KONSOLIDASI TANAH
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Fakultas Hukum
PENDAHULUAN
Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan negara juga sudah jelas yaitu
2
optimal,melalui peningkatan efisiensi dan produktifitas penggunaan tanah.
Kemudian, pada ayat (2) yang menjadi sasaran konsilidasi tanah adalah
dan teratur.
juga hambatan. Banyak hal yang belum terlaksana dan terpenuhi dalam
yang sangat plural dan juga luas wilayah indonesia yang sangat besar juga
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Konsolidasi tanah berdasarkan Pasal 1 ayat (1) peraturan kepala BPN No.
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan juga memelihara
sumber daya alam melalui peran langsung dari masyarakat. Tanah yang menjadi
objek konsilidasi tanah adalah tanah milik negara non-pertanian dan/atau tanah
1
Waskito dan Hadi Arnowo, 2017, Pertanahan, Agraria dan Tata Ruang, Penerbit Kencana,
Jakarta, hlm. 269.
2
Urip Santoso, 2014, Hukum Perumahan, Penerbit Kencana, Jakarta, hlm. 148.
4
3
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 menetapkan pelaksanaan konsolidasi
tanah, yaitu :
masyarakat.
untuk DKI Jakarta, penetapan lokasi konsolidasi tanah ditetapkan oleh gubernur.
f. Lokasi konsolidasi tanah yang sudah ditetapkan tidak memerlukan izin lokasi.
g. Konsolidasi tanah dapat dilaksanakan di atas tanah Hak Milik dan/atau di atas
atas tanah, antar penggarap tanah Negara, atau antara penggarap tanah Negara dan
i. Konsolidasi tanah dapat dilaksanakan apabila paling sedikit 60% (enam puluh
persen) dari pemilik tanah yang luas tanahnya meliputi paling sedikit 60% (enam
3
Urip Santoso, 2013, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, Kencana Prenadamedia, Jakarta, hlm.
155.
5
puluh persen) dari luas seluruh areal tanah yang akan dikonsolidasi menyatakan
persetujuannya.6
j. Kesepakatan paling sedikit 60% (enam puluh persen) tidak mengurangi hak
Kerja sama untuk konsolidasi tanah yang dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis
antara penggarap tanah dan/atau pemegang hak atas tanah dan badan hukum
m. Dalam pembangunan rumah umum dan rumah swadaya yang didirikan di atas
sertifikat hak atas tanah, penetapan lokasi, desain konsolidasi, dan pembangunan
n. Sertifikat terhadap pemilik tanah hasil konsolidasi tanah tidak dikenai bea
o. Sertifikasi terhadap penggarap tanah Negara hasil konsolidasi tanah dikenai bea
lokasi mana yang cocok untuk dijadikan lokasi konsolidasi tanah. 4Untuk
tanah sebaiknya dimulai dengan penerapan model tanah di pinggiran kota, karena
4
Urip Santoso, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Timur, Penatagunaan
Tanah/Konsolidasi Tanah Perkotaan Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto, Laporan Tahap II,
Publikasi Nomor 7, Surabaya, 1990, hlm. 2-3.
6
permasalahan di tengah kota, lebih-lebih di pusat kota rumit sekali. Sasaran lokasi
perkotaan yang ada di pinggiran kota yang belum terbangun dan sudah masuk
pinggiran kota yang fungsi ruangnya semula untuk pertanian, namun rencana tata
tanah juga dapat dilakukan di perumahan yang padat penduduk dan kumuh
lingkungannya di pusat kota untuk diubah menjadi perumahan yang layak huni
5
Urip Santoso, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Timur, Penatagunaan
Tanah/Konsolidasi Tanah Perkotaan Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto, Laporan Tahap II,
Publikasi Nomor 6, Surabaya, 1991, hlm. 4-30.
7
Keputusan Gubernur. Tugas Tim Pengendalian Konsolidasi Tanah Propinsi,
yaitu :
konsolidasi tanah;
Kabupaten/Kota, yaitu :
6
Johara T, Jayadinata, 1986, Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan
Wilayah, Bandung, ITB, hlm. 88.
8
b. Kemantapan politik dengan menghilangkan keresahan di bidang
kesehatan
C. Peran Serta Pemilik Tanah Dan Hasil Yang Dicapai Dalam Kegiatan
Konsolidasi tanah untuk adalah kegitan yang terpadu baik teknis maupun
berjalan dengan baik apabila didukung penuh oleh masyarakat khususnya pemilik
tanah di lokasi konsolidasi tanah yang ditetapkan oleh Pemerintah. Menurut teori
pelaksanaan konsolidasi tanah, ada 3 (tiga) jenis cara menghitung peran serta
9
a. Konsolidasi tanah yang iuran peran sertanya berdasarkan perhitungan luas
tanahnya
hal konsolidasi tanah ini. Dalam hal terjadi sengketa dalam permasalahan ini
maka menggunakan metode dengan cara yang diatur dalam peraturan BPN.
7
Tjondronegoro dan Gunawan Wiradi,1986, Dua Abad Penguasaan Tanah, Yayasan Obor
Indonesia, Jawa Timur, hlm. 48.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN:
dari kolonial belanda menjadi produk hukum yang dibuat oleh pemerintah
indonesia. Namun masyarakat indonesia yang plural dan juga wilayah indonesia
yang luas menjadi faktor penghambat dari pelaksanaan unifikasi konsolidasi tanah
itu. Tujuan konsolidasi tanah ini dapat dibedakan menjadi desa yaitu untuk
11
DAFTAR PUSTAKA
Waskito dan Hadi Arnowo, 2017, Pertanahan, Agraria dan Tata Ruang, Penerbit
Kencana, Jakarta.
Prenadamedia, Jakarta.
Santoso, Urip, 1990, Laporan Tahap II, Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Surabaya.
12