LANDASAN TEORI
1. Switcher
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai
pelanggan yang berada pada tingkatan paling dasar. Semakin tinggi
frekuensi untuk memindahkan pembelinya dari suatu brand ke brand-
brand yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama
sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada brand tersebut. Pada tingkatan
ini, brand apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan
yang sangat kecil dalam keputusannya pembelian. Ciri yang paling
nampak dari jenis pelanggan ini adalah orang yang membeli suatu
produk karena harganya murah.
2. Habitual buyer
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini, dapat
dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan brand produk yang
dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan
dalam mengonsumsi brand produk tersebut. Pada tingkatan ini, pada
dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan
untuk membeli brand produk yang lain atau berpindah brand terutama
ketika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun sebagai
pengorbanan lain, Dapat disimpulkan, bahwa pembeli ini dalam memilih
suatu brand didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
3. Satisfied buyer
Untuk dapat menarik minat pembeli yang masuk dalam tingkatan
ini, maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus
ditanggung oleh pesaing dengan menawarkan promosi atau harga yang
lebih murah.
4. Liking the brand
Pembeli yang sungguh-sungguh menyukasi brand memiliki
keterikatan emosional yang bersangkutan dengan brand. Rasa suka
pembeli bisa saja disadari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol,
rangkaian, pengalaman dalam menggunakan dalam penggunanan.
5. Commited buyer
Aaker mengatakan bahwa kepercayaan akan produk yang
dikonsumsi mampu melahirkan komunikasi dan interaksi di antara
pelanggan yang ada (Herizon & Maylina, 2003). Pada tahapan loyalitas
committed buyer pelanggan merupakan pelanggan setia. Pelanggan
memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan
merek tersebut menjadi sangat penting bagi pelanggan dipandang dari
segi fungsi maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya
diri pelanggan. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli
ditunjuk- kan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan
merek tersebut kepada pihak lain.
Gambar 2.2 Tingkatan Brand Loyalty
Sumber: David A. Aaker, Managing Brand Equity, Capitalizing on the value
of a brand name (2009)
Tingkatan brand ini menunjukkan posisi pelanggan terhadap suatu
brand. Tentu semua perusahaan ingin agar semua pelanggannya menjadi
committed buyer dimana pelanggan merasa bangga untuk menggunakan
brand tersebut yang berarti kebanggaan tersebut akan memiliki nilai lebih
tinggi dibandingkan dengan fungsi barang itu sendiri, tetapi hal itu perlu
disertai waktu, usaha dan kerja keras perusahaan untuk menjalankan
strateginya untuk mencapai hal ini.