kesalahan individu), di mana individu tersebut tidak mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu, 3. Unsafe act or physical hazard (Tindakan yang berbahaya atau kondisi fisik yang berbahaya) 4. Kecelakaan Cedera 256 _Manajomon Risiko Sebagai-contoh adalah kecelakaan kerja yang dialami seseorang. Misalkan orang itu mempunyai temperamen tinggi karena tumbuh dewasa di lingkungan keras (fakior pertama). Kemudian orang tersebut tidak suka mendengarkan saran or- ang lain atau tidak suka memperhatikan kondisi sekitarnya (faktor kedua). Kemudian orang tersebut bekerja di lingkungan mesin atau bangunan yang rentan terhadap munculnya risiko kecelakaan kerja (faktor ketiga). Tiga faktor tersebut cukup potensial untuk memunculkan terjadinya kecelakaan, Misalkan kecelakaan terjadi, dan orang tersebut (dan barangkali orang lain di sekitarnya) mengalami cedera Penelitian oleh Heinrich menunjukkan bahwa faktor ketiga (tindakan yang berbahaya ) menjadi penyebab utama dari kecelakaan kerja (sekitar 88%). Beberapa contoh tindakan yang berbahaya adalah bekerja tanpa alat pengaman yang ‘memadai (misal mengecat gedung lantai 14 tanpa alat pelindung jika jatuh), teman kerja yang mengganggu konsentrasi kerja, peralatan yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Berdasarkan hasil tersebut, pengendalian risiko yang efektif bisa dilakukan dengan memfokuskan pada faktor ketiga (menghilangkan tindakan yang berbahaya, menghilangkan kondisi fisik yang rentan terhadap risiko). 13.6.2. Rantai Risiko (Risk Chain) ‘Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam beberapa Komponen: 1. Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya risiko) 2. Lingkungan di mana himzard tersebut berada 3. Interaksi antara hazard dengan lingkungan 4, Hasil dari interaksi 5, Konsekuensi dari hasil tersebut Sebagai contoh, di gudang yang banyak bahan mudah terbakar (misal kertas) terdapat kompor dengan menggunakan minyak tanah. Gudang adalah lingkungannya, sedangkan kompor tersebut adalah hazard. Kompor dengan menggunakan minyak tanah meningkatkan risiko kebakaran (hazard). Interakst antara gudang dengan kompor didalamnya akan semakin meningkatkan risiko kebakaran, schingga suatu saat terjadi kebakaran. (faktor keempat). Konsekuensi dari kebakaran tersebut adalah kerugian yang cukup si Dengan melihat komponen risiko tersebut, manajer risiko bisa mengatasirisiko melalui cara menghilangkan hazard. Dalam contoh di atas, kompor minyak tanah bisa diganti dengan kompor listrik, Lingkungan bisa dibuat lebih tahan terhadap ‘munculnya risiko, misal dengan menyingkirkan bahian-bahan yang mudah terbakar. Dengan kompor listrik dan lingkungan yang bersih dari bahan yang mudah terbakar, interaksi antara keduanya menjadi lebih kecil kemungkinan untuk terjadi. Konsekuensi dari hasil (kebakaran dalam hal ini) yang berupa kerugian bisa ene epee eee a0 45 ote BRE HS oOo Bab 13, Teknik-Teknik Manajemen Risiko 257 dikurangi misal dengan membuat tembok lebih tahan api, sehingga kebakaran pada ruang tersebut tidak akan mudah menjalar ke ruangan lainnya. 13.6.3. Fokus dan Timing Pengendalian Risiko a. Fokus Pengendalian Risiko Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi kemungkinan (prob- ability) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan (severity) konsekuensi risiko tersebut. Sebagai contoh, mengganti kompor minyak tanah dengan kompor listrik bisa mengurangi kemungkinan risiko kebakaran. Memakai peralatan pengaman selama kerja bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja Sebaliknya, memasang alat pemadam kebakaran di gedung merupakan contoh usaha untuk mengurangi keseriusan risiko. Perhatikan bahwa alat pemadam kkebakaran tidak mencegah terjadinya kebakaran, tetapi kebakaran bisa dengan cepat dipadamkan, sehingga kerugian akibat kebakaran tersebut bisa diminimalkan. Memasang airbag (kantong udara) di mobil merupakan contoh upaya untuk mengurangi severity kecelakaan mobil. Perhatikan bahwa kantong udara tersebut tidak mencegah terjacinya kecelakaan. Pemisahan (separation) dan duplikasi (duplication) merupakan dua bentuk umum ‘metode untuk mengurangi keseriusan risiko. Contoh pemisahan adalah menyebar operasi perusahaan, sehingga jika terjadi kecelakaan kerja, karyawan yang menjadi Korban akan terbatas. Contoh lain, perusahaan mempunyai aturan direktur utama dan wakil direktur tidak boleh berada pada satu pesawat terbang. Jika terjadi kecelakaan pada salah satu pesawat, maka yang lain masih bisa hidup dan menggantikan yang lainnya. Duplikasi dilakukan dengan cara menyimpan produk yang serupa atau mirip di tempat yang terpisah. Sebagai contoh, kita barangkali akan menyimpan file yang penting di beberapa tempat, di liard-disk PC kita di Kantor, di hard-disk notebook kita, dan di flash disk atau CD. Jika salah satu file mengalami Kerusakan atau serangan virus, fle lain (di tempat lain) masih bisa diselamatkan. ‘Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan munculnya risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh, dokter ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi probabilitas terkena risiko digugat akibat mal-praktik, dan juga sekaligus menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terja b. Timing Pengendalian Risiko Dari sisi timing (waktu), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum, selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan training untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk menghindari 258 Manajemen Risiko kecelakaarkerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas sebelum risiko terjadi. Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi kecelakean. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa mengelola nilai sisa dari bangunan yang terbakar, atau ‘mempérbaiki mobil yang rusak karena kecelakaan kemudian bisa dijual lagi dengan hharga yang lebih tinggi. Jika hal semacam itu bisa dilakukan, maka kerugian (se~ verity) bisa dikurangi. RANGKUMAN Bab ini membicarakan teknik manajemen risiko secara umum, sebelum memasuki bab berikutnya yang membicarakan manajemen risiko dengan menggunakan teknik-teknik yang lebih spesifik (diversifikasi, asuransi, derivatif, dan teknik lainnya). Secara umum, alternatif manajemen risiko yang bisa dilakukan oleh porusahaan adalah: (1) Penghindaran Risiko (Risk Avoidance), (2) Penanggungan atau Penahanan Risiko (Risk Retention), (3) Pengalihan Risiko (Risk Transfer). Penghindaran risiko berarti kita menghindari risiko tersebut, Alternatif ini dalam ‘beberapa situasi tidak optimal, karena dalam beberapa situasi kita harus ‘menanggung risiko untuk memperoleh keuntungan. Erat kaitannya dengan alteratif tersebut adalah pendanaan risiko. Alternatif lainnya adalah menanggung risiko itu sendiri (risk retention). Tergantung karakteristik risikonya, alternatif ini bisa menjadi alternatif yang optimal. Sebagai contoh, jika perusahaan taksi mempunyai armada yang cukup banyak, kemudian risiko kerusakan mobil karena kecelakaan bisa diperhitungkan dan relatif Kecil, maka barangkali akan lebih optimal jika perusahaan tersebut menanggung sendiri risiko tersebut. Jika risiko tersebut menimbulkan kerugian yang besar, maka alternatif transfer risiko menjadi alternatif yang lebih optimal. Erat kaitannya ‘dengan alternatif-altemnati itu adalah pengendalian risiko dan pendanaan risiko. Pengendalian risiko merupakan upaya-upaya untuk mengendalikan risiko. Sebagai contoh, untuk mengendalikan risiko kebakaran di gudang, perusahaan bisa menyiapkan tabung Kebakaran di tiap lorong, menyiapkan detektor asap di setiap ruangan. Pendanaan risiko adalah bagaimana mendanai risiko. Sebagai conto, jika terjadi kebakaran, bagaimana membiayai kerusakan akibat kebakaran tersebut. Pengendalian dan pendanaan risiko bisa dilakukan berbarengan dengan teknik manajemen risiko lainnya.

Anda mungkin juga menyukai