PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Utrecht berpendapat bahwa yang dimaksud hukum administrasi
negara adalah suatu peraturan yang mengkaji suatu hubungan hukum
istimewa yang melekat pada pejabat negara dalam menjalankan tugasnya yang
bersifat khusus. Pengertian tentang tata usaha negara terdapat dalam Pasal 1
angka 7 UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
menjelaskan bahwa tata usaha negara merupakan organ administrasi negara
yang menjalankan fungsi pemerintah baik ditingkat pusat maupun daerah.
1
Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara Cetakan ke delapan (Jakarta:Gaya Media
Pratama, 2016), hlm. 91.
2
Dina Susiani, Hukum Administrasi Negara (Jember: CV. Pustaka Abadi, 2019), hlm. 7.
Peradilan tata usaha negara sendiri adalah pengadilan baik dalam tingkat
pertama maupun pengadilan tingkat, pengadilan tata usaha negara sendiri
berkedudukan di setiap ibu kota provinsi. Pengadilan tata usaha negara
berwenang mengadili sengketa tata usaha negara, pengertian dari sengketa
tata usaha negara berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU No. 51 Tahun 2009
adalah sengketa yang timbul antara orang atau badan hukum perdata dengan
badan atau pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun di daerah, sebagai
akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal
yang tertera memang sudah jelas untuk mendiskripsikan apa itu Pengadilan
Tata Usaha Negara, namun jika berbicara efektivitas maka harus meninjau
dari asas-asas dan juga penerapannya dalam suatu sengketa. Berdasarkan
problematika tersebut maka penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah
dengan judul “EFEKTIVITAS TUGAS DAN PERAN PTUN DALAM
MENYELESAIKAN SENGKETA (STUDI KASUS: Saryoto S.Pd
melawan Bupati Kabupaten Gunung Kidul)”
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja asas-asas yang diterapkan dalam Pengadilan Tata Usaha Negara
dalam menangani sengketa ?
2. Bagaimanakah peran PTUN dalam kasus Saryoto melawan Bupati
Gunung Kidul ?
BAB II
ANALISIS
3
Dewa Gede Sudika Mangku, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta: Penerbit Lakeisha,2020), hlm. 57.
4
Farah Syah Rezah, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (Makassar: CV. Social Politic Genius
(SIGn), 2018), hlm. 11-20.
pokok sengketa yang sekiranya berkaitan dengan
sengketa tersebut.
d) Asas Presumtio Justea Causa
Arti penting dari asas ini adalah bahwa kepastian
hukum, dimana suatu keputusan TUN harus dianggap
benar menurut hukum, sebelum adanya putusan TUN
maka keputusan TUN yang digugat dianggap melawan
hukum.
e) Asas pengujian ex-tunc
Asas ini menimbulkan arti bahwa hakim hanya
melakukan pengujian terbatas fakta dan keadaan hukum
saat keputusan TUN yang disengketakan itu keluar,
perkembangan fakta dan keadaan hukum tidak menjadi
pertimbangan hakim dalam memeriksa dan mengadili.
f) Asas kompensasi
Bahwa jika keputusan TUN diputuskan melawan
hukum dan digugurkan maka pihak tergugat harus
memberikan ganti rugi kepada penggugat atas
keputusan TUN yang merugikan penggugat apabila
dibidang kepegawaian maka tergugat harus
merehabilitasi dalam harkat dan martabat sebagaimana
kedudukannya semula
2. Peran PTUN Dalam Kasus Saryoto Melawan Bupati Gunung
Kidul
BAB III
5
Asep N. Mulayana, Deferred Prosecution Agreement Dalam Kejahatan Bisnis (Jakarta: PT Grasindo,
2019), hlm. 89.
REKOMENDASI