Anda di halaman 1dari 2

Tugas.

1
Bapak/Ibu mahasiswa UT dimanapun anda berada, setelah anda mempelajari materi sesi 1, 2
dan 3 sebagaimana diawal inisiasi sudah dijelaskan sebelumnya silahkan anda kerjakan Tugas
1, anda diharapkan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh tanpa bantuan orang lain.
Semoga sukses.
Selamat mengerjakan,

1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah?


2. Sebutkan kegiatan-kegiatan manajemen pertanahan secara operasional?
3. Sejak kapan Indonesia mempunyai lembaga pendaftaran tanah sendiri?

Jawab :

1. Faktor - faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan penduduk
b. Meningkatnya kebutuhan penduduk akan ruang sebagai akibat peningkatan kualitas
hidup
c. Meningkatnya fungsi kota terhadap daerah sekitarnya
d. Terbatasnya persediaan tanah yang langsung dapat dikuasai atau dimanfaatkan
e. Meningkatnya pembangunan

Sumber :
Buku materi pokok ADPU4335, Prof. H. Nandang Alamsah D, S.H, M.Hum, Universitas Terbuka, 2019

2. Kegiatan – kegiatan manajemen pertanahan secara operasional, yaitu :


a. Merencanakan penyediaan dan penggunaan tanah.
Untuk menyusun rencana penyediaan dan penggunaan tanah, kantor pertanahan
setempat menggunakan data pokok pertanahan sebagai sumber informasi data yang
dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan dan penggunaan tanah oleh masyarakat.
Dalam hal ini kegiatan pengumpulan dan pengolahan data pokok berupa peta himpunan
tanah, kependudukan, perumahan, status tanah, kegiatan pendidikan, kesehatan,
sumber air bersih, bahkan data kemacetan lalu lintas. Lingkup wilayah yang didata mulai
wilayah kota, bagian kota, kecamatan, sampai dengan kelurahan.
b. Pertimbangan aspek tata guna tanah.
Merupakan kajian dari segi tata guna tanah terhadap suatu lokasi tertentu dalam kaitan
dengan rencana kegiatan suatu pembangunan atau dalam rangka pemberian hak atas
tanah.contoh : Permohonan hak seseorang atas hak tanah dan bangunan
c. Pengadaan dan penataan penguasaan tanah
Informasi penting akan berapa luas tanah negara dan tanah beridentitas hak atas tanah
serta penguasaannya untuk bahan perencanaan suatu kegiatan pembangunan dan
rencana penguasaan tanahnya.
d. Koordinasi penanganan masalah pertanahan
Dalam penanganan permasalahan tanah dilakukan koordinasi untuk mengidentifikasi
jenis permasalahan yang timbul agar dapat segera terselesaikan masalah tersebut.
Koordinasi dapat dilakukan di antara berbagai instansi yang berwenang, misalnya
antara aparat kantor pertanahan kota dan kanwil badan pertanahan provinsi.
e. Peningkatan pelayanan pertanahan
Peningkatan pelayanan secara cepat yang dilakukan instansi Badan Pertanahan
Nasional terhadap seluruh masyarakat dalam pengurusan hak atas tanah. Misalnya,
kantor pertanahan dapat mendelegasikan wewenang suatu penanganan pelayanan
kepada unit kerja yang belum optimal atau dengan menyerahkan kepada sektor swasta.
f. Pengawasan pelaksanaan penggunaan tanah
Pengawasan dan pengendalian suatu kegiatan pengadaan tanah hanya terbatas pada
laporan kemajuan proyek dari pimpinan proyek atau investor secara berkala kepada
kepala daerah dan/atau kantor pertanahan setempat berdasarkan pada ketentuan pasal
20 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah. Sehingga
tugas yang diberikan kepada kantor pertanahan hanya bersifat mengawasi pelaksanaan
pemberian izin lokasi kepada pimpinan proyek atau investor sesuai dengan Surat
Edaran Kepala BPN Nomor 580.2-5568-DIII tanggal 6 Desember 1990 dan Nomor 580-
2-3071 tanggal 23 September 1991 tentang Mekanisme dan Pelaksanaan Pengawasan
dan Pengendalian Pengadaan Tanah.

Sumber :
Buku materi pokok ADPU4335, Prof. H. Nandang Alamsah D, S.H, M.Hum, Universitas Terbuka, 2019

3. Lembaga pendaftaran tanah baru pertama kali dikenal dalam sejarah administrasi
pertanahan Indonesia sejak diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961
tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan ini merupakan realisasi dari Pasal 19 Undang –
Undang Pokok Agraria yang menyebutkan bahwa untuk menjamin kepastian hukum dari
hak-hak atas tanah, undang-undang pokok agrarian mengharuskan pemerintah untuk
mengadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Dalam penyelenggara pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia yang merupakan
kewajiban pemerintah dilakukan oleh jawatan pendaftaran tanah.

Sumber :
Buku materi pokok ADPU4335, Prof. H. Nandang Alamsah D, S.H, M.Hum, Universitas Terbuka, 2019

Anda mungkin juga menyukai