Anda di halaman 1dari 8

Febrina Dwiyanti | A 50-Year-Old Woman With Heart Failure With Type II Diabetes Mellitus and

Hypertension As Risk Factors

A 50-YEAR-OLD WOMAN WITH HEART FAILURE WITH TYPE II


DIABETES MELLITUS AND HYPERTENSION AS RISK FACTORS
Febrina Dwiyanti
Faculty of Medicine, Lampung University

Abstract

Background. Incidence of and mortality from heart failure is increasing in incidence, prevalence and overall
mortality. Hypertension and insulin resistance are important risk factors for the development of heart failure (HF).
Case. A 50-year-old woman complains of increasing exertional dyspnoea for the last 1 week and now has dyspnoea
at rest. She has a history of hypertension for the last 25 years and type II diabetes mellitus for the last 8 years. On
examination her BP is 200/110 mmHg, heart rate 102 bpm. There is a audible pansistolik murmur and the jugular
venous pressure (JVP) is elevated 2 cm above normal. She has widespread crackles on chest examination. There is
ankle oedema. She was diagnosed with heart failure NYHA class IV and treated with oxygen therapy, diuretics, ACE
inhibtor, beta blocker, low-salt diet, restriction of fluid intake, and insulin therapy for diabetes mellitus. Conclusion.
Patient was diagnosed with heart failure NYHA class IV with type II diabetes mellitus and hypertension precede the
development of heart failure.

Keywords: Heart failure, diabetes mellitus, hypertension.

Abstrak

Latar Belakang. Insidensi dan mortalitas gagal jantung meningkat dalam insidensi, prevalensi, dan mortalitas
keseluruhan. Hipertensi dan resistensi insulin merupakan faktor risiko utama berkembangnya gagal jantung. Kasus.
Seorang wanita 50 tahun mengeluhkan sesak napas saat beraktivitas yang semakin memberat dalam 1 minggu
terakhir dan sekarang sesak terjadi saat beristirahat. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak sejak 25 tahun
terakhir dan diabetes mellitus tipe II sejak 8 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/110 mmHg,
laju nadi 102 kali per menit. Terdapat murmur pansistolik dan peningkatan tekanan vena jugular 2 cm di atas
normal. Pasien terdapat ronki pada kedua lapangan paru pada pemeriksaan toraks. Terdapat edema tungkai. Pasien
didiagnosa dengan gagal jantung NYHA kelas IV dan diterapi dengan oksigen, diuretik, ACE inhibitor, beta blocker,
diet rendah garam, restriksi asupan cairan dan terapi insulin untuk diabetes mellitus. Simpulan. Pasien dengan
diagnosa gagal jantung NYHA kelas IV dengan diabetes mellitus tipe II dan hipertensi medahului berkembangnya
gagal jantung.

Kata kunci: Gagal jantung, diabetes mellitus, hipertensi.

Korespondensi: Febrina Dwiyanti| febrinadwiyanti@gmail.com

Pendahuluan pulmo dan atau splanchnic serta edema


Gagal jantung (heart failure, HF) perifer.1, 2 Sebagian pasien hadir tanpa
terjadi ketika jantung tidak dapat adanya gejala dan tanda volume
memompakan darah secara adekuat overload, sehingga istilah “heart
untuk mendukung oksigenasi organ- failure” lebih disukai dibandingkan
organ dalam tubuh. Manifestasi utama dengan “congestive heart failure”.
dari heart failure yaitu sesak napas dan Tidak terdapat single diagnostic test
rasa lemah, dimana dapat membatasi untuk HF dikarenakan diagnosa klinik
toleransi aktivitas, dan retensi cairan, HF secara luas berdasarkan anamnesis
yang dapat memicu terjadinya kongesti

J medula Unila | Volume 3 Nomor 2 | September 2014 | 160


riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik dengan dua sampai tiga bantal hingga
yang cermat.1, 3, 4 posisi setengah duduk. Keluhan disertai
Insidensi HF meningkat seiring batuk berdahak, dahak bewarna putih
dengan usia, meningkat dari 20 per berbuih, dan batuk lebih sering
1000 individu usia 65 sampai 69 tahun dirasakan pada malam hari saat akan
menjadi >80 per 1000 individu pada tidur. Keluhan juga disertai nyeri dada
usia >85 tahun. Sekitar setengah dari sebelah kiri yang terasa berat serta
populasi dengan HF meninggal dalam 5 dada terasa berdebar-debar. Pasien
tahun setelah terdiagnosis. HF juga menyatakan tungkai mulai
menjadi beban sosial dan ekonomi, membengkak dirasakan sejak keluhan
seperti di Amerika diperkirakan 32 sesak timbul.
milyar dollar setiap tahunnya Pasien mengaku sebelumnya sering
dikeluarkan akibat HF. 2, 5 mengeluh cepat lelah pada aktifitas,
Terdapat berbagai kondisi atau namun keluhan sesak seperti yang
komorbid yang berkaitan dengan dirasakannya sekarang baru dialaminya
peningkatan kecenderungan terjadinya sebulan terakhir. Pasien mengetahui
structural heart disease. Faktor risiko dirinya menderita tekanan darah tinggi
utama pada HF yaitu hipertensi, sejak sekitar 25 tahun yang lalu. Sejak
diabetes mellitus, sindrom metabolik, saat diketahui menderita tekanan
dan penyakit aterosklerosis.1, 6 Insidensi darah tinggi, pasien mulai meminum
HF pada pasien diabetes mellitus tipe II obat antihipertensi tetapi pasien hanya
yaitu 2.5 kali lebih tinggi dibandingkan meminum obatnya bila pasien merasa
dengan pasien tanpa diabetes mellitus nyeri kepala. Pasien mengetahui dirinya
tipe II. Insidensi HF juga meningkat menderita kencing manis sejak 8 tahun
pada penderita hipertensi, kumpulan yang lalu. Pasien kemudian rutin
abnormalitas yang dapat ditimbulkan meminum obat penurun gula darah,
hipertensi meliputi left ventricular obat tersebut diminumnya setiap pagi
hypertrophy (LVH), disfungsi sistolik setelah sarapan. Dalam waktu sebulan
dan diastolik, serta heart failure pasien telah dua kali memeriksakan diri
simptomatik.7, 8 ke dokter dan dirawat inap. Pertama
pada akhir bulan April pasien dirawat
Kasus sekitar empat hari di RSUD Tanggamus
Seorang wanita berusia 50 tahun dengan keluhan yang sama, kemudian
datang ke Rumah Sakit Abdul Moeloek pada pertengahan bulan Mei pasien
(RSAM) bulan Mei 2014 dengan kembali dirawat di RSUD Tanggamus,
keluhan sesak napas sejak satu bulan pasien kemudian dirujuk ke RSAM.
terakhir, yang terasa memberat sejak Pasien datang dengan kesadaran
satu minggu SMRS. Sesak napas compos mentis, tekanan darah 200/110
dirasakan bertambah dengan aktivitas mmHg, laju nadi 102x/menit reguler,
ringan seperti mandi atau berjalan laju napas 27x/menit, suhu afebris.
kurang lebih sejauh sepuluh meter dan Pada pemeriksaan fisik ditemukan
sedikit berkurang pada saat pasien konjungtiva tidak pucat, JVP meningkat
istirahat. Pasien juga sering merasakan 2 cm di atas nilai normal, tidak terdapat
tiba-tiba terbangun pada malam hari pembesaran kelenjar tiroid dan getah
karena sesak dan lebih nyaman tidur bening colli, pada auskultasi paru

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 161


terdapat suara vesikular melemah pada perawatan obat-obatan disesuaikan
basal paru, ronki pada paru kanan dan sampai dengan dosis optimal. Pasien
kiri, dan tidak terdapat wheezing, pada juga diberikan edukasi, diet rendah
perkusi paru terdapat suara redup pada garam dan restriksi intake cairan
basal paru. Pada perkusi jantung; batas harian.
jantung kiri sulit ditentukan (perubahan
sonor redup pada ICS IV) dan batas Pembahasan
jantung kanan 1 jari lateral linea Menurut ACCF/AHA 2013, heart
parasternalis dekstra pada ICS IV, bunyi failure (HF) merupakan sindrom klinik
jantung I dan II reguler, terdengar kompleks yang didasari oleh adanya
pansistolik murmur grade 2/6 di apeks, gangguan struktural atau fungsional
dan tidak terdengar gallop. Hepar dan jantung yang berakibat pada gangguan
lien tidak teraba, shifting dullness tidak pengisian ventrikel maupun
ada, bising usus normal. Terdapat kemampuan memompakan darah ke
pitting edema pada kedua ekstremitas seluruh jaringan tubuh secara adekuat.
inferior. Diagnosa HF berdasarkan dari riwayat
Hasil pemeriksaan GDS pada saat dan pemeriksaan fisik.3, 9 Pada riwayat
masuk 207 mg/dl (dengan darah didapatkan adanya faktor risiko
perifer), pemeriksaan laboratorium Hb (seperti; diabetes mellitus dan
9,1 g/dl, leukosit 6.900/ul, trombosit hipertensi), sesak yang terutama
167.000, ureum 104 mg/dl, kreatinin diperberat dengan aktivitas, ortopnea,
3,5 mg/dl, GDS 164 mg/dl, protein urin paroxysmal nocturnal dispnoea, serta
500 mg/dl, glukosa urin 100 mg/dl, keluhan lain seperti chest discomfort,
darah samar urin 150/ul, sedimen batuk malam hari, dan mudah lelah.
leukosit dalam urin 1-2/LPB, dan Pada pemeriksaan fisik, temuan yang
eritrosit dalam urin 5-10/LPB. Pada penting diantaranya tanda distensi
pemeriksaan EKG didapakan irama vena leher, S3 gallop, kardiomegali,
sinus normal dengan HR 96x/menit dan refluks hepatojugular, ronki, takikardia,
terdapat anteroseptal miocardiac hepatomegali, edema tungkai, serta
infarct. Rontgen Thoraks terdapat tanda efusi pleura.10, 11 Heart failure
gambaran efusi pleura bilateral, cor diklasifikasikan untuk menilai derajat
berselubung. gangguannya, klasifikasi fungsional
Dari data-data diatas ditegakkan NYHA merupakan prediktor
diagnosis heart failure NYHA class IV et independen dari mortalitas. Klasifikasi
causa hipertensive heart disease (HHD) ini digunakan secara luas dalam praktik
dan DM tipe II dengan efusi pleura klinis dan penelitian untuk menentukan
bilateral dan anteroseptal miocardiac kelayakan pasien untuk pelayanan
infarct. Pasien awalnya mendapat kesehatan yang tepat.1, 12
terapi Oksigen nasal 2-3 L/menit, Kasus diatas memenuhi kriteria
Captopril 3x12,5 mg, Furosemide 3x20 diagnosis untuk heart failure (HF). Pada
mg iv, Spironolactone 1x12,5 mg, kasus, pasien mengeluh sesak nafas
Bisoprolol 1x1,25 mg, Aspirin 1x75 mg, bertambah dengan aktifitas ringan
Isosorbide dinitrate 3x5 mg (sub seperti mandi atau berjalan kurang
lingual), dan terapi insulin, pasien di lebih sejauh sepuluh meter, keluhan
rawat inap di ruang perawatan. Selama sedikit berkurang dengan istirahat,

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 162


pasien juga sering tiba-tiba terbangun pada dada, pasien merasakan adanya
pada malam hari karena sesak, dan nyeri dada sebelah kiri yang terasa
lebih nyaman bila tidur dengan dua berat serta dada terasa berdebar-debar
sampai tiga bantal, adanya batuk merupakan gejala yang disebabkan
berdahak bewarna putih berbuih yang rendahnya perfusi darah ke pembuluh
lebih sering dirasakan pada malam hari, koroner. Kondisi tersebut juga terlihat
dan bengkak pada kedua tungkai. pada gambaran EKG pasien dimana
Pemeriksaan auskultasi paru terdapat gambaran tersebut menunjukkan
ronki pada lapangan paru kanan dan adanya anteroseptal miocardiac
kiri, suara vesikular melemah pada infarct.15, 16 Tanda efusi pleura dan
basal paru, dan pada perkusi paru edema tungkai termasuk kriteria minor
terdapat suara redup pada basal paru. Framingham dan adanya ronki pada
Batas jantung kanan 1 jari lateral linea kedua lapangan paru termasuk kriteria
parasternalis dekstra dan batas jantung mayor Framingham yang merupakan
kiri sulit ditentukan, hasil pemeriksaan akibat dari retensi cairan dan volume
fisik tersebut didukung hasil rontgen overload.1, 10
thoraks yaitu terdapat efusi pleura Pasien memiliki riwayat diabetes
bilateral. Selain itu, terdengar mellitus tipe II. Resistensi insulin
pansistolik murmur grade 2/6 di apeks merupakan faktor risiko yang penting
jantung. Hal-hal tersebut menunjukan dalam perkembangan HF. Kehadiran
gejala dan tanda gagal jantung, diikuti diabetes mellitus secara nyata
adanya faktor risiko utama yaitu meningkatkan perkembangan HF pada
riwayat hipertensi sejak 25 tahun dan pasien tanpa structural heart disease
diabetes mellitus sejak 8 tahun. dan memberikan pengaruh negatif
Sesak napas merupakan gejala terhadap outcome pasien HF.1, 9, 17
paling umum left-sided heart failure. Penelitian Framingham memperkirakan
Dapat terjadi pada saat beraktivitas peningkatan risiko terjadinya heart
(NYHA II atau III) atau pada kasus yang failure dua kali lipat pada pria dan lima
lebih berat, yaitu pada saat beristirahat kali lipat pada wanita dengan diabetes.
(NYHA IV). Gejala ini termasuk ke dalam Terdapat bukti yang mengindikasikan
kriteria minor diagnosis heart failure bahwa diabetes merupakan faktor
(Framingham criteria). Ortopnea yang risiko utama heart failure, berhubungan
memberat segera pada saat pasien dengan ischemic disease. Abnormalitas
berbaring, yang disebabkan yang umum terjadi yaitu disfungsi
peningkatan segera venous return. diastolik left ventricular (LV),
Paroxysmal nocturnal dyspnoea terjadi kemungkinan akibat pembesaran
beberapa jam setelah pasien berbaring miokard LV dan kekakuan vaskular.7, 18,
untuk tidur; sebagai akibat redistribusi 19

central cairan ekstraselular dimana Kekakuan vaskular yang timbul


terjadi peningkatan progresif venous akibat diabetes mellitus memiliki
return.10, 13, 14 pengaruh yang besar dalam
Keluhan mudah lelah dan lemas
berkembangnya heart failure.
pada pasien disebabkan oleh perfusi ke
jaringan otot yang tidak adekuat. Selain Kecepatan gelombang pulsasi dikenal
itu terdapat juga rasa tidak nyaman sebagai indikator kerusakan organ

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 163


target pada pasien dengan juga mengalami remodelling pada
diabetes.Tekanan nadi perifer lebih penyakit jantung hipertensi, dengan
tinggi dikaitkan dengan risiko yang fibrosis perivaskular arteri koroner
lebih besar terjadinya cerebrovascular intramyocardial dan arteriol, bersama-
disease (CVD) pada populasi umum dan sama dengan penebalan tunika media.
pada pasien berisiko tinggi dengan LV Keadaan tersebut bertanggung jawab
dysfunction. Dalam meta-analisis atas terjadinya heart failure.20,21
terbaru, kekakuan yang lebih besar Penatalaksanaan pada pasien HF
dalam arteri besar dikaitkan dengan terbagi atas dua, yaitu terapi
kejadian kardiovaskular yang lebih nonfarmakologi maupun farmakologi.
Dietary sodium restriction secara umum
tinggi. Sebagian besar peneliti setuju
direkomendasian pada pasien dengan
bahwa evolusi berkembangnya HF dan didukung oleh berbagai
'diabetic heart' dimediasi sebagian oleh guideline, AHA merekomendasikan
perubahan pada ventriculo-vascular restriksi sodium sampai 1500 mg/hari
coupling.6, 7 terlihat sesuai pada kebanyakan pasien
Hipertensi diidentifikasi sebagai dengan HF stage C dan D. 1, 23
prekursor utama terjadinya left Pengobatan ditujukan untuk
ventricular hypertrophy (LVH). Prinsip memperbaiki gejala dan meningkatkan
adaptasi struktural jantung terhadap fungsi pompa jantung. ACE inhibitors
peningkatan beban tekanan adalah dapat menurunkan risiko kematian dan
LVH, secara esensial menyebabkan menurukan hospitalisasi pasien HF.
peningkatan penebalan dinding ruang Manfaat ACE inhibitor terlihat pada
jantung. Dibandingkan dengan subjek pasien dengan HF ringan, sedang,
normotensif, individu dengan sampai berat dan pada pasien dengan
hipertensi ringan memiliki dua sampai coronary artery disease. Terapi dengan
tiga kali lipat risiko terjadinya LVH dan ACE inhibitor harus dimulai dengan
risiko ini meningkat seiring dengan dosis awal yang rendah, diikuti dengan
keparahan hipertensi. Berkembangnya peningkatan dosis bertahap sampai
LVH berkaitan dengan perubahan dengan dosis optimal.1, 12
degeneratif progresif pada miosit Penggunaan beta blocker (eg,
kardia yang mengalami hipertrofi, dan bisoprolol) terbukti menurukan
akumulasi abnormal kolagen pada mortalitas dan direkomendasikan pada
ruang interstitial. Rangkaian kejadian pasien dengan HF. Terapi jangka
ini yang tersering menyebabkan panjang dengan beta blocker
disfungsi diastolik.20, 21, 22 menurunkan gejala HF dan
Miosit jantung ventrikel kiri memperbaiki status klinis. Seperti ACE-
membesar pada penyakit jantung inhibitor, beta-blocker menurunkan
risiko kematian dan hospitalisasi.
hipertensi dan fibrosis adalah
Manfaat beta blocker terlihat pada
gambaran lainnya efek yang merugikan pasien dengan atau tanpa DM.12, 24
dalam structural remodelling yang Efek menguntungkan pada
ditemukan pada miokardium penyakit keluaran klinis, beberapa studi telah
jantung hipertensi. Resistensi koroner menunjukkan hubungan antara ACEI

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 164


dan penurunan insidensi diabetes baru randomized controlled trials besar yang
pada pasien HF. Data dari Studies of telah dilakukan untuk menguji efek
Left Ventricular Dysfunction (SOLVD) insulin pada keluaran klinis.1, 17
Perkembangan HF adalah
dan Candesartan Heart Failure
komplikasi umum pada pasien dengan
Assessment of Reduction (CHARM)
diabetes, dan koeksistensi diabetes dan
Program telah menunjukkan
HF menandakan peningkatan
penurunan insiden timbulnya diabetes
morbiditas dan mortalitas. Hal ini
pada pasien yang diobati dengan ACEI
penting untuk memahami
jika dibandingkan dengan plasebo.
keseimbangan yang ada dalam
Mekanisme untuk mengurangi insiden
pengobatan farmakologis untuk kedua
diabetes pada pasien dengan ACEI tidak
kondisi. Pedoman saat ini
sepenuhnya dipahami, tetapi termasuk
merekomendasikan individualisasi
peningkatan sensitivitas insulin dengan
terapi hiperglikemik untuk pengobatan
peningkatan aliran darah perifer untuk
diabetes tipe 2 berdasarkan kebutuhan
otot rangka melalui penekanan
pasien, kondisi komorbiditas, dan
angiotensin II atau dengan menaikkan
potensi efek samping dari obat-obatan.
kadar bradikinin.1, 17
Rekomendasi ini mungkin khususnya
Diuretik menghambat reabsorbsi
sodium. Loop diuretik yang paling penting pada pasien dengan diabetes
disukai sebagai agen diuretik untuk dan HF. Sangat diperlukan usaha lebih
digunakan pada kebanyakan pasien HF. lanjut untuk menegaskan pengobatan
Controlled trials menunjukkan optimal glikemia pada pasien dengan
kemampuan diuretik utuk diabetes dan HF.1, 17
meningkatkan ekskresi sodium dan
menurunkan tanda retensi cairan pada
Simpulan
pasien dengan HF. Diuretik merupakan
Seorang wanita 50 tahun dengan
satu-satunya obat yang digunakan
diagnosis heart failure NYHA class IV
dalam terapi HF yang dapat secara
yang didapat dari anamnesis pasien
adekuat mengontrol retensi cairan
mengeluh sesak napas dan memiliki
pada HF.1, 23 Aldosterone receptor
riwayat diabetes mellitus dan
antagonists (e.g., spironolakton) juga
hipertensi serta terdapat tanda-tanda
direkomendasikan pada pasien dengan
kongesti pada pemeriksaan fisik dan
HF NYHA kelas II-IV dan yang memiliki
foto thoraks. Pasien mendapat terapi
left ventricular ejection fraction LVEF ≤
sesuai dengan gagal jantung NYHA
30%).1, 25
kelas IV dan terapi insulin dalam
Banyak pasien HF dengan diabetes
penatalaksaan diabetes mellitus yang
mellitus memerlukan insulin baik
diderita pasien.
sebagai monoterapi atau kombinasi
dengan agen glikemik lain untuk
Daftar Pustaka
mencapai kontrol glukosa darah yang
adekuat. Bukti mengenai efek insulin 1. ACCF/AHA. Guideline for the Management
dalam mortalitas pasien dengan HF of Heart Failure: A Report of the American
masih diperdebatkan, dan tidak ada College of Cardiology

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 165


Foundation/American Heart Association decompensated heart failure. Heart Fail
Task Force on Practice Guidelines. Rev. 2009 September ; 14(3): 183–193
Circulation. 2013 June;128:e240-e327. 14. Boonman-de Winter LJM, Rutten FH,
2. CDC. Heart Failure Fact Sheet. Division for Cramer MJM, Landman MJ, Liem AH,
Heart Disease and Stroke Prevention. Rutten GEHM, Hoes AW. 2012. High
2014.http://www.cdc.gov/dhdsp/data_sta prevalence of previously unknown heart
tistics/fact_sheets/fs_heart_failure.htm failure and left ventricular dysfunction in
3. BMJ Best Practice. Chronic congestive patients with type 2 diabetes.
heart failure; History & examination. Diabetologia. 2012. 55:2154–2162
2014.BMJ.http://bestpractice.bmj.com/be 15. Agarwal M, Mehta PK, and Merz CNB.
stpractice/monograph/61/diagnosis.html Non-Acute Coronary Syndrome Anginal
4. Levy WC, Mozaffarian D, Linker DT, et al. Chest Pain. Med Clin North Am. 2010
The Seattle Heart Failure Model: March ; 94(2): 201–216
prediction of survival in heart failure. 16. Velagaleti R, Vasan RS. Heart Failure in the
Circulation. 2006. 113:1424. 21st Century: Is it a Coronary Artery
5. Roger VL. The Heart Failure Epidemic. Int. Disease Problem or Hypertension
J. Environ. Res. Public Health. 2010. Problem?. Cardiol Clin. 2007 November ;
7;1807-1830 25(4): 487
6. Pocock SJ, Wang D, Pfeffer MA, et al. 17. Nasir S, Aguilar D. Congestive Heart
Predictors of mortality and morbidity in Failure and Diabetes: Balancing Glycemic
patients with chronic heart failure. Eur Control with Heart Failure Improvement.
Heart J. 2006. 27:65–75. Am J Cardiol. 2012 November; 110(9
7. Dhingra R. Diabetes and the Risk of Heart Suppl): 50B–57B.
Failure. Heart Fail Clin. 2012 January ; 18. Kengne AP, Dzudi A, Sobngwi E. Heart
8(1): 125–133 failure in sub-Saharan Africa: A literature
8. Meredith PA, Östergren J. Review: From review with emphasis on individuals with
Hypertension to Heart Failure -- Are There diabetes. Vascular Health and Risk
Better Primary Prevention Strategies?. Management. 2008:4(1) 123–130
Journal of Renin-Angiotensin-Aldosterone 19. Yang X, Ma RC, So WY, Kong AP, Ko GT, Ho
System. 2006. 7: 64 CS, Lam CW, Cokram CS, Tong PC, Chan JC.
9. Greenland P, Alpert JS, Beller GA, et al. Development and validation of a risk score
ACCF/AHA guideline for assessment of for hospitalization for heart failure in
cardiovascular risk in asymptomatic patients with Type 2 Diabetes Mellitus.
adults: a report of the American College of Cardiovascular Diabetology. 2008; 7:9
Cardiology Foundation/American Heart 1186/1475-2840-7-9
Association Task Force on Practice 20. Drazner MH. The Progression of
Guidelines. Circulation. 2010; 122:e584– Hypertensive Heart Disease. Circulation
636. 2011; 123: 327-334
10. BMJ Best Practice. Acute exacerbation of 21. Lip GYH, Felmeden DC, Li-Saw-Hee FL,
congestive heart failure. History & Beevers DG. Hypertensive heart disease A
examination. BMJ. 2014. complex syndrome or a hypertensive
http://bestpractice.bmj.com/best- ‘cardiomyopathy’?. European Heart
practice/monograph/62/diagnosis/history Journal. 2000. 21, 1653–1665
-and-examination.html 22. Smith SC Jr, Benjamin EJ, Bonow RO, et al.
11. Panggabean M. Gagal Jantung. Buku Ajar AHA/ACCF secondary prevention and risk
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ke-4. reduction therapy for patients with
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam coronary and other atherosclerotic
FKUI: Jakarta. 2006. vascular disease: 2011 update: a guideline
12. Lindenfeld J, Albert NM, Boehmer JP, et al. from the American Heart Association and
HFSA 2010 comprehensive heart failure American College of Cardiology
practice guideline. J Card Fail. 2010;16:e1– Foundation. Circulation. 2011;124:2458–
194. 73.
13. Arenas MA, Powers M, Khayat RN. Sleep- 23. BMJ Best Practice. Chronic congestive
disordered breathing in patients with heart failure; treatment details. BMJ.
2014.http://bestpractice.bmj.com/bestpra

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 166


ctice/monograph/61/treatment/details.ht
ml
24. Mercedes, Carnethon, Mary L, Biggs,
Barzilay J, Kuller LH, Mozaffarian D,
Mukamal K, Smith NL, and Siscovick D.
Diabetes and Coronary Heart Disease as
Risk Factors for Mortality in Older Adults.
Am J Med. 2010 June; 123(6): 556.e1–
556.e9.
25. BMJ Best Practice. Acute exacerbation of
congestive heart failure, treatment
details.BMJ.2014.http://bestpractice.bmj.c
om/bestpractice/monograph/62/treatmen
t/details.html

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 167

Anda mungkin juga menyukai