BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
LAPORAN AKHIR
Hal. II -1
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II -2
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II -3
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
2. Kecamatan GU
Berdasarkan hasil pengumpulan data Kecamatan GU terdiri
dari 10 desa dan 2 Kelurahan. Dimana keberadaan permukiman
dengan jumlah bangunan yang terdata berjumlah 17107 rumah
dengan kondisi fisik bangunan permanen berjumlah 11050 dan
bangunan non permanen 6057. Sebagian besar Kecamatan GU sudah
terlayani baku air minum dari PDAM dan ada juga mata air yang
digunakan sebagai sumber air. Untuk keberdaan MCK di Kecamatan
GU hampir semua desa yang ada telah memiliki MCK tetapi pada Desa
Lowu-Lowu dan Desa Bantea yang tidak memiliki MCK lebih banyak
yaitu sebesar 157 dan 134 rumah. Dari data kepadatan permukiman
Kecamatan GU yang memiliki kepadatan ttinggi berada di Ibukota
Kecamatan, dengan keteraturan bangun yang terkontrol oleh jaringan
jalan. Memiliki jangkauan jaringan jalan yang melewati permukiman
dengan kualitas jaringan jalan yang baik dan telah terlayani oleh
PDAM. Dari hasil pengolahan pada Kecamatan GU Memiliki dua kelas
tingkat permukiman kumuh yaitu pertama tingkat permukiman
sedang seluas 169,14 ha dan kedua tingkat permukiman kumuh
dengan luas 19,00 ha yang berada pada Desa Bantea, Desa
Bombonawulu dan Desa Wadiabero. Dilihat dari indikator yang
dikumpulkan, berdasarkan kondisi bangunan permukiman
menghadap jalan dan membelakangi laut, dengan tipe permukiman
non permanen dan daerah kumuh belum memiliki MCK dan
pengolahan sampah. Berikut data hasil Survey lapangan. Identifikasi
permukiman kumuh yang ada di Kabupaten Buton Tengah karena
spot-spot dari permukiman menyebar sepanjang pesisir pantai dan
teluk begitu juga yang ada di Kecamatan GU. Sebagiaimana ditunjukan
pada gambar dan tabel berikut:
LAPORAN AKHIR
Hal. II -4
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II -5
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II -6
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II -7
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II -8
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II -9
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
4. Kecamatan Mawasangka
Berdasarkan hasil pengumpulan data Kecamatan Mawasangka
terdiri dari 17 desa dan 2 Kelurahan. Dimana keberadaan permukiman
dengan jumlah bangunan yang terdata berjumlah 4917 rumah dengan
kondisi fisik bangunan permanen berjumlah 2152 dan bangunan non
permanen 2896. Sebagian besar Kecamatan Mawasangka sudah
terlayani baku air minum dari PDAM dan ada juga mata air yang
digunakan sebagai sumber air. Untuk keberdaan MCk di Kecamatan
Mawasangka hampir semua desa yang ada telah memiliki MCK. Dari
data kepadatan permukiman Kecamatan Mawasangka yang memiliki
kepadatan tinggi berada di Ibukota Kecamatan, dengan keteraturan
bangun yang terkontrol oleh jaringan jalan. Memiliki jangkauan
jaringan jalan yang melewati permukiman dengan kualitas jaringan
jalan yang baik. Dari hasil pengolahan pada Kecamatan Mawasangka
Memiliki tiga kelas tingkat permukiman kumuh yaitu pertama tingkat
permukiman rendah seluas 159,59 ha, tingkat sedang seluas 36,52 ha
dan ketiga tingkat permukiman kumuh dengan luas 11,86 ha yang
berada pada Desa Terapun dan Kelurahan Mawasangka. Dilihat dari
indikator yang dikumpulkan, berdasarkan kondisi bangunan
permukiman menghadap jalan dan membelakangi laut, dengan tipe
permukiman non permanen dan daerah kumuh belum memiliki MCK
dan pengolahan sampah. Berikut data hasil Survey lapangan.
Identifikasi permukiman kumuh yang ada di Kabupaten Buton Tengah
karena spot-spot dari permukiman menyebar sepanjang pesisir pantai
dan teluk begitu juga yang ada di Kecamatan Mawasangka.
Sebagiaimana ditunjukan pada gambar dan tabel berikut:
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 10
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 11
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 12
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 13
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 14
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 15
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 16
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 17
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 18
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 19
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 20
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 21
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Luas Luas
Kawasan Kawasan
No. Kecamatan Kelurahan/Desa
Kumuh Kumuh
(Ha) (Ha)
1 Talaga Kokoe 81781.12 18.17
Wulu 51680.43
Kelurahan Talaga 1 18580.85
Pangilia 17270.32
Talaga Besar 12426.75
2 Lakudo Teluk Lasongko 60092.90 7.74
Mone 17332.41
3 Mawasangka Wambuloli 3006.31 4.97
Timur Inulu 46763.13
4 Mawasangka Kelurahan 9700.77 11.87
Mawasangka
Terapung 108999.20
5 Sangia Wambulu Kelurahan Tolandona 29869.75 2.98
6 Gu Bantea 116012.26 20.91
Bombonawulu 93119.26
Total 66.64
Sumber : Hasil analisis studi identifikasi kumuh Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 22
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Jumlah KK
Jumlah Jumlah KK Yang
Jumlah Yang Belum
No Kecamatan KK memiliki rumah
rumah memiliki
(jiwa) sendiri
rumah sendiri
1 Gu 5.725 4.949 4.900 825
2 Lakudo 5.972 5.152 5.127 370
Mawasangka
3 3.145 2.413 2.366 755
Tengah
4 Talaga raya 3.045 2.336 2.336 633
Mawasangka
5 2.147 1.708 1708 347
Timur
6 Mawasangka 6.099 4.917 4.917 1.060
Sangia
7 2.134 1.538 1.593 356
Wambulu
Jumlah 28,267 23,013 22,947 4,346
Sumber data : Data olah hasil survey Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 23
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 24
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
B. Permukiman Perdesaan
Kondisi eksisting permukiman perdesaan Kabupaten Buton
Tengah umumnya berada di kawasan pesisir pantai, sebagaimana
dijabarkan pada uraian berikut
1. Kecamatan Gu
Kondisi umum lingkungan perumahan dan permukiman di
Kecamatan Gu tidak jauh berbeda dengan Kecamatan lakudo, dimana
kondisi eksisting tersebar di sepanjang pesisir pantai ataupun teluk,
disamping itu tersebar mengikuti jaringan jalan utama sehingga
terbentuk pola permukiman grid berada pada kiri kanan jalan dan
persebaran permukiman ke arah darat relatif sudah mulai
berkembang.
Sebaran perumahan mengikuti pesisir pantai mempunyai
nilai sejarah tersendiri dimana sejak dahulu masyarakat yang
mendiami pesisir ini bermata pencaharian sebagai nelayan. Hasil
observasi sementara menunjukan bahwa tingkat kepadatan
perumahan relatif cukup tinggi khususnya di lingkungan permukiman
pesisir, wajah permukiman semrawut, dan terjadi reklamasi untuk
pengembangan permukiman ke arah laut. Seperti ditunjukan pada
gambar berikut:
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 25
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 26
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 27
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
air bersih dan kondisi permukaan jalan yang belum teraspal. Seperti
pada gambar berikut:
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 28
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
5. Kecamatan Mawasangka
Kondisi umum lingkungan perumahan dan permukiman di
Kecamatan Mawasangka tidak jauh berbeda dengan Kecamatan Gu di
atas, dimana kondisi eksisting tersebar di sepanjang pesisir pantai,
disamping itu tersebar mengikuti jaringan jalan lingkungan
permukiman sehingga terbentuk pola permukiman grid berada pada
kiri kanan jalan dan persebaran permukiman ke arah darat relatif
masih rendah perkembangannya
Sebaran perumahan mengikuti pesisir pantai mempunyai
nilai sejarah tersendiri dimana sejak dahulu masyarakat yang
mendiami pesisir ini bermata pencaharian sebagai nelayan. Hasil
observasi sementara menunjukan bahwa tingkat kepadatan
perumahan relatif cukup tinggi khususnya di lingkungan permukiman
pesisir, wajah permukiman semrawut, dan pengembangan
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 29
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 30
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 31
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 32
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Aspek
Pengem-
No Permasalahan Tantangan Alternatif
bangan
yang dihadapi Pengembangan Solusi
Permu-
Sarana dan
RTRW; beserta lingkungan
RDTR siap bangun
prasarana Kabupaten pada kawasan
lingkungan Buton yang secara
permukiman Tengah teknis
perkotaan dan masih dalam mengikuti
perdesaan yang tahap proses kriteria teknis
menurun rancangan pengembangan
Pengembang
kualitasnya. regulasi. kawasan
permukiman
an kawasan dan diarahkan
permukiman k arah daratan
yang masih
terbatas
(masih
terpusat di
kawasan
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 33
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Lemahnya
Permukiman; dan Pembangunan
Kelembagaan
bersinergi Perumahan
pelaksanaan dan
(pengembang Peningkatan
koordinasi antar pihak ketiga Permukiman
Pengembangan
instansi terkait;
)yang belum Kerjasama
kualitas SDM yang bersinergi dengan pihak
masih terbatas dengan lain yang
terutama di bidang pemerintah. terkait
Perumahan dan
Permukiman;
kerjasama
Buton serta pebankan
Tengah
karena daya anggaran
beli ditingkat
masyarakat kementerian
yang masih
Kesadaran
rendah.
4. Aspek Peningkatan Mendorong
Peran masyarakat akan jumlah peran KSM
Serta rumah sehat yang penduduk baik (Kelompok
Masyarak masih relatif secara alamiah Swadaya
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 34
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Dilakukan
daratan.
dengan
konsep land
konsolidation
dan urban
renewal pada
permukiman
padat dan
Program
kumuh;
Relokasi pada
kawasan
permukiman
yang terdapat
pada kawasan
Mendorong
lindung;
investasi
perumahan
oleh pihak
pengembang
(developer)
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 35
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 36
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 37
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Tabel 7.12
Matriks sektor pengembangan kawasan permukiman
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 38
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Kawasan
2 Permukiman 1.373,28 274.656 274.656 274.656 274.656 274.656
Perdesaan
3 Kawasan Permukiman Khusus, terdiri atas :
Permukiman
448,37 89.674 89.674 89.674 89.674 89.674
pesisir/nelayan
Permukiman
79,40 15.88 15.88 15.88 15.88 15.88
pulau
Permukiman
perkotaan (Kel. 61,65 12.33 12.33 12.33 12.33 12.33
Lakudo)
Sumber: Rencana sektor pengembangan kawasan permukiman Tahun
2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 39
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 40
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 41
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 42
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 43
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
lain adalah separuh dari Daerah Milik Jalan (Damija) dihitung dari
tepi jalan/pagar.
b) Letak GSB terluar untuk daerah pantai, bilamana tidak ditentukan
lain adalah 100 (seratus) meter dari garis pasang tertinggi ke arah
darat pantai yang bersangkutan.
c) Untuk lebar sungai yang kurang dari 5 (lima) meter, letak garis
sempadan adalah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung
dari tepi jalan/pagar.
d) Letak GSB terluar pada bagian samping yang berbatasan dengan
tetangga bilamana tidak ditentukan lain adalah minimal 2,5 (dua
koma lima) meter dari batas kapling atau atas dasar kesepakatan
dengan tetangga yang saling berbatasan.
e) Letak GSB terluar pada bagian belakang yang berbatasan dengan
tetangga bilamana tidak ditentukan lain adalah minimal 2,5 (dua
koma lima) meter dari batas kapling atau atas dasar kesepakatan
dengan tetangga yang saling berbatasan.
f) Garis sempadan pagar terluar yang berbatasan dengan jalan
ditentukan berhimpit dengan batas terluar Ruang Milik Jalan
(RUMIJA).
g) Garis pagar di sudut persimpangan jalan ditentukan dengan
serongan/lengkungan atas dasar fungsi dan perempatan jalan.
h) Tinggi pagar yang berbatasan dengan jalan ditentukan paling tinggi
1,5 (satu koma lima) meter dari permukaan halaman/trotoar
dengan bentuk transparan atau tembus pandang.
i) Garis sempadan jalan masuk ke kapling bilamana tidak ditentukan
lain adalah berhimpit dengan batas terluar garis pagar.
j) Apabila GSB ditetapkan berhimpit dengan garis sempadan pagar,
cucuran atap suatu tritis/overstek harus diberi talang dan pipa
talang harus disalurkan sampai ke tanah.
k) Dalam hal garis sempadan bangunan belum ditetapkan, Bupati
Buton Tengah dapat menetapkan garis sempadan bangunan
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 44
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 45
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 46
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 47
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 48
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 49
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 50
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
huruf a sampai dengan huruf d, diukur dari tepi muka air pasang
rata-rata.
Selanjutnya pada kawasan sekitar danau dengan ketentuan
bahwa:
a) daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100
(seratus) meter dari titik pasang air danau tertinggi; atau
b) daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya
proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.
Arahan kawasan sekitar danau diarahkan pula untuk pengembangan
wisata danau/telaga, yaitu:
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 51
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 52
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 53
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 54
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Tabel 7.13
Matriks Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten
Buton Tengah Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 55
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Kapasitas
Nama Sum Terpasa Dimanf Sistem
Kond
Unit Pelayanan Sumber ber ng aatkan( Pengalira
isi
Mata Air (l/de (l/detik) l/detik) n
tik)
Pompanis
Lombe Walando 80 19 19 Baik
asi
Kamundo- Pompanis
Mawasangka 80 10 10 Baik
mundo asi
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 56
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Pompanis
Lakudo Matawine 80 10 10 Baik
asi
Pompanis
Wadiabero Cio 30 7 7 Baik
asi
Pompanis
Waburense Wateo 30 6 6 Baik
asi
Mawasangka Pompanis
Wahumbia 20 5 5 Baik
Timur (Lamena) asi
Mawasangka
Pompanis
Tengah Wagola 30 7 7 Baik
asi
(Gundu-Gundu)
Pompanis
Matara Bou 30 2.5 2.5 Baik
asi
Sumber: Kantor PDAM Kabupaten Buton di Baubau Tahun 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 57
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 58
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Tabel 7.17
Rencana Daerah Pelayanan SPAM di Kabupaten Buton Tengah
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 59
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Gumanano,
Kacembungi
MA Owe Bou Wasilomata
MA Kanapa Napa
Oengkusali
MA Waburense
Waburense
6 Wahumbia Mawasangka MA Lamena, Bungi,
Timur Wahumbia Lasori, Batu Banawa
MA Bungi
Oumamba
MA Wambuloli, Pasir
Wambuloli Panjang
MA Lagili
Mefaaheno
7 Kalimbungu Talaga Raya MA Talaga Besar, Talaga
Kalimbungu Kecil
MA Kokoe Kokoe
Sumur Bor Talaga Kecil,
Wamorapa Pangalia
MA Talaga kecil,
Wamorapa Pangalia
MA Wulu Wulu
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 60
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Gambar 7.15 Peta Sarana dan Prasarana Air Baku Kabupaten Buton Tengah
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 61
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 62
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 63
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 64
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 65
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
2. Air Tanah
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 66
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 67
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
Tabel 7.18
Matriks usulan program pengembangan SPAM
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 68
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 69
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
rumah tinggal sebagian besar atau ± 134 rumah tinggal belum memiliki
MCK. Hal seperti ini juga ditemukan dari kecamatan yang lain, pada
Kecamatan Mawasangka Tengah Desa Morikana dengan jumlah
bangunan permukiman 307 yang belum memiliki MCK sebesar 228
rumah dan yang menggunkan MCK umum sebanyak 22 rumah.
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 70
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 71
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 72
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 73
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BUTON TENGAH TENGAH TAHUN 2016
B. Tantangan
Beberapa poin terkait tantangan/permasalahan yang berkaitan
dengan angan penyehatan lingkungan permukiman, diantaranya:
a) Kesadaran masyarakat yang relative masih rendah berkaitan
dengan sanitasi secara umum
b) Konsentrasi permukiman berada pada kawasan pesisir/pantai
c) Utilitas permukiman yang masih terbatas baik dari segi jumlah dan
kualitas prasarana dan sarana
d) Dukungan pendanaan yang masih terbatas terkait Kabupaten
Buton Tengah sebagai DOB
e) Faktor kemiskinan
LAPORAN AKHIR
Hal. II - 74