Anda di halaman 1dari 2

Nama : Theodorus Diaz Alfredo

NPM : 170512697

Pengelolaan perusahaan di Indonesia pada masa sekarang dan pada masa


lampau sudah berbeda. Hal tersebut karena berkembangnya teori dan juga
pandangan tentang kepentingan siapa yang diutamakan. Perusahaan perlu suatu
pengolaan yang baik untuk mencapai good coorporate governance. Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik/Good Corporate Governance (GCG) adalah struktur dan
mekanisme yang mengatur pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan
nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang
saham maupun pemangku kepentingan. Penerapan prinsip prinsip tata kelola
perusahaan yang baik dapat berkontribusi dalam peningkatan kinerja
perusahaan. Pelaksanaan prinsip GCG didasarkan pada Peraturan Menteri
BUMN No. Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan
Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang menyebutkan ketentuan serta pedoman pelaksanaan GCG di
Perusahaan. Penjabaran landasan pelaksanaan GCG tersebut juga diperjelas
dalam Anggaran Dasar Perusahaan, pedoman-pedoman dan berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
Tata Kelola Perusahaan (bahasa Inggris: corporate governance) adalah
rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi
pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi.
Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku
kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan.
Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham,
manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk
karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan,
serta masyarakat luas.Tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki
banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah
menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya
implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik
dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adalah
efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan harus
ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada
kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan subjek
dari tata kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang
menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain
pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan. Perhatian terhadap
praktik tata kelola perusahaan di perusahaan modern telah meningkat akhir-
akhir ini, terutama sejak keruntuhan perusahaan-perusahaan besar AS seperti
Enron Corporation dan Worldcom. Di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap
masalah ini diwujudkan dengan didirikannya Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) pada akhir tahun 2004.
Jika dahulu suatu perusahaan hanya mementingkan kepentingan dari para
pemegang saham. Jadi jika ada keuntungan maka yang diutamakan adalah para
pemegang saham. Pandangan ini sebetulnya sudah jarang diterapkan, sebab
perusahaan yang sekarang tidak dapat menjalankan tujuannya untuk
memperoleh keuntungan bila tidak didukung dari faktor external. Maka,
sekarang di Indonesia sudah mulai menggunakan bahwa perusahaan
menerapkan pandangan untuk mengutamakan faktor eksternal tadi. Sebab jika
demikian perusahaan akan lebih mudah mencapai keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai