Anda di halaman 1dari 4

Bab II

ANALISIS JALUR
(PATH ANALYSIS)

A. Defenisi Analisis Jalur


Teknik anal jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis
hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel
bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara
langsung, tetapi juga secara tidak langsung “ (Robert D. Rutherford,
1993). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Paul Webley (1997),
bahwa : “ Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk
regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat
kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab
akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.
David Garson (2003), mendefenisikan analisis jalur sebagai : “
Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan
matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat
yang dibandingkan oleh peneliti “. Lebih lanjut, David mengemukakan
bahwa modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan
panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab.
Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model
sebagai variabel tergantung (pemberi respons) sedang yang lain sebagai
penyebab. Pembobotan regresi diprediksi dalam suatu model yang
dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua
variabel dan dilakukan juga perhitungan uji keselarasan statistik.
Dari beberapa defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
analisis jalur adalah perluasan dari analisis regresi berganda. Menurut
Abdurahman dan Muhidin (2007), mengemukakan bahwa model analisis
jalur digunakan apabila secara teori peneliti yakin menganalisis memiliki

PATH ANALYSIS (ANALISIS JALUR) m 17


pola hubungan sebab akibat (causal effect). Oleh karena itu rumusan
masalah dalam kerangka analisis jalur adalah : (1) apakah variabel
eksogen berpengatuh terhadap variabel endogen ? dan (2) berapa besar
pengaruh kausal langsung, tidak langsung dan total simlutan seperangkat
variabel cksogen terhadap endogen.

B. Manfaat Analisis Jalur


Siswoyo dkk (2012) mengemukakan terdapat 4 (empat) manfaat
melakukan analisis jalur, yaitu:
Memberikan penjelasan atau explanation terhadap fenomena yang
dipelajari atau permasalah yang diteliti,
Membuat prediksi nilai variabel endogen berdasarkan nilai
variabel eksogen,
Mengetahui faktor dominan yaitu penentu variabel eksogen mana
yang berpengaruh dominan terhadap variabel endogen, juga untuk
mengetahui mekanisme pengaruh jalur-jalur variabel eksogen
terhadap variabel endogen, dan
Pengujian model dengan menggunakan teori trimming baik untuk
uji reliabilitas dari konsep yang sudah ada maupun konsep baru.

C. Asumsi-Asumsi Analisis Jalur


Asumsi atau prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam analisis
jalur diantaranya, yaitu:
Terdapatnya hubungan antara variabel bersifat linearitas (/inearity)
dan normal
Tidak adanya adivity, yaitu tidak ada efek-efek interaksi. Semua
variabel residual tidak berinteraksi dengan salah satu variabel
dalam model yang diteliti,
Data berskala interval, artinya semua variabel yang diobeservasi
mempunyai data berskala interval. Apabila data belum dalam
bentuk skala interval, sebainya data dikonversikan dengan
menggunakan Methode od Successive (MSI) terlebih dahulu,
Sistim aliran kausal hanya satu arah (rekursif) artinya tidak ada

18 m Konsep & Praktik dalam Penelitian


arah kausalitas terbalik non-rekursif (reciprocal),
Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi
dengan salah satu variabel-variabel dalam model,
Sampling bersifat probability sehingga memungkinkan seluruh
anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Untuk memperoleh hasil maksimal
sebaiknya digunakan sampel di atas 100,
Observed variabel diukur tanpa kesalahan (instrument valid dan
reliabel),
Sebaiknya hanya terdapat multikolinearitas yang rendah. Sebab
multikolenaritas adalah dua atau lebih variabel bebas (eksogen)
masing-masing mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika
memiliki hubungan antar variabel bebas yang tinggi, akan didapat
standar error yang besar dari koefisien beta (b) yang digunakan
untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis
korelasi secara parsial,
Model yang dianalisis dispesifikasi berdasarkan teori atau konsep
yang relevan, artinya model yang dikaji atau diuji dibangun
berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan
hubungan kausalitas antar variabel.
Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterprestasi
koefisien-koefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika
variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model.
Semua koefisien jalur akan merefleksikan kovarians bersama
dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan dapat
diinterprestasi secara tepat dalam kaitannya dengan pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung.
Terdapat masukkan korelasi yang sesuai, artinya jika menggunakan
matriks korelasi sebagai masukan, maka korelasi Pearson
digunakan untuk dua variabel berskala interval; korelasi Pearson
digunakan untuk dua variabel berskala ordinal; zetrachoric untuk
dua variabel dikotomi (berskala nominal); polyserial untuk satu
variabel interval dan lainnya ordinal; dan biserial untuk satu

PATH ANALYSIS (ANALISIS JALUR) m 19


variabel berskala interval dan lainnya nominal.
12. Asumsi analisis jalur mengikuti asumsi regresi linear, yaitu :
a. Model regresi harus layak, kelayakan ini diketahui jika
angka signifikansi pada ANOVA sebesar < 0,05
b. Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus
layak, kelayakan ini diketahui jika angka Standar Error of
Estimate < Standar Deviation
c. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan
dengan uji t. Koefisien regresi signifikan jika L — bbl
(nilai kritis)
d. Tidak boleh terjadi multikolinearitas, artinya tidak boleh
terjadi korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antara
variabel bebas, dan
e. Tidak terjadinya otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka
Dubin dan Watson sebesar< 1 dan >3

D. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya meliputi
analisis deskriptif dan analisis inferensial. Ridwan (2008) mengemukakan
bahwa analisis deskriptif yang menggambarkan suatu data yang akan
dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok. Analisis ini mengukur
tendensi sentral (pengukuran gejala pusat misalnya Mean, Mode, dan
Median) dan pengukuran penyimpangan (Range, Standar Deviation, dan
Variance), juga akan dibahas dengan grafis. Pengukuran ini digunakan
untuk menjaring data yang menunjukkan pusat atau pertengahan
dari susunan data yang menyebar. Nilai rata-rata dari kelompok data
itu, diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data yang ada dalam
kelompok tersebut. Tujuan analisis deskriptif untuk membuat gambaran
secara sistematif data yang factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti.
Gendro (2011), mengatakan bahwa statistik inferensial atau
sering disebut statistik induktif adalah teknik statistik yang digunakan
untuk melakukan analisis data sampel dan hasilnya diberlakukan

20 m Konsep & Praktik dalam Penelitian

Anda mungkin juga menyukai