Anda di halaman 1dari 2

Diskusi 9 integrasi teori

Pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru tersebut adalah pendekatan


pembelajaran tuntas (mastery learning) yang menggunakan prinsip ketuntasan belajar secara
individual dalam hal pemberian kebebasan belajar serta untuk mengurangi kegagalan peserta
didik dalam belajar. Strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti
meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal) tetapi
mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan individu siswa sedemikian rupa.
Dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi masing-
masing peserta didik secara optimal. Dasar-dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan
pendekatan individual ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing
peserta didik.
Adapun karakteristik pembelajaran tuntas (mastery learning), sebagai berikut: A). Pada
dasarnya strategi mastery learning adalah jika kepada para siswa diberikan waktu yang cukup
dan mereka diperlakukan secara tepat, maka mereka akan mampu dan dapat belajar sesuai
dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing hingga dpat mencapai standar
yang telah ditentukan. B). Belajar atas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yang
ditentukan terlebih dahulu. Tujuan pembelajaran memberi arah balik kepada guru dan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran, ini berarti bahwa tujuan strategi pembelajaran
adalah agar hampir atau semua siswa dapat mencapai tingkat penguasaan tujuan. Jadi, baik
sarana, metode, materi pelajaran maupun evaluasi yang digunakan untuk keberhasilan siswa
berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Guru mengamati dan mendata
setiap kemajuan yang ditunjukkan oleh siswa. C). Memperhatikan perbedaan individu
(individual difference). Suatu kenyataan bahwa individu mempunyai perbedaan antara yang
satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan karena faktor-faktor intern
maupun ekstern. Terutama faktor ekstern melalui indra dan kecepatan belajar siswa. Untuk
itu pelaksanaan pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kepekaan indra siswa. Jadi,
proses pembelajaran yang tepat adalah menggunakan multi media dan multi metode yang
sesuai dengan tujuan dan keadaan individu siswa. Guru berorientasi pada hasil kerja yang
ditunjukkan oleh setiap siswa secara individual. D). Menggunakan prinsip siswa belajar aktif
(active learning). Belajar aktif (active learning) memungkinkan para siswa memperoleh
pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan sendiri. Cara belajar yang demikian memungkinkan siswa untuk bertanya apabila
mengalami kesulitan dalam mencari buku-buku atau sumber-sumber lain dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya. Kemampuan belajar siswa di dalam kelas bervariasi sesuai
dengan kemampuan siswa. E). Menggunakan satuan pelajaran terkecil (RPP). Satuan-satuan
pelajaran dengan unit terkecil disusun secara sistematis, berurutan dari yang mudah ke yang
sukar. Pembagian unit pelajaran menjadi yang kecil-kecil (crementalunits) sangat diperlukan
guna memperoleh umpan balik (feedback) secepat mungkin, sehingga perbaikan dapat segera
dilakukan sedini mungkin dan untuk memberikan layanan yang terbaik.
Kemungkinan penerapan pendekatan pembelajaran tersebut di sekolah saya adalah dengan
membuat perencanaan program pembelajaran dalam konteks mastery learning atau RPP
dengan penerapan pendekatan mastery learning. Dalam RPP harus dapat menjelaskan tujuan
atau kompetensi yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, arah
atau tujuan pembelajaran untuk setiap unit pembelajaran harus dirumuskan secara jelas.
Tujuan pembelajaran harus dapat menyampaikan informasi yang jelas tentang tingkah laku
siswa yang diharapkan dan dirumuskan secara operasional atau dapat diukur. Materi yang
akan diajarkan adalah materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan benar-benar
diarahkan atau berorientasi kepada kemampuan siswa sebagai objek dan subjek didik. Proses
pembelajaran dibagi ke dalam beberapa unti kecil supaya mudah dikuasai siswa. Dalam hal
ini guru dapat memilah-milah materi pelajaran menjadi beberapa bagian kecil yang mungkin
dapat dipelajari siswa secara tuntas dengan menggunakan media pembelajaran atau bahan
ajar yang sesuai seperti modul. Guru menggunakan metode atau strategi yang bervariasi
sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dengan
memperhatikan perbedaan individual masing-masing siswa dan tidak lupa memberikan waktu
yang cukup kepada siswa untuk mempelajari bahan pelajaran sampai mencapai target
ketuntasan belajar. Proses pembelajaran bisa dilakukan dengan menggunakan pola
pembelajaran kelompok kecil (4-5 orang/kelompok). Siswa dalam masing-masing kelompok
diupayakan memiliki karateristik yang sama sehingga dapat dilayani dengan cara dan waktu
yang sama pula. selain itu guru juga memberi bimbingan atau bantuan belajar kepada para
siswanya yang ternyata belum mencapai penguasaan tuntas terhadap suatu bahan yang
dipelajarinya serta memberikan bahan pengayaan kepada para siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar dengan maksud agar siswa tersebut terus meningkatkan kemampuannya
dan agar dapat menyamakan kemampuan dengan siswa lainnya. Guru melaksanakan evaluasi
atau penilaian hasil belajar siswa dengan memberikan koreksi dan mengadakan pengamatan
(observasi) yang terus-menerus terhadap perubahan dan kemajuan belajar yang dicapai
masing-masing siswa. Disamping itu, guru harus mampu mengembangkan alat penilaian
berdasarkan standar perilaku dan kriteria keberhasilan tertentu, juga harus mampu
mengembangkan penialian diagnostik kemampuan belajar untuk menemukan kesulitan yang
dihadapi siswa. Hasil penilaian diagnostik ini dapat dijadikan landasan atau dasar dalam
pemberian bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai