0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan2 halaman
Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) penting untuk mencapai kinerja dan keberlanjutan perusahaan. GCG melibatkan struktur dan mekanisme untuk mengelola perusahaan sehingga memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. Penerapan prinsip GCG sesuai peraturan pemerintah dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Theodorus Diaz Alfredo_170512697_Tugas Hukum Perusahaan
Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) penting untuk mencapai kinerja dan keberlanjutan perusahaan. GCG melibatkan struktur dan mekanisme untuk mengelola perusahaan sehingga memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. Penerapan prinsip GCG sesuai peraturan pemerintah dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) penting untuk mencapai kinerja dan keberlanjutan perusahaan. GCG melibatkan struktur dan mekanisme untuk mengelola perusahaan sehingga memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. Penerapan prinsip GCG sesuai peraturan pemerintah dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Pengelolaan perusahaan di Indonesia pada masa sekarang dan pada masa
lampau sudah berbeda. Hal tersebut karena berkembangnya teori dan juga pandangan tentang kepentingan siapa yang diutamakan. Perusahaan perlu suatu pengolaan yang baik untuk mencapai good coorporate governance. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik/Good Corporate Governance (GCG) adalah struktur dan mekanisme yang mengatur pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun pemangku kepentingan. Penerapan prinsip prinsip tata kelola perusahaan yang baik dapat berkontribusi dalam peningkatan kinerja perusahaan. Pelaksanaan prinsip GCG didasarkan pada Peraturan Menteri BUMN No. Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyebutkan ketentuan serta pedoman pelaksanaan GCG di Perusahaan. Penjabaran landasan pelaksanaan GCG tersebut juga diperjelas dalam Anggaran Dasar Perusahaan, pedoman-pedoman dan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku. Tata Kelola Perusahaan (bahasa Inggris: corporate governance) adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.Tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari tata kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan. Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan di perusahaan modern telah meningkat akhir- akhir ini, terutama sejak keruntuhan perusahaan-perusahaan besar AS seperti Enron Corporation dan Worldcom. Di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap masalah ini diwujudkan dengan didirikannya Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada akhir tahun 2004. Jika dahulu suatu perusahaan hanya mementingkan kepentingan dari para pemegang saham. Jadi jika ada keuntungan maka yang diutamakan adalah para pemegang saham. Pandangan ini sebetulnya sudah jarang diterapkan, sebab perusahaan yang sekarang tidak dapat menjalankan tujuannya untuk memperoleh keuntungan bila tidak didukung dari faktor external. Maka, sekarang di Indonesia sudah mulai menggunakan bahwa perusahaan menerapkan pandangan untuk mengutamakan faktor eksternal tadi. Sebab jika demikian perusahaan akan lebih mudah mencapai keuntungan.