Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH BISNIS INTERNASIONAL

“ KONSEP DAN BENTUK EKSPOR DAN IMPORT, KENDALA TARIF


DAN NON TARIF “

OLEH :
KELOMPOK 5
Abdul Syukur (D1A118116)
Hasri Aynun Suaedin (D1A117166)
Istigfar ( D1A118137)
Eva Azizah ( D1A118014)
I Made Suryadi (D1A117)
Novita (D1A118134)
Armita Aprilianti Siswan (D1A117141)
Kornelius Sulle (D1A117297)
Yohanis
KELAS AGRIBISNIS B

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

i
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah- Nya sehinggasaya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul
“Konsep Dan Bentuk Ekspor Dan Import, Kendala Tarif Dan Non Tarif”.
Penulisan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis
Internasional di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Makalah
ini berisikan tentang konsep dan bentuk ekspor dan import, kendala tarif dan non
tarif.

Demikian ucapan terimakasih yang bisa saya sampaikan, semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan serta kiranya dan menambah
khasanah ilmu pengetahuan.

Kendari, 26 Maret 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................................2
II. PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
2.1 Konsep Bentuk Ekspor dan Impor..............................................................................3
2.1.1 Pengertian Ekspor....................................................................................................3
2.1.2 Ketentuan Ekspor....................................................................................................3
2.1.3 Risiko-risiko Eksportir............................................................................................3
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Ekspor....................................................................................5
2.1.5 Komoditas Ekspor Indonesia..................................................................................6
2.1.6 Pengertian Impor.....................................................................................................7
2.1.7 Syarat-syarat menjadi Importir..............................................................................8
2.1.8 Tujuan dan Manfaat Impor......................................................................................8
2.1.9 Komoditi Ekspor dan Impor....................................................................................9
2.2 Strategi Ekspor dan Impor.........................................................................................10
2.2.1 Strategi Ekspor.......................................................................................................10
2.2.2 Strategi Impor........................................................................................................15
2.3 Kendala Tarif Dan Non Tarif......................................................................................17
2.3.1 Hambatan tariff......................................................................................................17
2.3.2 Hambatan non tarif................................................................................................18
2.3.3 Alasan Untuk Hambatan Non-Tarif.......................................................................19
2.3.4 Jenis Hambatan Non-Tarif.....................................................................................20
2.3.5 Pro dan kontra hambatan non-tarif......................................................................23
III. PENUTUP............................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................27

iii
iv
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi yang cukup besar di


bidang perikanan, terutama karena memiliki luas perairan mencapai 5,8 juta km2
atau sama dengan 2/3 dari luas wilayah Indonesia. Berdasarkan luas perairan
yang meliputi 2/3 bagian dari total luas wilayahnya, Indonesia memiliki potensi
hasil perikanan yang melimpah baik perikanan tangkap maupun perikanan
budidaya. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang
dapat merajai bisnis perikanan dunia.
Perdagangan internasional juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal,
dan tenaga kerja antar negara. Salah satu kegiatan perdagangan internasional
ialah kegiatan ekspor impor. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa
tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling
membutuhkan dan saling mengisi. Negara-negara menjadi saling membutuhkan
didasari oleh adanya berbagai macam karakteristik yang berbeda dimiliki oleh
setiap negara, baik dari segi sumber daya alamnya, iklim, letak geografis, struktur
sosial hingga struktur ekonomi. Sehingga, negara-negara tersebut menghasilkan
komoditi yang berbeda-beda, sedangkan disisi lain negara-negara tersebut
memiliki kebutuhan yang tidak dihasilkan atau tidak dapat dihasilkan oleh
negaranya. Untuk mengatasi hal itu, setiap negara akan bergantung pada negara
lain untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga terjadilah perdagangan
internasional. Dalam mendukung terlaksananya perdagangan internasional ini,
maka suatu instrumen hukum diperlukan dalam bentuk peraturan-peraturan
seperti hukum perdagangan internasional (international trade law).
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan
yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah
negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa
pada suatu tahun tertentu.

1
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan
yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah
negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa
pada suatu tahun tertentu. Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang
memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara, di
mana dapat mengadakan perluasan dalam suatu industri, sehingga mendorong
dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian.

I.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan konsep bentuk ekspor dan impor ?


 Bagaimana yang dimaksud kendala tarif dan kendala non tarif ?

I.3 Tujuan Masalah

 Untuk mengetahui apa itu konsep bentuk ekspor dan import


 Untuk mengetahui yang dimaksud kendala tarif dan kendala non tarif

2
II. PEMBAHASAN

II.1 Konsep Bentuk Ekspor dan Impor

II.1.1 Pengertian Ekspor

Ekspor adalah suatu aktivitas mengeluarkan suatu barang dari daerah


pabean. Daerah pabean adalah suatu daerah milik Republik Indonesia yang
terdiri dari wilayah darat, perairan, dan udara, yang juga mencakup
seluruh daerah tertentu yang berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif.
Jadi secara sederhana, ekspor adalah suatu aktivitas mengeluarkan
produk barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan tetap memenuhi
standar peraturan dan ketentuan yang ada.
Aktivitas ini umumnya dikerjakan oleh suatu negara jika negara
tersebut mampu menghasilkan produk barang dalam jumlah yang cukup
besar dan jumlah produk barang tersebut ternyata sudah terpenuhi di
dalam negeri, sehingga bisa dikirimkan ke negara yang memang tidak
mampu memproduksi barang tersebut atau karena jumlah produksinya
tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat negara tujuan.

II.1.2 Ketentuan Ekspor

Ketentuan-ketentuan ekspor adalah sebagai berikut:


1) Eksportir memiliki surat ijn usaha perdagangan
2) Eksportir wajib mengetahui barang yang dilarang di Ekspor oleh
Pemerintah atau harus seijin pemerintah
3) Eksportir harus mengetahui ekspor barang ke suatu Negara yang
dilarang oleh Pemerintah.

II.1.3 Risiko-risiko Eksportir

a) Risiko Transportasi / Pengangkutan


Risiko transportasi terdiri dari :
- Pengangkutan barang menggunakan kapal laut/pesawat udara.

3
- Lamanya waktu pengangkutan. Jarak dari satu Negara ke Negara
lainnya.
- Berpindah tangannya barang dan penyimpanan digudang
menyebabkan risiko kerusakan dan kehilangan barang.
b) Risiko Kredit dan Non Payment
Yang diperhatikan disini pada saat pembukaan Letter of Credit
menuntut dengan syarat pembukaan L/C Irrevocable Documentary
of Credit. Untuk menghndari risiko ditipu, terlabat dibayar dan tidak
dibayar.
c) Risiko Mutu Barang
Masing-masing pihak harus berpegang teguh kepada Sales Contract
yang telah disepakati bersama, khususnya bagi eksportir dalam
pengiriman barang sesuai apa yang diminta pihak importer.
d) Risiko Nilai Tukar
Untuk harga ditetapkan dengan mata uang tertentu, dan yang ideal
mata uang standard internasional Dolla Amerika (US.$). Biasanya
Eksportir berusaha untuk melndungi dirinya terhadap nlai tukar ini
dengan cara membeli Valuta Asing dengan penyerahan lemudian
(Forward/Option Contract), yang dikena; dengan istilah Hedging /
Swap.
e) Risiko Hukum
Peraturan dan hukum di Negara asing yang tentunya slit kita ketahui,
yang mungkin saja merugikan pihak eksporitr. Dan jika ada problem
dalam transaksi dagang, tentunya harus ada perwasitan
internasional seperti yang diatur oleh {eradilan Arbitrasi
Internasional dari Kamar Dagang Internasional.
f) Risiko Bonafiditas
Umumnya eksportir tidak dapat engetahui secara pasti atau
mengukur tingkat kemampuan calon imortir/buyer. Dan untuk
mencegah risiko jika terjadi wan prestasi dikemudain hari, dapat
dilakukan tindakan preventif sebagai berikut :
1. Minta bantuan / referensi dari Bank, Atase Perdagangan RI di KBRI.

4
2. Membuta kontrak dagang ekspor yng rapi, teliti dan memuat
etentuan hukum yang menyangkut keamanan pembayaran dan mutu
barang.
3. Mempergunakan syarat perdagangan sesuai Inconterms-1990 secara
tepat.
4. Dalam kontrak dagang memuat ketentuan tentang penalty serta
proses penyelesaian sengketa, apakah melalui cara amcable solution
– arbitrations atau melalui Court (pengadilan) atau Arbitrative
Dispute Solution (ADS).

II.1.4 Tujuan dan Manfaat Ekspor

1) Menumbuhkan Industri Dalam Negeri


Meningkatnya permintaan ekspor pada suatu produk akan
berimbas langsung pada perkembangan industri dalam suatu negara.
Sehingga, hal tersebut akan mampu melahirkan suatu iklim usaha yang
lebih kondusif. Selain itu, suatu negara juga nantinya akan mampu
membiasakan dirinya untuk bisa bersaing dalam pasar internasional
dan juga akan lebih terlatih dengan persaingan yang ketat jika
melakukan perdagangan internasional.

2) Mengendalikan Harga Produk


Kegiatan ekspor pada suatu negara akan membuat negara
tersebut mampu memanfaatkan over kapasitas pada suatu produk.
Sehingga, negara tersebut akan mampu mengendalikan harga produk
ekspor yang terjadi di negaranya.

3) Menambah Devisa Negara


Manfaat dari adanya kegiatan ekspor adalah demi membuka peluang
pasar baru di luar negeri sebagai upaya menumbuhkan investasi,
perluasan pasar domestik, serta meningkatkan devisa pada suatu
negara.

5
II.1.5 Komoditas Ekspor Indonesia

Setidaknya ada lima komoditas ekspor paling besar yang dimiliki oleh
Indonesia, kelima komoditas paling besar tersebut adalah:
1) Komoditas Karet
Perlu Anda ketahui bahwa Indonesia adalah negara penghasil karet
paling besar kedua di dunia, untuk itu jangan heran bisa karet dijadikan
sebagai suatu komoditas utama di Indonesia. Produk karet Indonesia
banyak dikirimkan ke beberapa negara maju, seperti Jepang, China, dan
Amerika.
2) Produk Tekstil
Banyaknya jumlah industri tekstil di Indonesia berhasil meningkatkan
devisa dalam negeri.
3) Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah produk yang biasa dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan sabun, minyak goreng, mentega, dan beberapa produk
kecantikan.Biasanya, Indonesia akan mengirim kelapa sawit dalam
jumlah besar ke negara India, Pakistan, hingga Cina.
4) Produk Hasil Hutan
Indonesia adalah salah satu negara tropis yang mempunyai banyak
sekali hutan, sehingga industri kayu di Indonesia memiliki prospek
perkembangan yang bagus. Beberapa hasil hutan yang dikirim ke luar
negeri adalah pulp kertas dan kayu.
5) Kakao
Perlu Anda ketahui bahwa Indonesia adalah negara penghasil biji kakao
ketiga paling banyak di dunia. Nantinya, biji kakao ini akan diolah
menjadi coklat atau makanan lain. Produk biji kakao yang akan dikirim
keluar negeri ini adalah produk yang sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia.

II.1.6 Pengertian Impor

Yang dimaksud dengan kegiatan impor adalah suatu kegiatan dalam


Perdagangan dengan cara membeli/mendatangkan barang dari luar negeri
untuk dimasukkan ke dalam negeri

6
II.1.7 Syarat-syarat menjadi Importir

Untuk memperoleh APIS (Angka Pengenal Impor Sementara). Hal-hal yang


perlu dipenuhi antara lain :
1. Perusahaan wajib mengajukan permohonan ntuk mendapatkan APIS
pada Kantor Wilayah Departemen Perndustrian Perdagangan
Setempat.
2. Wajib memilki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
3. Mempunyai bukti adanya kewajiban pajak (NPWP).
4. Mempunyai hubungan dagang luar negeri.

II.1.8 Tujuan dan Manfaat Impor

Seperti yang sudah dibahas bersama diatas, kegiatan impor


memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kegiatan
ekspor dan impor ini adalah salah satu bentuk dari komunikasi dan
kerjasama pada tiap negara. Paling tidak ada satu hal yang harus membuat
negara tersebut membangun hubungan baik dengan negara lain untuk
memenuhi segala kebutuhannya, seperti dalam kegiatan perekonomian.
Sementara itu, tujuan lain dari adanya aktivitas impor ini adalah
demi meningkatkan neraca pembayaran serta mengurangi adanya keluar
devisa pada negara lain.
Untuk manfaatnya sendiri, kegiatan impor akan meningkatkan
potensi pada suatu negara dalam mendapatkan bahan baku, barang serta
jasa pada suatu jenis produk tertentu yang jumlahnya terbatas atau tidak
mampu diproduksi dari dalam negerinya. Sehingga, hal tersebut akan
mampu mendukung stabilitas negara secara tidak langsung.

II.2 Strategi Ekspor dan Impor

II.2.1 Strategi Ekspor

Strategi ekspor dapat dilakukan dengan menggunakan strategi dalam


bauran pemasaran yaitu dengan empat unsur. Keempat unsur atau

7
variabel bauran pemasaran (marketing mix) tersebut atau yang disebut 4P
adalah sebagai berikut :
a. Strategi Produk Ekspor
Pengertian produk adalah sesuatu yang dibuat/dihasilkan untuk
memenuhi suatu tujuan/kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk
merupakan elemen yang paling penting. sebab dengan inilah
perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari
calon buyer (importir), namun keputusan itu tidak berdiri sendiri sebab
produk sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih.
Agar suatu produk/komoditi tersebut dapat bersaing dengan para
kompetitornya, apalagi produk tersebut diekspor ke berbagai negara
maka suatu perusahaan harus memiliki strategi produk ekspor supaya
mempunyai keunggulan daripada produk – produk lainnya.
Dengan demikian strategi produk ekspor, yaitu cara untuk
menentukan jenis, spesifikasi, ukuran dan kemasan prosuk yang tepat
untuk memasuki pasar tujuan ekspor. Dalam menentukan strategi
produk yang tepat dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :
1. Riset pasar untuk mengetahui situasi dan karateristik pasar yaitu
spesifikasi permintaan pelanggan, daya beli dan perilaku pelanggan,
situasi persaingan, trend, peluang pasar, dan lain – lain.
2. Mempelajari sejauh mana kemampuan internal perusahaan dalam
menghasilkan produk yang diminati pelanggan ekspor.
3. Mendesign produk sesuai spesifikasi permintaan pelanggan dan
kemampuan perusahaan.

b. Strategi Harga Ekspor


Strategi harga ekspor adalah cara untuk menentukan tingkat harga
yang sesuai dengan kondisi internal perusahaan dan situasi pasar yang
dihadapi agar penjualan dapat berhasil sehingga perusahaan dapat
meraih keuntungan serta manfaat yang diharapkan. Harga merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan penjualan dalam usaha
perdagangan ekspor. Pola penentuan harga jual ekspor sangat
bervariasi, hal itu tergantung dari kekutatan produk yang dihasilkan di

8
pasar internasional serta politik dagang yang diterapkan oleh Negara
pengekspor maupun pengimpor. Ada 4 metode untuk menentukan
harga jual ekspor produk , yaitu:
1) Cost Plus Mark Up ( Seller’s Market Price )
Penentuan harga jual ekspor dengan metode ini yaitu jika
penetapan harga jual untuk ekspor didasarkan atas perhitungan
biaya total (penjumlahan semua biaya yang dikeluarkan mulai dari
pengadaan bahan, tenaga kerja, freight dan lain-lain dalam rangka
ekspor) ditambah dengan prosentase laba yang diinginkan.
2) Current Market Price ( Buyer’s Market Price )
Metode ini merupakan kebalikan dari cost plus mark up yaitu bila
penetapan harga jual ekspor disesuaikan dengan harga jual di pasar
internasional pada saat itu atau harga yang ditentukan oleh
pembeli. Laba diperoleh dari selisih harga jual di pasar
internasional dengan total biaya.
3) Susidized Price
Penentuan harga jual ekspor yang didasarkan pada total biaya
sebagaimana pada cost plus mark up dikurangi dengan komponen
biaya tertentu (overhead cost, draw back system of
generalizedsystem of preference). Tujuannya adalah untuk menekan
harga pokok produksi sehingga memperkuat daya saing di pasar
internasional.
4) Dumping
Harga dumping adalah Harga Jual (HJ) Ekspor ditetapkan lebih
rendah dari Harga Jual Komoditi yang sama untuk pasar dalam
negeri. Hal ini dimungkinkan bila di dalam negeri produsen
komoditi itu memegang monopoli, sehingga dapat menjual komoditi
itu dengan harga tinggi di dalam negeri dan harga yang wajar untuk
pasar luar negeri.
Cara memperoleh data / info harga dan situasi pasar yaitu :
1) Riset pasar, marketing intelligence
2) Sumber informasi pasar :

9
a. Media informasi : internet, koran, majalah, yellowpages/bussines
directory, press release, brosur, katalog.
b. Instansi pemerintah, kamar dagang, perwakilan dagang,
kedutaan besar, atase perdagangan, konsul.
c. Konsultan dan perusahaan riset dagang, trade event organizer,
lembaga – lembaga perdagangan internasional.
d. Relasi, teman, keluarga di luar negeri.

c. Strategi Distribusi Ekspor


Distribusi Ekspor adalah aliran barang secara fisik melewati
saluran organisasi jaringan kerja yang terdiri dari agensi dan lembaga,
yang bersama melakukan semua kegiatan yang diperlukan untuk
menghubungkan produsen dengan pemakai dalam menyelesaikan
tugas pemasaran (Kumpulan Makalah PPEI, 2008). Tujuan distribusi
ekspor adalah dapat mencapai usaha maksimum dalam menentukan
kebutuhan serta pilihan pasar sasaran yang tepat sesuai dengan
kemampuan eksportir. Antara lain salah satunya dengan cara
memahami karateristik dari pelaku ( komponen distributor ekspor )
dalam melakukan distribusi, sehingga dapat menjadi acuan sukses
dalam penyusunan strategi saluran distribusi ekspor.
Jalur distribusi dalam pemasaran diidentifikasi menjadi dua bagian
yaitu membeli barang langsung dari eksportir (direct cutomer) dan
membeli barang produk tidak langsung dari eksportir tetapi melalui
perantara impor di luar negeri. Dalam memilih saluran distribusi ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut :
1) Sifat pasar dan lokasi pembeli.
2) Lembaga – lembaga pemasaran terutama pedagang – pedagang
perantara.
3) Pengendalian perusahaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan
yang ekonomis.
4) Jaringan pengangkutan.

d. Strategi Promosi Ekspor

10
Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya,
membujuk dan meningkatkan para pelanggan dan konsumen sasaran
untuk membeli produk tersebut. Selain itu promosi juga merupakan
salah satu factor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.Ada
beberapa strategi promosi ekspor yang dapat dilakukan yaitu :
1) Personal Selling
Adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon
pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap
produk sehingga mreka kemudian akan mencoba dan membelinya.
2) Periklanan
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak
digunakan perusahaan untuk mempromosikan produknya. Iklan
adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk
melakukan pembelian melaui berbagai media cetak maupun
elektronik, seperti papan reklame (bill board), spanduk (banner),
koran, radio, televisi, internet, dan lain-lain. Iklan memiliki empat
fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk
beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk
membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah
diterima khalayak (remin-ding), serta menciptakan suasana yang
menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna
informasi (entertaiment).
3) Promosi Penjualan ( Sales Promotion )
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah
barang yang dibeli pelanggan. Cara yang digunakan bisa dengan
memberikan potongan harga (diskon), pameran, pembagian brosur,
katalog, dan lain-lain.

11
4) Hubungan Masyarakat ( Public Relation )
Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari
suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan,
dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
Kelompok – kelompok tersebut bisa terdiri atas karyawan dan
keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak/orang - orang
yang tinggal di sekitar
5) Direct Marketing ( Pemasaran Langsung )
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif,
yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang
lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan
langsung kepada konsumen yang bersangkutan, baik memalui
telepon, pos atau dengan dating langsung ke tempat
pasar.organisasi, pemasok, perantara, pemerintah, serta media
massa.

II.2.2 Strategi Impor

a. Strategi Substitusi Impor


Strategi substitusi impor (import substitution) adalah kebijakan
memproduksidi dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya
diimpor. Kebijakan ini paling sering ditempuh pada tahap awal
pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan industri.Substitusi
Impor dimaksudkan untuk menghasilkan pekerjaan, mengurangi
permintaan devisa, menstimulasi inovasi, dan membuat negara
memberikan di daerah kritis seperti makanan, pertahanan, dan
teknologi canggih.Gagasan substitusi impor mulai popular pada tahun
1950 sampai 1960 sebagai strategi untuk memajukan kebebasan
ekonomi dan mengembangkan ekonomi di negara berkembang.
Todaro & Smith (2006:143) menyatakan bahwapara penganjur
strategi subtitusi impor(import subtitution/IS) percaya bahwa dalam
menjalankan proses pembangunan, negara-negara Dunia Ketiga harus

12
memulainya lewat penggantian berbagai macam produk kebutuhan yang
sebelumnya mereka impor dengan produk-produk buatan dalam negeri.
Langkah ini bisa diawali dengan penggantian produk-produk
konsumen yang sederhana (inilah subtitusi pertama), hingga produk-
produk manufaktur yang menggunakan teknologi tinggi (subtitusi impor
tahap kedua).Untuk memperlancar usaha-usaha tersebut, pemerintah
dari negara-negara berkembang yang bersangkutan harus melindungi
sektor-sektor domestiknya dengan pengenaan tarif yang tinggi dan kuota
untuk membendung masuknya produk impor yang berpotensi menyaingi
produk-produk domestik.
Dalam jangka panjang, para penyokong subtitusi impor
menonjolkan manfaat dari diversifikasi industri domestik
(“pertumbuhan yang seimbang”) yang lebiih luas dan kemampuan
mengekspor produk-produk manufaktur yang semula diproteksi.
Kemampuan itu sendiri mereka yakini bertolak dari telah tercapainya
skala ekonomis yang memadai, tingkat upah buruh yang murah, adanya
eksternalitas positif dari proses belajar dan bekerja secara bersamaan
sehingga produsen domestik bisa menghasilkan output dengan harga
yang lebih bersaing dengan harga-harga dunia.
Pada tahap awal, yang dikembangkan biasanya adalah industri
ringan yang menghasilkan barang-barang konsumtif. Untuk
memungkinkan menjadi besar, industri-industri yang masih bayi (infant
industry) biasanya dilindungi oleh pemerintah atau diproteksi, sehingga
tidak terlalu berat bersaing dengan produk impor, misalnya dengan
pengenaan tarif khusus/pajak impor (tariff barrier). Sehingga harga
barang impor mahal tak dapat bersaing dengan harga barang sejenis
buatan dalam negeri. Walaupun dalam praktik, industri yang diproteksi
ini bukannya membesar dan dewasa malah manja hingga tak maju-maju.
Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dan strategi substitusi
impor,antara lain:
1. Mengurangi ketergantungan pada impor. Terutama untuk barang-
barangkebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk antara.

13
2. Memperkuat sektor industri. Pengembangan sektor industri
diperlukan untuk memperkuat perekonomian. Salah satu jalan untuk
mempercepat pembangunan industri adalah SI, di mana pemerintah
memberikan fasilitas yang memperbesar minat dan kemampuan
swasta untuk berinvestasi. Industri-industri yang
dibangun berdasarkan kebijakan SI pada tahap awaln umumnya
adalah yang bersifat padatkarya dan atau berteknologi rendah.
Lagipula industri-industri tersebut dapat menghasilkankeunggulan
komparatif.
3. Memperluas kesempatan kerja. Bertumbuhnya sektor industri juga
dapatmemperluas kesempatan kerja. Dengan demikian tenaga kerja
yang melimpah disektor pertanian akan diserap oleh sektor industri
tanpa mengurangi output sektor  pertanian.
4. Menghemat devisa. Penghematan devisa berarti memperbaiki neraca
pembayaran. Perbaikan neraca pembayaran umumnya dilihat dan
surplus neraca perdagangan atau menurunnya defisit neraca
perdagangan, karena impor makin mengecil. Atau dapat juga dilihat
dalam neraca modal, dimana modal masuk lebih besar daripada
modal keluar. Perbaikan neraca pembayaran ini akan memberikan
efek multiplikasi perekonomian domestik, sekaligus memperbaiki
posisi diperekonomian dunia.

II.3 Kendala Tarif Dan Non Tarif

II.3.1 Hambatan tariff

Hambatan tarif adalah pajak atau bea yang dikenakan pada barang yang
diperdagangkan ke / dari luar negeri. Ketika dua negara
memperdagangkan barang, jumlah tertentu dibebankan sebagai biaya oleh
negara, di mana barang dimasukkan, sehingga memberikan pendapatan
kepada pemerintah serta menaikkan harga barang asing, sehingga
perusahaan dalam negeri dapat mudah bersaing dengan barang asing.

14
Tarif dibayarkan kepada otoritas pabean negara di mana barang dikirim.
Itu termasuk:
Tugas Ekspor
Tugas Impor
Tugas Transit
Tugas Khusus
Tugas Ad-valorem
Tugas Majemuk
Tarif Pendapatan
Tarif Pelindung
Tugas Pencegahan dan Anti-dumping
Tarif kolom tunggal
Tarif kolom ganda

Ini juga memfasilitasi konservasi cadangan devisa. Hambatan tarif


seringkali membantu dalam mengurangi ketergantungan pada barang-
barang internasional dan meningkatkan kemandirian.

1. Berupa pajak atau bea. Itu menjadi sumber pendapatan bagi


pemerintah.
2. Meningkatkan biaya barang impor. Akibatnya, harga barang naik ketika
masuk ke pasar domestik dan membuatnya tidak kompetitif.
3. Dilakukan oleh negara importir. 
4. Lebih sederhana. Prosesnya biasanya tidak melibatkan administrasi
yang kompleks.
5. Tidak menyumbang keuntungan bagi perusahaan. Meski harga lebih
tinggi, namun itu merupakan pajak dan menjadi pendapatan
pemerintah.

II.3.2 Hambatan non tarif

Hambatan non-tarif mengacu pada tindakan non-pajak yang


digunakan oleh pemerintah negara untuk membatasi impor dari negara

15
asing. Ini mencakup pembatasan yang mengarah pada pelarangan,
formalitas atau kondisi, membuat impor barang sulit dan mengurangi
peluang pasar untuk barang asing.
Ini adalah kontrol kuantitatif dan pertukaran yang mempengaruhi
volume atau harga perdagangan, atau keduanya. Itu bisa dalam bentuk
undang-undang, kebijakan, praktik, kondisi, persyaratan, dll., Yang
ditentukan oleh pemerintah untuk membatasi impor.
Dalam istilah awam, hambatan non-tarif merupakan penghalang
bagi perdagangan internasional, yang bisa legal atau birokratis.

1. Berupa aspek non pajak. Itu mungkin berupa pembatasan volume,


persyaratan standar produk, dan pemberian lisensi. Karena tidak
memungut pajak atau bea atas produk, itu tidak menghasilkan
pendapatan bagi pemerintah.
2. Mempengaruhi volume perdagangan. Terkadang, itu juga
mempengaruhi harga barang impor secara tidak langsung. Misalnya,
kuota impor lebih rendah mengurangi pasokan dan menaikkan harga di
pasar domestik.
3. Dapat dikenakan oleh negara eksportir maupun negara importir.
Misalnya, dalam kasus pengekangan ekspor sukarela, negara
pengekspor setuju untuk membatasi pengiriman barang ke negara
mitra.
4. Lebih kompleks. Beberapa membutuhkan administrasi yang kompleks
dan koordinasi di antara lebih banyak pejabat.
5. Berkontribusi bagi keuntungan importir. Misalnya, dalam kasus kuota,
perusahaan menangkap keuntungan dari kenaikan harga akibat
berkurangnya volume pasokan.

II.3.3 Alasan Untuk Hambatan Non-Tarif

Beberapa alasan mengapa pemerintah memberlakukan hambatan non-


tarif.
Pertama, pemerintah ingin melindungi lapangan kerja domestik.
Tingginya impor mengintensifkan persaingan dan mengancam industri

16
dalam negeri. Ketika tidak dapat bersaing, industri mati dan menyisakan
lebih banyak pengangguran di dalam negeri.
Kedua, hambatan bertujuan untuk melindungi konsumen, keamanan
maupun lingkungan domestik. Pemerintah membatasi impor untuk
produk-produk yang membahayakan dan tidak memenuhi standar
domestik. Misalnya, produk tersebut berdampak negatif bagi kesehatan
konsumen atau mencemari lingkungan domestik. Begitu juga, industri
pertahanan seringkali menikmati tingkat perlindungan yang signifikan
karena strategis bagi keamanan nasional. 
Ketiga, pemerintah berusaha untuk melindungi industri baru. Dengan
membatasi impor, pemerintah mengurangi tekanan persaingan bagi
industri bayi (infant industry). Dengan begitu, industri tersebut dapat
tumbuh, mencapai tahap matang, dan lebih kompetitif di pasar
internasional.
Keempat, hambatan perdagangan sebagai reaksi pembalasan. Pemerintah
memproteksi dari persaingan tidak adil oleh negara mitra. Ketika negara
mitra memberlakukan hambatan, maka pemerintah berkepentingan untuk
melakukan langkah serupa
.

II.3.4 Jenis Hambatan Non-Tarif

Berbagai jenis hambatan non-tarif hadir dan berikut adalah


beberapa diantaranya:
1) Lisensi
Pemerintah dapat menggunakan lisensi untuk membatasi siapa yang
boleh mengimpor atau mengekspor. Untuk dapat melakukan
perdagangan internasional, pengimpor atau pengekspor harus
memiliki lisensi dari pemerintah.
2) Standardisasi
Pemerintah mensyaratkan produk harus memenuhi standar domestik
tertentu. Mereka memberlakukan standar pada klasifikasi, pelabelan
dan pengujian produk. Standarisasi bertujuan untuk melindungi

17
keselamatan dan kesehatan konsumen, keamanan nasional, dan
lingkungan domestik.
3) Persyaratan konten lokal
Pemerintah mensyaratkan produk ekspor harus memiliki kandungan
bahan baku lokal sebesar persentase tertentu. Itu biasanya bertujuan
untuk mengembangkan industri hulu. 
Ketika meningkatkan persyaratan konten lokal, permintaan terhadap
bahan baku domestik meningkat. Itu memacu aktivitas bisnis,
menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan di dalam negeri.
4) Kuota impor
Melalui kuota, pemerintah mensyaratkan batas volume produk impor
yang masuk ke pasar domestik. Untuk memberlakukannya, pemerintah
memberikan lisensi impor ke beberapa perusahaan. Pemerintah
membatasi volume impor untuk masing-masing perusahaan. Mereka
dapat mengirimkan barang dari luar negeri berapapun sampai
mencapai kuota. 
Misalnya, impor gula bisa melebihi 1 juta ton namun importir harus
membayar bea masuk sebesar 30%, lebih tinggi dari tarif normal
sebesar %10.
5) Embargo
Embargo adalah larangan total untuk bertransaksi dengan negara
tertentu. Itu mungkin bertujuan untuk membatasi impor barang-
barang berbahaya seperti obat-obatan berbahaya dan satwa langka.
Seringkali, embargo merupakan langkah politis ekonomi. Negara
dengan kekuatan ekonomi dan politik besar di dunia seperti Amerika
serikat seringkali memberlakukannya untuk menekan dan mengisolasi
negara lain. Misalnya, Amerika Serikat memberlakukan embargo dan
melarang penjualan pesawat terbang dan suku cadang ke perusahaan
penerbangan Iran. 
6) Subsidi ekspor
Subsidi dapat mengambil bentuk pembayaran langsung, pinjaman
berbiaya rendah, keringanan pajak untuk eksportir, atau iklan
internasional yang dibiayai pemerintah. Itu berkontribusi mengurangi

18
biaya operasi dan memungkinkan harga produk domestik lebih
kompetitif di pasar internasional.
Tujuan utama subsidi adalah merangsang ekspor. Ketika ekspor
meningkat, industri dalam negeri dapat menyerap lebih banyak tenaga
kerja dan menghasilkan lebih banyak pendapatan.
7) Devaluasi nilai tukar
Pemerintah dapat mengintervensi pasar valuta asing untuk
mempengaruhi ekspor dan impor. Misalnya, China mendevaluasi Yuan
agar produk ekspornya lebih kompetitif di pasar global. 
Devaluasi membuat nilai tukar Yuan relatif lemah terhadap mata uang
lainya dan membuat produk ekspor lebih murah bagi pembeli di luar
negeri. Sebagai hasilnya, itu merangsang ekspor.
Di sisi lain, devaluasi membuat produk impor lebih mahal bagi orang
China. Mereka kemudian beralih ke produk-produk lokal. Akibatnya,
impor turun.
8) Pengekangan ekspor sukarela
Pengekangan ekspor sukarela (voluntary export restraints) merupakan
kebijakan kuota oleh negara pengekspor. Negara pengekspor setuju
untuk membatasi volume pengiriman, biasanya karena aliansi politik
atau sebagai kesepakatan perjanjian perdagangan.
Ambil contoh kebijakan antara Jepang dan Amerika Serikat di tahun
1981. Jepang setuju menerapkan pengekangan ekspor sukarela dan
membatasi ekspor 1,68 juta mobil ke AS per tahun. Angkanya
kemudian meningkat menjadi 2,3 juta pada tahun 1985.
9) Hambatan administratif
Pemerintah memberlakukan prosedur birokrasi yang lebih panjang
untuk membatasi impor. Saat mengirimkan produk dari satu negara ke
negara lain, perusahaan harus melalui prosedur bea cukai yang lebih
rumit dan mahal. Para akhirnya, itu meningkatkan biaya administratif
dan menghambat arus barang internasional.

19
III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Ekspor dan impor mengambil peranan penting dalam kestabilan
perekonomian suatu negara, karena secara langsung akan mempengaruhi
jumlah devisa suatu negara. Ekspor dan impor berhubungan erat dengan
kepabeanan dari negara pengirim maupun negara penerima, sehingga ekspor
dan impor berguna untuk meningkatkan kerja sama antar negara dalam
perdagangan internasional dan membawa pengaruh yang besar bagi
perluasan pasar barang dan jasa suatu negara.
Hambatan bertujuan untuk melindungi konsumen, keamanan maupun
lingkungan domestik. Pemerintah membatasi impor untuk produk-produk
yang membahayakan dan tidak memenuhi standar domestik. Misalnya, produk
tersebut berdampak negatif bagi kesehatan konsumen atau mencemari
lingkungan domestik. Begitu juga, industri pertahanan seringkali menikmati
tingkat perlindungan yang signifikan karena strategis bagi keamanan
nasional. 

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahsjar, Djauhari.H. & Amirullah. 2002. Teori dan Praktek Ekspor-Impor. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kusumaningrum, Diana Dewi. 2009.Strategi Pemasaran Ekspor Dalam Memasuki


Pasar Internasional. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Todaro, M.P. & Smith, S. C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan. Jilid 2.
Alih Bahasa: Andri Yelvi. Jakarta: Erlangga.

PPEI, BPEN & DEPPERINDAG. 2008. Kumpulan Makalah Strategi Pemasaran Ekspor

Brankaspedia.com, “Perbedaan Hambatan Tarif dan Non-tarif”,


<https://www.brankaspedia.com/2020/04/perbedaan-hambatan-tarif-dan-non-
tarif.html>, diakses, 26 Maret 2021

21

Anda mungkin juga menyukai