Anda di halaman 1dari 2

Negara merupakan suatu organisasi kekuasaan begitulah menurut seorang

ahli hukum yaitu pringgodigdo. Berdasarkan konvensi montevideo 1933 suatu


negara dapat dikatakan berdiri atau lahir apabila memenuhi beberapa syarat antara
lain memiliki penduduk atau rakyat yang mendiami tempat tertentu, memiliki
wilayah yang dikuasi secara penuh oleh negara tersebut, pemerintah yang
berdaulat baik keluar maupun kedalam dan kemampuan mengadakan hubungan
dengan negara lain. Negara tidak dapat hidup sendiri dalam kehidupan
internasional karena pada prinsipnya negara juga adalah kumpulan dari makhluk
sosial sehingga negara itu sendiri membutuhkan negara lain untuk memenuhi
kebutuhan kehidupannya maupun untuk mencapai cita-cita maupun tujuan negara.
Suatu negara agar dinyatakan dapat melakukan hubungan dengan negara lain
maka dia harus mendapat pengakuan dari negara lain terlebih dahulu.

Organisasi internasional adalah bentuk implementasi langsung dari yang


dinamakan dengan mengadakan hubungan antar negara. Pembentukan organisasi
internasional memiliki perbedaan dan tujuan, adanya banyak jenis organisasi
internasional dilihat dari sifat dan lingkupnya ada yang dibuat untuk global
(universal seluruh dunia) dan regional yang berarti untuk wilayah tertentu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat dengan PBB merupakan salah
satu contoh dari organisasi internasional yang bersifat global, artinya semua
negara dapat bergabung dengan organisasi internasional tersebut. Ketentuan untuk
bergabung dengan PBB ini sendiri tertera dalam Pasal 4 ayat (1) piagam PBB,
akan tetapi persyaratan tersebut mengalami tumpang tindih dengan apa yang
tertera pada Pasal 2 yang menyatakan bahwa penerimaan anggota dalam PBB
berdasarkan keputusan Majelis Umum PBB dan rekomendasi Dewan Keamanan
PBB.

Dewan Keamanan PBB memiliki hak istimewa dalam pengambilan


keputusan sidang PBB, hak istimewa itu adalah hak veto yang berarti ketika
Dewan Keamanan mem-veto suatu keputusan hasil dari sidang Majelis Umum
PBB maka keputusan dari dewan keamanan tersebut dianggap disetujui oleh
semua pihak. Keadaan ini tentu saja menimbulkan problematika dalam
penerimaan anggota PBB itu sendiri, yang menjadi problematika adalah Pasal 4
ayat (1) piagam PBB dinanggap tidak mengatur dengan tegas persyaratan agar
suatu negara dapat diterima menjadi anggota PBB. Hak veto yang dimiliki Dewan
Keamanan bisa saja menimbulkan problematika yaitu adanya persyaratan
tambahan terhadap suatu negar untuk bergabung dengan PBB. Dewan Keamanan
yang terdiri dari 5 negara ini belum tentu dianggap oleh para anggota PBB
sebagai keputusan yang mengangkut dan membawa kepentingan bersama bisa
saja syarat tersebut ditambahkan oleh Dewan Keamanan PBB. Pertimbangan dari
Dewan Keamanan dapat saja digunakan sebagai sarana balas dendam/rasa tidak
suka terhadap negara lain. Tumpang tindih dari Pasal tadi menyebabkan Majelis
Umum PBB melakukan upaya hukum dengan memohon kepada Mahkamah
Intrenasional untuk meminta Advisory Opinion.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat sebuah


makalah dengan judul “......” dengan rumusan/problematika hukum sebagai
berikut.

Anda mungkin juga menyukai